Anda di halaman 1dari 11

PAPER

PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN


KASUS TANAMAN KACANG TANAH

    

Disusun Oleh:

Devia Ayu Istikarini 20200210160

Ahmad Falih 20200210172

Faisal Hilmy 20200210180

Sri Wulandari 20200210201

Daffa Wahyu Albana 20200210191

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2021
1. KASUS

Kacang Tanah

Sekelompok mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Pertanian UMY melakukan usaha


penanaman kacang tanah di lahan sekitar kampus. Varietas yang dipilih adalah gajah. Para
mahasiswa yang sedang bersemangat berusaha tani tersebut menerapkan teknik budidaya
standar meliputi penanaman, pemeliharaan dan panen. Tanaman tumbuh normal namun
lahan yang ditanami nampak kering, tanah datar dan tidak nampak adanya gundukan/guludan
di sekeliling tanaman. Setelah 3 bulan lebih, mahasiswa memanen hasil pertanamannya.
Banyak diantara polong kacang tanah yang tidak berisi/kosong dan setelah ditimbang,
produksi kacang tanah yang diperoleh lebih rendah dari potensi hasil varietas tersebut.

Berdasar hal tersebut, analisis mengapa produksi kacang tanah yang diperoleh
kelompok mahasiswa tersebut lebih rendah dari potensi hasilnya? Cermati teknik budidaya
yang dilakukan dan berikan saran perbaikan untuk memperbaiki hasil/produksi kacang tanah
tersebut. Analisis berdasar penampilan tanaman di lapangan dan pemeliharaan yang tepat
untuk kacang tanah. Deskripsikan juga varietas yang digunakan sebagai dasar potensi hasil
yang seharusnya diperoleh dari upaya penanaman kacang tanah tersebut

II. IDENTIFIKASI MASALAH


Dari kasus diatas maka kita bisa melihat masalah yang terjadi di antaranya :
a. Produksi kacang tanah yang diperoleh kelompok mahasiswa lebih rendah dari
potensi hasilnya
b. Polong kacang tanah yang tidak berisi/kosong
III. ANALISIS MASALAH (KLASIFIKASI)

Terjadinya produksi kacang tanah yang diperoleh kelompok mahasiswa tersebut lebih
rendah dari potensi hasilnya dikarenakan lahan tidak diolah dengan baik, tanah tampak
kering, tanah datar dan tidak nampak adanya gundukan/guludan di sekeliling tanaman.
Peranan Air sendiri berfungsi sebagai penyusun utama tumbuhan yang disimpan di dalam
vakuola sel, berfungsi antara lain sebagai pelarut, media tempat reaksi-reaksi biokimia
berlangsung, pengatur penggembungan jaringan, dan penting untuk proses fisiologi seperti
pembelahan sel, respirasi dan fotosintesis. Oleh karena itu pertumbuhan tanaman secara
langsung dikendalikan oleh status air yang terkandung dalam tanaman dan secara tidak
langsung juga dikendalikan oleh status air yang tersedia dalam tanah. Maka pengairan yang
tidak optimal menyebabkan tanaman layu dan menurunkan berbagai proses fisiologi dan
metabolisme tanaman.

Penyebab polong kacang tanah yang dihasilkan tidak beirisi dikarenakan tanah tidak
gembur maka tanah disekitar tanaman kacang tanah harus gembur dan dilakukan
pembumbunan. Kacang tanah merupakan tanaman yang polongnya tidak terbentuk diatas
tanah, melainkan didalam tanah. sementara bunga dan proses penyerbukannya terjadi diatas
tanah. setelah proses penyerbukan bunganya akan gugur dan membentuk ginofora didalam
tanah. sehingga sangat penting proses penggemburan tanah dan pembumbunan tanah
disekitar pertumbuhan tanaman kacang tanah agar mempermudah masuknya bunga kacang
tanah hasil penyerbukan kedalam tanah, dan memperlancar proses pembentukan bakal polong
didalam tanah dan pembentukan polong kacang tanah dalam tanah.

Pada kasus ini terdapat masalah lahannya kering, tidak nampak ada gundukan, pengairan
yang buruk, kurangnya pemupukan, dan tidak dilakukan pembumbunan menyebabkan
ginofora atau bakal biji sulit menembus tanah dan polong tidak bisa mengabsorsi unsur hara
di dalam tanah karena tanah yang kering. Lahan yang kering menyebabkan ketersediaan
unsur hara pada tanah menjadi berkurang sehingga pembentukan polong dan biji terhambat.
Unsur hara yang di perlukan kacang tanah yaitu kalsiun (Ca). Kondisi penyebab kekurangan
unsur kalsium pada tahah yaitu : Ca tanah rendah, tanah bertekstur pasir, tanah Oxiol, Ultisol
dengan pH masam, kejenuhan basa rendah dan aluminium dapat di tukar (Al-dd) tinggi.

IV. TINJAUAN PUSTAKA


a. Botani kacang tanah

Kacang tanah (Arachis hypogaea (L.) Merr.) merupakan anggota famili Papilionidae,
subfamili Leguminosae, genus Arachis. Genus Arachis merupakan tanaman herba, daunnya
terdiri dari 3–4 helai, memiliki daun penumpu, bunga berbentuk kupu-kupu dengan tabung
hipantium, dan buah atau polongnya tumbuh di dalam tanah. Cabang dan bunganya terbentuk
secara berselang-seling pada cabang primer atau sekunder, pembungaannya sederhana dan
biasanya bunga tidak muncul pada batang utama, 2 sampai 4 biji per polong dengan polong
berparuh, biasanya biji memiliki masa dorman, dan daun berwarna hijau gelap.
Berdasarkan bentuk/letak cabang lateral, tipe pertumbuhan kacang tanah dapat dibedakan
menjadi tipe menjalar yang meliputi runner, trailing, procumbent, dan prostate, dan tipe tegak
yaitu upright, erect bunch, dan bunch.

Kacang tanah merupakan tanaman herba semusim dengan akar tunggang dan akar lateral
yang berkembang baik. Akar tunggang biasanya dapat masuk ke dalam tanah hingga
kedalaman 50–55 cm, sistem perakarannya terpusat pada kedalaman 5–25 cm dengan radius
12–14 cm, tergantung tipe varietasnya. Sedangkan akar-akar lateral panjangnya sekitar 15–20
cm, dan terletak tegak lurus pada akar tunggangnya (Rao 1988). Seluruh aksesi kacang tanah
memiliki nodul (bintil) pada akarnya. Keragaman terlihat pada jumlah, ukuran bintil, dan
sebarannya. Jumlah bintil beragam dari sedikit hingga banyak, dengan ukuran kecil hingga
besar, dan terdistribusi pada akar utama atau akar lateral. Sebagian besar aksesi memiliki
bintil akar dengan ukuran sedang dan menyebar pada akar lateral.

Kacang tanah memiliki empat helaian daun yang disebut tetrafoliate yang muncul pada
batang dengan susunan melingkar pilotaksis 2/5. Daun mempunyai beragam bentuk antara
lain bulat, elips, sampai agak lancip (Gambar 4), dengan ukuran bervariasi (2,4 x 0,8 cm
sampai 8,6 x 4,1 cm) tergantung varietas dan letaknya. Warna daun hijau dan hijau tua.
Daun-daun pada bagian atas biasanya lebih besar dibandingkan dengan yang di bawah.

Kacang tanah termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri, yakni kepala putik
diserbuki oleh tepung sari dari bunga yang sama dan penyerbukan terjadi beberapa saat
sebelum bunga mekar (kleistogam). Oleh karena itu jarang terjadi penyerbukan silang.
Bunganya tersusun dalam bentuk bulir yang muncul di ketiak daun, dan termasuk bunga
sempurna, yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam satu bunga. Bunga kacang
tanah berbentuk seperti kupu-kupu, terdiri dari kelopak (calyx), tajuk atau mahkota bunga,
benang sari (anteridium), dan kepala putik (stigma). Mahkota bunga berwarna kuning terdiri
dari 5 helai yang bentuknya berlainan satu dengan yang lain. Helaian yang paling besar
disebut bendera, pada bagian kanan dan kirinya terdapat sayap yang sebelah bawah bersatu
membentuk cakar, di dalamnya terdapat kepala putik yang berwarna hijau muda. Kelopak
bunga kacang tanah berbentuk tabung sempit sejak dari pangkal bunga yang disebut
hipantium dan panjangnya berkisar antara 2–7 cm. Bunga memiliki 10 benang sari, 2 di
antaranya lebih pendek.

Setelah terjadi persarian dan pembuahan, bakal buah akan tumbuh memanjang yang
pertumbuhannya bersifat geotropik disebut ginofor. Ginofor terus tumbuh hingga masuk
menembus tanah sedalam 2–7 cm, kemudian terbentuk rambut-rambut halus pada permukaan
lentisel, di mana pertumbuhannya mengambil posisi horizontal. Waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai permukaan tanah dan masuk ke dalam tanah ditentukan oleh jarak dari
permukaan tanah. Ginofor-ginofor yang letaknya lebih dari 15 cm dari permukaan tanah
biasanya tidak dapat menembus tanah dan ujungnya mati. Varietas-varietas dengan pola
percabangan berlanjut (sequential) biasanya banyak menghasilkan bunga dari buku-buku
pada bagian bawah cabang, sehingga mempunyai ginofor lebih pendek dibandingkan
varietas-varietas dengan pola percabangan berseling (alternate). Warna ginofor umumnya
hijau, dan bila ada pigmen antosianin warnanya menjadi merah atau ungu, setelah masuk ke
dalam tanah warnanya menjadi putih. Perubahan warna ini disebabkan ginofor mempunyai
butir-butir klorofil yang dimanfaatkan untuk melakukan fotosintesis selama di atas
permukaan tanah, dan setelah menembus tanah fungsinya akan bersifat seperti akar. Polong
Polong kacang tanah bervariasi dalam ukuran, bentuk, paruh, dan kontriksinya. Berdasarkan
ukuran polong, kacang tanah dibedakan ke dalam: (1) polong sangat kecil (panjang 3,0 cm,
ukuran >155 g/100 polong). Karakter kualitatif polong meliputi: pinggang polong/konstriksi
(tanpa pinggang, agak berpinggang, berpinggang agak dalam, dan berpinggang sangat
dalam), paruh/pelatuk polong (tanpa paruh, paruh sangat kecil, paruh menonjol, paruh sangat
menonjol) dengan bentuk paruh (lurus dan lengkung), kulit polong/retikulasi (halus, agak
kasar, kasar).

Biji kacang tanah beragam warna, bentuk, dan ukurannya (Gambar 7). Berdasarkan
ukuran biji, kacang tanah dibedakan ke dalam: kacang tanah biji kecil (55 g/100 biji) (Rao
dan Murty 1994). Karakter kualitatif biji meliputi: kulit ari biji (putih, rose, merah, coklat),
dan bentuk biji (bulat, lonjong, pipih) (Rao dan Murty 1994). Warna kulit ari biji ada yang
satu warna atau lebih dari satu warna. Dengan menggunakan kode warna standar dari Royal
Horticultural Society colour chart, warna utama biji kacang tanah dikelompokkan menjadi
beragam kelas mulai warna putih (155B), agak putih (off white, 158A), coklat sangat pucat
(very pale tan, 27C), coklat pucat (pale tan, 27A), coklat terang (light tan, 173D), coklat (tan,
174D), coklat gelap (dark tan, 172D), rose (181C), salmon (179D), merah terang (180D),
merah (181A), merah gelap (178A), merah keunguan (187A), ungu cerah (59A), ungu gelap
(79B), ungu sangat tua/kehitaman (201A) (Maggioni et al 2009). Sedangkan warna sekunder
dapat berupa bintik (blotched), flek atau garis yang jelas atau kabur. Kombinasi warna pada
kulit ari biji antara lain merah dengan putih, ungu dan putih, coklat cerah dan coklat gelap,
coklat dan ungu.
b. Syarat tumbuh tanaman
1. Iklim

o Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun.
Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh
lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di sekitar
pertanaman kacang tanah.
o Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal
bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32 derajat Celcius. Bila suhunya di bawah
10 derajat Celcius menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi
kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
o Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya
curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar
pertanaman.
o Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah,
terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

2. Media Tanam

o Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang
gembur/bertekstur ringan dan subur.
o Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara
6,0–6,5.
o Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air
yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar
lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahan yang tidak terlalu
becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

3. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah
pada ketinggian antara 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada
ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.

c. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyulaman

Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh, untuk penyulaman
waktunya lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah
tanam).

2. Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agar
tanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma) pada umur 5-7
hari.

3. Pembubunan

Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan sehingga


membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan tanaman.

4. Pemupukan

Kacang tanah membutuhkan hara kalsium yang cukup untuk pembentukan polong dan
pengisian biji.  Karena itu, kapur pertanian atau dolomit perlu diberikan sebanyak
300-400 kg/ha. Waktu pemberian pupuk adalah pada saat berumur 3-4 MST atau
sekitar 21 HTS  bersamaan pada penyiangan kedua atau paling lambat tanaman saat
mulai berbunga.

Adapun takaran pupuk kurang lebih sebagai berikut :

1. SP-36 (100 kg/ha)


2. ZA       (100kg/ha)
3. KCl     (50 kg/ha)

Atau sesuai dengan rekomendasi Penyuluh setempat. Selain ditaburkan pupuk juga
dapat siramkan atau dikocor seperti POC NASA yg telah dicampur air secara merata diatas
bedengan dengan dosis ± 1-2 botol (500-100 CC) diencerkan dengan air secukupnya untuk
setiap 1000 m2 (10 -20 botol/ha). Pupuk lain dapat diberikan disesuaikan dengan dosis pada
label kemasan.
Pemberian pupuk MiG-6PLUS pada saat pemeliharaan pada usia 3 minggu dan 6
minggu setelah tanam, apabila menggunakan benih berumur menengah atau panjang (90-
120hari), diperlukan tambahan pupuk MiG-6PLUS pada usia 9 minggu. Pemberian masing-
masing 2 liter per hektar

Pemberian larutan MiG-6PLUS di tanah disekitar perakaran.

5. Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada
musim kemarau diberikan mulsa dan pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan
penyiraman, karena dapat menggganggu penyerbukan.

6. Waktu Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama tanaman hendaknya


dilakukan pada sore atau malam hari. Obat yang digunakan maupun dosis sesuai
dengan jenis hama yang menyerang tanaman tersebut.

7. Pemeliharaan Lain

Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, asalkan tidak
memerlukan biaya yang berarti, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan
tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan
tanaman).

V. PENYELESAIAN MASALAH
Setelah diamati peristiwa yang terjadi pada sekelompok mahasiswa UMY tingkat
akhir di Fakultas Pertanian UMY yang menanam kacang tanah bervarietas Gajah
mendapatkan hasil produksi yang rendah dibandingkan hasil potensinya dan polongnya
kosong tersebut perlu dilakukan pemeliharaan tanaman agar tanahnya gembur seperti
pengolahan tanah, pengairan, pemupukan, dan pembumbunan, agar memudahkan ginofora
untuk meningkatkan hasil produksinya.

Tanaman kacang tanah menyukai tanah yang gembur dan subur. Oleh karena itu lahan
yang akan ditanami sebaiknya diolah terlebih dahulu. Adapun tanah .Pengolahan tanah
bertujuan agar tanah padat menjadi longgar atau gembur, sehingga pertukaran udara dalam
tanah menjadi lancar. Seluruh petani responden dalam pengolahan tanah dilakukan dengan
cara dicangkul. Biasanya tanah dicangkul dengan kedalaman 20 - 30 cm. Dalam pembuatan
bedengan dengan ukuran lebar 80 - 100 cm dan panjangnya disesuaikan dengan panjang
lahan. Maksud pembuatan ini adalah untuk memudahkan pembuangan air, memelihara dan
menghindar pemadatan tanah karena terinjak-injak. Adapun yang dianjurkan/sesuai dengan
petunjuk yaitu pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul, dengan kedalaman
20 ±30 cm. Pada tanah dimana air sukar meresap perlu dibuat saluran air untuk mengatur
drainase.

Kacang tanah membutuhkan unsur N, Ca, dan K lebih tinggi dibandingkan unsur P, Mg,
dan S. Total serapan N, Ca, dan K pada kacang tanah pada tingkat hasil polong 3 t/ha
mencapai 192 kg N/ha, 77 kg Ca/ha dan 66 kg K/ha (Tabel 2). Peneliti lain melaporkan
bahwa untuk menghasilkan 1,5 t/ha hingga 2 t/ha, tanaman kacang tanah menyerap unsur N
sebanyak 108 hingga 125 kg N/ha (ICAR 1987; Sutarto et al. 1988; Ismunadji 1989). Unsur
Ca2+ adalah regulator yang sangatpenting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Harper et al. 2004; Hetherington and Browlee 2004).

Kalsium mempengaruhi perkembangan polong dan biji kacang tanah. Kebutuhan unsur
Ca tanaman kacang tanah cukup tinggi selama periode pengisian polong, dan unsur tersebut
dapat diserap melalui polong. Kacang tanah yang kekurangan unsur Ca membentuk biji yang
kecil, kandungan minyaknya rendah, dan bila terjadi kekurangan Ca dan K maka bobot biji
yang dihasilkan rendah. Kalsium diperlukan oleh tanaman kacang tanah terutama pada saat
ginofor mulai muncul, pembentukan biji, hingga pemasakan polong (Walker 1975).

Cara untuk mengatasi masah ini yaitu dengan penambahan pupuk, pupuk yang di
tambahkan harus mengandung unsur kalsium (Ca), seperti pupuk CANITA (Calcium Nitrate)
dan Calcium Super (55% CaO) Cap Tawon, CANTIK (Calcium Ammonium Nitrate 12%
CaO), Meroke CALNIT (Calcium Nitrate 26% CaO) , YARA Liva CALCINIT (19% CaO),
CNG CALCINIT Pak Tani (26,5% CaO), dan lain-lain. Pengaplikasian pupuk kalsium
hendaknya dilakukan setelah 1 minggu setelah tanam hingga sampai masa panen, baik itu
pada tanaman sayuran, pangan maupun buah-buahan. Selain itu penyiraman juga di perlukan
setidaknya di lakukan satu hari sekali pada pagi hari atau sore hari.
Lalu pembumbunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di sekitar tanaman
kemudian dibentuk gundukkan, sehingga drainase menjadi baik, memperkuat tanaman,
memelihara struktur tanah tetap gembur, meningkatkan jumlah
polong. Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 60 – 70 hari dan memperhatikan
pengairan agar tanah menyimpan ketersedian air untuk tanaman. Pengairan dilakukan agar
tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau diberikan mulsa dan
pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat menggganggu
penyerbukan.

VI. KESIMPULAN

Penyebab produksi kacang tanah yang diperoleh kelompok mahasiswa lebih rendah dari
potensi hasilnya karena polong kacang tanah yang tidak berisi/kosong karena ginofora tidak
menembus tanah secara optimal diakibatkan tanah kering dantidak ada gundukan, terdapat
teknik budidaya yang kurang diperhatikan seperti pengolahan tanah, pengairan,
pembumbunan dan pemupukan. Pengolahan lahan bisa dengan cara dicangkul, pengolahan
lahan ini bertujuan untuk memudahkan pembuangan air, memelihara dan menghindar
pemadatan tanah karena terinjak-injak. Selain itu akibat dari polong tanah yang tidak berisi
dan timbangan produksi rendah di akibatkan oleh rendahnya unsur kalsium Ca pada tanah
yang menyebakan pertumbuhan polong terhambat. Pengendalian ini bisa menggunakan
pupuk yang menggandung unsur kalsium Ca yang di berikan pada tanam berumur 7-14 hari
setelah tanam.

VII. SARAN

Perlu adanya pembelajaran lagi tentang teknik budidaya kacang tanah khususnya pada
varietas gajah.
DAFTAR PUSTAKA

Ditjentan. 1985. Pedoman sertifikasi benih. Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman pangan,
Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Jakarta.

Manik, H., Marpaung, P., & Sabrina, T. (2017). Tingkat Perkembangan Tanah Berdasarkan
Pola Distribusi Mineral Liat Di Kecamatan Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir.
Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 5(2), 422–433.
https://doi.org/10.32734/jaet.v5i2.15488
Ninla Elmawati Falabiba, Anggaran, W., Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A.,
Wiyono, B. ., Ninla Elmawati Falabiba, Zhang, Y. J., Li, Y., & Chen, X. (2014). 済無
No Title No Title No Title. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
5(2), 40–51.
Abdullah Taufiq dan Afandi Kritiono. (2012). Keharaan tanaman kacang tanah. Monograf
Balitkabi, 13, 170–195.
Herawati, H. (2016). Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna sebagai Pangan
Fungsional. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 30(1), 31–39.
https://doi.org/10.21082/jp3.v30n1.2011.p31-39

Rahmianna, A. A., & Pratiwi, H. (2012). Budidaya kacang tanah. 13, 133–169.

Fenni Irene Siahaan dan Sudiarso. (2018). PEMBUMBUNAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN KACANG TANAH ( Arachis hypogea L ). Jurnal Produksi Tanaman, 6(7), 1380–1388.
Harsono, A. (2015). Pengelolaan air pada kacang tanah. Monograf Balitkabi, 13, 196–214.

Anda mungkin juga menyukai