Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN INFEKSI POSTPARTUM

Diajukan Untuk Memenuhi Stase Keperawatan Maternitas Profesi Ners

Disusun Oleh :
Siti Fatimah

PROGRAM PROFESI NERS NUSANTARA

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG

2021
BAB I
Konsep Dasar Kasus

I. Definisi Post Partum


Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu (Ary Sulistyawati, 2009).
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi
secara berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil.
Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka
kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam Angka Kematian Ibu
(AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu
penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia,
2012).
II. Etiologi
Persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal struktur rahim sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada
saraf dan nutrisi dalam kurung Hanifah 2011
1. Teori penurunan hormon
Satu sampai dua minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan
hormon progesteron dan estrogen. Fungsi progesteron sebagai
penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila progesteron turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
kekejangan Pembuluh darah yang menimbulkan Kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemik otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terlihat Ganglion cervicale( fleksus franterrhauss).
Bila Ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh Kepala janin akan
menimbulkan kontraksi uterus
5. induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang yang
dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
fleksus frankenhauser amniotomi pemecahan ketuban oksitosin drip
yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan infus

III. Tanda dan Gejala


Menurut Masriroh (2013) tanda dan gejala masa post partum
adalah sebagai berikut:
a. Organ-organ reproduksi kembali normal pada posisi sebelum
kehamilan.
b. Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan
berbalik(kerumitan).
c. Masa menyusui anak dimulai.
d. Penyembuhan ibu dari stress kehamilan dan persalinan di
asumsikan sebagai tanggung jawab untuk menjaga dan mengasuh
bayinya.
IV. Penatalaksanaan
Menurut Masriroh (2013) penatalaksanan yang diperlukan
untuk klien dengan post partum adalah sebagai berikut:
a. Meperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi.
b. Mendorong penggunaan metode-metode yang tepat dalam
memberikan makanan pada bayi dan mempromosikan
perkembangan hubungan baik antara ibu dan anak.
c. Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri si Ibu dan
memungkinkannya mingisi peran barunya sebagai seorang Ibu,
baik dengan orang, keluarga baru, maupun budaya tertentu.
V. Pemeriksaan diagnostic
Tes tambahan : sesuai indikasi, misalnya jumlah darah lengkap
termasuk leukosit, hemoglobin dan hematokrit.
VI. Patofisilogi
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, pendidikan, suku
bangsa, status perkawinan, tanggal dan jam MRS, diagnosa medis
b. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh nyeri / ketidaknyamanan pada daerah kemaluannya setelah
melahirkan.
c. Riwayat penyakit sekarang
1) Riwayat kesehatan lalu
Perlu ditanyakan mengenai kondisi penyakit sebelumnya seperti hipertensi, DM,
Jantung atau keluhan yang lainnya.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh nyeri pada bagian kemaluannya disaat klien bergerak
dan berkurang apabila beristirahat.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Yang perlu ditanyakan adalah penyakit yang sifatnya menurun (hipertensi, DM,
Jantung) dan penyakit menular serta mempunyai riwayat persalinan kembar.
4) Riwayat kesehatan psikososial
Biasanya pasien dengan masa nifas mengalami kecemasan tentang keadaan
bayinya serta nyeri pada daerah perineum.
d. Pola-pola fungsi kesehatan

1) Pola persepsi dan tata laksana kesehatan


Karena kecemasannya terhadap jahitan perineum biasanya klien BAK atau
BABnya menjadi sulit dan takut karena jahitannya dapat robek. Oleh karena
itu perlu dilakukan perawatan dan pengetahuan tentang cara vulva hygiene
setiap BAK atau BAB agar dapat terjadi infeksi dan jahitannya dapat kering.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Biasanya klien pada masa nifas mengalami peningkatan nafsu makan dan
penurunan nafsu makan.
3) Pola eliminasi
Pada penderita post partum sering terjadi adanya perasaan sering atau susah untuk
BAK yang ditimbulkan oleh terjadinya odem dari trigono, yang menimbulkan
obstruksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi. Selain itu klien takut
BAB atau BAK karena jahitannya robek atau nyerinya bertambah.
4) Pola istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur karena merasakan
nyeri pada perineum.
5) Pola aktivitas dan latihan
Biasanya klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan terbatas, misalnya
makan, minum, duduk dan biasanya klien dengan nyeri perineum terjadi
keterbatasan aktivitas.
6) Pola sensori dan kognitif
Pada pola sensori klien mengalami nyeri pada perineum akibat luka jahitan dan
nyeri perut akibat involusi uteri. Pada pola kognitif terjadi pada ibu primipara
yang mengalami kecemasan atas nyeri yang dialaminya.
7) Pola persepsi dan kensep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehailannya lebih menjelang
persalinan. Dampak psikologisnya adalah terjadinya perubahan konsep diri
yaitu Body Image dan ideal diri.
8) Pola reproduksi dan sexual
Terjadi perubahan sexsual atau disfungsi sexual yaitu perubahan dalam hubungan
sexual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
9) Pola hubungan dan peran
Dalam hubungan peran biasanya mengalami sedikit gangguan karena masa nifas
adalah masa dimana ibu harus istirahat dan melakukan aktivitas terbatas.
10) Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien dengan masa nifas tidak dapat melakukan ibadah, tetapi klien hanya bisa
berdoa karena klien masih dalam keadaan bedrest dan belum bersih
e. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Pada klien dengan nyeri perineum biasanya tidak terdapat kelainan pada kepala
2. Lochea
Lochea rubra warna merah kehitaman
3. Vulva
Vulva bersih dan biasanya tidak ada masalah
4. Vagina
Dari vagina dapat dilihat ada tidaknya perdarahan, jumlah perdarahan dan ada /
tidaknya fluor albus
5. Uterus
Biasanya uterus lama kelamaan akan mengecil dan biasanya apabila ibu baru post
partum tinggi uterus adalah 1 jari bawah pusat
6. Perineum
Terdapat perobekan alami atau akibat episiotomi sehingga ini dapat menyebabkan
nyeri.

7. Cervix
Biasanya ibu nifas, keadaan cervixnya menganga seperti corong berwarna merah
kehitaman, konsistensi lunak dan biasanya ada perobekan
8. Payudara
Biasanya ibu nifas, payudaranya tegang dan membesar, puting susu menonjol, dan ini
sebelumnya harus mendapatkan perawatan payudara agar tidak terjadi infeksi,
lecet dan bendungan ASI
II. Analisa Data
Data yang terkumpul selanjutnya dikelompokkan, meliputi data
subyektif dan obyektif untuk menentukan masalah data yang telah
dikelompokkan dan ditentukan masalah keperawatannya kemudian
ditentukan penyebabnya serta dirumuskan kedalam diagnosa keperawatan
(Lismidar, 1990)
III. Diagnosa keperawatan
Adalah suatu pernyantaan yang jelas tentang masalah kesehatan
klien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan yang ditetapkan
berdasarkan analisa dan intervensi. Diagnosa yang muncul pada klien
dengan nifas adalah :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya luka post partum,
peregangan perineum, luka episiotomi
2. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubung dengan personal hygiene kurang.

IV. Rencana keperawatan


Perencanaan merupakan tahap kedua dalam menyusun rencana
keperawatan yang dilaksanakan setelah mengumpulkan data, menganalisa
data dan menetapkan diagnosa keperawatan serta menentukan pendekatan
yang digunakan untuk memecahkan masalah atau mengurangi
masalahnya.
Diagnosa keprawatan 1 :
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya luka post partum,
peregangan perineum, luka episiotomi
Tujuan : Nyeri berkurang / menghilang
Kriteria hasil :
- Klien mampu beradaptasi dengan nyeri
- TTV dalam batas normal
- Wajah klien tidak menyeringai kesakitan
- Klien tidak memegangi daerah yang sakit
- Skala nyeri 0
Rencana tindakan :
1. Lakukan pendekatan secara terapeutik pada pasien dan keluarga
R/ : Diharapkan klien dan keluarga kooperatif dalam setiap tindakan yang akan
dilakukan
2. Kaji tingkatan skal nyeri klien
R/ : Untuk mengetahui tingkat ambang nyeri dengan mempermudah dalam
memberikan asuhan keperawatan.
3. Berikan posisi yang nyaman pada pasien sesuai dengan keinginan ibu.
R/ : Dengan memberikan posisi yang klien dapat beristirahat dan nyeri berkurang.
4. Ajarkan pada klien teknik relaksasi dengan nafas dalam
R/ : Nafas dalam dapat membuat otot-otot abdomen rilex sehingga nyeri
berkurang
5. Observasi TTV setiap 2 jam
R/ : Untuk mengetahui kondisi dan keadaan pasien
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic
R/ : Analgesik dapat mengurangi rasa nyeri.
Diagnosa keperawatan 2 :
Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan personal hygiene kurang
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil : - Bebas tanda-tanda infeksi (REEDA)
- TTV dalam batas normal
- Tidak adanya PUS pada perineum
- Luka jahit pada perineum baik dan tidak perdarahan
Rencana tindakan :
1. Observasi TTV
R/ : Untuk mengetahui tanda-tanda adanya infeksi
2. Lakukan vulva Hygiene tiap selesai BAK dan BAB
R/ : Meminimalkan terjadinya infeksi.
3. Berikan penjelasan pada klien tentang cara melakukan vulva hygiene dengan
benar
R/ : Melatih personal hygiene
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Antibiotik
R/ : Mencegah terjadinya infeksi.
V. Pelaksanaan/ implementasi
Adalah mengelolah dan mewujudkan dari rencana perawatan
meliputi tindakan yang direncanakan oleh perawat melaksanakan anjuran
dokter dan ketentuan RS.
VI. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang
menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah
direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang diamati
dengan kriteria hasil yang telah di buat pada tahap perencanaan.
(Dokumentasi Kep. Azis. A. H., 2001)

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 1979, Perawatan Ibu di Pusat Kesehatan Masyarakat
http://bloggercompecintabahasa.blogspot.com/2012/09/askep-post-partum.html?
m=1,diakses pada 6 mei 2020 pukul 15.00 WIB
Mansyoer Arif, dkk, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 3, FKUI, Jakarta
Lismidar, dkk, 1990, Proses Keperawatan, Universitas Jakarta
A. Aziz Alimul H, 2001, Dokumentasi Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai