Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
2
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Konfigurasi Data Foto
Dalam berbagai jenis pekerjaan fotogrametri, langkah mendesain jaringan
merupakan faktor terpenting untuk mendapatkan tingkat akurasi yang tinggi. Hal
pokok dalam mendesain konfigurasi pemotretan dalam suatu pekerjaan fotogrametri
antara lain jarak maksimum kamera terhadap objek, diameter target, jumlah dan
distribusi titik-titik foto, dan sudut pengambilan (A. Shirkhani Saadatseresht, 2006).
Jarak maksimum kamera terhadap objek memiliki pengaruh terhadap diameter target
yang digunakan sebagai Premark, sehingga dari hubungan tersebut didapat sebuah
persamaan untuk mendesain jarak pemotretan :
r = ( p * fw *d )/( f * pw )
Dimana f merupakan panjang focus kamera, p merupakan jumlah piksel
minimum target, d jarak kamere ke objek, r adalah diameter target, fw lebar CCD
kamera, dan pw jumlah horizontal piksel foto.
Untuk penentuan jumlah dan distribusi minimum dari titik-titik foto harus
memenuhi persamaan :
2mn + 7 ≥ 3n + 6m
Persamaan diatas menjelaskan bahwa total jumlah persamaan yang digunakan
untuk menghitung jumlah 3n + 6m parameter adalah 2mn + 7. Dengan kata lain untuk
mendapatkan nilai solusi yang unik dalam menyelesaikan sebuah persamaan
minimum dibutuhkan 4 titik (n) dan 3 buah foto (m) atau 5 titik (n) dengan 2 buah
foto (m).
Kisaran besaran sudut pengambilan tiap stasiun pemotretan dalam fotogrametri
terrestrial, berkisar antara 90⁰ - 120⁰ dengan menambahkan rotasi 90⁰ kekiri dan
kekanan untuk tiap stasiun pengambilan data foto.
hitung kuadrat terkecil (Brown, 1974; Heindl, 1981; Schut, 1980 and Triggs,
McLauchlan, Hartley and Fitzgibbon, 2000). Dalam dekade sepuluh tahun terakhir
teknik ini menjadi cara yang paling efisien untuk memproses data pemotretan seperti
yang dilaporkan oleh Trigs et al. (2000). Maka dengan metode Helmert Blocking
(Wolf, 1978), maka persamaan normalnya dapat dituliskan sebagai:
Diamana P disini adalah matrik bobot dari ketelitian pengukuran koordinat foto
dijital:
Disini sx dan sy adalah standard error dari ukuran titik obyek ke-j pada foto
ke-i dari total n titik obyek dan m buah foto. Persamaan dapat ditulis menurut notasi
Brown (Brown, 1974) sebagai berikut:
4
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
Dimana N dan N adalah sub-matrik dari matrik blok-diagonal, dimana blok
N merujuk pada parameter EO and N mengacu pada koordinat titik-titik obyek seperti
yang tersaji pada Rumus dibawah ini.
Dimana:
5
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
Bila kita bermaksud untuk menentukan status fisis dari benda yang
terdeformasi, regangan, dan hubungan antara gaya dengan deformasi yang
terjadi.
Dalam analisis fisis deformasi, hubungan antara gaya dan deformasi dapat
dimodelkan dengan menggunakan metoda empiris (statistik), yaitu melalui korelasi
antara pengamatan deformasi dan pengamatan gaya. Metoda lain dalam analisis fisis
yaitu metoda deterministik, yang memanfaatkan informasi dari gaya, jenis material
dari benda, dan hubungan fisis antara regangan (strain) dan tegangan (stress) pada
benda.
> F maka hasilnya tidak stabil, tapi sebaliknya bila nilai T < F maka nilai di anggap
stabil.
7
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
1. Rotasi
Rotasi merupakan perubahan posisi materi tanpa mengalami perubahan bentuk yang
membentuk perubahan sudut terhadap koordinat acuan. Sebagai gambaran bentuk rotasi
dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
8
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
daerah kepercayaan (confidence region) dari koordinat horizontal suatu titik relatif
terhadap titik yang lainnya. Ellips kesalahan relatif ini kadangkala disebut juga
sebagai ellips kesalahan garis.
Bentuk, ukuran serta orientasi dari suatu ellips kesalahan relatif umumnya
direpresentasikan dengan parameter-parameter setengah sumbu panjang (a/SU),
setengah sumbu pendek (b/SV) serta sudut jurusan dari sumbu panjang ellips
kesalahan (t). Ketiga parameter tersebut dapat dihitung berdasarkan pada matriks
kovarians dan standar deviasi (S0) dari hasil proses perataan. Sehingga, Apabila
sebuah matrix kovarians dalam sistem koordinat dua-dimensi didefinisikan sebagai
berikut :
QXX QXY
Q
QXY QYY
Maka, seluruh parameter ellips kesalahan dapat ditentukan dengan persamaan sebagai
berikut :
a. Parameter sudut jurusan (t)
2QXY sin 2t
tan 2t
QYY QXX cos 2t
Dimana, nilai t tergantung dari permutasi tanda yang dihasilkan oleh sin 2t dan
cos 2t , sehingga nilai t sebenarnya pada sistem kuadran dapat ditentukan sesuai
dengan tabel dibawah ini :
Tanda Aljabar
Kuadrant
sin 2t / 2QXY cos 2t / QYY QXX
+ + 1
+ - 2
- - 3
- + 4
9
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
1
QUU QYY QXX K
2
Dimana,
1
K (QYY QXX ) 2 4(QXY ) 2 2
Sehingga
SU S0 QUU
SY S0 QYY
10
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3. Untuk memulai project baru, click atau melalui menu File → New. Kemudian
akan muncul sebuah jendela Define Project Units → Cawang salah satu pilihan
→ OK untuk menentukan jenis satuan ukuran yang akan digunakan (meter,
centimeter, milimeter, dsb).
11
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
12
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
Isi tiap kolom parameter dengan data Id Camera, ukuran sensor kamera, ukuran
piksel, dan 10 parameter kalibrasi kamera berupa panjang fokus, principle point
(x,y), 3 parameter distorsi radial, 2 parameter distorsi decentring, dan 2 parameter
distorsi affinity. Click OK untuk menyimpan data parameter kamera.
6. Untuk memulai proses pengolahan data foto pada Project, click-tahan pada
sehingga akan muncul icon yang sama dengan Id Camera pada Camera
Database.
7. Simpan project untuk pertama kali, dan secara otomatis akan muncul jendela Save
As seperti dibawah ini.
13
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
Beri nama project sesuai keinginan anda kemudian click Save. Perlu di ingat File
project (*.aus) harus disimpan satu folder bersama dengan file foto yang akan
diolah.
8. Setelah seluruh parameter kamera berada pada struktur Project.aus, langkah
selanjutnya ialah melakukan input data foto dengan cara click-kanan pada
yang berada didalam Project.aus → Set Image File Directory → Open. Seluruh
file foto akan secara otomatis masuk kedalam struktur Project.aus.
9.
10. Apabila seluruh data foto yang akan diolah telah masuk ke dalam project yang
telah dibuat, proses selanjutnya ialah melakukan ekstraksi data koordinat foto
muncul sebuah jendela yang berisikan sebuah foto → aktifkan icon pada
toolbar → kemudian arahkan pointer ke tengah-tengah sticker retro-target →
click target → muncul tanda silang dan nomor id titik yang menandakan target
telah ditandai.
Lakukan langkah diatas pada seluruh titik retro-target yang terlihat pada foto
tersebut.
11. Selanjutnya ialah melakukan proses Relative Orientation untuk mengorientasikan
data foto lain terhadap data foto image001. Proses ini dapat dilakukan dengan
cara click Adjust → Relative Orientation sehingga akan muncul jedela relative
orientasi sebagai berikut :
Pada jendela Relative Orientation → set Left Image dengan image001 yang telah
diproses pada point 9 → set Right Image dengan data foto yang memiliki basis
pemotretan yang lebih besar terhadap image001 → ekstraksi data koordinat foto
untuk data foto Right Image dengan cara yang sama sesuai dengan point 9 →
Compute RO → apabila nilai Measured Points memiliki nilai kurang dari sama
15
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
dengan 1.00 click Accept → jika tidak, ulangi dengan konfigurasi foto dan titik
yang lain.
Setelah proses ini dilakukan, maka akan secara otomatis muncul sebuah file
ROArray pada folder 3D Data.
12. Setelah proses Relative Orientasi sukses dilakukan, proses selanjutnya ialah
proses Intersection. Adapun prosedur pelaksanaan proses intersection dapat
dilakukan dengan cara click Adjust → Triangulate → Intersect → apabila nilai
RMS of Residual kurang dari sama dengan 1.00 → Accept → jika tidak →
Reject.
Setelah proses ini dilakukan, maka akan secara otomatis muncul sebuah file
Triangulate pada folder 3D Data.
13. Proses fotogrametri selanjutnya ialah proses Resection. Proses ini dilakukan
untuk tiap data foto yang belum terorientasi. Prosedur pelaksanaannya ialah
terlebih dahulu melakukan proses ekstraksi data koordinat foto sesuai dengan
point 9 untuk seluruh titik yang terekam dalam foto. Selanjutnya apabila seluruh
proses ekstraksi data foto telah selesai dilakukan untuk semua foto click Adjust
16
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
→ Resect All Project Images → OK. Pastikan Nilai RMS lebih kecil sama
dengan 1.00.
14. Ulangi proses pada point 11 untuk melakukan proses Intersection untuk seluruh
data foto.
15. Proses terakhir meupakan proses Self Calibrating Bundle Adjustment yang mana
proses ini merupakan proses perataan secara keseluruhan untuk seluruh parameter
Kamera, Parameter Eksterior Orientasi, Parameter Koordinat Tiga-dimensi secara
bersama-sama. Adapun prosesnya dapat dilakukan dengan cara click Adjust →
Run Bundle → Go → apabila aplikasi menunjukkan tanda hijau maka click
Accept → sebaliknya apabila tanda merah Reject.
Setelah proses ini dilakukan, maka akan secara otomatis muncul sebuah file Bundle pada
folder 3D Data.
17
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
16. Keseluruhan hasil proses fotogrametri ini tersimpan dalam 3 jenis file ekstensi. Ketiga
ekstensi tersebut antara lain :
a. Ekstensi *.txt yang diantaranya ialah :
Bundle.txt
Camera.txt
Correlation.txt
PointQxx.txt
Resection.txt
Triangulate.txt
Residual.txt
b. Ekstensi *.xyz yang diantaranya :
Bundle.xyz
ROArray.xyz
Triangulate.xyz
c. Ekstensi *.icf
“*Imagename”.icf (* : nama file data foto).
17. Untuk proses pengolahan data epoch yang lain dilakukan sama seperti proses pada point
1-14.
18. Setelah seluruh data epoch telah diolah, selanjutnya ialah proses penyamaan system
datum. Proses ini dapat dilakukan dengan cara transformasi tiga-dimensi. Dalam proses
ini dibutuhkan titik kontrol yang dapat diambil dari salah satu epoch dan disusun dalam
sebuah notepad dengan format sebagai berikut.
18
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
Apabila nilai Residual RMS dan Sigma0 dirasa cukup kecil maka click Accept, jika tidak
click Reject dan ulangi proses tersebut dengan mengganti nilai titik konrol yang memiliki
nilai akurasi yang cukup.
19
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
BAB IV
ANALISA HASIL
Label X Y Z
1 -112.912 910.7755 29.8597
2 -97.8972 890.2929 36.6149
3 -75.8332 859.6294 43.9334
4 -54.1814 829.7731 54.3144
5 -34.1063 802.1039 62.6643
Dari data sample di atas koordinat pada epoch 1 dengan epoch 2 sudah sama
dengan selisih standar error yang kecil dan data hasil transformasi epoch 1 sudah
bisa di jadikan sebagai data koordinat epoch 2.
20
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
Dari table data bundle adjustment diatas dapat dianalisa bahwa nilai RMS-nya
memenuhi kriteria untuk melakukan proses bundle sebab nilai RMS-nya di bawah
0.xxx. dan dari table diatas nilai DoF dan So juga dapat di gunakan untuk analisa
perhitungan dalam excel.
Dari table data bundle adjustment epoch 2 diatas dapat dianalisa bahwa nilai RMS-
nya memenuhi kriteria untuk melakukan proses bundle sebab nilai RMS-nya di
bawah 0.xxx. dan dari table diatas nilai DoF dan So juga dapat di gunakan untuk
analisa perhitungan dalam excel.
Dari data parameter diatas dapat dianalisis bahwa standard error dari data tersebut
sudah bagus karena nilainya dibawah 0.xxx. sehingga hasil dari transformasi data
bundle epoch satu dapat di jadikan sebagai data koordinat pada epoch 2 untuk
menyamakan koordinat titik-titik yang di foto pada epoch 1.(hasilnya dapat di lihat
pada sampel data di atas).
21
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
Dari data uji statistik di atas telah jelas bahwa data tersebut sudah stabil. Terlihat di
atas analisis T terhadap F memenuhi standar kestabilan.
1 0.9448 8.7E-05 -2E-05 -4E-05 2E-05 -2.081 -64.33 147.84 0.000043 0.00012 0.01024 0.000075 0.008155 0.008797 0.009696
-2E-05 0.0001
2 0.9448 7.9E-05 -2E-05 -3E-05 7E-06 -4.994 -78.68 140.66 0.000035 0.0001 0.00947 0.000065 0.007634 0.00842 0.008779
-2E-05 9E-05
3 0.9448 7.8E-05 -2E-05 -4E-05 -3E-06 14.641 86.093 226.95 0.000041 9.7E-05 0.00933 0.000057 0.007116 0.008369 0.00822
-2E-05 8E-05
4 0.9448 7.7E-05 -3E-05 -5E-05 -8E-06 6.7844 81.615 229.19 0.000052 9.9E-05 0.0094 0.000047 0.006484 0.00828 0.007862
-3E-05 7E-05
Dari data di atas dapat dianalisa kesalahan ellipsoid untuk tiap titik yaitu sangat kecil,
karena terlihat koordinat horizontal suatu titik relatif terhadap titik yang lainnya.
22
LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum survey deformasi struktur ini dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Mahasiswa setelah melaksanakan praktikum survey deformasi struktur dapat
mengerti tentang deformasi dan dapat mengoprasikan atau menggunakan
software untuk aplikasi survey deformasi seperti software australis, software
statext dan software yang lainya.
Mahasiswa dapat melakukan proses bundle adjustment dengan menggunakan
software untuk aplikasi deformsi seperti software australis dan software untuk
aplikasi deformasi yang lainya.
Mahaiswa dapat melakukan proses relative orientasi, intersection, bundle
adjustment dengan menggunakan software australis untuk mencari nilai
koordinat pada epoch 1.
Mahasiswa juga dapat melakukan transformasi koordinat dari data epoch 1
untuk di jadikan data koordinat pada epoch 2.
Mahasiswa mampu menghitung dan menggambar ellips kesalahan dari
koordinat horizontal suatu titik relatif terhadap titik yang lainnya.
Mahasiwa dapat melakukan proses uji statistik terhadap nilai total pada
perhitungan yang di lakukan pada excel.
5.2 Saran
Diperlukan banyak latihan dan pengalaman dalam menggunakan software
untuk aplikasi deformasi seperti software australis dan software untuk
aplikasi deformasi yang lainya, sehingga mahasiswa dapat dengan mudah dan
cepat dalam mengoprasikan software tersebut.
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih, sebaiknya diberikan waktu yang
cukup untuk belajar software tentang aplikasi deformasi.
23