VICTORIA L. JUDRIS 1903020028 Dra. INDRI ASTUTI, MM.DM KRISANTUS R. TEMU 1903020193 Dra. INDRI ASTUTI, MM.DM
KELAS/SEMESTER : D/V MATA KULIAH : PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN BISNIS DOSEN PENGASUH : Dr. ELLY LAY, M.Si
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2021 CAKUPAN RENCANA BISNIS Rencana bisnis merupakan gagasan usaha yang telah ditulis dan dianalisis dari berbagai aspek. Aspek-aspek yang dibahas dalam rencana bisnis meliputi potret keadaan saat ini dan peluang-peluang yang akan terjadi di masa yang akan datang. Pembahasan dalam makalah ini meliputi: 1. Penyusunan Rencana Bisnis. 2. Sistematika Rencana Bisnis. Pembahasan penyusunan rencana bisnis diawali dengan tahapan penyusunan rencana bisnis yang meliputi penemuan ide bisnis, perumusan konsep bisnis, dilanjutkan dengan studi kelayakan bisnis dan diakhiri dengan penyusunan rencana bisnis. Adapun agar rencana bisnis yang disusun dapat mencapai tujuan pembuatan pada pembahasan berikutnya akan diuraikan ciri- ciri rencana bisnis yang baik. Pembahasan sistematika rencana bisnis menguraikan pendapat para ahli mengenai unsur-unsur yang ada dalam rencana bisnis dan uraian mengenai poin-poin yang harus ada dalam masing-masing unsur yang ada dalam rencana bisnis. A. Penyusunan Rencana Bisnis 1. Tahap Penyusunan Rencana Bisnis Formulasi Penyusunan Rencana Bisnis (Business Plan Formulation) mencakup empat tahap utama sebagai berikut: 1. Penemuan Ide Bisnis (Business Idea) Tahap penemuan ide bisnis adalah tahap di mana wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Ide tersebut, yang kemudian dirumuskan dan diidentifikasi, misalnya kemungkinan bisnis apa yang paling memberikan peluang untuk dilakukan dan menguntungkan. Memulai usaha diawali dari munculnya suatu ide yang dapat diwujudkan yang muncul dari proses kreativitas dan inovasi, serta dengan pertimbangan yang matang. Pertanyaan yang sangat lazim muncul ketika seseorang ingin mendirikan suatu usaha adalah "jenis usaha apa? Produk apa?" Pertanyaan tersebut perlu dijawab dengan baik oleh calon pengusaha supaya risiko kegagalan dapat ditekan. Kondisi yang tepat (jenis usaha. bentuk usaha maupun jenis produk yang dijual/ditawarkan) sedikit banyak akan menjamin kesuksesan usaha yang akan dijalankan. Dari mana sebenarnya ide pendirian usaha muncul? Ide adalah sesuatu yang muncul dan berkembang di dalam benak pikiran manusia. Ide laksana sebuah bola salju, semakin lama ide tersebut bergulir di dalam benak pengusaha maka ide itu akan semakin tumbuh membesar dan memberikan motivasi yang lebih kuat bagi pengusaha, untuk meneliti dan mewujudkan ide tersebut. Ide bisnis muncul melalui pergulatan pengusaha dengan dunia nyata yang dihadapinya sehari-hari. Kendati manusia bergumul dengan realitas sehari-hari, tetapi ide bisnis yang muncul dalam benak manusia bisa berupa ide bisnis yang sama sekali berbeda dengan bisnis yang selama ini ada dalam realitas kehidupan sehari-hari. Ide bisnis seperti ini, kita sebut sebagai ide bisnis yang kreatif yang muncul dari kreativitas pengusaha tersebut. Kreativitas adalah thinkingthenewthings, sedangkan inovasi adalah aktivitas doingthenewthings. Dengan demikian, inovasi akan lahir dari pemikiran kreatif. Selain ide bisnis yang kreatif, tentu ada pula ide bisnis yang tidak kreatif di mana ide bisnis ini tidak menciptakan sesuatu yang baru dalam penciptaan barang dan jasa. Sebagai contoh, pengusaha yang membuka toko kelontong karena melihat toko kelontong tetangganya laku, kemudian ia menjual barang kelontong yang sama dengan toko kelontong tetangganya tersebut dapat dikatakan tidak memiliki ide bisnis yang kreatif. Bentuk ide tentang suatu bisnis akan berbeda-beda pada setiap orang, sesuai karakter, pengalaman, keahlian, pengaruh lingkungan atau sense yang miliki masing-masing orang. Berikut ini berbagai ide bisnis yang menjadi penggerak seorang membuka bisnis atau membangun bisnisnya: Hobi Bisnis bisa muncul dari hobi/kegemaran yang dimiliki pengusaha/calon pengusaha. Kegemaran seseorang terhadap sesuatu dapat dijadikan aktivitas bisnis yang bisa berkembang. Pengusaha- pengusaha peternakan burung Perkutut, ikan Koi, tanaman Anggrek, biasanya termasuk ke dalam kelompok pengusaha yang sumber ide awalnya berasal dari minat pribadi. Bill Gates, si raja komputer dari Amerika Serikat, memulai bisnisnya dari sebuah hobi mengutak-atik program komputer. Hobi yang ditekuni dengan serius ini telah berhasil membawa Bill Gates untuk menemukan komputer yang lebih praktis dan lebih mudah digunakan daripada komputer besar yang ada pada saat itu. Pengalaman Kerja Terdahulu Pengalaman wirausaha merupakan modal dalam memulai bisnis. Pengalaman pribadi dalam kehidupan di masa lalu tidak akan hilang begitu saja. Pengalaman kerja terdahulu biasanya akan memberikan pengalaman yang berharga kepada seorang calon wirausahawan. Pengetahuan yang didapatkan di tempat kerja akan memberikan pelayanan atau mengefisienkan produk yang telah ada, memperbaiki pelayan atau mengefisienkan pembiayaan sehingga dia akan mampu bersaing dengan produk yang dihasilkannya. Calon pengusaha yang pernah bekerja pada suatu perusahaan mempunyai nilai lebih dibanding dengan calon pengusaha yang baru sama sekali. Selain mempelajari cara produksi, dia juga banyak belajar bagaimana mengelola perusahaan, pengurusan izin-izin, memasarkan, mengelola keuangan, serta mengorganisasikan dan mengelola sumber daya manusia. Orang yang pernah bekerja di perbankan, setidaknya memiliki pengalaman di bidang pengelolaan keuangan, dan ketika ia keluar dan ingin kerja mandiri, ada kecenderungan wirausaha tersebut akan memilih bidang keuangan dan perbankan. Wirausaha yang pernah bekerja di bagian pemasaran perusahaan, setidaknya memiliki pengalaman di bidang pemasaran, dan ketika ia keluar dan ingin kerja mandiri, ada kecenderungan wirausaha tersebut akan memilih bidang yang berkaitan dengan pemasaran dan seterusnya. Munculnya Kesempatan Sumber ide ini dapat muncul ketika seseorang melihat kebutuhan yang belum terpenuhi, tidak puasnya konsumen terhadap kondisi yang telah Ide ada atau sering kali juga ditemukan secara tidak disengaja. Seorang pengusaha buah kemas, misalnya menemukan ide usahanya ketika dia kesulitan untuk mengkonsumsi buah segar dalam suatu perjalanan. Roy Kroc, tokoh dibalik sukses restoran waralaba cepat saji McDonald, mendapatkan ide bisnisnya dari pengamatannya terhadap tingkah laku masyarakat pekerja di sekitarnya. Saran Beberapa pengusaha memulai usahanya dengan menggunakan ide yang berasal dari saran teman, saudara maupun orang yang sudah ahli dalam bidang usaha tersebut. Ide usaha ini dapat berjalan dengan baik jika saran yang ada sesuai dengan minat pribadinya, jika tidak maka yang terjadi malah usaha tidak akan berjalan dengan baik karena merasa dipaksakan. Bisnis Keluarga Tidak ada salahnya mengembangkan ide usaha dari bisnis keluarga yang sudah ada dan berjalan selama ini. Seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga pengusaha biasanya akan diikutsertakan terlebih dahulu dalam bisnis keluarga tersebut sebelum mendirikan usaha sendiri, untuk memberikan pengalaman kerja dan bisnis. Pendidikan Ada berbagai motivasi orang melakukan kegiatan usaha, bisnis. Minat yang kuat akan sesuatu bidang bisnis merupakan landasan melakukan kegiatan bisnis. Pendidikan bisnis dan kewirausahaan juga tidak kalah penting dalam mendorong munculnya ide melakukan bisnis. Munculnya berbagai macam pendidikan bisnis dan kewirausahaan merupakan bukti semakin banyaknya minat untuk melakukan bisnis. Dibuktikan dengan semakin banyaknya akademi dan universitas di mana mata kuliah kewirausahaan semakin banyaknya diminati mahasiswa dan ada juga yang merupakan mata kuliah wajib universitas. Seseorang yang mengambil pendidikan formal pada suatu bidang tertentu, biasanya akan lebih dapat menemukan ide usahanya seputar bidang tersebut. Misalnya, orang yang kuliah di jurusan desain komunikasi visual kemungkinan akan memiliki ide usaha membuka sebuah agensi desain, walaupun hal ini bukan suatu keharusan. Semua kembali kepada minat pribadi. Jika terdapat ide bisnis lebih dari satu, maka yang dipilih oleh pengambil keputusan biasanya tergantung pada tiga faktor, pertama bahwa ide bisnis cocok dengan kata hatinya, kedua, bahwa pengambil keputusan akan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang sifatnya teknis, dan ketiga, keyakinan akan kemampuan bisnis untuk menghasilkan laba. Jadi, walaupun terdapat lebih dari satu bisnis pada gilirannya yang dipilih adalah yang sesuai dengan prioritasnya. Setelah ide bisnis diperoleh proses berikutnya adalah melakukan peninjauan terhadap lingkungan internal dan eksternal perbisnisan. Peninjauan terhadap lingkungan internal perbisnisan akan memberi gambaran bagaimana kemampuan SDM, keuangan, produksi, dan pemasaran yang saat ini dimiliki perbisnisan dibandingkan pesaing yang relevan, hal ini dilakukan sebagai tolok ukur (benchmark). Sementara itu penelaahan terhadap lingkungan eksternal perbisnisan akan mengungkapkan adanya sejumlah peluang maupun ancaman terhadap bisnis yang tengah dijalankan perbisnisan. Bagi wirabisniswan yang akan memulai bisnis baru, penelaahan terhadap lingkungan bisnis, akan memberi informasi awal yang sangat berharga mengenai adanya berbagai peluang bisnis yang dapat dieksploitasi. Pada tahap peninjauan lingkungan, pengusaha sebagai pemikir strategis dapat menggunakan berbagai metode yang menunjukkan titik berat perhatiannya terhadap lingkungan yang dianalisis. Berikut ini diberikan beberapa contoh metode peninjauan lingkungan yang dilakukan pengusaha untuk memperoleh peluang bisnis baru. Peninjauan Lingkungan Terhadap Bisnis yang Berhasil Ide bisnis yang sudah ada harus dilanjutkan dengan penelaahan lingkungan eksternal perbisnisan dengan menganalisis bisnis yang berhasil, serta mencari cara untuk mengetahui rahasia keberhasilan bisnis tersebut, dengan tujuan agar dapat menjalankan bisnis yang sama berhasilnya dengan pesaing merupakan metode peninjauan lingkungan yang paling banyak digunakan oleh perbisnisan/pengusaha. Meskipun produk yang dihasilkan dari kegiatan peninjauan lingkungan jenis ini lebih banyak bersifat metoo, tetapi tidak sedikit pengusaha yang tertarik dengan metode ini. Hal ini mudah dipahami, karena bisnis yang berhasil merupakan sesuatu yang dapat dilihat secara nyata sehingga apabila bisnis ini bisa ditiru maka para peniru berharap mereka akan memperoleh keberhasilan yang sama. Sebagai contoh, Ray Kroc bukanlah penemu sistem waralaba untuk bisnis makanan siap saji (fastfood), tetapi melalui pengamatannya yang jeli setelah memerhatikan berkembangnya waralaba makanan siap saji Kroc memutuskan untuk mengadopsi sistem waralaba dalam industri ke dalam bisnis McDonald's yang dijalankan oleh McDonald's bersaudara di California, sehingga McDonald's dapat berkembang menjadi waralaba makanan siap saji di Amerika Serikat, maka terbesar di dunia. Metode Peninjauan Lingkungan Terhadap Kebutuhan Konsumen yang Belum Dipenuhi Metode kedua untuk peninjauan lingkungan adalah dengan memperhatikan kebutuhan yang belum terpenuhi dari barang atau jasa yang beredar saat ini. Sebagai contoh, Michael Benjamin pendiri Aqua Vox Inc. menemukan bahwa salah satu hal yang menjadikan para penikmat olah raga selam frustrasi adalah karena mereka tidak bisa air dengan rekan penyelam lainnya. Hal ini telah memicu Benjamin untuk menciptakan alat saling berkomunikasi di dalam komunikasi di dalam air yang memungkinkan para penyelam berkomunikasi satu sama lain. Alat tersebut sebelumnya tidak pernah ada di pasaran. Metode Peninjauan Lingkungan Terhadap Kelemahan Produk Saat Ini Dengan menggunakan metode ini, pengusaha berupaya untuk menganalisis secara saksama terhadap kelemahan produk yang dihasilkan pesaing, sehingga kelemahan pesaing tersebut dapat dimanfaatkan perbisnisan sebagai suatu peluang bisnis yang dapat dieksploitasi. Sebagai contoh, para pengusaha mobil Jepang memanfaatkan krisis energi akibat embargo minyak oleh negara- negara Arab menyusul terjadinya perang Arab-Israel, untuk melakukan ekspansi produk mobil Jepang ke Amerika. Para pebisnis mobil Jepang menawarkan konsep mobil yang lebih hemat bahan bakar dibandingkan mobil yang diproduksi Amerika. Hal ini sejalan dengan kebutuhan konsumen yang mulai cenderung meninggalkan mobil boros bahan bakar. Contoh lainnya adalah bentuk penyajian berita yang dilakukan oleh Koran Tempo yang berbeda dengan koran-koran pesaingnya. Penyajian berita dalam Koran Tempo dirancang sedemikian rupa, sehingga berita yang dimuat pada suatu halaman tidak bersambung ke halaman lainya. Perbaikan cara penyajian berita ini sangat membantu para pembaca koran yang sering kali harus membolak- balik halaman koran untuk mencari sambungan sebuah berita. Lebih celaka lagi apabila ada halaman koran yang sudah hilang! Metode Peninjauan Lingkungan dengan Menggunakan Tolok Ukur Setiap perusahaan berkeinginan agar produk yang mereka hasilkan tetap dibeli oleh konsumen, karena konsumen merupakan alasan keberadaan perusahaan dalam percaturan bisnis. Untuk memastikan agar produk perusahaan tidak tergantikan oleh pesaing, maka perusahaan senantiasa melakukan pengamatan secara saksama terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pesaing yang menjadi tolok ukur mereka. Sebagai contoh, PT Unilever Indonesia meluncurkan detergen bermerek Surf dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan detergen bermerek Rinso untuk mengantisipasi terjadinya kesulitan konsumen dari golongan ekonomi menengah ke bawah dalam melakukan kegiatan mencuci pakaian, karena harga detergen bermerek Rinso menjadi mahal akibat terjadinya kenaikan harga pokok produksi. Tindakan PT Unilever Indonesia ini, memicu aksi dari PT Wing's yang segera meluncurkan detergen baru dengan merek Daia yang lebih murah dibandingkan SoKlin. 2. Perumusan Konsep Bisnis (Business Concept) Agar ide bisnis (baik yang kreatif maupun tidak kreatif) dapat dijalankan secara operasional, maka ide bisnis yang muncul di benak pebisnis, selanjutnya harus dirumuskan menjadi konsep bisnis. Konsep bisnis adalah penjabaran suatu ide bisnis ke dalam dimensi-dimensi bisnis yang relevan. Sebagai contoh, pengusaha yang memiliki ide bisnis mendirikan bisnis rumah makan, maka dia harus menjabarkan ide bisnis rumah makan tersebut ke dalam konsep bisnis yang jelas dengan menguraikan ide bisnis tersebut menjadi dimensi-dimensi bisnis yang lebih detail. Pada tataran yang lebih sempit, Kotler memberi ilustrasi bagaimana menerjemahkan suatu ide produk (productidea) menjadi konsep produk (productconcept). Misalnya, sebuah perbisnisan makanan berskala besar memiliki ide membuat bubuk (powder) yang dapat ditambahkan ke dalam susu untuk meningkatkan nutrisi dan rasa. Ide produk tersebut, selanjutnyamasih dapat dikembangkan menjadi berbagai konsep produk dengan memerhatikan sasaran pasar yang akan dituju. Manfaat utama apa yang akan diberikan produk ini? Apakah rasa, nutrisi, kesegaran, atau energi? Kapan waktu penyajian minuman tersebut dilakukan, apakah pada saat sarapan, makan siang, atau makan malam? Dengan mempertimbangkan berbagai dimensi tersebut, maka konsep produk bubuk yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut: Konsep 1: Minuman instan untuk sarapan bagi orang dewasa yang ingin memperoleh nutrisi dalam waktu singkat tanpa harus mempersiapkan sarapan. Konsep 2: Minuman snack yang enak dan menyegarkan bagi anak- anak untuk diminum di siang hari. Konsep 3 : Suplemen kesehatan untuk para lanjut usia yang diminum di malam hari sebelum mereka beristirahat. Pada tahap perumusan konsep bisnis, pengusaha harus melakukan analisis situasional, yaitu suatu proses untuk menemukan kesesuaian antara peluang lingkungan eksternal perusahaan dengan kekuatan internal yang perusahaan dan pada saat yang meminimalisir dampak dari ancaman yang berasal dari lingkungan luar perusahaan dan memperbaiki kelemahan internal perusahaan. Peluang bisnis sebaik apapun yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan tidak akan memiliki nilai apa-apa bagi perusahaan apabila perusahaan tidak memiliki sumber daya internal yang kuat untuk menjadikan peluang bisnis itu jadi kenyataan. Sebaliknya, ancaman yang terdapat di lingkungan eksternal tidak akan menjadi ancaman berarti bagi perusahaan apabila perusahaan mampu merumuskan strategi yang dapat meminimalisir dampak ancaman tersebut terhadap perusahaan. Analisis situasional merupakan langkah lanjutan dari aktivitas peninjauan lingkungan. Apabila hasil dari suatu peninjauan lingkungan hanya berisi berbagai macam informasi mengenai perkembangan yang terjadi baik di lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan eksternal perusahaan, maka pada tahap analisis situasional akan dilakukan identifikasi mana di antara informasi tersebut yang termasuk ke dalam kategori peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan. 3. Tahap Studi Kelayakan Bisnis (Feasibility Study) Setelah perusahaan/pengusaha menetapkan konsep bisnis mana yang akan dijalankan menjadi suatu bisnis, maka konsep bisnis yang akan dijalankan tersebut terlebih dahulu harus dinilai kelayakan bisnisnya. Demikian pula bagi perusahaan yang akan menjalankan strategi bisnis tertentu -yang di dalamnya terdapat komitmen untuk melakukan pengeluaran kapital dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang panjang, maka pilihan strategi ini juga harus dinilai terlebih dahulu kelayakannya. Studi kelayakan bisnis tidak akan dapat dilakukan seandainya ide bisnis tidak diterjemahkan ke dalam suatu konsep bisnis. Setelah konsep bisnis dapat dirumuskan, maka selanjutnya dapat dilakukan kegiatan studi kelayakan bisnis. Secara garis besar, studi kelayakan bisnis dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis studi kelayakan, yakni: Studi Kelayakan Ekonomi Studi kelayakan ekonomi bertujuan untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis berdasarkan kepada data-data keuangan historis maupun data-data proyeksi keuangan yang terangkum dalam laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal/laporan laba ditahan, dan laporan arus kas. Untuk menilai layak tidaknya suatu bisnis, dapat digunakan metode perhitungan yang mendasarkan pada konsep cashflow, yaitu terdiri dari: 1) Konsep cashflow yang tidak memperhatikan nilai waktu dari uang atau faktor diskonto (n period. 2) Konsep cashflow yang memperhatikan nilai waktu dari uang atau faktor diskonto (discountedcashflow), antara lain: a) Nilai sekarang bersih atau Net PresentValue (NPV) b) Internal Rate ofReturn (IRR) c) Indeks Laba atau Profitability Index (PI) discountcashflow), yaitu metode payback Studi Kelayakan Teknis Selain melakukan studi kelayakan bisnis berdasarkan perhitungan ekonomi, para pengusaha juga akan memperhitungkan kelayakan bisnis secara teknis. Studi kelayakan teknis akan melakukan penelaahan secara saksama menyangkut berbagai aspek yang akan menunjang kelancaran proses operasional perbisnisan terutama di bidang produksi. Studi kelayakan teknis, misalnya menyangkut kelangsungan pasokan bahan baku, penggunaan teknologi produksi yang digunakan perbisnisan dibanding pesaing, dampak kegiatan operasional perbisnisan terhadap lingkungan, dan lain sebagainya. 4. Penyusunan Rencana Bisnis Informasi yang berhasil dikumpulkan oleh perusahaan/pengusaha pada tahap studi kelayakan merupakan bahan yang sangat berharga untuk digunakan dalam proses penyusunan rencana bisnis. Perbedaan mendasar antara kegiatan studi kelayakan bisnis dengan penyusunan rencana bisnis terletak pada aspek manajemen strategis. Dalam studi kelayakan bisnis, analisis lebih diarahkan kepada melihat layak tidaknya bisnis baik dilihat dari segi perhitungan ekonomi maupun segi teknis. Dalam menyusun rencana bisnis, pimpinan puncak perusahaan sebagai ahli strategi (strategist) akan meletakkan bisnis baru yang akan dijalankan tersebut di dalam susunan portofolio bisnis yang disesuaikan dengan misi, visi, dan tujuan yang ingin dicapai oleh perbisnisan dalam jangka panjang. Bagi seorang pengusaha yang akan memulai bisnis baru dari awal, setelah memperoleh informasi awal dari studi kelayakan bisnis yang telah dilakukan dan memperoleh konfirmasi bahwa konsep bisnis yang akan dijalankan layak (feasible), maka dia harus merumuskan bagaimana agar bisnis yang sudah layak tersebut, dapat memiliki keunggulan bersaing keunggulan bersaing tersebut tertuang dalam sebuah rencana bisnis. Konsep bisnis yang akan dibuatkan rencana bisnis, hanyalah konsep bisnis yang dinyatakan layak setelah melewati tahap studi kelayakan bisnis, sedangkan bagi konsep bisnis yang dinyatakan tidak layak, terdapat dua kemungkinan perlakuan. Pertama, konsep bisnis tersebut bisa ditinjau ulang untuk melihat apakah ada kemungkinan kesalahan penetapan konsep bisnis sehingga bisnis tersebut dinyatakan tidak layak. Kedua, konsep bisnis tersebut setelah dinilai tidak layak, tidak dikaji ulang kembali karena terdapat kelemahan konsep bisnis yang sangat mendasar sehingga kemungkinan akan sulit untuk diperbaiki. Komponen-komponen rencana bisnis yang harus dibuat oleh perusahaan/ pengusaha antara lain mencakup: mengembangkan visi, misi, tujuan-tujuan, strategi-strategi, dan kebijakan- kebijakan dari suatu bisnis baru; mengembangkan manajemen perusahaan yang menyangkut kegiatan penetapan direksi perusahaan, para manajer utama (keymanagers) perusahaan; mengembangkan lingkungan internal perusahaan, yang mencakup pengembangan struktur organisasi perusahaan, pengembangan budaya perusahaan dan sumber daya utama organisasi (manusia, uang, bahan baku, mesin, pasar, dan metode/teknologi): mengembangkan proyeksi kinerja perusahaan yang mencakup antara lain perhitungan titik impas, perkiraan penjualan, perkiraan harga pokok produksi (untuk perusahaan manufaktur), perkiraan harga pokok penjualan (untuk perusahaan dagang), pengembangan berbagai laporan keuangan proforma, seperti laporan laba rugi proforma (proforma incomestatement), neraca proforma (proforma balancesheet), arus kas proforma (proforma cashflow), menetapkan perkiraan pengembalian investasi pada periode pengembalian (payback periode). Agar penyusunan rencana bisnis efektif dan dapat memenuhi kriteria rencuna bisnis yang komprehensif, perlu dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut. 1) Lakukan analisis situasi bisnis dan perusahaan Dalam tahap awal lakukanlah identifikasi dan analisis situasi bisnis dan internal perbisnisan secara global, seberapa besar kemungkinannya untuk dapat dilaksanakan. Apakah cukup menarik? 2) Lakukan persiapan Informasi dan data apa yang dibutuhkan (buat daftarnya), pertanyaan apa saja yang akan diajukan dan harus dijawab, dari mana sumber informasinya. 3) Lakukan pengumpulan data dan informasi Pengumpulan data dan informasi berdasarkan daftar dan kebutuhan yang telah disiapkan sebelumnya. Data dapat diambil dari sumber primer (langsung dari pihak pertama) atau data sekunder (berdasarkan hasil pengolahan oleh pihak lain), seperti dari Biro Pusat Statistik, Hasil Riset, dan dari lembaga yang berkompeten lainnya. 4) Lakukan analisis dan evaluasi Dalam melakukan analisis dapat digunakan metode deskripsi, maupun penghitungan berdasarkan asumsi-asumsi yang ditetapkan. Harus diperhatikan bahwa tingkat keakuratan asumsi. dan ketajaman analisis akan menjadi kunci sukses sebuah rencana bisnis memiliki bobot yang komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan. 5) Lakukan penulisan/penyusunan Agar dapat dijadikan acuan maupun dasar penilaian suatu bisnis, rencana bisnis sebaiknya disajikan dalam bentuk tulisan dengan kemasan yang mudah dipahami dan menarik untuk dibaca. 2. Rencana Bisnis Yang Baik Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selain digunakan untuk keperluan internal perusahaan, rencana bisnis juga berguna untuk meyakinkan para investor maupun kreditor terhadap prospek usaha yang akan dijalankan. Sebagai sebuah dokumen yang akan menjadi peta panduan jalan (road map) bagi seluruh manajemen perusahaan yang berasal dari berbagai bidang fungsional (pemasaran (marketing), sumber daya manusia [human resources], produksi Įproduction], dan Ifinance), rencana bisnis yang dibuat perusahaan harus terhindar dari pandangan sempit masing- masing departemen perusahaan di dalam melihat arah pengusahaan perusahaan dalam jangka panjang. Rencana bisnis yang dibuat harus betul- betul dapat dijadikan acuan yang andal dalam melihat letak usaha yang akan dijalankan perusahaan di tengah konstelasi persaingan usaha saat ini dan lima tahun ke depan. Meskipun rencana bisnis merupakan sebuah peta panduan jalan, tetapi peta tersebut dapat berubah secara drastis apabila perusahaan melakukan aktivitas bisnis yang mengalami perubahan mendasar, misalnya dengan ditemukannya teknologi produksi yang baru atau terdapat produk substitusi yang baru dan jauh lebih unggul dibandingkan dengan produk yang saat ini dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, penyusunan rencana bisnis tidak terlepas dari prinsip perencanaan kontinjensi (contingencyplanning), di mana perencanaan usaha yang dibuat diawal harus mengalami perubahan apabila premis perencanaan (planningpremise) mengalami perubahan. Adapun pada saat menyajikan rencana bisnis kepada para investor maupun para kreditor, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan/ pengusaha adalah sebagai berikut. 1) Rencana Bisnis Harus Bernilai Bisnis Apabila terlalu banyak isi lain di luar substansi, maka orang tidak akan menanggapi rencana bisnis dengan serius. Orang yang membaca rencana bisnis adalah orang yang serius. 2) Rencana Bisnis Harus Menarik Pembaca rencana bisnis akan merespons presentasi yang positif dan menarik, serta mengabaikan presentasi yang tidak jelas, atau tidak dipertimbangkan dengan baik dan tidak terorganisir. Mungkin mereka membaca begitu banyak rencana bisnis dalam satu Minggu sehingga mata mereka memerah. Oleh karena itu, rencana bisnis yang disertai grafik yang bagus atau foto perusahaan yang provokatif biasanya lebih berpeluang mendapatkan perhatian ketimbang rencana bisnis yang monoton dan tidak berwarna. Bahkan kesalahan ejaan dan tata bahasa akan memberikan kesan negatif bagi citra wirausahawan dan citra keseluruhan perusahaan, Gunakanlah seseorang yang terampil dalam bidang ini. Kajilah rencana usaha untuk menghilangkan kesalahan kecil yang mungkin memberikan dampak besar bagi pembaca. Penampilan rencana bisnis harus dibuat menarik karena investor dan kreditor akan memperoleh kesan pertama terhadap perusahaan yang sedang mencari pendanaan dari penampilan rencana bisnis yang diajukan kepada mereka. Selain itu, penampilan rencana bisnis akan turut memberikan kesan mengenai bonafiditas dan profesionalisme perusahaan. Menyajikan sebuah rencana bisnis hanya dalam bentuk kumpulan halaman kertas yang distapler akan menunjukkan bahwa penyusun rencana bisnis tersebut hanyalah seorang amatir. Menyajikan rencana bisnis dengan menggunakan spiral binding dari plastik dipadu dengan cover berwarna dan kualitas kertas yang bagus, akan memberi kesan bahwa perusahaan sudah profesional dalam menyajikan rencana bisnis. 3) Rencana Bisnis Harus Singkat dan Banyak Informasi Terdengar seperti bertentangan, tetapi dilema ini dapat diselesaikan dengan pendekatan kata kunci. 4) Rencana Bisnis Harus Mudah Dipahami Rencana bisnis harus mudah dibaca dan dipahami oleh evaluator baik dari pihak investor maupun kreditor untuk melakukan pengambilan keputusan. Uraian yang lebih rinci mengenai berbagai aspek yang dicantumkan dalam rencana bisnis dapat dibuat dalam lampiran terpisah, sehingga rencana bisnis yang dibuat tidak terlalu tebal. Rencana bisnis yang terlalu tebal akan menyulitkan bagi para evaluator dalam pengambil keputusan dalam waktu singkat apa yang diinginkan oleh perusahaan yang mengajukan pendanaan. Umumnya panjang suatu rencana bisnis berkisar antara 30 hingga 40 halaman (sudah termasuk dokumen pendukung). Bagi rencana bisnis itu ke dalam bagian-bagian yang menjelaskan secara singkat unsur-unsur yang memang harus ada dalam rencana bisnis. 5) Cover Rencana Bisnis Harus Memuat Identitas yang Jelas Sampul depan (front cover) rencana bisnis harus memuat nama perusahaan, alamat, nomor telepon perusahaan, serta bulan dan tahun rencana bisnis dikeluarkan. Hal tersebut untuk memudahkan calon investor atau kreditor melakukan komunikasi dengan perusahaan atau pada saat mereka memberikan jawaban balasan terhadap rencana bisnis disampaikan perusahaan. Pada bagian dalam dari sampul, harus dituliskan jumlah salinan (copy) bisnis yang diedarkan. Hal ini akan memberi kesan kepada calon investor maupun kreditor bahwa mereka adalah pihak yang diprioritaskan oleh perusahaan dalam memperoleh penawaran rencana bisnis. Jumlah salinan rencana bisnis yang terlalu banyak beredar akan memberi kesan bahwa usaha yang dijalankan perusahaan tidak prospektif, sehingga perusahaan/pengusaha harus melakukan penawaran ke banyak pihak. 6) Penyusunan Rencana Bisnis harus Terorganisir dengan Baik Hal ini tercermin dengan dicantumkannya daftar isi rencana bisnis, ringkasan eksekutif, lampiran-lampiran, dan penggunaan bahasa yang baku dalam penulisan rencana bisnis. Semuanya ditunjukkan agar pihak-pihak yang memperoleh penawaran rencana bisnis perusahaan dapat mengikuti alur penyajian rencana bisnis tersebut secara urut, sehingga penyajian rencana bisnis menjadi jelas. B. Sistematika Rencana Bisnis. 1. Komponen -komponen format penulisan Rencana bisnis a. Riskas Eksekutif b. Konsep Bisnis ( industri, struktur, bisnis, cara bisnis) c. Gambaran Pasar d. Target Pasar e. Desain dan kondisi pesaing f. Organisasi dan manajemen g. Rencana keuangan h. Lampiran 2. Komponen-komponen dari Ringkasan eksekutif Konsep bisnis yang akan di bangun Misi perusahaan Produk/jasa Pesaing Target dan ukuran pasar Straregi pemasaran Tim manajemen 3. Komponen-komponen Indentitas perusahaan Visi dan misi perusahaan Gambaran sekilas tentang produk Perkembangan sampai saat ini Status hukum dan kepemilikan 4. Komponen tentang informasi keberadaan perusahaan Tren dan pertumbuhan industri Gambaran pasar Ukuran, pertumbuhan, dan tren pasar Perubahan prilaku pasar 5. Formulasi tim untuk memulai bisnis Personil di posisi kunci Pegawai Struktur organisasi dan gaya manajemen 6. Komponen kelayakan bisnis Biaya modal yang di perlukan Proyeksi pendapatan/penjualan Proyeksi aliran kas Kinerja keuangan yang ditargetkan