Anda di halaman 1dari 34

Paper Praktikum 7 Selasa, 05 Oktober 2021

Mata Kuliah : Ekologi dan Estetika Hutan

INDETIFIKASI EKOSISTEM SEKITAR


(Studi Kasus : Komplek Tni-al Cibogo, Kecamatan Megamendung, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat.)

Disusun Oleh :
Q1
Erlan Herlambang Triyadi J1302201028

Dosen :
Helianthi Dewi, S.Hut., M.Si.
Dr. Melewanto Patabang, S.Hut., M.Si.
Wulandari Dwi Utari, S.Hut., M.Si.

Asisten Dosen :
Cempaka Putri Fitrianty, A.Md
Ratu Sinar Sari Tanjung, S.Par

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SUKABUMI
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii


I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..............................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum .........................................................................................................1
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 2
A. Ekosistem .....................................................................................................................2
B. Lingkungan ...................................................................................................................2
C. Identifikasi ....................................................................................................................2
III. METODE PRAKTIKUM .............................................................................. 3
A. Waktu dan Tempat ......................................................................................................3
B. Alat dan Bahan .............................................................................................................3
C. Tahapan Kerja ..............................................................................................................3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 4
A. Komponen Biotik..........................................................................................................4
1. Komponen Biotik Tumbuhan .......................................................................................4
2. Komponen Biotik Satwa ...............................................................................................9
B. Jaring- Jaring Makanan dan Struktur Trofik Piramida Ekologi .................................. 12
1. Jaring Makanan ......................................................................................................... 12
2. Piramida Ekologi........................................................................................................ 13
C. Komponen Abiotik .................................................................................................... 14
D. Interaksi Dalam Ekosistem ........................................................................................ 20
V. KESIMPULAN ............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27
LAMPIRAN 30
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal
balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur
biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari
sebagai sumber dari semua energi yang ada. Organisme dalam komunitas berkembang bersama-
sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan
lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.

Ekologi ekosistem mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungan fisiknya sebagai
satu kesatuan sistem. Ekologi terrestrial memfokuskan studi pada interaksi yang terjadi di
ekosistem terrestrial atau daratan. Ekosistem terrestrial mencakup berbagai macam tipe
ekosistem di daratan seperti hutan, padang rumput, sawah dan lain sebagainya. Ekologi ekosistem
juga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi dan mengontrol komponen dan aliran materi
dan energi pada suatu sistem ekologi. Materi ini meliputi karbon, air, nitrogen, mineral bbebatuan
dan bahan kimia baru seperti pestisida dan radionuklida yang dimasukkan ke lingkungan. Materi
ini dijumpai pada dua komponen, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik
meliputi tanah, bebatuan, air serta atmosfer. Seluruh proses yang berlangsung dalam suatu
ekosistem melibatkan transfer energi dan materi dari satu komponen ke komponen lainnya.

B. Tujuan Praktikum
Praktikum identifikasi ekosistem lingkungan sekitar ini memiliki tujuan.
Tujuan dari praktikum ialah :
1. Mengindetifikasi komponen penyusun biotik ekosistem
2. Mengidentifikasi struktur trofik piramida ekologi dan jaring-jaringmakanan
3. Mengidentifikasi komponnen abiotik beserta perannya dalam ekosistem.
4. Mengidentifikasi interaksi antar komponen abiotik dama ekosistem.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekosistem
Ekosistem menurut Tansley merupakan suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang
terjadi secara keseluruhan antar komponen ekosistem dalam sistem.
Sehingga, di dalam ekosistem ini pasti adanya suatu interaksi antarkomponen.
B. Lingkungan
Lingkungan menurut Salim diartikan sebagai segala benda, kondisi,
keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempat dan
mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.
Lingkungan menurut Darsono (1995) bahwa semua benda dan
kondisi, termasuk manusia dan kegiatan mereka yang terkandung dalam
ruang dimana manusia dan mempengaruhi kelangsungan hidup dan
kesejahteraan manusia dan badan-badan hidup lainnya.
C. Identifikasi
Identifikasi adalah proses pengenalan, menempatkan obyek atau
individu dalam suatu kelas seseuai dengan karakteristik tertentu. (Menurut JP
Chaplin yang diterjemahkan Kartini Kartono yang dikutip oleh Uttoro 2008 :
8 ).
Menurut Poerwadarminto (1976: 369) “identifikasi adalah penentuan
atau penetapan identitas seseorang atau benda”. Menurut ahli psikoanalisi
identifikasi adalah suatu proses yang dilakukan seseorang, secara tidak sadar,
seluruhnya atau sebagian, atas dasar ikatan emosional dengan tokoh terntentu,
sehingga ia berperilaku atau membayangkan dirinya seakan-akan ia adalah
tokoh tersebut.
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum Identifikasi Komponen Penyusun Ekosistem
dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 05 Oktober 2021 pukul 10.00
WIB. Lokasi dilaksanakannya praktikum yaitu di Kebun Belakang
rumah yang beralamat di Komplek Tni-al Cibogo, Desa Cipayung.

Gambar 1.Kebun rumah


Sumber:Erlan,2021

B. Alat dan Bahan


Melakukan pengamatan ini memerlukan beberapa alat dan bahan
dalam pelaksanaannya. Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai
berikut :

Tabel 1. Alat dan Bahan


No. Nama Kegunaan
1. Buku Literatur pdf Mengidentifikasi jenis satwa dan tumbuhan.
2. Jurnal Penelitian pdf Mengidentifikasi jenis satwa dan tumbuhan.
3. Pulpen Mencatat hasil identifikasi.
4. Kertas Alat untuk mencatat hasil identifikasi.
5. Laptop Alat untuk menyusun laporan pengamatan.
6. Kamera handphone Alat untuk mendokumentasikan pengamatan.
7. Microsoft word Alat untuk menyusun laporan pengamatan.

C. Tahapan Kerja
Pengamatan dilakukan secara langsung dengan tahapan-tahapan
dibawah ini :
1. Pergi ke Kebun rumah untuk melakukan pengamatan.
2. Mengamati berbagai tumbuhan dan satwa.
3. Mengambil gambar dari masing-masing tumbuhan dan satwa
sekitar.
4. Membuat laporan praktikum.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Komponen Biotik
Selama praktikum berlangsung terdapat hasil yang didapatkan dari pengamatansatwa dan tumbuhan,
diantaranya adalah 5 tumbuhan dan 4 satwa.

1. Komponen Biotik Tumbuhan


Adapun hasil pengamatan ekosistem yang didapat terhadap jenis tanaman ialah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Inventarisasi dan Identifikasi Jenis Tumbuhan


No Jenis Nama Jumlah Ciri Fisik Penyebar Pemanfaatan
Tumbuhan Ilmiah (Individu) an Oleh Hewan
1. Pisang Musa 5 Akar serabut, Kelompok Buah untuk
paradisiaca batang tidak dikonsumsi
berkambium,
batang tidak
bercabang,
daun dengan
pertulangan
daun sejajar
2. Mengkudu Morinda 1 Tinggi pohon Individu Buah untuk
Citrifolia antara 4 – 6 dikonsumsi
m, batang
bengkok dan
akar
tunggang,dau
n tebal.
3. Talas Xanthosoma 15 Daunnya kelompok Daunnya
belitung sagittifolium berukuran dikonsumsi
besar, sebagai
bertangkai sayuran.
panjang,
daun
berbentuk
perisai,
tinggi
hingga 1 – 2
meter

4. Kelapa Cocos nucifera 1 Berbunga Individu Buah untuk


majemuk, dikonsumsi
berakar
serabut,
berdaun
tunggal
menyirip
5. Nangka Artocarpus 1 Berbatang Individu Buahnya
heterophyllus tegak, daun untuk
tunggal, tulang dikonsumsi
daun
menyirip,
daging daun
tebal

Tabel tersebut menjelaskan mengenai hasil dari identifikasi komponen penyusus ekosistem jenis
tumbuhan, berikut merupakan pemaparan mengenaiidentifikasi diatas.
1. Pisang ( musa paradisciaca )

Pisang merupakan tumbuhan monokotil yang termasuk dalam familia


Musaceae. Pohonnya memiliki tinggi 2 hingga 9 meter, akar rizoma berada dalam
tanah, dan pelepahnya terdiri dari lembaran daun dan mahkota terminal daun
tempat munculnya bakal buah. Pisang merupakan buah klimaterik yang artinya
memiliki fase perkembangan dengan meningkatnya ukuran buah dan
meningkatnya kadar karbohidrat yang terakumulasi dalam bentuk pati.
Pertumbuhan terhenti saat buah telah benar-benar ranum dan fase pematangan
buah terhambat. Selama fase pematangan, kekerasan buah menurun, pati berubah
menjadi gula, warna kulit berubah dari hijau menjadi kuning dan kekelatan pada
buah hilang, berkembang menjadi flavor dengan karakteristik yang khas (Stover
dan Simmonds, 1987).

Gambar 1. Pohon Pisang

2. Mengkudu ( Morinda Citrifolia )


Mengkudu (Morinda citrifolia) adalah salah satu tanaman obat tradisional
yang telah lama digunakan sejak 2000 tahun yang lalu. Mengkudu ini merupakan
tumbuhan kedua yang paling popular digunakan dalam pengobatan herbal untuk
mengobati penyakit dan untuk menjaga kesehatan yang baik secara keseluruhan.
Mengkudu memiliki nama umum yang sering digunakan yaitu noni (Wang et al,
2002).
Gambar 2. Pohon Mengkudu

3. Talas Belitung (Xanthosoma sagittifolium)


talas belitung (Xanthosoma sagittifolium) merupakan salah satu umbi-
umbian yang banyak ditanam dengan biaya yang relatif murah namun
penggunaannya masih terbatas. Umumnya talas hanya dimanfaatkan sebatas umbi
segarnya saja yang diolah dengan cara direbus, disayur, digoreng dan dibuat
kripik.

Gambar 3. Talas belitung

4. Kelapa ( Cocos nucifera )


Kelapa adalah tanaman serba guna karena setiap bagian tanaman bermanfaat
bagi manusia, sehingga tanaman kelapa dijuluki “Tree of Life”. Karena di
beberapa Negara berkembang banyak yang menggantungkan kehidupannya pada
tanaman kelapa sebagai sumber makanan, minuman, bahan bangunan, rumah,
obatobatan, kerajinan tangan, bahkan kelapa juga dijadikan bahan baku pada
sejumlah industri penting seperti kosmetik, sabun, dan lain lain. Bagian tanaman
kelapa yang paling bernilai ekonomi sampai saat ini adalah daging buah (Tenda
dan Kumaunang, 2007). Kelapa di Bali selain untuk memenuhi kebutuhan pangan,
obat, bahan bangunan dan kerajinan, juga diperlukan untuk bahan upakara bagi
umat Hindu baik untuk seharihari, atau pada hari tertentu.
Gambar 4. Pohon kelapa

5. Nangka ( Artocarpus heterophyllus )


Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) merupakan buah popular di daerah tropis terutama
Indonesia, hampir di seluruh wilayah dapat ditemui buah ini dan memiliki tingkat ekonomi yang tinggi.
Nangka termasuk dalam family Moraceae, yakni buah berukuran besar dengan aroma yang harum tajam
dan rasa yang manis. Buah nangka tepatnya memberikan nutrisi bagi orang-orang di negara ini sebagai
sumber vitamin, mineral dan kalori. Seperti halnya pada buahnya yang lembut dan matang bijinya pun
kaya akan mineral dan vitamin (Widarti, 2013). Nangka merupakan salah satu jenis tanaman yang
mendapatkan prioritas untuk dikembangkan dalam Program Pengembangan Jenis Pohon Serba Guna
(JPSG).

Gambar 5. Pohon nangka


2. Komponen Biotik Satwa
Adapun hasil pengamatan ekosistem yang didapat terhadap jenis satwa ialah sebagai
berikut :

Tabel 3. Hasil Inventarisasi dan Identifikasi Jenis Satwa

No Jenis Nama Jumlah (Individu) Ciri Fisik Penyebaran Aktivitas


Satwa Ilmiah
1. Belalang Valanga 20 Berwarna Kelompok Hinggap di
Kayu nigriconis coklat batang dedaunan
kekuningan,
ukuran
tubuhnya
lebih panjang.
2. Belalang Oxya 10 Berwarna Kelompok Hinggap di
Hijau serville hijau, ukuran batang dan
tubuhnya dedaunan
lebih kecil,
memiliki
bentuk mulut
runcing.
3. Tawon Vespa affinis 1 Berwarna individu Terbang
ndas hitam, menghampiri
sayapnya dedaunan
hitam
kekuningan.

Semut Ochetellus 2 Berwarna Individu Memakan


4. Hitam hitam, dedaunan
dibagian
belakang
kekuningan,
memiliki
antena di
kepalanya.
Tabel tersebut menjelaskan mengenai hasil dari identifikasi komponenpenyusun ekosistem jenis satwa,
berikut merupakan pemaparan mengenai identifikasi atas.

1. Belalang kayu ( Valanga nigriconis )


Belalang kayu adalah serangga herbivora berwarna coklat yang termasuk
ordo Orthoptera. Belalang kayu banyak ditemui pada pohon turi, ketela, jati, dan
lain sebagainya. Belalang termasuk serangga yang bagi masyarakat lebih sering
dicap sebagai hama yang merusak tanaman, selama ini belalang kayu hanya
dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat (Chasanah dkk., 2013).

Gambar 6. Belalang Kayu


Sumber : Erlan. 2021
2. Belalang hijau ( oxya serville )
Belalang merupakan serangga herbivora dari ordo Orthoptera. Hasil
pengamatan yang dilakukan di pemukiman Sawang Ba’u terdapat 3 jenis spesies
yaitu belalang coklat (Valanga nigricornis), belalang kuning (Dissosteira
carolina), dan belalang hijau (Atractomorpha crenulata). Ordo Orthoptera ini
sangat berperan yaitu berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Gambar 7. Belalang Hijau


Sumber : : Erlan. 2021

3. Tawon ndas ( Vespa affinis )


Tawon secara umum merupakan predator atau pemangsa dan parasitoid.
Lebah umumnya lebih dikenal sebagai penghasil madu-walau ada jenis-jenis
lebah yang tidak menghasilkan madu. Sengat pada tawon betina (tawon
predator) berfungsi sebagai alat berburu mangsa. tawon pemangsa berperan
sebagai pengendali hama hayati (biological control). Peran tersebut terkait sifat
mereka sebagai pemangsa ulat atau larva serangga lain. yang sering kali
merupakan hama bagi banyak tanaman pertanian atau perkebunan. tawon juga
sering mengunjungi bunga untuk mendapatkan nektar sebagai sumber energi
mereka. Perilaku tersebut membuat mereka juga memiliki peran dalam proses
penyerbukan bunga (pollinator).
Gambar 8. Tawon ndas
Sumber : Erlan. 2021

4. Semut hitam ( Ochetellus )


Semut merupakan salah satu anggota Kelas Insekta / Hexapoda (serangga)
yang memiliki keanekaragaman tinggi. Keragaman yang dimiliki semut meliputi
keragaman jenis serta keragaman peran ekologi. Keberadaan semut memiliki
peran penting dalam ekosistem di antaranya sebagai ecosystem engeener atau
soil engeener selama proses pembuatan sarang. Hal ini membantu meningkatkan
kesuburan tanah. Semut merupakan salah satu kelompok serangga yang dapat
digunakan sebagai bioindikator ekosistem.Peran penting semut sebagai soil engineer
sangat penting bagi ekosistem. Dalam hal ini semut ikut berperan dalam merombak
material organik. Material organik seperti serasah, batang dan cabang mati, binatang
mati merupakan produk hutan yang mutlak perlu dipecah menjadi partikel yang lebih
kecil, sehingga akhirnya dapat dirombak menjadi senyawa organik atau nutrien yang
dapat diserap kembali oleh tumbuhan. Aktifitas perombakan tersebut penting dalam
proses pembentukan material organik tanah (Kahono dan Amir, 2003).

Gambar 9. Semut
HitamSumber : Erlan. 2021
D. Jaring- Jaring Makanan dan Struktur Trofik Piramida Ekologi
Jaring-jaring makanan adalah hubungan alami dari rantai-rantai makanan
dan representasi grafis dari proses makan dan dimakan dalam komunitas ekologis.
Jaring-jaring makanan adalah ilustrasi yang disedrhanakan dari berbagai metode
makan yang menghubungkan suatu ekosistem ke dalam sistem pertukaran terpadu.
Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun
berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan
energi pada tiap trofik. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan
gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem
1. Jaring Makanan
Jaring- jaring makanan merupakan suatu gabungan dari rantai makanan
yang saling berhubunga tumpang tindih dalam suatu ekosistem. Organisme yang
terkumpul pada jaring-jaring makanan mempunyai beberapa jenis organisme yang
dapat dipilih menjadi makanannya. Dalam ekosistem kebun yang diamati jaring
makanannya seperti bagan di bawah ini.

Artocarpus heterophyllus (nangka muda)

Cocos nucifera (kelapa kopyor)

Morinda atrifolia (mengkudu)


Triphasia trifolia (bonsai jeruk kingkit)

Ochetellus (semut hitam)


Belalang Hijau & Belalang
kayu
Tikus rumah (Mus domecticus)

Vespa affinis (tawon ndas)

Kucing (Felis catus)

Musa sapientum (pisang raja) Xanthosoma sagittifolium ( talas belitung)

Valanga nigriconis (belalang kayu) Oxya serville (belalang hijau)

Rumput Gajah (Pennisetum


purpureum)

Gambar 10. Jaring Makanan

Pada jaring makanan di atas terlihat bahwa tumbuhan-tumbuhan


merupakan produsen pada jaring makanan. Tumbuhan di makan oleh serangga
seperti belalang dan semut. Sedangkan belalang juga pemakan semut dan tawon
juga pemakan semut.
2. Piramida Ekologi

Piramida ekologi suatu gambaran susunan antar trofik yang dapat disusun berdasarkan kepadatan
populasi maupun kemampuan menyimpan energi pada setiap trofik. Piramida ekologi adalah gambaran
susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering maupun menyimpan energi
pada setiap trofik. Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar
trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid.

Gambar 11. Piramida Ekologi


Produsen berperan penting di dalam satu ekologi karena berfungsi sebagaipembuat dan penyedia
makanan dan juga menyediakan oksigen untuk makhluk hidup di ekosistem tersebut. Karena jika tidak ada
produsen maka semua makhlukhidup tidak bisa hidup. Di ekosistem ini yang menjadi konsumen tingkat I
merupakan Belalang Hijau dan Kayu. Untuk konsumen tingkat II yaitu Tikus rumah dan konsumen III
merupakan Kucing
C. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merujuk pada air, tanah, udara, cahaya, dan topografi. Berikut ini
adalah hasil yang didapatkan pada praktikum identifikasi komponen abiotik:
Tabel 4. Hasil Identifikasi Komponen Abiotik Penyusun Ekosistem
No Komponen Lokasi Peran dalam Ekosistem

1 Air Sungai, danau, laut, Menopang seluruh kebutuhan


pegunungan dan tanah mahluk hidup baik itu manusia,
tumbuhan , atau hewan

2 Tanah Daratan permukaan bumi Membantu tumbuhan hidup dan


tumbuhan itu menjadi sumber
makan hewan dan manusia
memanfaatkanya untuk membuat
tempat tinggal.
3 Udara Terdapat di lingkungan Baik hewan, tumbuhan, dan
sekitar manusia memerlukan udara untuk
bernapas.
4 Cahaya Matahari Atmosfer - Sumber energi utama bagi
kehidupan yang terdapat dalam
ekosistem.
- Sebagai penyeimbang cuaca
dingin
- Membantu tumbuhan
berfotosintetis dan kesehatan
manusia dan hewan
Komponen abiotik terdiri atas cahaya, udara, air, tanah.
Saling ketergantungan antar komponen ekosistem. Setiap makhluk hidup tidak
mampu hidup sendiri tanpa bantuan lingkungan disekelilingnya.
Komponen abiotik terdiri dari penyusun ekosistem yang berupa benda-
benda tidak hidup. Komponen abiotik adalah kondisi fisik dan kimia di sekitar
organisme. Adanya komponen abiotik, dapat menentukan jenis makhluk hidup
yang tinggal di lingkungan tersebut. Keduanya merupakan substrat dimana
makhluk hidup tinggal.
1. Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi,tetapi
tidak di planet lain, Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta
mil³) tersedia di Bumi. Rumus kimianya adalah H2O, yang setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan dua
atom hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan,
sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air,
sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.

Gambar 12. Air


Sumber : Wikipedia

2. Tanah

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan
dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

Gambar 13. Tanah


Sumber : WebPintar.com

3. Udara
Udara adalah campuran berbagai gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan selalu terdapat di mana-mana,
scbagai salah satu komponen abiotik yang lebih dikenal dengan istilah ''atmosfer".
Udara merupakan jenis barang dalam kategori barang bebas, yang mana untuk mendapatkan udara ini
manusia, binatang maupun tumbuh- tumbuhan bisa mendapatkannya dengan bebas. Dengan demikian kita semua
dapat mengambil air secara gratis. Udara merupakan benda yang sangat vital yang dibutuhkan semua makhluk
hidup di Bumi ini. Salah satu kevitalan yang dimiliki oleh udara ini adalah karena semua makhluk hidup baik
manusia, binatang dan tumbuh- tumbuhan untuk bernafas. Tanpa adanya udara, makhluk hidup tidak akan bisa
bernafas. Dan tanpa bernafas, makhluk hidup tidak akan bisa bertahan hidup lama. Kita sebagai manusia bernafas
setiap detik. Bahkan nafas kita hanya mampu berhenti selama beberapa detik saja.
makhluk hidup yang ada di kerak Bumi selalu membutuhkan udara untuk dapat tumbuh dan bertahan hidup. Dan
apabila kita amati maka dimanapun tempat di Bumi ini maka akan selalu ada udara.

Gambar 14. Udara


Sumber :Paper id

4. Cahaya Matahari
Sinar matahari atau radiasi matahari adalah sinar yang berasal dari Matahari. Tanaman menggunakan
cahaya matahari untuk berfotosintesis dan membuat makanan. Tanpa cahaya matahari, takkan ada kehidupan di
bumi. Sinar matahari bisa berakibat baik maupun buruk kepada kesehatan seseorang. Dalam terang, tubuh
manusia memproduksi vitamin D sendiri. Terlalu lama terpapar sinar matahari bisa menyebabkan kulit
terbakar.Tanaman memerlukan cahaya matahari agar tumbuh hijau. Dengan air tanpa cahaya matahari, tanaman
akan tumbuh tinggi dengan cepat, tetapi akan terlihat kuning dan kekurangan air, meskipun saat disentuh,
daunnya teraba amat basah.

Gambar 15. Cahaya Matahari


Sumber : Republika
18

A. Interaksi Dalam Ekosistem


Komponen penyusun ekosistem terdiri atas komponen biotik dan abiotik.
Semuanya bersama-sama memiliki keterkaitan satu sama lain. Terdapat
hubungan dan interaksi yang terjadi diantara komponen biotik dan komponen
abiotik tersebut.

Tabel 5. Tabel Hasil Interaksi Antar Komponen


No Komponen Komponen Komponen Diuntungkan Dirugika Netral interaksi
1 2 3 (+) n (0)
(-)
1. Cacing Tanah Tanah -  Simbiosis
(Lumbricina) -  Mutualis
me

2. Pohon jambu Anggrek  -  Simbiosis


air (Orchidaceae) - komensal
isme
3. Pohon Mangga Benalu - -  Simbiosis
(Loranthus) Parasitis
me

4. Capung Rumput  -  Simbiosis


- Komensal
isme

Pada pengamatan terhadap interaksi komponen biotik dan abiotik


dalamekosistem yang dilaksanakan pada area Kebun rumah dijumpai 4 (Empat)
interaksi.Interaksi yang dijumpai merupakan interaksi antara komponen abiotik,
spesies tumbuhan dan spesies satwa serta bentuk interaksi yang dijumpai dalam
pengamatan yang dilakukan adalah simbiosis mutualisme dan parasitisme.
Setelah dilakukan pengamatan terhadap interaksi kompponen biotik
danabiotik dalam ekosistem yang terdapat pada area terbuka sekitaran Kebun
rumah,didapatkan hasil data dan dihasilkan pembahasan sebagai berikut.
19

1. Cacing Tanah dan Tanah


Interaksi yang terjadi antara komponen biotik dan abiotik ini adalah cacing membantu
tanah dalam penggemburan tanah, sedangkan tanah sendiri membantu cacing dalam
berkembang dan menjadi tempat perlindungan jadi hubungan tersebut dinamakan hubungan
timbal baik/ Saling menguntungkan(simbosis mutualisme).

Gambar 16. Cacing Tanah(Lumbricina) dan Tanah


Sumber: Dokumen Erlan,2021

2. Pohon Jambu air dan Anggrek

Interaksi ini terjadi antara 2 komponen, yaitu pohon jambu dan anggrek, akar anggrek
menyerap atau menyerap zat-zat anorganik dari kulit batang tumbuhan inangnya yang telah
mengalami pelapukan. Gas karbondioksiada diserap dari daun anggrek. Anggrek mendapat
keuntungan karena cukup mendapat keuntungan karena mendapat cahaya matahari,air serta
zat-zat yang dibutuhkan, sedangkan tumbuhan inangnya tidak dirugikan. Hubungan
(simbiosis) ini disebut Simbiosis komensalisme

Gambar 17. Anggrek(Orchidaceae)


Sumber: Dokumentasi Erlan,2021
3. Pohon mangga dan Lumut
Hubungan pohon mangga dan lumut kerak saling menguntungkan karena pohon mangga
mendapat unsur hara dan lumut kerak mendapatkan tempat hidup. Lumut kerak merupakan
20

organisme yang bersifat saprofit. Lumut kerak merupakan simbiosis antara jamur dengan
ganggang.

Gambar 18. Pohon mangga dan lumut kerak


Sumber: Doumentasi Erlan, 2021

4. Capung dengan Rumput


Hubungan yang terjadi antara capung dan rumput ialah simbiosis komensalisme,
karena pada interaksi ini capung hinggap dan memakan daun tersebut. Sebaliknya tumbuhan
yang dimakan rumput tidak mendapatkan keuntungan atau pun kerugian .

Gambar 19. Interaksi capung dengan rumput


Sumber: Dokumentasi Erlan, 2021
21

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tallysheet Interaksi Antar Komponen Biotik


Bentuk
Fungsi dalam
Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3 Interaks
No. Ekosistem
i yang
Teramat
i
Tanah Sebagai
Tanah tempat berkembang
Cacing
Cacing biak dan berlindung
1. - menggel
(Lumbricina) iat di
cacing dan cacing
membantu
dalam
menyuburkan tanah
tanah
Pohon Anggrek mendapat
Anggrek
Anggrek keuntungan karena
2. Jambu Air - sedang
cukup mendapat
(Orchidacea menempel
(Syzygium keuntungan karena
e) di pohon
aqueum) mendapat cahaya
jambu air
matahari,air serta zat-
zat yang dibutuhkan,
sedangkan tumbuhan
inangnya tidak
dirugikan
Hubungan pohon
Lumut
mangga dan lumut
menempel
Pohon Mangga Lumut kerak saling
3. - hampir
(Mangifera Kerak semua
menguntungkan
indica) karena pohon
(Bryophyta) batang
mangga mendapat
pohon
unsur hara dan lumut
mangga
kerak mendapatkan
tempat hidup.
capung hinggap
Capung
dan memakan
sedang
Rumput daun tersebut.
Capung hinggap
4. Gajah - di atas
Sebaliknya
(Anisoptera) tumbuhan yang
(Pennisetum rumput
purpureum) dimakan rumput
gajah
tidak
mendapatkan
keuntungan atau
pun kerugian .
22

A. Interaksi Organisme dalam habitat

Hasil

Habitat menurut Odum (1975) Habitat merupakan tempat tinggal suatu organisme
melaksanakan kehidupannya. Habitat tidak hanya sekedar tempat tinggal bagi organisme
saja, akan tetapi sebagai tempat untuk berlindung, mencari kebutuhan makan dan minum
serta sebagai tempat tumbuh bagi organisme. Berikut adalah table hasil identifikasi dan
pengamatan terhadap interaksi organisme dalam habitat.

Tabel 2. Jenis-Jenis Organisme Dan Komponen Habitat.


Uraian Karakteristik Pohon pisang Pohon Pepaya Pohon Talas Belalang Lalat (Diptera)
Habitat (Musa (Carica Papaya L) (Colocasia (Caelifera)
paradisiaca) Esculenta)
Daerah tropis Daerah tropis Tumbuhan Daerah Tempat
Komponen habitat beriklim basah, beriklim Talas yang tropis berbau busuk,
utama lembab, dan basah, hidup daerah beriklim kotor, dan
panas. seperti sedang, dan tropisa baik di sedang dan lembap.
wilayah panas. daratan / panas. Seperti TPA
Indonesia Seperti tanah kering, Seperti dan pasar.
bagian barat wilayah lembab dab dataran
dan tengah. Indonesia bahkan basah rendah di
bagian barat / rawa-rawa). penjuru
khususnya Seperti wilayah
pantai utara Wilayah Indonesia.
jawa. Indonesia
bagian barat
hingga timur.
Tanah humus Tanah yang Tanah yang Tempat Tempat yang
Komponen adalah tanah memiliki banyak disinari dengan berbau
habitat yang cocok kandungan air sinar matahari rumput menyengat
pendukung bagi pisang yang tidak yang dan aroma
karena kaya melimpah. banyak yang tidak
akan zat hara. serta alam baik.
terbuka

Habitat pohon Habitat yang Habitat tanaman Habitat Umumnya


Komponen habitat pisang adalah memiliki tanah talas adalah belalang lalat
untuk memenuhi tanah yang tidak terlalu tempat yang mencari mencari
kebutuhan makanan banyak melimpah selalu disinari kebutuhan kebutuhan
(termasuk air) mengandung kadar airnya matahari dan dengan makan di
air dan zat untuk tanah yang tempat yang bangkai
hara untuk mengambil air mengandung air lembab hewan dan
memenuhi tanah dan seperti daun tempat
kebutuhan memenuhi talas yang sampah
nutrisinya. kebutuhan. berembun yang berbau.
untuk
kebutuhan
airnya dan
bebatuan
yang
berlumut
untuk
makanannya
23

Kedalaman Tumbuhan ini Tumbuhan ini Belalang Tempat


Komponen habitat tanah yang dapat tumbuh dapat hidup pada lebih yang
untuk tempat berkisar >70 pada rentang rentang suhu menyukai memiliki
tumbuh Cm sampai 150 suhu berkisar 25°C. kawasan udara
Cm. Pohon 20°-30°C. alam lembap
pisang dapat terbuka dan
tumbuh hingga yang berbau.
>4 M lembah Seperti
dengan tempat
banyak sampah.
rumput
serta
tanaman
rendah
lainnya,
meskipun
beberapa
spesies
lainnya
hidup di
hutan
ataupun
hutan
blantara.
Beberapa
lainnya
berada di
tebing,
tanah, dan
bebatuan
lembap
berlumut
dan
mengkons
umsi
lumut.

Tempat Tempat yang


Komponen habitat - dengan terdapat
untuk tempat rumput berbagai
bersarang - yang lebat macam
-
dan kotoran.
pepohonan Seperti tempat
. sampah.

-
Komponen habitat - Menempel
untuk beristirahat pada Tempat yang
dedaunan mengandung
atau batang kelembapan
pohon udara dan
- yang berbau busuk.
-
rindang. Seperti pasar
- dan TPA.
Komponen habitat Belalang
untuk perlindungan berlindung
dengan Tempat yang
memanfaat berbau dan di
kan balik
kerindanga rerumputan.
24

n pohon
dan
kelajuan
- terbangnya
.

B. Pembahasan

Habitat memiliki peran dan fungsinya masing-masing baik itu bagi satwa maupun
tumbuhan. Peran dan fungsi habitat bagi satwa adalah; mencari sumber makanan dan
minuman, tempat berkembang biak, dan tempat berlindung. Peran dan fungsi habitat bagi
tumbuhan adalah; sebagai tempat untuk tumbuh dan berfotosintesis. Berikut adalah
pembahasan yang berupa beberapa pertanyaan mendasar mengenai interaksi antar
organisme dalam suatu habitat.

 Apakah Setiap Makhluk Memiliki Perbedaan Habitat? Mengapa?

Setiap makhluk hidup memiliki tempat hidupnya masing- masing. Kita mengenal
lingkungan di planet Bumi terdiri atas ekosistem darat, macam-macam laut dan juga udara.
Demikian ketiga lingkungan tersebut dihuni oleh makhluk hidup baik binatang maupun
tumbuhan yang berbeda- beda. Ada tumbuhan yang hidupnya di darat, di air, dan ada pula
organisme yang berterbangan di udara (meskipun terkadang tidak terlihat dengan mata
telanjang). Selain tumbuhan ada pula binatang yang tinggal di darat, di air dan juga di
udara.

 Apakah Ada Jenis Makhluk Hidup Yang Memiliki Kesamaan Komponen


Habitat? Jika Ada, Bagaimana Bentuk Interaksi Diantara Kedua Jenis
Makhluk Hidup Tersebut?

Secara umum, habitat merupakan tempat di mana makhluk hidup atau organisme
tinggal. Di dalam sebuah habitat bisa dikatakan sebagai tempat bertemunya berbagai
macam kondisi lingkungan terutama bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup. Contohnya
berupa binatang, pasti mereka membutuhkan tempat untuk mencari makan, bertemu
dengan pasangannya serta berkembang biak. Bagi tanaman, habitat berarti suatu tempat
yang memiliki perpaduan cahaya matahari, air, udara serta tanah dalam kondisi tepat.
Sebagai contoh tumbuhan kaktus yang dapat hidup di tanah berpasir, iklim yang kering
serta banyak terkena sinar matahari atau bisa dikatakan kaktus hidup di gurun.

 Jika Ada Komponen Habitat Yang Hilang, Adakah Cara Bagi Makhluk
Hidup Tersebut Memenuhi Kebutuhannya?

Jika komponen penyusun habitat hilang maka yang terjadi adalah keseimbangan
suatu ekosistem terganggu sehingga peranan dan fungsi habitat tidak dapat berjalan untuk
memenuhi kebutuhan makhluk hidup secara optimal. Hasilnya adalah baik satwa maupun
25

tumbuhan tidak dapat mengoptimalkan keberlangsungannya akibat dari kehilangan


komponen penyusun habitatnya.

Seperti salah satu contohnya kehilangan air. Air memiliki peran yang vital bagi
keberlangsungan semua makhluk hidup di bumi. jika tidak ada air proses pencernaan dan
metabolism didalamnya akan terganggu, Begitu pula dengan tumbuhan yang tidak dapat
melakukan proses fotosintesis.

 Apakah Jenis-Jenis Yang Diamati Memiliki Kisaran Habitat Yang Luas dan
Sempit?

Kisaran habitat yang diamati memiliki cakupan yang luas. Seperti halnya yang
terjadi pada Belalang dan lalat. Cakupan habitat mereka terbilang luas dikarenakan
kemampuan menjelajah dan beradaptasi yang baik selama makanan, minuman, tempat
berlindung, tempat bersarang, dan tempat berkembang biak tersedia secara optimal.

Hal ini berlaku juga bagi tumbuhan seperti contoh; pohon pisang dan pohon pepaya.
Cakupan habitat mereka luas dikarenakan kondisi dan kandungan tanah yang optimal serta
ketersediaan air untuk proses pertumbuhan dan fotosintesis masih terjaga.

C. Uraian Deskripsi Organisme

1. Pohon Pisang (Musa paradisiaca)


Tanaman pisang berasal dari Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Tanaman
pisang tumbuh subur di daerah tropik dataran rendah yang curah hujannya lebih dari 1250
mm tiap tahun dan rata-rata suhu minimum di atas 15oC. Akan tetapi daerah penghasil
pisang yang penting terdapat di luar daerah iklim tersebut seperti dataran tinggi Afrika
Timur, beberapa negara di daerah subtropis dan di daerah-daerah panas yang terletak
dibawah garis lintang 30oC.

Kedudukan pisang dalam taksonomi tumbuhan menurut Suprapti (2005) adalah


sebagai berikut:
1. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
2. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
3. Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
4. Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
5. Kelas : Liliopsida (Monokotil)
6. Sub Kelas : Commelinidae
7. Ordo : Zingiberales
8. Famili : Musaceae
9. Genus : Musa
10. Spesies : Musa Paradisiaca.L
26

Gambar 2. Pohon pisang yang hidup secara Individu.


Sumber: Erlan H.T, 2021.

2. Pohon Pepaya (Carica Papaya L)


Tanaman pepaya merupakan herba menahun dan tingginya mencapai 8 m. Batang tak
berkayu, bulat, berongga, bergetah dan terdapat bekas pangkal daun. Dapat hidup pada
ketinggian tempat 1m hingga 1.000m dari permukaan laut dan pada suhu udara 22°C-26°C.
Pada umumnya semua bagian dari tanaman baik akar, batang, daun, biji dan buah dapat
dimanfaatkan. (Warisno, 2003).
Menurut Tjitrosoepomo (2004), sistematika tumbuhan pepaya (Carica pepaya L.)
berdasarkan taksonominya adalah sebagai berikut.
1. Kingdom : Plantae
2. Divisi : Spermatophyta
3. Class : Dicotyledoneae
4. Ordo : Cistales
5. Famili : Caricaceae
6. Genus : Carica
7. Spesies : Carica pepaya L.
8. Nama lokal : Pepaya

Gambar 3. Pohon pepaya yang masih muda.


Sumber: Erlan H.T, 2021.
3. Belalang (Caelifera)
27

Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera.
Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga
memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya
dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen
(disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya
umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat.
Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat
dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang
jantan.

Gambar 4. Belalang hijau.


Sumber: Erlan H.T, 2021.

4. Tanaman talas (Colocasia esculenta)


Talas adalah tumbuhan penghasil umbi-umbian yang cukup penting. Diduga asli
berasal dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, talas diperkirakan telah
dibudidayakan manusia sejak zaman purba, bahkan pada zaman sebelum padi ditanam
orang. Kini talas telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk India, Cina, Afrika
Barat dan Utara, dan Hindia Barat. Talas merupakan makanan pokok, selain sukun, di
beberapa kepulauan di Oseania. Di Indonesia, talas populer ditanam di hampir semua
daerah.

Gambar 5. Tumbuhan talas


28

Sumber: Erlan H.T, 2021

5. Lalat (Diptera)
Lalat adalah jenis Arthropoda yang termasuk ke dalam ordo Diptera. Sebagai vektor
mekanis lalat membawa bibit-bibit penyakit melalui anggota tubuh seperti rambut-rambut
pada kaki, badan, sayap dan mulutnya. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui
makanan oleh lalat ini adalah disentri, kholera, typhoid, diare dan gatal-gatal pada kulit.
berbagai macam bakteri terutama bakteri enterik seperti disentri basiler (Shigella), kolera,
typhoid, paratyphoid (Salmonella),anthrax dan berbagai macam kokus. (Suraini, 2011).

Lalat untuk mempertahankan kehidupannya dan daya tariknya terhadap bau-bau


yang busuk menuntun lalat untuk mencari tempattempat yang kotor untuk mencari sesuatu
yang dapat dimakannya. Biasanya tempattempat tersebut adalah tempat yang banyak
berhubungan dengan aktivitas manusia. Lalat banyak terdapat di berbagai habitat,
diantaranya adalah pada Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) dan Pasar.

Gambar 6. Lalat hijau yang tengah hinggap di daun kering.


Sumber: Ngasih.com, 2021.
29

B. Identifikasi penyebaran dan pergerakan Mahluk hidup

1. Hasil
Dalam pelaksanaan kegiatan praktikum mengenai identifikasi penyebaran
dan pergerakan makhluk hidup pada hari Sabtu, 02 Oktober 2021 memperoleh hasil
sebagai berikut :
Table 1. Tallysheet Identifikasi Penyebaran dan Pergerakan Makhluk Hidup
N Katakteristik Durian Jeruk Belalang Semut cikcak
o penyebaran dan nipis Hijau
pergerakan
1 Macam alat gerak - - √ √ √
2 Bentuk buah √ √ - - -
3 Bentuk biji √ √ - - -
4 Mekanisme pergerakan - - √ √ √
5 Mekanisme - - √ √ √
perpindahan
6 Mekanisme penyebaran √ √ √ √ √
7 Carrier (agen √ √ - - -
penyebaran)
8 Kecepatan perpindahan - - √ √ √

2. Pembahasan
Berikut ini merupakan penjelasan lebih terperinci mengenai data dari
penyebaran dan pergerakan makhluk hidup yang telah diidentifikasi.

1. Durian
Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara,
sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit
buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri.
Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang
mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di Jawa dikenal
sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatra
dikenal sebagai durian dan duren (bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado
menyebutnya duriang.
Mempunyai kulit buah yang keras, dan berlekuk-lekuk tajam, yang bentuknya
menyerupai duri. Buah durian, mempunyai aroma yang khas, yang sangat disukai
bagi pecinta buah durian tersebut.

Gambar 7. Durian
Sumber; Erlan,2021.
30

2. Jeruk Nipis
Jeruk nipis merupakan jenis tumbuhan yang masuk kedalam suku jeruk-jerukan,
tersebar di Asia Dan Amerika Tengah dikenal juga sebagai jeruk pecel. Pohon jeruk
nipis dapat mencapai tinggi 3—6 meter, bercabang banyak dan berduri, daun
lonjong, tangkai daun bersayap kecil.

Gambar 8. Jeruk Nipis


Sumber: Erlan,2021

3. Belalang Hijau
Belalang hijau nama latinnya adalah Oxya serville, merupakan salah satu spesies
serangga yang banyak ditemukan di Indonesia. Selain di Indonesia, ia ditemukan
juga di Malaysia, Singapura, Filipina, Myanmar, Vietnam, Cina dan Jepang. Ia
dikenal hewan polifat yang memakan berbagai jenis tanaman karena makanannya
yang bervariasi ini populasinya di alam sangatlah banyak.
Populasinya yang banyak ini menyebabkan belalang hijau menjadi salah satu
hama penting dalam budidaya tanaman padi. Kita dapat menemukan serangga ini
dengan mudah di daerah persawahan.Selain padi, ia juga menjadi hama pada
budidaya apel, brokoli, kubis, kakao, jeruk, kapas, tebu dan lain sebagainya. Pada
tanaman talas, serangga ini akan memakan daunnya dari tepi hingga tinggal tersisa
tulang daunnya saja. Hal itu tentu sangat merugikan petani yang
membudidayakannya.

Gambar 9. Belalang Hijau


Sumber: Erlan.2021
31

4. Semut Hitam
Semut adalah semua serangga anggota suku Formicidae, bangsa Hymenoptera.
Semut memiliki lebih dari 12.500 jenis (spesies), yang sebagian besar hidup di
kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan
koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per koloni.
Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut.
Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat
menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut
kadang kala disebut "superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang
membentuk sebuah kesatuan.
Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, semut termasuk hewan terkuat di
dunia. Semut jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari
berat badannya sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu
menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya sendiri. Semut hanya
tersaingi oleh kumbang badak yang mampu menopang beban dengan berat 850 kali
berat badannya sendiri.

Gambar 10. Semut Hitam


Sumber: Erlan,2021

5. Cikcak
Cecak tembok adalah sejenis reptil yang termasuk suku cecak. Tidak ada nama
khusus yang dikenal dalam bahasa daerah, kecuali nama umum seperti cakcak,
cicek, cecek dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris disebut flat-tailed house-gecko,
seperti tercermin dari nama ilmiahnya, platyura.

Gambar 11. Cikcak


Sumber: Erlan, 2021
32

V. KESIMPULAN

Pada praktikum identifikasi ekosistem sekitar ini dapat disimpulkan bahwa dalam
suatu ekosistem terdapat berbagai macam interaksi yang terjadi sesuai dengan
komponen penyusun lingkungannya. Pada pengamatan yang dilakukan pada
Kebun Hijau, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Komponen penyusun ekosistem dibedakan menjadi dua yaitu komponen
biotik dan abiotik. Komponen biotik terdiri atas makhluk hidup yang terbagi
menjadi produsen, konsumen, dan dekomposer. Dan komponen abiotik terdiri
atas makhluk tak hidup yang terdiri atas cahaya,udara,air,tanah.
2. Jaring- jaring makanan merupakan suatu gabungan dari rantai makanan yang
saling berhubungan tumpang tindih dalam suatu ekosistem.
3. Piramida ekologi suatu gambaran susunan antar trofik yang dapat disusun
berdasarkan kepadatan populasi maupun kemampuan menyimpan energi pada
setiap trofik.
4. Simbiosis mutualisme adalah jenis interaksi yang hubungannya saling
menguntungkan bagi kedua organisme.
5. Simbiosis parasitisme adalah jenis interaksi dengan hubungan salah satu pihak
dirugikan dan salah satu pihaknya diuntungkan.
6. Simbiosis komensalisme adalah jenis interaksi dengan hubungan salah satu
pihak diuntungkan akan tetapi ihak lainnya tidak merasa diuntungkan maupun
dirugikan atau netral.
7. Simbiosis neutralisme adalah jenis interakasi dengan hubungan kedua
organisme tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian.
8. Mengenai penjelasan perihal interaksi organisme dalam habitat dapat
disimpulkan bahwa, proses interaksi organisme terhadap komponen
biotik dan abiotik akan membentuk sebuah habitat atau tempat tinggal
bagi satwa dan tumbuhan.
9. Penyebaran Mahluk hidup bisa kapan dan dimana saja asalkan ada
interaksi yang terjadi langsung dalam lingkungan tersebut.
33

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. E-journal; 2BL01253 http://e-
journal.uajy.ac.id/11303/3/2BL01253.pdf Diakses pada 05 September 2021.

http://eprints.ums.ac.id/18628/2/03._BAB_I.pdf Diakses pada 05 September 2021

Suharti, Suci; Artikel Ilmiah.


http://eprints.unram.ac.id/10825/1/artikel%20suci.pdf Diakses pada 05
Septermber 2021

Anggriana, Anna. Muhardi. Rostiati; Karakteristik buah


nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) siap saji yang dipasarkan di kota Palu
https://media.neliti.com/media/publications/241735-none-7ee802b3.pdf Diakses
pada 05 September 2021.

Retno Wulandari, Dyah. Muji Ermayanti, Tri. Fernando Arisandi,


Jaka; 05. Kultur Tunas Jeruk Kingkit (Triphasia trifolia (Burm.f.)
P.Wilson) Pada media dasar WPM dengan penambahan BAP dan Kinetin sebagai
upaya perbanyakan dan konservasi. http://lipi.go.id/publikasi/05-kultur-tunas-
jeruk-kingkit-triphasia-trifolia-burmf-p-wilson-pada-media-dasar-wpm-dengan-
penambahan-bap-dan-kinetin-sebagai-upaya-perbanyakan-dan-konservasi/29403
Diakses pada 12 September 2021

Anonim. E-journal. http://e-journal.uajy.ac.id/7916/2/BL101217.pdf Diakses


pada 12 September 2021

Susanti, Asna. Sary, Wulan. Ramlah, Siti; Populasi Belalang


(Orthoptera) di kawasan pemukiman Sawang Ba’u Kecamatan Sawang
Kabupaten Aceh Selatan https://www.jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/PBiotik/article/viewFile/2688/1946 Diakses pada 19
September 2021

Hari Muljati, Wheny; Tawon Si Pengendali hama.


http://lipi.go.id/lipimedia/tawon-si-pengendali-hama/11591 Diakses pada 19
September 2021.

Latifatus Siriyah, Siti; Keanekaragaman dan dominasi jenis semut


(Formicidae) di Hutan Musim Taman Nasional Baluran Jawa Timur.
https://media.neliti.com/media/publications/58349-ID-keanekaragaman-dan-
dominansi-jenis-semut.pdf Diakses pada 19 September 2021.

Sutanto, Agus. Purwasih; Analisis Kualitas Perairan Sungai


Raman Desa Pujodadi Trimurjo Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA
34

Anda mungkin juga menyukai