Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
3
PERAN AKTIF INDONESIA PADA MASA PERANG DINGIN
DAN DAMPAKNYA TERHADAP EKONOMI GLOBAL
A. Perkembangan Gerakan Non Blok dan Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok
Ketika berakhirnya Perang Dunia II, muncul dua buah negara yang menjadi negara adidaya yang
dimana memiliki pengaruh besar terhadap seluruh negara-negara yang ada di dunia, baik itu
untuk negara maju dengan negara berkembang guna untuk menjadi bagian dari mereka, dimana,
kedua negara tersebut adalah negara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Kemudian, efek dari kedua
pengaruh negara adidaya tersebut, menciptakan sebuah Perang Dingin yang dimana ketika
mereka selalu dihadapkan untuk bersaing dan juga untuk saling memperkuat sistem dari
pertahanan mereka itu sendiri. Sehingga membuat setiap negara memilih kawan dan juga lawan.
Hal tersebut menyebabkan Indonesia dimana menentukan sistem politik luar negeri bebas aktif
menjadi sebuah prinsip yang dimana menjadi sebuah prinsip bagi negara-negara lainnya.
Kemudian, Indonesia membentuk sebuah kelompok baru yang dimana bersifat netral dan tidak
berada di pihak Barat (Amerika Serikat) atau Timur (Uni Soviet).
1. Munculnya dua buah blok besar yang dimana blok barat dipimpin oleh Amerika Serikat dan
blok timur dipimpin oleh Uni Soviet untuk menjadi negara paling berpengaruh di dunia.
2. Terdapat sebuah kecemasan bagi negara-negara yang baru saja terlahir sejak berakhirnya
Perang Dunia II yang dimana ingin menghindari pertikaian dan meredakan ketegangan dunia.
3. Adanya pertemuan lima orang negarawan Non Blok Presiden Joseph Broz Tito dari
Yugoslovia, PM Jawaharlal Nehru dari India, Presiden Gamal Abdul Nasser dari Mesir ,
Presiden Soekarno dari Indonesia di markas besar PBB dalam sidang Umum PBB ke-15 tahun
1960, yang sepakat membentuk Gerakan NonBlok
4.Terjadinya sebuah perjanjian Dokumen Brioni yang ditandatangani pada tahun 1956 oleh
Presiden Joseph Broz Tito dari Yugoslovia, PM Jawaharlal Nehru dari India, Presiden Gamal
Abdul Nasser dari Mesir, Presiden Soekarno dari Indonesia yang dimana bertujuan untuk
mempersatukan negara yang tergabung dalam non blok
5.Terjadinya krisis Kuba tahun 1961. Krisis ini terjadi karena Uni Soviet membangun pangkalan
rudal di Kuba secara besar-besaran. Amerika Serikat merasa terancam dan memprotes tindakan
Uni Soviet tersebut. Situasi dunia menjadi tegang, hal ini mendorong negara-negara Non Blok
untuk segera menyelenggarakan KTT NonBlok
Prinsip GNB :
Kata non-blok sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Perdana Menteri India, Nehru, melalui
pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Ia menjelaskan lima pilar yang kemudian
dijadikan basis dari GNB, yaitu:
Gerakan Non Blok merupakan organisasi dunia yang dibentuk pada saat terjadinya Perang
Dingin antara blok barat dengan blok timur. Di dalam Gerakan Non Blok tidak terdapat struktur
organisasi yang mengurus kegiatan di berbagai bidang karena Gerakan Non Blok bukan
merupakan lembaga. Gerakan Non Blok mengandalkan perjuangan pada kekuatan moral. Satu-
satunya pengurus dalam Gerakan Non Blok adalah ketua. Ketua Gerakan Non Blok dijabat oleh
kepala pemerintahan negara yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Gerakan Non Blok. KTT Gerakan Non Blok dihadiri oleh para kepala pemerintahan dan kepala
negara anggota Gerakan Non Blok.
Bidang Politik
Kegiatan yang dilakukan Gerakan Non Blok dalam bidang politik dan perdamaian dunia, antara
lain ikut berusaha:
Bidang Ekonomi
Kegiatan yang dilakukan Gerakan Non Blok dalam bidang ekonomi, antara lain:
ikut berusaha memperjuangkan kemerdekaan atau kebebasan dalam bidang ekonomi dan kerja
sama atas dasar persamaan derajat; ikut berusaha mewujudkan suatu tatanan ekonomi dunia baru
sehingga terdapat hubungan kerja sama saling menguntungkan antara negara maju dan negara
sedang berkembang.
Pelaksanaan tata ekonomi dunia baru yang diperjuangkan Gerakan Non Blok dalam forum PBB
adalah sebagai berikut.
1. Dialog Utara–Selatan. Dialog Utara–Selatan adalah pertemuan yang membahas kerja sama
saling menguntungkan antara kelompok negara maju yang merupakan negara industri
(Utara) dan negara-negara berkembang (Selatan). Dengan adanya dialog Utara–Selatan
diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan antara negara maju dan berkembang sehingga
terwujud tata ekonomi dunia baru yang adil dan merata.
2. Kerja Sama Selatan–Selatan. Kerja sama Selatan–Selatan merupakan bentuk kerja sama
antarnegara berkembang dalam bidang ekonomi dan teknologi.
1. Pada tahun 1992, Indonesia menjadi tuan rumah pennyelenggaraan KTT GNB ke X
2. Presiden Soeharto ditunjuk sebagai ketua GNB.
3. Indonesia memprakarsai kerja sama teknis di beberapa bidang seperti pertanian dan
kependudukan serta mencetuskan upaya untuk menghidupkan kembali dialog Utara-
Selatan.
4. Indonesia ikut memprakarsai berdirinya GNB
KTT GNB I mencetuskan prinsip politik bersama, yaitu bahwa politik berdasarkan
koeksistensi damai, bebas blok, tidak menjadi anggota pasukan militer dan bercita-
cita melenyapkan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasi. GNB juga memba
ntu Afrika Selatan dalam menghapus politik Apartheid.
GNB mencari perdamaian yang berkelanjutan melalui pemerintah global dan mewujudk
an adanya rasa optimism bahwa GNB dapat memainkan peran yang sangat
penting dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas. Pentingnya GNB terletak pada
kenyataan bahwa GNB merupakan gerakan Internasional terbesar kedua, setelah
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), GNB dapat mewujudkan eratnya hubungan
kerjasama antara negara satu dengan negara yang lain.
Kerjasama antara anggota-anggota GNB dapat memiliki dampak positif pada situasi
ekonomi dunia. Dengan menciptakan tata hubungan ekonomi Internasional yang masih
seimbang, dan memperluas partisipasi negara-negara berkembang dalam proses
pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah ekonomi dunia.
GNB membuat negara-negara anggota Non-Blok berjalan lancar tanpa hambatan.
Jadi GNB ini meningkatkan program kearah tata ekonomi dunia.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan
pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat
regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan
November.
ASEAN sebagai Organisasi Internasional Regional.
a. Perkembangan ASEAN
Pada tanggal 8 Januari 1984 Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN. Vietnam
menjadi anggota ketujuh ASEAN pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, pada tanggal
23 Juli 1997 Laos dan Myanmar menjadi anggota ASEAN, disusul Kamboja pada tanggal 30
April 1999. Negara baru, Timor Leste, yang dahulu merupakan sebuah provinsi di Indonesia
hanya mendapatkan status pemerhati (observer) dalam ASEAN. Hal ini setelah menuai protes
dari beberapa negara ASEAN yang tidak mendukung masuknya Timor Leste ke ASEAN.
Tujuan ASEAN :
1
Ditunda dari tanggal sebelumnya 10‒14 Desember 2006 akibat Badai Seniang
2
Menjadi tuan rumah setelah Myanmar mundur karena ditekan AS dan UE
3
Ditunda dari tanggal sebelumnya 12‒17 Desember 2008 akibat krisis politik Thailand 2008. Pertemuan pada
Maret kemudian dibatalkan akibat aksi unjuk rasa di lokasi pertemuan.
Deklarasi Kerukunan ASEAN; Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara
(TAC); serta Persetujuan Pembentukan Sekretariat ASEAN.
KTT ke-2
ASEAN dibentuk Dewan ASEAN Free Trade Area (AFTA) untuk mengawasi, melaksanakan
koordinasi.
Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan Skema Tarif Preferensi Efektif Bersama (Common
Effective Preferential Tariff/CEPT) menuju Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN.
KTT ke-5
Membicarakan upaya memasukkan Kamboja, Laos, Vietnam menjadi anggota serta memperkuat
identitas ASEAN di mata dunia.
KTT ke-6
Pemimpin ASEAN menetapkan Statement of Bold Measures yang juga berisikan komitmen
mereka terhadap AFTA dan kesepakatan untuk mempercepat pemberlakuan AFTA dari tahun
2003 menjadi tahun 2002 bagi enam negara penandatangan skema CEPT, yaitu Brunei
Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
KTT ke-7
Pencetusan Bali Concord II yang akan dideklarasikan itu berisi tiga konsep komunitas ASEAN
yang terdiri dari tiga pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASC), Komunitas Ekonomi
ASEAN (AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASSC).
KTT ke-10
Program Aksi Vientiane (Vientiane Action Program) yang diluluskan dalam konferensi tersebut
menekankan perlunya mempersempit kesenjangan perkembangan antara 10 negara anggota
ASEAN, memperluas hubungan kerja sama dengan para mitra untuk membangun sebuah
masyarakat ASEAN yang terbuka terhadap dunia luar dan penuh vitalitas pada tahun 2020.
KTT ke-11
Perjanjian perdagangan jasa demi kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Korea Selatan,
memorandum of understanding (MoU) pendirian ASEAN-Korea Center, dan dokumen hasil
KTT Asia Timur yang diberi label Deklarasi Singapura atas Perubahan Iklim, Energi, dan
Lingkungan Hidup.
KTT ke-12
Kesepakatan untuk menerima Kamboja, Laos, dan Myanmar sebagai anggota penuh ASEAN
secara bersamaan. (BASKARA)
KTT tidak resmi ke-2
Sepakat untuk mencanangkan Visi ASEAN 2020 yang mencakup seluruh aspek yang ingin
dicapai bangsa-bangsa Asia Tengara dalam memasuki abad 21, baik di bidang politik, ekonomi
maupun sosial budaya.
KTT tidak resmi ke-3
Kesepakatan untuk mengembangkan kerja sama di bidang pembangunan ekonomi, sosial, politik
dan keamanan serta melanjutkan reformasi struktural guna meningkatkan kerja sama untuk
pertumbuhan ekonomi di kawasan.
KTT tidak resmi ke-4
Indonesia menunjukkan peran aktif dalam ASEAN sejak masa pembentukannya. Indonesia
berkeyakinan bahwa Asia Tenggara bisa berkembang menjadi kekuatan regional yang mandiri
dan kuat. Peran Indonesia dalam ASEAN sebagai berikut:
Istilah kawasan Utara dan Selatan ini lebih memiliki makna ekonomis bukan geografis. Apa
maksudnya? Maksudnya itu, dalam kedua kawasan tersebut, terdapat pengelompokan beberapa
negara. Seperti kawasan Utara, negara-negara yang masuk ke dalam kawasan itu adalah negara-
negara maju yang secara geografis terletak di Eropa Barat, Amerika, dan Kanada. Sedangkan
beberapa negara yang masuk ke dalam kawasan Selatan adalah negara-negara berkembang yang
secara geografis terletak di wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Negara-negara kawasan Utara ini tergabung dalam Group of Seven (G-7), ada Amerika Serikat,
Inggris, Kanada, Prancis, Italia, Jerman, dan satu negara Asia yang masuk ke dalamnya adalah
Jepang. Kalau kawasan Selatan, negara-negaranya tergabung ke dalam kelompok 77 (G-77),
seperti yang sudah disebutkan di atas yaitu negara-negara berkembang seperti Indonesia,
Filipina, Vietnam, dan lainnya.
Kerja sama kawasan Utara dan Selatan itu adalah kerja sama antara negara maju dan negara
berkembang . Hubungan kerjasamanya diawali sejak diadakannya pertemuan antara negara
produsen minyak dengan negara-negara konsumennya. Pertemuannya itu digelar pada tanggal 7
April tahun 1975 di kota Paris, Prancis.
Pertemuan yang diprakarsai oleh Amerika Serikat dan Prancis ini dilanjutkan
dengan Konferensi Kerja Sama Ekonomi Internasional yang diadakan pada tanggal 16-18
Desember 1975 di kota yang sama. Pertemuan inilah yang kemudian dikenal sebagai kerja sama
Utara-Selatan.
Tujuan kerja sama ini adalah:
Kemudian pada tahun 1979, jumlah negara berkembang semakin banyak nih, mencapai 150
negara pada tahun itu. Melihat hal itu, PBB kemudian membentuk United Nations Conference on
Trade and Development (UNCTAD). Organisasi tersebut dibentuk untuk menjalin kerja sama
dalam kebijakan ekonomi ataupun perdagangan antara negara-negara di dunia agar
menguntungkan semua pihak.
Pada saat Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok yang ke-X di Jakarta pada 1-7
September 1992, Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus ketua dari Gerakan Non-Blok. Pada
saat itu, Indonesia mendorong kembali diadakannya dialog antara kawasan Utara dan Selatan.
Tujuannya itu difokuskan pada masalah perdagangan barang komoditas internasional.
Negara-negara di kawasan Selatan juga menginginkan komposisi yang adil, sehingga dapat
saling menguntungkan dari penjualan komoditas tersebut , hal itu terangkum dalam
kerangka New Partnertship for Development atau kemitraan bagi perkembangan. Sehingga, perlu
juga diadakannya dialog antara Selatan dengan Selatan.