Slide Asdi Sby 7
Slide Asdi Sby 7
MC/HOST
Afifa Yulfina, S.Gz, RD
Dietisien RSUD Dr. Soetomo Surabaya
MC / HOST
SUSUNAN ACARA
1. OPENING HOST
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
3. Doa
4. Sambutan Ketua AsDI Koordinator Wilayah Surabaya
5. Materi 1
6. Tanya Jawab Materi 1
7. Materi 2
8. Tanya Jawab Materi 2
9. Presentasi Product + Quiz
10. Penutup
TATA TERTIB WEBINAR
❑ KESADARAN DAN RASA TANGGUNG JAWAB PENUH AKAN KEWAJIBAN TERHADAP BANGSA DAN NEGARA.
❑ KEYAKINAN PENUH BAHWA PERBAIKAN GIZI MERUPAKAN SALAH SATU UNSUR PENTING UNTUK MENCAPAI
DERAJAT KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT.
❑ TEKAD BULAT UNTUK MENYUMBANGKAN TENAGA DAN PIKIRANNYA UNTUK TERCAPAINYA MASYARAKAT
ADIL DAN MAKMUR.
PERAN AHLI GIZI
Pelaku tata laksana asuhan/pelayanan gizi klinik.
1. Pengelola pelayanan gizi di masyarakat.
2. Pengelola tata laksana/asuhan/pelayanan gizi RS.
1.
3. Pengelola sistem penyelenggaraan makanan institusi/makanan massal
4.
(bencana).
5. Pendidik/penyuluh/pelatih/ konsultan bidang Gizi
6.
7. Pelaksana penelitian Gizi.
9.
8. Pelaku pemasaran produk gizi dan kegiatan wira usaha.
Berpartisipasi bersama tim kesehatan dan lintas sektoral.
Pelaku praktik kegizian yang bekerja secara profesional dan etis
TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT
FOTO BERSAMA
MOHON “ON CAMERA”
SESI ILMIAH
PERKENALAN MODERATOR
F.X. Wahyurin Mitano, SKM, RD
Dietisien RSUD Dr. Soetomo Surabaya
MODERATOR
CV. Moderator
F.X. Wahyurin Mitano, SKM, RD
CONTACT PENDIDIKAN PEKERJAAN
Malang, 16 Februari1965 Akademi Gizi Malang - 1987 ● 1987 - Sekarang Instalasi Gizi RSUD dr.
wahyurin16@gmail.com Soetomo Surabaya
FKH Unair Surabaya 2001 ● Supervisor PKRS RSUD dr. Soetomo Surabaya
081330667434 ● Team Sport Clinic RSUD dr. Soetomo
Surabaya
● Anggota Akreditasi RS RSUD dr. Soetomo
Surabaya
Yudha Haryono,dr.Sp.S (K)
Prinsip Nutrisi Pada Pemulihan
Kognitif Pasca Stroke
NARASUMBER 1
CV. Narasumber
Yudha Haryono,dr.Sp.S (K)
MEKANISME :
Iskemia & Hemorogik Pasokan darah/ makanan berkurang
Iskemik
infebral
Polar “head”
containing
phosphate
Nonpolar “tail”
containing
hydrocarbon
Cerebro-C
ardio
Vascular
Dyslipi
demia
(High
Choles
terol)
MANAGEMEN
Terapi Akut :
1. ▪Respon metabolik pada injuri akut 🡪 fase2
▪Golden periode (< 6 jam)
2 Terapi Pencegahan (Secondary Prevention)
.
- Antiplatelet, Anti Cogulan
Infark Hemorogis
- Kendalikan Faktor Resiko
- Pola Hidup
- Pola makan/ Nutrisi
- Latihan Fisik & Mental Kognitif
- Kendalikan Stress
NUTRISI
Inprinsip :
▪Perbaikan membrane phospholipid Sel Otak
▪Meningkatkan plastisitas Sel Otak
Brain Plasticity :
550 mg / hr
max 3.500 mg / hr
425 mg / hr
▪ Wanita Hamil
▪ Lansia (OK Defisiensi Cholin)
Kelebihan Asupan Cholin Lansia
(Jarang) :
▪Bau Badan
▪Vomit
▪Hipofensi
▪Hiperhidrosis
KESIMPULAN :
Sumber kolin
Telur, ikan, daging sapi, daging ayam, hati, jamur, sayuran hijau, tiram,
kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang kedelai, susu, bisa juga
mendapat asupan tambahan kolin dari produk susu yang telah difortifikasi oleh
kolin
Syarat Diet
Energi cukup, yaitu 25-45 kkal/kg BB
Protein cukup, yaitu 0,8-1 gr/kg BB. Apabila pasien dalam keadaan
gizi kurang protein diberikan 1,2-1,5 gr/kg BB. Apabila disertai
komplikasi Ginjal, protein diberikan rendah yaitu 0,8 gr/kg BB.
Lemak cukup, 20-25% dari kebutuhan total
Karbohidrat cukup, 60-70% dari total kebutuhan (dapat disesuaikan
dengan penyakit dan hasil perhitungan protein dan lemak)
Bentuk dan jenis diet makanan disesuaikan kondisi pasien
TAHAPAN PEMBERIAN DIET STROKE
1. Fase akut (24 - 48 jam)
Diberikan kepada pasien dalam fase akut atau bila ada gangguan fungsi
menelan.
Makanan diberikan dalam bentuk cair, bisa cair jernih, cair penuh, cair
kental, maupun dikombinasikan.
Diberikan secara oral atau NGT sesuai dengan keadaan penyakit.
Makanan diberikan dalam porsi kecil
2. Fase pemulihan
Fase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah sadar dan tidak
mengalami gangguan fungsi menelan (disgafia). Bentuk makanan
disesuaikan dengan kemampuan pasien (cair, saring, lunak atau biasa).
Pemberian diet pasien stroke disfagia
Level 1
Untuk pasien dengan disfagia sedang sampai berat,
terdapat gangguan bicara, gangguan menelan pada fase
oral dan menurunnya kemampuan untuk melindungi jalur
napas.
Level 2
untuk pasien yang memiliki kemampuan mengunyah
dan mengalami disfagia derajat ringan sampai sedang.
makanan dengan tekstur yang lebih padat dari level 1,
tetapi masih memiliki tekstur yang lembut, setengah
padat
membutuhkan kemampuan mengunyah
Buah, sayuran dicincang kecil-kecil kurang dari 1-2
inci ataupun dihancurkan dengan garpu, daging
digiling lembut
menghindari makanan yang kering, kacang-kacangan
dan biji-bijian.
Diet untuk Disfagia
Level 3
Untuk pasien disfagia orofaring ringan
Merupakan makanan transisi untuk diet biasa
Bentuk makanan lunak-padat
Buah-buahan dan sayuran yang keras,
makanan yg lengket, dan kering,
kacang-kacangan dan biji-bijian yang utuh
tidak dianjurkan,
Contoh Bentuk makanan
Contoh bentuk makanan
02
STUDI KASUS
Riwayat Personal
Skor 0 = Terbaring di tempat tidur atau kursi roda Skor 3 = IMT > 23kg/m²
0
Skor 1 = Bisa bangun dari tempat tidur/ kursi roda,
TOTAL SKOR SKRINING :
tapi tidak bisa jalan jauh Sub total maksimal = 14
Skor 2 = Dapat pergi keluar rumah Skor 12-14 = Status gizi Normal 5
Skor 8-11 = Beresiko Malnutrisi
ASSESSMENT
antropometri
% LILA : 71%
LILA : 22 cm Status gizi : kurang
Tinggi lutut : 53 cm
Estimasi TB Berdasarkan TL : 168 cm
Umur : 76 tahun
Estimasi BB Berdasarkan Lila : 51 kg
ASSESSMENT Pemeriksaan Lab
ASSESSMENT
PEMERIKSAAN
HB 13,6 13,3-16,6
Albumin 3,12 3,4-5
GDA 94 <200
HBA1C 5,4 <5,7% normal
5,7-6,4% prediabetes
≥6,5 % diabetes
BUN 18 8-18
kreatinin 0,8 0,6-1,3
Kholestrol 148 0-200
HDL 49 40-60
LDL 96 0-99
Trigliserida 47 30-150
Asam urat 3,3 2,6-7,2
Kalium 3,2 3,5-5,1
Na 147 136-145
ASSESSMENT
RIWAYAT MAKAN
Pasien memiliki kebiasaan makan 2-3 kali /hari,
terdiri nasi 5-6 Sdm, terdiri dari 1-2 ptg lauk nabati, lauk hewani 1 ptg, dan sayur
sekitar 1 mangkuk kecil
.
TUJUAN PEMEBERIAN DIET
Memberikan nutrisi secukupnya, untuk memenuhi kebutuhan
gizi pasien, secara bertahap dengan memperhatikan kondisi
dan penyakit pasien.
Membantu meningkatkan status gizi pasien.
Membantu memperbaiki keseimbangan elektrolit pasien
Memberikan pengetahuan mengenai pengaturan dan
pemberian diet pasien.
IMPLEMENTASI
Syarat Diet
Energi diberikan 35 kkal/kg BB
Protein diberikan 1,4 gr/kg BB
Lemak cukup, 25% dari kebutuhan total
Karbohidrat dihitung berdasarkan sisa perhitungan protein dan
lemak.
Natrium diberikan 200-400 mg
Cairan 1500-2000 ml/hari
IMPLEMENTASI
Perhitungan Energi
Energi : 35x51: 1785 kkal
Protein : 1,4x51: 71,4 gram
Lemak : 49,6 gram
Karbohidrat : 263,3 gram
Pemberian diet
Jenis Diet : TETP RG
Rute : oral
Bentuk makanan : Cair
Pemberian: 6 x 250 ml
Jus Buah 1 x 150 ml
IMPLEMENTASI
Pemberian edukasi
Jenis Diet
Tujuan Diet
Syarat dan prinsip pemberian diet
Makanan yang dianjurkan dan yang perlu dibatasi
Pentingnya dukungan keluarga dalam pemberian
nutrisi untuk pasien
MONITORING DAN EVALUASI
MONITORING HASIL PEMERIKSAAN LAB