Anda di halaman 1dari 113

SKRIPSI

APLIKASI PENDEKATAN KELOMPOK TERHADAP


SIKAP REMAJA PEROKOK

(Studi di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang)

Disusun oleh:

SUMARWAN
13.321.0118

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“INSAN CENDEKIA MEDIKA”
JOMBANG
2017

i
APLIKASI PENDEKATAN KELOMPOK TERHADAP
SIKAP REMAJA PEROKOK

(Studi di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

SUMARWAN
13.321.0118

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017

ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Sumenep, 17 mei 1994, peneliti merupakan anak kedua

dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sahwa dan Ibu Fatima.

Pada tahun 2007 peneliti lulus dari SDN paseraman 1, pada tahun 2010

peneliti lulus dari SMPN 1 Arjasa, pada tahun 2013 peneliti lulus dari SMAN 1

Arjasa, dan pada tahun 2013 peneliti lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia

Medika” Jombang melalui jalur PMDK. Peneliti memilih program studi S1

Keperawatan dari tiga pilihan Program Studi yang ada di STIKes “ICMe”

jombang

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Jombang, 2017

Sumarwan

vi
MOTTO

Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan,
tapi lihatlah sekitar kita dengan penuh kesabaran.

vii
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang kusayangi :


Bapak dan ibuku tercinta, sebagai tanda bakti hormat dan rasa terimakasih
yang tidak terhingga kepada kedua orang tuaku, Bapak Sahwa dan Ibu
Fatima dan kakak perempuanku Suami yang telah mendidik dan
menyayangiku sepenuh hati dan memberikan pelajaran hidup yang begitu
berarti, menjadi motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jenuh
mendo'akan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan kesabaran
mengantarku sampai kini. Tak pernah cukup membalas cinta Bapak dan
Ibu padaku.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan secara tepat

dengan judul “Aplikasi Pendekatan Kelompok Terhadap Sikap Remaja Perokok

Di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang” ini dengan baik tanpa adanya

halangan apapun. Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir dalam

menyelesaikan program S1 Keperawatan di STIKes ICMe Jombang.

Terima kasih penulis sampaikan kepada: H Bambang Tutuko, S.H.,

S.Kep.Ns., M.H selaku Ketua STIKes ICMe Jombang; Inayatur Rosyidah.

S.Kep.Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKes ICMe

Jombang; Marxis Udaya, S.Kep,.Ns,.MM selaku Ketua dewan penguji; Hj.

Muarrofah, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku pembimbing satu yang telah memberikan

motivasi, dukungan serta ketelatenan dalam memberikan bimbingan, koreksi, dan

saran kepada peneliti; Agustina Maunaturrohmah,S.Kep.Ns.,M.Kes selaku

pembimbing dua yang telah memberikan motivasi, sabar dan teliti dalam proses

bimbingan serta memberikan koreksi dan saran kepada peneliti.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan selama penyusunan

skripsi ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

menyempurnakan skripsi ini

Jombang, 2017

Penulis

ix
ABSTRAK

APLIKASI PENDEKATAN KELOMPOK TERHADAP SIKAP REMAJA


PEROKOK
(Studi Di SMK Patriot Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang)

SUMARWAN
NIM :133210118

Merokok dalam proses perkembangan zaman saat ini merupakan gaya


hidup (Life style) yang sangat populer di kalangan remaja. Usia remaja merupakan
usia peralihan dimana sangat rentan terpengaruh dengan berbagai hal negatif.
Sikap remaja akan cenderung menjadi negatif apabila lingkungan sekitarnya juga
melakukan hal yang negatif. Menganalisis pengaruh aplikasi pendekatan
kelompok terhadap sikap remaja perokok.
Desain penelitian ini one-group pre test post test, dengan pendekatan one
shot model, populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki – laki kelas X dan XI
SMK Patriot peterongan Kabupaten Jombang berjumlah 42 siswa, dengan sampel
yang di ambil 38 siswa dengan tekhnik Random Sampling. Variabel Independent
dalam penelitian ini adalah Aplikasi pendekatan kelompok dan Variabel
Dependen dalam penelitian ini adalah sikap remaja perokok. Instrumen dalam
penelitian ini menggunakan Kuesioner, setelah data terkumpul, maka dilakukan
pengolahan data melalui tahapan editing, coding, scoring, dan tabulating.
Hasil penelitian dapat diketahui sebelum dilakukan pendekatan kelompok
sebagian besar responden memiliki sikap negatif sejumlah 24 siswa (63,,2,%) dan
setelah dilakukan pendekatan kelompok hampir seluruh responden memiliki sikap
positif sejumlah 31 siswa (81,6%).
Hasil uji Mcnemar test didapatkan p = 0,000 < 0,05 maka H1 diterima atau
Ho ditolak artinya ada pengaruh Aplikasi pendekatan kelompok terhadap
perubahan sikap remaja perokok Di SMK Patriot Kecamatan Peterongan
Kabupaten Jombang.
Sebagai tenaga kesehatan sangatlah penting dalam melakukan pendekatan
kelompok terhadap remaja tentang bahaya merokok dengan cara tersebut
memudahkan kita dalam menyikapi sikap remaja perokok.

Kata Kunci : Pendekatan kelompok, remaja, sikap

x
ABSTRACT

APPLICATION OF GROUP APPROACH TO ATTITUDE OF ADOLESCENTS OF


SMOKERS (Study In SMK Patriot Kecamatan Peterongan Jombang Regency)

SUMARWAN
133210118

Smoking in the process of development of the current era is a lifestyle (Life


style) is very popular among teenagers. Teen age is the transition age where it is
very vulnerable to be affected by negative things. Teen attitudes will tend to be
negative if the surrounding environment is also doing a negative thing. Analyzing
the effect of applying group approaches to the attitude of adolescent smokers.
The design of this study was one-group pre-test post test, with one shot
model approach, the population in this study were male students of class X and XI
SMK Patriot peterongan Jombang Regency amounted to 42 students, with samples
taken 38 students with technique of random Sampling. Independent variable in
this research was Application of group approach and Dependent Variable in this
research was change of attitude of adolescent smoker. Instruments in this study
used Questionnaire. The analysis in the study used McNemar with a significant
level of 0.05.
The result of the research could be known before being conducted the
group approach that most of the respondents had negative attitude of 22 students
(57,9%) and after being done group approach almost all respondents had positive
attitude a number of 31 students (81,6%).
The test results of Mcnemar test was obtained that’s p = 0.000 <0.05
therefore H1 was accepted or H0 was rejected which meant there was an
influence of Application of group approach to the attitude of adolescent smokers
In SMK Patriot districts Peterongan Jombang.
As a health worker is very important in doing health education about the
dangers of smoking by way of group approach to facilitate adolescents in
delivering the material.

Keywords: Group approach, teenagers, attitude.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................ iii
PERSETUJUAN ............................................................................................................ iv
PENGESAHAN ............................................................................................................. v
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix
ABSTRAK ....................................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMBANG ................................................................................................. xvii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................. xviii
DAFTAR ISTILAH ...................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................ 3
1.3 Tujuan penelitian ............................................................................................. 3
1.4 Manfaat penelitian........................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep pendekatan pembelajaran ............................................................... 5
2.2 Konsep sikap .................................................................................................... 11
2.3 Konsep remaja ................................................................................................. 16
2.4 Konsep merokok.............................................................................................. 24
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka konseptual ...................................................................................... 34
3.2 Hipotesis ............................................................................................................ 34

xii
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Desain penelitian ............................................................................................. 36
4.2. Tempat dan waktu penelitian ........................................................................ 37
4.3. Populasi, sampel, sampling ........................................................................... 37
4.4. Kerangka kerja ................................................................................................. 40
4.5. Identifikasi variabel ........................................................................................ 41
4.6. Definisi operasional ........................................................................................ 42
4.7. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 43
4.8. Teknik pengumpulan data dan rencana pengolahan data........................ 43
4.9. Analisa data ...................................................................................................... 37
4.10. Etika penelitian ................................................................................................ 38
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil penelitian ................................................................................................ 50
5.2 Pembahasan ...................................................................................................... 54
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 58
6.2 Saran .................................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 59
LAMPIRAN .................................................................................................................... 61

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik seks sekunder pada masa remaja .................................... 19


Tabel 4.1 Desain Penelitian Aplikasi Pendekatan Kelompok Terhadap
Sikap Remaja Perokok 37
Tabel 4.2 Definisi operasional Aplikasi pendekatan kelompok terhadap
sikap remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Kab.
Jombang 42
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di SMK Patriot
Desa Mancar kecamatan Peterongan 51
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelas di SMK
Patriot Desa Mancar kecamatan Peterongan 51
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status tinggal
bersama di SMK Patriot Desa Mancar kecamatan Peterongan 51
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap remaja
perokok sebelum pemberian aplikasi pendekatan kelompok di
SMK Patriot Peterongan Jombang 52
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap remaja
perokok sesudah pemberian aplikasi pendekatan kelompokdi
SMK Patriot Peterongan Jombang 52
Tabel 5.6 Tabulasi silang aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap
remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Jombang 53
Tabel 5.7 Hasil Uji Mc Nemar pendekatan kelompok terhadap sikap
remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Jombang 53

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka konseptual aplikasi pendekatan kelompok terhadap


sikap remaja perokok di SMK Patriot Peterongan 34
Gambar 4.2 Kerangka kerja aplikasi pendekatan kelompok terhadap
sikap remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Kab.
Jombang 40

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Skripsi ....................................................................... 61


Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden ............................................. 62
Lampiran 3 Lembar Pernyataan Menjadi Responden ................................................ 63
Lampiran 4 Kisi-kisi Kuesioner ...................................................................................... 64
Lampiran 5 Kuesioner....................................................................................................... 65
Lampiran 6 Tabulasi validitas ......................................................................................... 67
Lampiran 7 Uji Validitas .................................................................................................. 68
Lempiran 8 TAK ................................................................................................................ 71
Lampiran 9 Tabulasi data umum dan khusus ............................................................... 78
Lampiran 10 Hasil uji SPSS .............................................................................................. 81
Lampiran 11 Lembar Pernyataan dari Perpustakaan .................................................... 85
Lampiran 12 Lembar Surat Studi Pendahuluan dan ijin Penelitian ........................... 86
Lampiran 13 Surat balasan ijin penelitian dari SMK Patriot ...................................... 87
Lampiran 14 Surat keterangan telah melakukan penelitian dari SMK Patriot ........ 88
Lampiran 15 Lembar Konsultasi ...................................................................................... 89
Lampiran 16 Lembar pernyataan bebas plagiasi ........................................................... 93

xvi
DAFTAR LAMBANG

H1/Ha : Hipotesis alternative

X : Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah

menjadi skor T

X : Mean skor kelompok

S : Deviasi standart skor kelompok

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

% : Presentase

< : Lebih kecil

> : Lebih besar

xvii
DAFTAR SINGKATAN

STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

ICME : Insan Cendekia Medika Dinkes

Promkes : Promosi kesehatan

Kemenkes : Kementrian Kesehatan

Dinkes : Dinas kesehatan

PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

Dkk : Dan kawan-kawan

AKI : Angka kematian ibu

AKB : Angka kematian nayi

HIV : Human Immunodeficiency Virus

WHO : World Health Organization

PG : Pabrik Gula

xviii
DAFTAR ISTILAH

Peer group : Kelompok sebaya

Coertion : Paksaan

Role play : Bermain peran

Social support : Dukungan sosial

Empowerment : Pemberdayaan masyarakat

Adolescence : Remaja

Crowd : Kelompok yang besar

Clique : Kelompok yang kecil

Receiving : Menerima

Responding : Merespon

Valuiding : Menghargai

Responsible : Bertanggung jawab

Assessment : Pengungkapan

Measurement : Pengukuran

Adolescence : Tumbuh kearah kematangan

Direct questioning : Menanyakan langsung

Direct assessment : Pengungkapan langsung

Method of Summated Ratings : Metode rating yang dijumlahkan

xix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Merokok dalam proses perkembangan zaman saat ini merupakan gaya hidup

(Life style) yang sangat populer di kalangan remaja (Rusanto, 2014). Usia remaja

merupakan usia peralihan dimana sangat rentan terpengaruh dengan berbagai hal

negatif. Sikap remaja akan cenderung menjadi negatif apabila lingkungan

sekitarnya juga melakukan hal yang negatif, misalnya merokok. Fenomena di

kalangan remaja didapatkan bahwa kebanyakan remaja berkeinginan untuk

meniru perilaku merokok baik dari teman sebaya maupun keluarga tetapi remaja

tersebut belum mengetahui dampak negatif dari merokok tersebut. Sikap negatif

remaja tersebut dapat terjadi karena remaja kurang memiliki wawasan tentang

rokok serta dampak yang akan ditimbulkan dari perilaku merokok (Rusanto,

2014).

Berdasarkan data global youth tobacco survey (GYTS) 2015, 30,4% remaja

usia 13-15 tahun pernah merokok (33,9 % laki-laki pernah merokok dan 2,5%

perempuan pernah merokok), dan 20,3% remaja usia 13-15 adalah perokok aktif.

Indonesia secara keseluruhan, jumlah perokok laki-laki dan perempuan naik 35%

pada 2015 dan merupakan yang terbesar se-Asia Tenggara (GYTS, 2015).

Prevalensi jumlah perokok di daerah Jawa Timur sendiri juga mengalami

peningkatan yang cukup mengkhawatirkan. Bedasarkan data survey dari GATS

(Global Adult Tobacco Survey) yang dirilis oleh kementrian kesehatan tahun

2015, didapatkan jumlah perokok di Jawa Timur mencapai 69,0% laki-laki dari

dan 4,2% wanita dari jumlah penduduk sekitar 61,4 juta penduduk. Prevalensi

1
2

perokok menurut usia dan gender pada kelompok usia 15-24 tahun mencapai

sebanyak 51,7 %. Ini termasuk anak-anak dan remaja kelompok usia 15-18 tahun.

Sedangkan Kabupaten Jombang sendiri tercatat pervalensi perokok dengan

persentasi penduduk >10 tahun terjadi peingkatan 21,2% tahun 2010 menjadi

26,3% pada tahun 2013. Untuk perokok dengan usia remaja (15-19) tahun juga

terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan dari 5.0% pada tahun 2010 menjadi

9,2% pada tahun 2013.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 20 Maret 2017 di

SMK Dwija Bakti 2 Jombang didapatkan hasil bahwa 9 dari 10 siswa laki – laki

memiliki pandangan bahwa aktivitas merokok memberikan manfaat yang baik

seperti memberikan ketenangan dan menghilangkan stres.

Ada berbagai alasan yang membuat seseorang mulai merokok, yaitu

pengaruh lingkungan sosial, seperti teman-teman, orang tua, dan media. Pada

tahap awal, merokok dilakukan dengan teman-teman. Sikap merokok pada remaja

dapat disebabkan karena adanya pengaruh lingkungan serta kurangnya wawasan

remaja tentang bahaya merokok, dapat ditinjau dari remaja dalam mengonsumsi

rokok secara aktif tanpa menyadari bahaya dari merokok itu sendiri, baik bagi

dirinya sendiri, lingkungan maupun orang disekitarnya (Sarwono, 2014). Aktivitas

merokok dapat meyebabkan dampak positif dan negatif bagi remaja itu sendiri.

Dampak postif bagi remaja timbul dikarenakan remaja percaya bahwa rokok dapat

menenangkan fikiran dan menghilangkan stres. Merokok juga dapat menimbulkan

dampak negatif diantaranya dapat menyebabkan kanker dan serangan jantung

(Mohamad Jaya, 2013).

….
3

Adanya pendekatan kelompok diharapkan remaja bisa merubah sikap remaja

dari hal-hal yang negatif menjadi sikap yang positif dan adanya suatu pendekatan

kelompok yang sering kita lakukan maka sikap remaja akan berubah secara

perlahan, (Sarwono, 2014). Sehingga sesuai dengan kaidah ilmu keperawatan

„Aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja, diharapkan para remaja

dapat mengerti, memahami akibat dari merokok bagi diri sendiri maupun bagi

orang lain dan secara perlahan para remaja berhenti untuk merokok.

Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap

remaja perokok Di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang”.

1.2 Rumusan masalah

Apakah ada pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja

perokok di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang ?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk menganalisis pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap

remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Jombang 1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi sikap remaja perokok sebelum dilakukan pendekatan

kelompok di SMK patriot peterongan jombang

2. Mengidentifikasi sikap remaja perokok setelah dilakukan pendekatan

kelompok di SMK Patriot peterongan jombang

3. Menganalisa pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di SMK

patriot peterongan jombang

….
4

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Pendekatan kelompok sangat diperlukan untuk melatih agar remaja

mempunyai sikap yang positif dan mengembangkan sikap sosial remaja.

Pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang

tinggi pada diri setiap remaja menunjukkan cara untuk menolak tekanan sosial dan

keyakinan tentang konsekuensi positif dan negatif dari teman sebaya.

1.4.2 Manfaat praktis

Mengaplikasikan ilmu sebagai tambahan wawasan tentang pendekatan

kelompok, sehingga peneliti dapat melakukan observasi terjadinya perubahan

sikap pada remaja perokok. Sehingga dengan adanya hasil penelitian ini

menjadikan sebuah pedoman yang bisa bermanfaat bagi peneliti sendiri maupun

orang lain khususnya pada remaja.

….
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep pendekatan pembelajaran

2.1.1 Pengertian pendekatan

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan

strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau

pembelajaran ekspositori. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa

menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi

pembelajaran induktif (Sanjaya, 2014:127).

2.1.2 Jenis-jenis pendekatan

1. Pendekatan Individualistik

Pendekatan individualistik dalam proses pembelajaran, adalah sebuah

pendekatan yang bertolak pada asumsi bahwa peserta didik memiliki latar

belakang perbedaan dari segi kecerdasan, bakat, kecenderungan, motivasi, dan

sebagainya. Perbedaan individualistis peserta didik tersebut memberikan wawasan

kepada guru bahwa strategi pembelajaran harus memerhatikan perbedaan peserta

didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan

pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila hal ini tidak

dilakukan, maka strategi belajar tuntas (mastery learning) yang menuntut

penguasaan penuh kepada peserta didik tidak pernah menjadi kenyataan.

Pendekatan individual ini kepada peserta didik dapat diharapkan memiliki tingkat

penguasaan materi yang optimal (Syaiful Bahri Djamarah, 2014).

5
6

2. Pendekatan kelompok

Pendekatan kelompok adalah sebuah pendekatan yang didasarkan pada

pandangan, bahwa pada setiap peserta didik terdapat perbedaan-perbedaan dan

persamaan-persamaan antara satu dan lainnya. Perbedaan yang peserta didik yang

satu dengan yang lainnya ini, bukanlah untuk dipertentangkan atau dipisahkan,

melainkan harus diintegrasikan. Seorang peserta didik yang cerdas misalnya,

dapat disatukan dengan peserta didik yang kurang cerdas, sehingga peserta didik

yang kurang cerdas itu dapat ditolong oleh peserta didik yang cerdas. Persamaan

yang dimiliki antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain

sehingga saling dapat menunjang secara optimal (Effendy, 2013).

Pendekatan kelompok ini juga didasarkan pada asumsi, bahwa setiap anak

didik memiliki kecenderungan untuk berteman dan berkelompok dalam rangka

memperoleh pengalaman hidup dan bersosialisasi dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Pendekatan kelompok ini, diharapkan dapat ditumbuhkan rasa sosial

yang tinggi pada setiap peserta didik, sekaligus untuk mengendalikan rasa egois

yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap

kesetiakawanan sosial di dalam kelas (Effendy, 2013).

Pendekatan kelompok ini, mereka diharapkan memiliki kesadaran bahwa

hidup ini saling membutuhkan dan saling tergantung antara satu dengan yang

lainnya. tidak ada makhluk hidup yang terus menerus dapat mencukupi dirinya

tanpa bantuan orang lain (Effendy, 2013).

Pendekatan kelompok agar memiliki suatu ikatan yang kuat memerlukan

beberapa unsur yaitu tujuan kelompok, aturan dan pemimpin, adapun penjelasan

dari ketiga unsur adalah sebagai berikut (Hadzibun dan Mudjiono, 2013).

….
7

a. Tujuan kelompok

Pada tujuan kelompok ini tugas pemimpin adalah mengarahkan para anggota ke

tujuan kelompok. Pemimpin perlu merumuskan tujuan yang jelas dan

mengkomunikasikan dengan para anggota kelompok. b. Aturan

Aturan yang mampu mengikat anggota menjadi kelompok adalah aturan yang

dibuat oleh pemimpin dan anggota, atau minimal di setujui oleh peserta. c.

Pemimpin

Sebagai pemimpin, cara utama yang harus dilakukan adalah menjelaskan tujuan

kelompok dalam rangka menciptakan dan memelihara suasana kerja kelompok

yang sehat, diantaranya adalah mendorong dan memeratakan partisipasi,

mengusahakan kompromi, mengurangi ketegangan dan memperjelas partisipasi

serta menerapkan sanksi. Setiap pengelolalan kelas, terutama yang berhubungan

dengan penempatan peserta didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan,

perbedaan individu dan psikologis dapat dijadikan contoh dalam menentukan

pendekatan kelompok. Keakraban dan kekompakan kelompok di tentukan oleh

tarikan-tarikan interpersonal, atau saling suka satu sama lain. Keakraban adalah

satu-satunya faktor yang menyebabkan kelompok bersatu. Keakraban kelompok

ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut (Syaiful Bahri, 2010) :

1. Perasaan diterima atau disukai teman

2. Tarikan kelompok

3. Partisipasi/keterlibatan dalam kelompok

4. Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam cara mencapainya

5. Struktur dan sifat-sifat kelompok

….
8

Sedangkan sifat-sifat kelompok adalah :

1. Suatu multi personalia dengan tingkatan keakraban tertentu

2. Suatu sistem interaksi

3. Suatu organisasi atau struktur

4. Merupakan suatu motif tertentu dan tujuan bersama

5. Merupakan suatu motif tertentu dan tujuan bersama

6. Merupakan suatu kekuatan atau standar perilaku tertentu

7. Pola perilaku yang dapat diobservasi yang disebut kepribadian

Pendekatan kelompok bermaksud menimbulkan dinamika kelompok agar

kualitas belajar meningkat. Dalam pendekatan kelompok jumlah siswa lebih

banyak. Bila perhatian guru dalam pembelajaran individual tertuju pada tiap

individu, maka perhatian guru dalam pendekatan kelompok tertuju pada semangat

kelompok dalam memecahkan masalah. Anggota kelompok yang punya

kemampuan tinggi dijadikan motor penggerak pemecah masalah klompok (Sri

anitah, 2013).

Penerapan langkah-langkah pendekatan kelompok adalah sebagai berikut

(Sri anitah, 2013) :

1) Seleksi topik

Siswa memilih berbagai topik dalam suatu wilayah masalah umum yanng

biasanya di gambarkan oleh guru, siswa selanjutnya di organisirkan menjadi

kelompok – kelompok yang berorentasi pada tugas yang beranggotakan 2 atau

lebih, baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

….
9

2) Merencanakan kerjasama

Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus. Tugas

dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan sub topik yang dipilih

dari langkah-langkah diatas.

3) Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah kedua.

Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktifitas dan keterampilan dengan variasi

yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik

yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah.

4) Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu hasil presentasi yang menarik dari berbagi

topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan

mencapai suatu yang perspektif yang luas mengenai topik.

5) Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai konstribusi tiap kelompok

terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan evaluasi dapat mencakup tiap

siswa secara individu atau kelompok.

3. Pendekatan campuran

Pada bagian terdahulu telah dikemukakan, bahwa seorang anak didik memiliki

latar belakang perbedaan secara individual, juga memiliki persamaan sebagai

makhluk yang berkelompok. Setiap peserta didik sesungguhnya dapat didekati

secara individual dan kelompok. Pada bagian terdahulu juga sudah dijelaskan,

bahwa pada pendekatan individual dan kelompok masing-masing memiliki

kelebihan dan kekurangan (Syaiful Bahri Djamarah, 2014) .

….
10

Uraian di atas telah menjelaskan, bahwa setiap peserta didik memiliki motivasi

yang berbeda-beda dalam belajar. Satu sisi terdapat peserta didik yang memiliki

motivasi yang tinggi untuk belajar, pada sisi lain terdapat peserta didik yang

motivsi belajarnya sedang-sedang saja, atau rendah. Keadaan ini selanjutnya

menimbulkan keadaan peserta didik yang satu bergairah dalam belajar, sedangkan

peserta didik yang lainnya biasa-biasa saja, bahkan tidak bergairah sama sekali,

dan tidak mau ikut belajar. malah asyik bersenda gurau, bermain-main, atau

melakukan pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar.

Mereka duduk dan berbicara, berbincang-bincang satu sama lain tentang hal-hal

yang terlepas dari masalah pelajaran (Effendy, 2013).

4. Pendekatan Edukatif

Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan mengajar dengan tujuan untuk

mendidik, bukan karena motif-motif 1ain, seperti dendam, gengsi, ingin ditakuti,

dan sebagainya. Anak didik yang melakukan kesalahan, yakni membuat keributan

di kelas ketika guru sedang mengajar misalnya, tidak tepat diberikan sanksi

hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah

tindakan sanksi hukum yang tidak baik serta melakukan pendekatan yang salah.

Karena itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak

didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan

edukatif. Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai

pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma

hukum, norma susila, norma sosial, dan norma agama (Effendy, 2013).

….
11

2.2 Konsep sikap

2.2.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap sesuatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2012). Manifestasi sikap tidak

dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku

yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupaka reaksi

yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli

psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan untuk

bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belim

merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi

tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan suatu reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai penghayatan

terhadap objek.

2.2.2 Tingkatan sikap

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:

1. Mererima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat

dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah

tentang gizi.

….
12

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha

untuk menjawab suatu pertanyaan atau menjawab tugas yang diberikan,

terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang

menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuiding)

Mengajak orang lain untuk mendiskusikan suatu masalah adalah suatu

indikasi sikap tingkat tiga. Misal seorang ibu yang mengajak ibu yang lain

untuk pergi menimbangkan anak ke posyandu atau mendiskusikan tentang

gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif

terhadap gizi anak.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupaka sikap yang paling tinggi. Misal seorang ibu mau menjadi

aseptor KB, meskipun mendapat tentangan dari mertua atau orang tuanya

sendiri.

2.2.3 Komponen sikap

Menurut Azwar S (2013) sikap terdiri dari 3 komponen yang saling

menunjang:

1. Komponen kognitif

Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap,

komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu

….
13

mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila

menyangkut masalah isu atau yang kontroversial.

2. Komponen afektif

Merupakan perasan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional

inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan

merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang

mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan

dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

3. Komponen konatif

Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang

dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk

bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara –cara tertentu.

2.2.4 Faktor yang mempengaruhi sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu

interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan

hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Interaksi sosial, terjadi

hubungan saling mempengaruhi antara individu yang satu dengan individu yang

lain, terjadi hubungan timbal yang balik yang turut mempengaruhi pola perilaku

masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial

meliputi hubungan antar individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan

psikologis disekelilingnya.

Interaksi sosial, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap

berbagai obyek psikologis yang dihadapinya. Antara berbagai faktor yang

mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang

….
14

dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga

agama, serta faktor emosi dalam diri individu (Azwae S, 2013).

2.2.5 Pengukuran sikap

Metode rating yang dijumlahkan (method of summated ratings). Popular

denan nama penskalaan likert. Metode ini merupakan metode penskalaan

pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan

nilai skalanya. Nilai skala setiap pernyataan ditentukan oleh distribusi respons

setuju dan tidak setuju dari sekelompok responden yang bertindak sebagai

kelompok uji coba (pilot study).

Prosedur penskalaan dengan metode rating yang dijumlahkan didasari oleh

2 asumsi (Azwar S, 2011), yaitu :

1. setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernytaan

yang favourable atau pernyataan yang tidak favourable.

2. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus

diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh

responden yang mempunyai pernyataan negatif.

Untuk menentukan nilai skala dengan cara sederhana, sejumlah pernyataan

sikap telah ditulis berdasarkan kaidah penulisan pernyataan dan didasarkan pada

rancangan skala yang telah ditetapkan. Responden akan diminta untuk

menyatakan kesetujuannya atau ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan dalam

lima macam kategori jawaban, yaitu: sangat tidak setuju (STS) = 1, tidak setuju

(TS) = 2, setuju (S) = 3, sangat setuju (SS) = 4

….
15

Skor sikap interpretasinya, untuk setiap pernyataan responden akan diberi

skor sesuai dengan nilai skala kategori jawabannya. Skor responden pada setiap

pernyataan kemudian dijumlahkan.

Skor sikap yaitu skor X perlu diubah ke dalam skor T agar dapat

diinterpretasikan. Skor T tidak tergantung pada banyaknya pernyataan, akan tetapi

tergantung pada mean (rata-rata) maka mempunyai sikap skor T yang didapat

lebih besar dari nilai mean (rata-rata) maka mempunyai sikap cenderung lebih

favourable atau positif. Sebaliknya jika skor T yang didapat lebih kecil dari nilai

mean maka mempunyai sikap cenderung tidak favourable atau negatif. Salah satu

skor standar yan biasanya digunakan dalam skala model likert adalah skort-T,

yaitu:

XX
 
Rumus T = 50+10

S
 
Keterangan :

X = Skor responden yang hendak diubah menjadi skor T

= Mean skor kelompok

S = Deviasi standart skor kelompok (Sugiyono, 2015)

Harga X dan S dihitung sebagaimana telah dijelaskan dalam perhitungan

harga T, masing-masing harga tersebut dihitung dari seluruh responden.

Perlu pula dingat bahwa perhitungan harga X dan S tidak dilakukan pada

distribusi skor dari satu pernyataan, melainkan dihitung dari distribusi skor total

keseluruhan responden, yaitu skor sikap para responden untuk keseluruhan

pernyataan.

….
16

2.3 Konsep remaja

2.3.1 Definisi remaja

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak kedewasaan, bukan

hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan, perubahan-perubahan

fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan

remaja. Sementara itu perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai

akibat dari perubahan-perubahan fisik itu (Sarwono, 2012). Fase remaja

merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting yang dialami

dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi

(Syamsu, 2012).

WHO mendefinisikan remaja sebagai fase ketika seorang anak mengalami

hal-hal sebagai berikut :

1. Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual

sekundernya sampai maencapai kematangan seksualnya.

2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-

kanak menuju dewasa.

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial – ekonomi yang penuh kepada

keadan yang relatif lebih mandiri (Al – Ghifari, 2012).

Masa remaja atau adolescence diartikan sebagai perubahan emosi dan

perubahan sosial pada masa remaja (Windy, 2012). Masa remaja dimaksudkan

sebagai periode transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Batasan usianya

tidak ditentukan dengan jelas, tetapi kira-kira berawal dari usia 12 sampai akhir

usia belasan saat pertumbuhan fisik hampir lengkap. Selama periode ini orang

….
17

muda membentuk malunitas seksual dan menegakkan indentitas individu yang

terpisah dari keluarga (Atkitson, 2012).

Usia remaja atau masa puber adalah masa yang penting dan menentukan

juga rawan dalam perkembangan kehidupan seseorang. Masa puber mempunyai

arti penting bagi remaja karena di masa ini remaja sedang mencari identitas diri,

sebagai proses pembentukan karakter pribadi yang akan memberikan kontribusi

besar terhadap kehidupannya di masa mendatang. Masa puber juga merupakan

titik rawan bagi remaja, sebab dalam dirinya sedang terjadi gejolak karena tengah

mengalami perkembangan kejiwaan yang pesat, disertai munculnya dorongan rasa

ingin tahu yang tinggi mengenai berbagai hal, sementara dari segi emosional

keadaannya masih belum stabil. Akibatnya remaja akan mudah terpengaruh hal-

hal negatif, apabila tidak mendapat bimbingan dan pendampingan secara baik dan

benar (LDUI, 2012).

2.3.2 Penggolongan remaja

Masa remaja meliputi : Remaja awal: 12-15 tahun: Remaja madya: 16-18

tahun: Remaja akhir: 19-22 tahun (Syamsu, 2012).

2.3.3 Pertumbuhan dan perkembangan remaja

1. Pertumbuhan pada remaja

a. Pertumbuhan fisik

Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat

dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa untuk mengimbangi

pertumbuhan yang cepat remaja membutuhkan makan dan tidur yang lebih

banyak. Perkembangan fisika mereka jelas terlihat pada tungkai dan tangan,

….
18

tulang kaki dan tangan otot-otot tumbuh berkembang pesat sehingga anak

kelihatan tumbuh tinggi tetapi kepalanya masih mirip dengan anak-anak.

b. Pertumbuhan seksual

Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki diantaranya: alat

produksi spermanya mulai tanpa sadar mengeluarkan sperma mulai berproduksi

mengalami masa mimpi yang pertama yang tanpa sadar mengelurkan sperma,

selain itu pada anak laki-laki pada lehernya menonjol buah jakun yang membuat

nada suaranya jadi pecah kemudian diatas bibir dan sekitar kemaluannya mulai

tumbuh bulu-bulu (rambut). Pada anak perempuan produksi hormon dalam

tubuhnya dipermukaan wajah tumbuh jerawat.

2. Perkembangan remaja

a. Pengertian perkembangan remaja

Pada fase remaja mengalami perkembangan yang sangat pesat dan

merupakan perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan

matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi (Desmita,

2012).

b. Macam-macam perkembangan remaja

1) Perkembangan fisik remaja

Perkembangan seksualitas remaja ditandai dengan dua ciri, yaitu ciri-ciri

seks primer dan ciri-ciri seks sekunder

a) Ciri-ciri seks primer

Pada masa remaja pria ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis, yaitu

pada tahun pertama dan kedua, kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan

mencapai ukuran matangnya pada usia 20 atau 21 tahun. Sebenarnya testis ini

….
19

telah ada sejak kelahiran, namun baru 10% dari ukuran matangnya. Setelah testis

mulai tumbuh, penis mulai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar

prostate semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut,

memungkinkan remaja pria (sekitar usia 14-15 tahun) mengalami mimpi basah

(mimpi berhubungan seksual).

Pada remaja wanita, kematangan organ-organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya

rahim, vagina dan ovarium secara cepat. Pada masa inilah sekitar usia 11-15 tahun

untuk pertama kalinya remaja wanita mengalami “menarche” (menstruasi).

Peristiwa menarche diikuti oleh menstruasi yang terjadi dalam interval yang tidak

beraturan. Untuk jangka waktu 6 bulan sampai satu tahun atau lebih, ovulasi

mungkin tidak selalu terjadi (Samsu, 2012). b) Ciri-ciri seks sekunder

Ciri-ciri atau karakteristik seks sekunder pada masa remaja, baik pria maupun

wanita adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Karakteristik seks sekunder pada masa remaja

Wanita Pria
1. Tumbuh rambut pubis atau bulu 1. Tumbuh rambut pubis atau bulu
kapok disekitar kemaluan dan kapok disekitar kemaluan dan
ketiak ketiak
2. Bertambah besar buah dada 2. Terjadi perubahan suara
3. Bertambah besarnya pinggul 3. Tumbuh kumis
4. Tumbuh gondok laki (jakun)
Sumber : (Syamsu, 2012)

2) Perkembangan emosi remaja

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi

yang tinggi, tidak sedikit remaja yang bertingkah laku agresif, (melawan, keras

kepala, bertengkar, berkelahi, dan senang menggangu) dan melarikan diri dari

….
20

kenyataan (pendiam, senang menyendiri dan meminum-minuman keras dan

obat-obatan terlarang) (Syamsu, 2012).

3) Perkembangan sosial remaja

Pada masa remaja berkembang “social cognition” yaitu kemampuan untuk

memahami orang lain. Pemahaman ini mendorong remaja untuk menjalin

hubungan sosial yang lebih akrab dengan mereka (terutama teman sebaya) baik

melalui jalan persahabatan maupun percintaan (Syamsu, 2012)

2.3.4 Tahap perkembangan remaja

Menurut Blos dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan ada tiga

tahap perkembangan remaja :

1. Remaja awal (early adolenscence)

Seorang remaja pada masa ini masih terheran-heran akan perubahan yang

terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan

itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis

dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan ditambah

dengan berkurangnya kendali terhadap “ego” menyebabkan para remaja awal ini

sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.

2. Remaja madya (middle adolescence)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ada

kecenderungan “narcistis” yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman

yang punya sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu juga berada dalam kondisi

kebingungan karena tidak tahu harus memilih suatu hal.

….
21

3. Remaja akhir (late adolescence)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai

dengan pencapaian lima hal yaitu :

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelektual

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam

pengalaman-pengalaman baru.

c. Terbentuknya identitas sexual yang tidak akan berubah lagi.

d. Egosentrisme (terlalu memusatkan pada diri sendiri) dengan orang lain.

e. Tumbuh dinding-dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan

masyarakat umum (Sarwono, 2012).

2.3.5 Masalah-masalah remaja

Masalah-masalah yang dapat terjadi pada masa remaja yaitu :

1. Tidak mudah mengubah sikap anak-anak menjadi dewasa

2. Sering mengalami kesulitan dalam menerima perubahan fisiknya

3. Kebingungan menghadapi norma dan nilai yang berlaku di masyarakat

(Ali dan Asrori, 2012).

2.3.6 Ciri – ciri remaja

1. Cara berpikir Kausalitas

Berfikir kausalitas yaitu menyangkut hubungan sebab-akibat. Remaja sudah mulai

berfikir kritis sehingga remaja akan melawan bila orang tua guru lingkungan

masih menganggap sebagai anak kecil. Guru dan orang tua tidak memahami cara

berfikir remaja akibatnya timbullah kenakalan remaja berupa perkelahian antar

pelajar yang sering terjadi di kota-kota besar.

….
22

2. Emosi yang meluap-luap

Keadaan emosi remaja masih labil karena hubungannya dengan hormon suatu saat

ia bisa sedih sekali di lain waktu bisa marah. Emosi remaja lebih kuat dan lebih

mengusai diri mereka daripada pikiran yang realistis.

3. Mulai tertarik pada lawan jenisnya

Dalam kehidupan sosial remaja mereka mulai tertarik pada lawan jenisnya. Secara

biologis anak perempuan lebih cepat matang dari pada anak laki-laki. Gadis yang

berusia 14 tahun sampai 18 tahun cenderung untuk tidak merasa puas dengan

perhatian pemuda yang sesuai dengannya karena itu ia tertarik pada pemuda yang

usianya berbeda dan lebih tua usianya atau usia diatasnya.

4. Menarik perhatian lingkungan

Pada masa perkembangan remaja mulai mencari perhatian dari lingkungan

berusaha mendapatkan status dan peran seperti kegiatan remaja dikampung -

kampung yang diberi peran.

5. Terikat dengan kelompok

Remaja dalam kehidupan social sangat tertarik pada kelompok sebaya sehingga

tidak jarang orang tua di nomor duakan dengan kelompoknya. Sebab dalam

kelompok itu kaum remaja dapat memenuhi kebutuhannya misalnya kebutuhan

dimengerti, kebutuhan dianggap, kebutuhan diperhatikan, kebutuhan mencari

pengalaman baru, kebutuhan berprestasi, kebutuhan diterima statusnya, kebutuhan

harga diri, rasa aman, yang belum tentu dapat diperoleh di rumah maupun

disekolah (Zulkifli, 2012).

6. Masa remaja sebagai masa peralihan

7. Masa remaja sebagai periode perubahan

….
23

8. Masa remaja sebagai usia bermasalah

9. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

10. Masa remaja sebagai usia yang meimbulkan ketakutan

11. Masa remaja yang tidak realistil

12. Masa remaja sebagai masa ambang dewasa

2.3.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak remaja menurut


(Syamsu, 2012)

1. Keberfungsian keluarga

Keluarga fungsional (normal) ditandai oleh karakteristik :

a. Saling memperhatikan dan mencintai

b. Bersikap terbuka dan jujur

c. Orang tua mau mendengarkan anak

d. Ada sharing masalah atau pendapat antara anggota keluarga

e. Mampu berjuang mengatasi masalah hidupnya

f. Saling menyesuaikan diri dan mengakomodasi

g. Orang tua mengayomi dan melindungi (mengayomi) anak

h. Komunikasi antara anggota keluarga berlangsung dengan baik

i. Keluarga memenuhi kebutuhan psikososial anak dan mewariskan nilai-nilai

budaya

j. Mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi (Syamsu, 2012).

2. Pola hubungan orang tua – Anak (sikap atau perlakuan orang tua terhadap

anak)

….
24

Terhadap beberapa pola sikap atau perlakuan orang tua terhadap anak yang

masing-masing mempunyai pengaruh tersendiri terhadap kepribadian anak

(Syamsu, 2012).

3. Kelas sosial dan status ekonomi

Adapun pengaruh status ekonomi terhadap kepribadian remaja adalah bahwa

orang tua dari status ekonomi rendah cenderung lebih menekankan kepatuhan

kepada figur yang mempunyai otoritas, kelas menengah dan kelas atas cenderung

lebih menekankan kepada pengembangan inisiatif, dan kreativitas anak (Syamsu,

2012).

2.4 Konsep merokok

2.4.1 Pengertian rokok

Rokok adalah benda racun yang memberikan efek santai dan sugesti merasa

lebih jantan. Kegunaan atau manfaat rokok secuil itu terkadang bahaya sangat

besar bagi orang yang merokok maupun orang disekitar perokok yang bukan

perokok (Siafrudin, 2014).

Rokok adalah prodak yang berbahaya dan adiktif (menimbulkan

ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang

69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker) zat-zat

berbahaya yang terkandung di dalam rokok antara lain: tar, kabon monoksida,

sianida, arsen, formalin, nitrosamine dan lain-lain (Note-Way, 2013).

2.4.2 Jenis-Jenis perokok

1. Perokok aktif

Jenis perokok yang secara langsung mengisap asap rokok/ pecandu rokok.

Biasanya jenis perokok ini lebih sering terlibat langsung dalam hal merokok.

….
25

2. Perokok pasif

Jenis perokok yang secara tidak langsung mengisap asap rokok yang biasanya

dikeluarkan oleh jenis perokok aktif, dalam hal ini perokok pasif mendapatkan

bahaya jauh lebih besar dari pada perokok aktif.

2.4.3 Kandungan yang terdapat dalam rokok

1. Nikotin

Menyebabkan ketagihan dan merangsang otak agar siperokok merasa

cerdas pada awalnya kemudian juga melemahkan kecerdasan otak. Tidak ada

kadar yang aman untuk mengonsumsi nikotin tetap berbahaya. Nikotin dapat

meresap melalui mulut, hidung, kulit, sehingga rokok yang ditempel-tempelkan

pada mulut tanpa di bakarpun dapat menyerap nikotin, sama halnya dengan petani

tembakau. Efek langsung ke otak hanya memerlukan hitungan detik yakni 10-16

detik. Rokok sigret menghasilkan 1,2-2,9 mg nikotin. Merokok sebungkus perhari

dapat menyerap 20-420 mg nikotin/hari yang dapat menimbulkan plasma 23-35

ng/ml. Selain itu akibat dari konsumsi nikotin adalah pelepasan adrenalin dapat

meningkatkan frekuensi denyut jantung.

2. Karbon monoksida

Gas yang berbahaya yang terdapat dalam pembuangan asap kendaraan.

Menggantikan sebanyak 15% dari oksigen yang seharusnya dibawa oleh sel-sel

darah merah. Jantung perokok yang memerlukan banyak oksigen ternyata

mendapatkan lebih sedikit oksigen. Ini membahayakan untuk mereka yang

mengidap penyakit jantung dan paru-paru. Juga menyebabkan perokok sesak

napas dan kurang staminanya. Karbon monoksida merusak lapisan dalam

pembuluh darah dan meninggikan endapan dalam lemak pada dinding pembuluh-

….
26

pembuluh darah, menyebabkan pembuluh darah tersumbat dan bisa meninggikan

serangan jantung.

3. Tar

Kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok

bersifat karsinogen. Sebagian dari zat tersebut yakni benzo(1) pyrene, nitrosamine

dan B-neptylamine, cadmium dan nikel. Tar juga digunakan sebagai bahan

pembuat aspal. Pada saat diisap, tar masuk dalam rongga mulut sebagai uap padat.

Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada

permukaan gigi, saluran pernapasan dan paru-paru.pengendapan ini bervariasi

antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar pada rokok di indonesia

berkisar 19-33 mg per batang rokok.

a. Aseton, peluntur cat.

b. DDT, racun serangga untuk membunuh nyamuk dan semut.

c. Arsenik, racun kutu dan racun digunakan untuk pembunuh-pembunuh terkenal.

d. Kadmium, bahan kimia yang terdapat didalam ACCU.

e. Formal dehid, digunakan untuk mengawetkan mayat.

f. Amonia, bahan aktif dalam pembersih lantai.

g. Hidrogen sianida, racun yang digunakan untuk gas.

h. Naftalena, bahan yang beracun yang terdapat dalam obat serangga.

i. Polonium 210, bahan radioaktif.

j. Vinil klorida, bahan kimia yang digunakan membuat plastik.

2.4.4 Bahaya merokok pada perokok aktif dan pasif

Besarnya bahaya merokok sebenarnya bukan tidak disadari oleh para

perokok, karena pada setiap bungkus rokok kini terdapat peringatan wajib dari

….
27

pemerintah yang berbunyi: “merokok dapat menyebabkan kanker, serangan

jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan‟‟. Kuatnya ketergantungan terhadap

rokok membuat orang tidak mau berhenti mengisapnya. Menurut penelitian,

ternyata yang akan menerima efek negatif dari rokok tersebut bukan hanya

perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif pun akan menerima akibat negatif

dari rokok tersebut. Justru efek yang diterima oleh perokok pasif akan jauh lebih

berbahaya lagi ketimbang perokok aktifnya (Mohamad Jaya,2013). Adapun

beberapa bahaya dan akibat yang di timbulkan oleh rokok bagi kesehatan tubuh

antara lain :

1. Kanker paru

Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Asap rokok

akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap rokok ini akan

merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal. Diperkirakan 1 dari 10

perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan meninggal akibat kanker paru.

2. Kanker kandung kemih

Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok. Studi menemukan

kadar tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam rokok menjadi karsinogen yang

mengarah pada kanker kandung kemih.

3. Kanker payudara

Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker payudara. Hasil

studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun dan 5

tahun sebelum hamil pertama kali beresiko lebih besar terkena kanker payudara.

….
28

4. Kanker serviks

Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok.

Perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus menular seksual.

5. Kanker kerongkongan

Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel esofagus sehingga

menyebabkan kanker kerongkongan. Sekitar 80 persen kasus kanker esofagus

telah dikaitkan dengan merokok.

6. Kanker pencernaan

Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi ada beberapa asap yang

tertelan sehingga meningkatkan resiko kanker gastrointestinal (pencernaan).

7. Kanker ginjal

Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin dan tembakau

akan masuk ke dalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan kimia berbahaya

lainnya seperti karbon monoksida dan tar menyebabkan perubahan denyut

jantung, pernapasan sirkulasi dan tekanan darah. Karsinogen yang disaring keluar

dari tubuh melalui ginjal juga mengubah sel DNA dan merusak sel-sel ginjal.

Perubahan ini mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu kanker.

8. Kanker mulut

Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Perokok 6 kali lebih besar

mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan

orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat lebih besar.

….
29

9. Kanker tenggorokan

Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati

tenggorokan, karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok.

10. Serangan jantung

Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan

meningkatkan tekanan darah. Karbon monoksida mengambil oksigen dalam darah

lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih banyak. Jika jantung

bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa menyebabkan

serangan jantung.

11. Penyakit jantung koroner (PJK)

Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan

memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus.

12. Aterosklerosis

Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa

disebabkan oleh penumpukan lemak. Bisa menimbulkan terjadinya jaringan parut

dan penebalan arteri yang menyebabkan arterosklerosis.

13. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat seseorang

sulit bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh rokok. Kondisi

ini bisa menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas akibat kerusakan pada

kantung udara atau alveoli) dan bronkitis kronis (batuk dengan banyak lendir yang

terjadi terus menerus selama 3 bulan).

….
30

14. Impotensi

Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa meningkatkan

risiko disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Merokok bisa merusak pembuluh darah,

nikotin mempersempit arteri sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan darah

ke penis. Seseorang sudah mengalami impotensi, maka bisa menjadi peringatan

dini bahwa rokok sudah merusak daerah lain di tubuh.

15. Gangguan medis lainnya

Beberapa gangguan medis juga bisa disebabkan oleh rokok seperti tekanan darah

tinggi (hipertensi), gangguan kesuburan, memperburuk asma dan radang saluran

napas, berisiko lebih tinggi mengalami degenerasi makula (hilangnya penglihatan

secara bertahap), katarak, menjadi lebih sering sakit-sakitan, menimbulkan noda di

gigi dan gusi, mengembangkan sariawan di usus serta merusak penampilan.

2.4.5 Bahaya merokok untuk anak usia sekolah

Kita dapat menemui di jalan-jalan, baik di kota besar dan kota kecil

dimana para pelajar dengan santainya merokok seolah itu bukan perbuatan yang

buruk. Anda dapat menemukan mereka di berbagai tempat, seperti cafe, terminal,

kendaraan umum atau bahkan di sekitar sekolah mereka sendiri. Orang yang

mengerti dan sadar tentang kesehatan pastinya akan prihatin dengan keadaan

seperti ini. Merokok itu jelas merugikan kesehatan, namun selain itu ada kerugian

lainnya, yakni masalah ekonomi. Para pelajar pada umumnya adalah orang-orang

yang masih tergantung secara ekonomi kepada orang tua. Tentu saja akan

menambah berat beban yang harus ditanggung orang tua. Terlebih saat ini banyak

juga wanita dan remaja putri yang merokok, sebenarnya jika kita mengetahui apa

yang dihasilkan dari merokok adalah suatu hal yang belum jelas ada manfaatnya

….
31

bahkan tidak ada manfaatnya terlebih lagi dari segi kesehatan, merokok sangat

berbahaya bagi kesehatan. Dalam bungkus rokok itu sendiri dicantumkan

peringatan pemerintah bahwa merokok dapat menyebabkan serangan jantung,

paru-paru, kanker, impotensi serta gangguan kehamilan dan janin. Dibawah ini

akan disampaikan kerugian dari merokok antara lain:

1. Rokok mengandung 4000 jenis bahan racun yang berbahaya bagi kesehatan,

antara lain yang telah dikenal baik adalah karbon monoksida (co) yang bisa

mematikan, nikotin yang mendorong pengapuran jantung dan pembuluh darah,

tar yang dapat menyumbat dan mengurangi fungsi saluran nafas dan

menyebabkan kanker, serta berbagai racun pada hati, otak dan pembentuk

kanker.

2. Rokok menurunkan konsentrasi, misalnya sewaktu Belajar.

3. Rokok menurunkan kebugaran saat ada di sekolah.

4. Rokok bukan hanya meracuni para perokok sendiri, namun juga orang

disekitarnya (sebagai perokok pasif) dengan bahaya yang sama.

5. Rokok menimbulkan ketergantungan dan perasaan kehilangan sesuatu. Kalau

rokok tidak tersedia, yang berakibat pada penurunan prestasi belajar dan

bekerja.

6. Rokok memboroskan

7. Rokok dapat menyulut kebakaran. (Rosyanawati, 2010)

2.4.6 Mencegah remaja untuk tidak merokok

Indonesia dan banyak negara di dunia telah membuat aturan yang

mengharuskan adanya peringatan kesehatan kepada setiap bungkus rokok yang

dijual bahkan di Negara-negara maju juga beberapa kota besar di Indonesia telah

….
32

melarang anak-anak di bawah usia 18 tahun untuk membeli rokok (Nuridha,

2014). Merokok di tempat-tempat umum apalagi yang menggunakan AC seperti

pusat pertokoan, bandara, rumah sakit, dan perkantoran sangatlah dilarang, karena

merugikan banyak orang (perokok pasif). Bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa

merokok merugikan kesehatan, tapi perusahaan rokok terus memproduksi rokok

dan “menawarkan” gaya hidup yang kadang-kadang menggiurkan, seperti bila

merokok tampak gagah dan eksklusif. Pada akhirnya seseorang sendirilah yang

harus memutuskan apakah rokok itu bergaya atau berbahaya (Nuridha, 2014).

Mencegah remaja untuk tidak merokok memang bukan suatu pekerjaan

yang mudah karena pengaruh gaya hidup yang mengarah pada penggunaan rokok

jauh lebih besar dan lebih kuat dari pada promosi-promosi perilaku hidup sehat

tanpa rokok, apalagi didukung oleh para idola remaja, guru, bahkan ahli kesehatan

yang merokok. Karena itu cara terbaik adalah memberi kesempatan kepada para

remaja untuk sebanyak-banyaknya melakukan explorasi mengenai konsekwensi

dari merokok. Bentuk kegiatan atau pendidikan yang mengembangkan

keterampilan spikososial seperti perpikir kritis, berpikir kreatif, kesadaran diri dan

sebagainya (live skill education) yang dikemas dalam bentuk diskusi maupun

bermain peran adalah cara yang paling dianjurkan untuk meningkatan wawasan,

keterampilan dan sikap tentang bahaya merokok, dan diharapkan lebih efektip

dalam mencegah remaja merokok (Nuridha, 2014).

Sebagai contoh gunakan informasi tambahan dari peragaan botol yang

dimasuki sebatang rokok yang menyala dan ditutup dengan kapas putih sebagai

bahan diskusi tentang bahaya merokok. Botol kita umpamakan rongga

tenggorokan dan kapas adalah paru-paru kita. Setelah rokok dibakar lalu

….
33

dimasukkan ke dalam botol, dan botol ditutup dengan kapas sampai rokok mati.

Setelah rokok mati, maka kapas putih yang menjadi sumbatan itu akan menjadi

kekuning-kuningan, yang merupakan gambaran racun yang ada di peru-paru si

perokok. Selain itu upaya pencegahan remaja merokok juga dilakukan dengan

meminimalisir tempat-tempat merokok, baik di tempat umum, di lingkungan

sekitar sekolah, serta memperbanyak kawasan bebas asap rokok khususnya di

sekolah. Tidak kalah pentingnya adalah tokoh tauladan dari guru maupun orang

tua untuk tidak merkok (setidaknya tidak di depan para remaja). Diperlukan

ketegasan, bahwa rokok hanyalah diperuntukkan bagi mereka yang sudah

“dewasa” dan “mangerti” akan bahaya merokok (Nuridha, 2014).

2.4.7 Kategori Perokok

Klasifikasi perokok juga dapat ditentukan oleh indeks (IB) dengan rumus:

jumlah rata-rata konsumsi rokok perhari (batang) x lama merokok (tahun), dengan

hasil ringan (0-199), sedang (200-599) dan berat (>600).

Bustan (2012), membagi perokok dibagi atas tiga kategori, yaitu ringan (1-

10 batang perhari), sedang (11-20 batang perhari) dan berat (lebih dari 20 batang

perhari).

….
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka konseptual

Faktor yang mempengaruhi


: pendekatan kelompok:
1. Tujuan kelompok
2. Aturan Pendekatan kelompok
3. pemimpin Siswa SMK Patriot

Faktor yang mempengaruhi


sikap remaja:
1. pengalaman pribadi Sikap remaja
2. pengaruh orang lain‟ perokok
3. kebudayaan
4. media massa
5. lembaga pendidikan
dan agama
6. faktor emosional
Positif Negatif

Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap


remaja perokok di SMK Patriot Peterongan

Keterangan :

Faktor – Faktor yang mempengaruhi perubahan sikap adalah : pengalaman


pribadi, pengaruh orang lain : kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan
dan agama serta faktor emosional.

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan atau pernyataan

(Riduwan, 2015). Hipotesis dalam penelitian ini:

34
35

H1 : Ada pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja

perokok di SMK PATRIOT Peterongan Jombang.

….
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penilaian,

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi akurasi suatu hasil. Istilah desain penelitian digunakan dalam dua

hal: pertama, desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data:

dan kedua, desain penelitian digunakan unuk mendefinisikan struktur penelitian

yang akan dilaksanakan (Riduwan, 2015).

Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pre test

post test, yaitu rancangan atau desain yang tidak ada kelompok pembanding

(control), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pre test) yang

memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah

adanya program (dalam hal ini penyuluhan). Pendekatan yang digunakan peneliti

adalah pendekatan “one shot model”, dimana dalam waktu yang bersamaan

peneliti mengadakan pre test, penyuluhan post test tentang penyuluhan kesehatan

tentang rokok (Nursalam, 2013). Prosedur Pra eksperimental meliputi.

36
37

Table 4.1 Desain Penelitian Aplikasi Pendekatan Kelompok Terhadap Sikap Remaja
Perokok
Pra Perlengkapan Post
K O1 I O2
SMK Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Kuesioner disebar Perlakuan TAK Kuesioner disebar
sebelum di beri simulasi bermain setelah diberi
perlakuan rantai nama perlakuan

Keterangan

nK : Subjek

O1 : kuesioner sebelum perlakuan

I : Intervensi TAK Simulasi Bermain Rantai Nama

O2: kuesioner sesudah perlakuan

4.2. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh aplikasi

pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok dilakukan di SMK Patriot

Peterongan, Kab. Jombang dilaksanakan pada :

4.2.1 Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari penyusunan proposal skripsi

hingga penyusunan hingga penyusunan hasil skripsi yang dilakukan pada bulan

Februari hingga bulan Juni 2017

4.2.2 Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMK Patriot Peterongan, Kab. Jombang

4.3. Populasi, sampel, sampling

4.3.1 Populasi

Populasi dalam wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Populasi adalah

….
38

totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran

kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan

objek yang lengkap (Riduwan, 2015).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki – laki kelas X dan XI SMK

Patriot peterongan Kab. Jombang berjumlah 42 siswa.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2014). Dalam menentukan

besarnya sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin (Noor, 2011) dengan

tingkat kesalahan 5% atu 0,05 yaitu sebagai berikut:

N
n=
N.(d)2 1

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat signifikansi = 5 % = 0,05

N
n=
N.(d)2 1

n=

n = 38 siswa

4.3.3 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

….
39

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2011).

Proses penyeleksian populasi dalam penelitian ini menggunakan tehnik

random sampling untuk menetapkan sampel yang dipilih.

….
40

4.4. Kerangka kerja

Penyusunan Proposal

Populasi
Seluruh siswa laki – laki perokok kelas X dan XI SMK Patriot Peterongan
Kab. Jombang sejumlah 42

Samping
Simple Random sampling

Sampel
siswa laki – laki perokok kelas X dan XI SMK Patriot Peterongan Kab.
Jombang sejumlah 38

Desain Penelitian
one-group pre test post test

Pengumpulan Data

Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating

Analisa data
Univariatl, bivariat, Mc Nemart

Penyajian hasil

Penyusunan laporan hasil

Gambar 4.2. Kerangka kerja aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap


remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang.

….
41

4.5. Identifikasi variabel

4.5.1 Identifikasi variabel

Variabel penelitian adalah variabel yang merupakan konsep berbagai level

dari abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau

manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2011).

1. Variabel bebas (Independen)

Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain

(Nursalam, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Aplikasi pendekatan

kelompok.

2. Variabel terikat (Dependen)

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya di tentukan oleh variabel

lain (Nursalam, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap remaja

perokok.

….
42

4.6. Definisi operasional

Tabel 4.1: Definisi operasional Aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap


remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang.

Variabel Defenisi Parameter Alat ukur Skala Skor


Operasional
Variabel Suatu 3 unsur dalam TAK
Independent : pendekatan pendekatan simulasi
aplikasi kelompok kelompok
pendekatan dengan metode yaitu :
kelompok terapi dimana 1. Tujuan
responden kelompok
memiliki 2. Aturan
masalah yang 3. Pemimpin
sama guna
memperbaiki
sikap remaja
dari yang
negatif
menjadi positif
Variabel Suatu perasaan Sikap remaja K N Kuesioner yang
dependen : remaja yang 1. Kognitif U O menggunakan
sikap remaja disertai 2. Afektif E M skala likert
perokok kecenderungan 3. Konatif S I Pernyataan positif
untuk I N -Nilai SS = 4
melakukan O A
-Nilai S = 3
tindakan N L
merokok. E -Nilai TS = 2
R -Nilai STS = 1
Pernyataan
negatif:
-Nilai SS = 1
-Nilai S = 2
-Nilai TS =3
-Nilai STS 4
Jika skor T mean
> 50 : Positif
Jika skor T mean
< 50 : Negatif
(Azwar S, 2011).

….
43

4.7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Riduwan, 2015). Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini

adalah simulasi dan kuesioner. Teknik simulasi dapat dibayangkan dengan

percobaan (eksperimen), sebagai penyelesaian masalah untuk mempelajari sistem

yang kompleks yang tidak dapat dianalisis secara langsung dengan cara analitik

(Effendy, 2013).

Alat bantu penelitian kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau

suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut

kepentingan umum (orang banyak). Angket ini dilakukan dengan mengedarkan

suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis

kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan

sebagainya (Riduwan, 2015).

4.8. Teknik pengumpulan data dan rencana pengolahan data

4.8.1 Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses

pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Riduwan, 2015).

4.8.2 Rencana pengolahan data

Sebelum data dianalisis terlebih dahulu dilakukan pengolahan data. Teknik

pengolahan data merupakan kegiatan untuk merubah data mentah menjadi bentuk

data yang lebih ringkas, dan disajikan serta dianalisis sebagai dasar pengambilan

keputusan (Hidayat. 2007). Adapun proses pengumpulan data dilakukan dengan

cara sebagai berikut :

….
44

1. Mengurus perijinan surat pengantar penelitian dari STIKes ICMe Jombang

yang akan diberikan kepada kepala sekolah SMK Patriot Peterongan

Jombang.

2. Peneliti memberikan surat pengantar penelitian dari Stikes Icme kepada

kepala sekolah SMK Patriot Peterongan Jombang untuk memperoleh ijin

melakukan penelitian.

3. Menjelaskan kepada siswa laki – laki (calon responden) tentang penelitian

dan bila bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani

informed concent.

4. Jika disetujui, dilakukan pembagian kuesioner pada responden tentang

sikap remaja perokok untuk memperoleh data Pre Eksperimental.

5. Memberikan perlakuan pada responden berupa pendekatan kelompok

berbasis TAK Simulasi Bermain Rantai Nama dengan memberikan

pertanyaan tentang rokok dan dampaknya, perlakuan ini berlangsung

selama 10 menit.

6. Memberikan kembali kuesioner baru kepada responden namun tetap

dengan isi pernyataan yang sama untuk memperoleh data Post

Eksperimental.

7. Data yang terkumpul dari responden kemudian dilakukan pengolahan data

menggunakan SPSS.

Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai

berikut (Riduwan, 2015).

1. Editing (Mengedit Data)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan

….
45

data atau setelah data terkumpul. Editing dalam penelitian ini adalah pada saat

melakukan penelitian, apabila ada soal yang belum diisi oleh responden maka

responden diminta untuk mengisi kembali dan apabila ada jawaban ganda pada

kolom checklist maka dianggap salah

2. Coding (Mengode Data)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori (Riduwan, 2015). Dalam penelitian ini peneliti

memberikan kode berupa:

Data Umum

1. Umur

a. 15 – 16 tahun kode 1

b. 17 – 18 tahun kode 2

2. Kelas

a. Kelas X Kode 1

b. Kelas XI Kode 2

3. Tinggal bersama

a. Orang tua kode 1

b. Ibu kode 2

c. Saudara kode 3

Data Khusus

1. Sikap remaja perokok

a. Pertanyaan Positif

1) Nilai SS = Kode 1

2) Nilai S = Kode 2`

….
46

3) Nilai TS = Kode 3

4) Nilai STS = Kode 4

b. Pernyataan negatif:

1) Nilai SS = Kode 4

2) Nilai S = Kode 3

3) Nilai TS = Kode 2

4) Nilai STS = Kode 1

3. Scoring

Scoring adalah kegiatan memberikan skor pada hasil kuesioner yang

diberikan pada responden (Riduwan, 2015).

1. Sikap sebelum dan sesudah dilakukan pendekatan kelompok dengan metode

TAK Simulasi Bermain Rantai Nama

Jawaban pertanyaan kuesioner Sikap sebagai berikut :

Pernyataan Pernyataan
Positif Nilai Negatif Nilai
(favourable) (unfavourable)
Sangat setuju 4 Sangat setuju 1
Setuju 3 Setuju 2
Tidak setuju 2 Tidak setuju 3
Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 4

Apabila instrumen pengukuran sikap menggunakan skala likert bisa

digunakan rumus skor T sebagai berikut :

 X X 
T = 50 + 10  
 S 

….
47

Keterangan :
X = Skor responden yang hendak diubah menjadi skor T
= Mean skor kelompok
S = Deviasi standart skor kelompok (Sugiyono, 2015)

4. Tabulating

Tabulating adalah penyusunan data dalam bentuk tabel data yang telah

ditabulasikan (Sugiyono, 2015). Penyusun data dalam penelitian ini berbentuk

tabel.

Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan menggunakan


skala kumulatif :

100 % = Seluruhnya

76 % - 99 % = Hampir seluruhnya

51 % - 75 % = Sebagian besar dari responden

50 % = Setengah responden

26 % - 49 % = Hampir dari setengahnya

1 % - 25 % = Sebagian kecil dari responden

0% = Tidak ada satupun dari responden (Riduwan, 2015).

4.9. Analisa data

Prosedur analisis data merupakan proses memili h dari beberapa sumber

maupun permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Hidayat,

2007).

4.9.1 Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk melihat permasalahan pada masing-masing

variabel yang diamati melalui prosedur statistik deskriptif dilihat kecenderungan

pemusatan dari masing-masing variabel. Semua variabel berskala dikotomi,

….
48

kecenderungan pemusatan data dianalisis dengan cara menentukan porsi dari

masing-masing kategori. Pengamatan pada setiap variabel, analisis univariat

dengan melihat distribusi variabel dikotomi dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:
f
P= x 100%
N

Keterangan :

P : Prosentase

f : Jumlah responden berdasarkan karakteristik kategori

N : Jumlah seluruh responden (Sugiyono, 2015).

4.9.2 Analisis Bivariat

Analisa bivariat merupakan uji statistik yang digunakan untuk dilakukan

uji statistik Mc Nemar dengan tingkat signifikan 0,05 menggunakan SPSS 17 for

windows untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara dua variabel yaitu

variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala nominal (Sugiyono, 2015).

Jika p < 0,05 H1 (diterima) H0 (ditolak), artinya ada pengaruh Aplikasi

pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di SMK Patriot Peterongan

Jombang, sedangkan jika p > 0,05 maka H1 (ditolak) H0 (diterima), artinya tidak

ada pengaruh Aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remja perokok di

SMK Patriot Peterongan Jombang.

4.10. Etika penelitian

Penelitian yang menggunakan objek manusia tidak boleh bertentangan

dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, penelitian dilakukan dengan

menggunakan etika sebagai berikut (Nursalam, 2011) Sebelum melakukan

….
49

penelitian, peneliti mengajukan permohonan kepada institusi Prodi SI

Keperawatan Stikes ICME Jombang untuk mendapatkan persetujuan. Setelah itu

baru melakukan penelitian pada responden dengan menekankan pada masalah

etika yang meliputi :

4.10.1 Informed Consent (Memberikan)

Lembar persetujuan diedarkan kepada responden sebelum penelitian

dilaksanakan terlebih dahulu responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian

serta dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika responden

bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, bila

tidak bersedia maka peneliti harus tetap menghormati hak-hak responden.

4.10.2 Anonymity (Tanpa Nama)

Dalam menjaga kerahasiaan identitas responden peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data dan cukup

memberikan kode.

4.10.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dan responden dijamin

peneliti.

….
BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMK Patriot

Peterongan Kabupaten Jombang dimulai pada tanggal 9 Mei 2017 dengan

responden 38 siswa. Penelitian ini menggunakan alat berupa lembar kuesioner

untuk mengumpulkan data umum dan data khusus tentang aplikasi pendekatan

kelompok terhadap sikap remaja perokok.Hasil penelitian disajikan dalam dua

bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum dimuat karakteristik umur,

kelas dan status tinggal bersama. Sedangkan data khusus terdiri dari sikap remaja

perokok sebelum dansesudah diberikan aplikasi pendekatan kelompok serta tabel

perbedaan yang menggambarkan aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap

remaja perokok.

5.1.Hasil penelitian

5.1.1 Gambaran lokasi penelitian

Sekolah menengah kejuruan (SMK) Patriot desa mancar kecamatan

peteronganterletak di belakang pasar peterongan tidak jauh dari balai desa

Mancar. sekolah menengah kejuruan (SMK) patriot ini berdiri sejak tahun 2002

yang didirikan oleh H.Moh.sahid, bangunan sekolah sudah milik sendiri, luas
2 2
tanahnya mencapai 782 m , dengan luas bangunan 118,5 m , dan sarana ibadah

2
yaitu musholla dengan luas 24 m .Jumlah siswa sebanyak 181 orang, dengan

jumlah siswa kelas 1 terdiri dari 2 kelas sebanyak 66 siswa, kelas II terdiri dari 2

kelas sebanyak 51 siswa, kelas III terdiri dari 2 kelas sebanyak 64 siswa.

50
51

5.1.2 Data Umum


a. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di SMK


Patriot Desa Mancar kecamatan Peterongan
No Usia Jumlah Persentase (%)
1. 15-16 Tahun 18 47,4 %
2. 17-18Tahun 20 52,6%
Total 38 100 %
Sumber Data: Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berusia 17 – 18 tahun sejumlah 20 siswa (52,6%).

b. Karakteristik responden berdasarkan kelas


Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelas di SMK
Patriot Desa Mancar kecamatan Peterongan
No Kelas Jumlah Persentase (%)
1. Kelas X 18 47.4 %
2. Kelas XI 20 52.6 %
Total 38 100 %
Sumber Data: Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.2menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berada di kelas XI sejumlah 20 siswa (52,6%).

c. Karakteristik responden berdasarkan tinggal bersama


Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status tinggal
bersama di SMK Patriot Desa Mancar kecamatan
Peterongan
No Tinggal bersama Jumlah Persentase (%)
1. Kedua orang tua 36 94,7 %
2. Ibu 0 0%
3. Saudara 2 5,3 %
Total 38 100 %
Sumber Data: Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hampir seluruh

responden tinggal bersama kedua orang tua sejumlah 36 siswa

(94,7%).

….
52

5.1.3 Data khusus

Data khusus responden dalam penelitian ini meliputi sikap remaja perokok

sebelum pemberian aplikasi pendekatan kelompok, sikap remaja perokoksesudah

pemberian aplikasi pendekatan kelompok serta tabulasi silang aplikasi pendekatan

kelompok terhadap sikap remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Jombang.

Hasil ulasan deskripsi data khusus berupa tabel adalah sebagai berikut :

1. Sikap remaja perokok sebelum pemberian aplikasi pendekatan kelompokdi

SMK Patriot Peterongan Jombang

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap remaja


perokok sebelum pemberian aplikasi pendekatan kelompok di
SMK Patriot Peterongan Jombang
Sikap remaja perokok sebelum
Jumlah (siswa) Presentase (%)
Positif 14 36,8
Negatif 24 63,2
Total 38 100
Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki sikap negatif sejumlah 24 siswa (63,2%)

2. Sikap remaja perokok sesudah pemberian aplikasi pendekatan kelompok

di SMK Patriot Peterongan Jombang

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap remaja


perokok sesudah pemberian aplikasi pendekatan kelompokdi SMK
Patriot Peterongan Jombang
Sikap remaja perokok Sesudah
Jumlah (siswa) Presentase (%)
Positif 31 81,6
Negatif 7 18,4
Total 38 100
Sumber : Data Primer 2017

….
53

Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden

memiliki sikap positif sejumlah 31 siswa (81,6%)

3. Pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok

Tabulasi silang akan mendiskripsikan dan menyampaikan hasil aplikasi

pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok. Hasil tersebut

disajikan pada tabel tabulasi silang berikut ini :

Tabel 5.6 Tabulasi silang aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap


remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Jombang.

Tabulasi silang pre*post


Post
Positif Negatif Total
pre positif Jumlah 14 0 14
% 36,8% 0,0% 36,8%
negatif Jumlah 17 7 24
% 44,7% 18,4% 63,2%
Total Jumlah 31 7 38
% 81.6% 18.4% 100.0%
Sumber : Data Primer 2017

Tabel 5.7Hasil Uji Mc Nemar pendekatan kelompok terhadap sikap


remaja perokok di SMK Patriot Peterongan Jombang.

Hasil uji statistic

N 38
b
Exact Sig. (2-tailed) .000
a. Binomial distribution used.
b. McNemar Test
Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa diketahui adanya perubahan

jumlah responden sebelum diberikan perlakuan berupa aplikasi pendekatan

kelompok sebagian besar dari responden memiliki sikap negatif sejumlah 24

….
54

siswa (63,2%) sedangkan jumlah responden sesudah diberikan perlakuan berupa

aplikasi pendekatan kelompok hampir seluruh responden memiliki sikap positif

sejumlah 31 siswa (81,6%). Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh hasil

perbedaan melalui nilai uji beda Mc Nemar test didapatkan p value sebesar 0.000.

Nilai p value penelitian ini menunjukkan nilai p value < α (0,05) yang berarti

memiliki perbedaan nilai yang sangat bermakna. Berdasarkan nilai perubahan

sikap remaja perokok sebelum dan sesudah pemberian aplikasi pendekatan

kelompok diketahui bahwa sebelum aplikasi pendekatan kelompok sebagian besar

dari responden memiliki sikap negatif sedangkan sesudah aplikasi pendekatan

kelompok hampir seluruh responden memiliki sikap positif sehingga dapat

disimpulkan ada pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja

perokok di SMK Patriot Peterongan Jombang.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Sikap remaja perokok sebelum pemberian aplikasi pendekatan kelompok

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki sikap negatif sejumlah 24 siswa (63,2%).

Sikap negatif remaja yang menjadi responden ditunjukkan dengan nilai

tertinggi pada kuesioner pretest pada soal nomor 3, 11 dan 15 dengan pernyataan

kuesioner tersebut meliputi bahaya merokok dan kebiasaan merokok.

Menurut peneliti, sikap negatif yang terjadi pada remaja merupakan suatu

bentuk reaksi dari lingkungan disekitarnya, lingkungan tersebut dapat berupa

pengaruh dari keluarga, dan teman sebaya.

….
55

Sikap negatif pada remaja juga dapat dipengaruhi oleh usia remaja tersebut.

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 17 –

18 tahun sejumlah 20 siswa (52,6%).

Menurut peneliti, usia remaja sangat rentan terpengaruh oleh berbagai hal

baru yang ada disekitarnya, kecenderungan sikap negatif remaja terhadap rokok

sangat berpengaruh bagi kesehatan pada remaja, seperti adanya anggota keluarga

yang merokok serta ajakan teman sebaya menjadi penyebab terbentuknya persepsi

pada remaja untuk ikut merokok. Remaja juga memiliki keinginan untuk mencari

jati diri, hal tersebut menjadi salah satu penyebab remaja belum mampu

menentukan mana yang baik dan buruk bagi dirinya sendiri.

Menurut Al - Ghifari, 2012 masa puber juga merupakan titik rawan bagi

remaja, sebab dalam dirinya sedang terjadi gejolak karena tengah mengalami

perkembangan kejiwaan yang pesat, disertai munculnya dorongan rasa ingin tahu

yang tinggi mengenai berbagai hal, sementara dari segi emosional keadaannya

masih belum stabil. Akibatnya remaja akan mudah terpengaruh hal-hal negatif,

apabila tidak mendapat bimbingan dan pendampingan secara baik dan benar.

5.2.2 Sikap remaja perokok sesudah pemberian aplikasi pendekatan kelompok

Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden

memiliki sikap positif sejumlah 31 siswa (81,6%).

Menurut peneliti, Sikap positif remaja yang ditunjukkan dengan nilai

tertinggi pada kuesioner posttest pada soal nomor 3 dan 15 dengan pernyataan

kuesioner tersebut meliputi bahaya merokok terhadap fisik remaja serta akan

dijauhi teman sebaya. Pendekatan kelompok yang diberikan berupa simulasi

membuat responden semakin memahami bahwa merokok merupakan salah satu

….
56

kenakalan remaja yang harus dihindari. Pendeketan kelompok yang dilakukan

oleh peneliti direspon baik oleh responden disamping mendengarkan dengan

seksama, responden juga aktif dalam mengikuti simulasi sehingga menyebabkan

responden mengalami perubahan sikap positif, responden yang aktif bertanya

maka semakin matang responden dalam menyikapi pendeketan kelompok

terhadap sikap remaja perokok.

Menurut (Effendy, 2013) sebuah pendekatan yang didasarkan pada pandangan,

bahwa pada setiap peserta didik terdapat perbedaan-perbedaan dan persamaan-

persamaan antara satu dan lainnya. perbedaan yang peserta didik yang satu dengan

yang lainnya ini, bukanlah untuk dipertentangkan atau dipisahkan, melainkan

harus diintegrasikan. Seorang peserta didik yang cerdas misalnya, dapat disatukan

dengan peserta didik yang kurang cerdas, sehingga peserta didik yang kurang

cerdas itu dapat ditolong oleh peserta didik yang cerdas. Persamaan yang dimiliki

antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain sehingga saling

dapat menunjang secara optimal.

5.2.3 Pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di

SMK Patriot kec. Peterongan Kab. Jombang.

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa diketahui adanya perubahan

jumlah responden sebelum diberikan perlakuan berupa aplikasi pendekatan

kelompok sebagian besar responden memiliki sikap negatif sejumlah 24 siswa

(63,2%) sedangkan jumlah responden sesudah diberikan perlakuan berupa aplikasi

pendekatan kelompok hampir seluruh responden memiliki sikap positif sejumlah

31 siswa (81,6%). Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh hasil perbedaan melalui

nilai uji beda Mc Nemar test didapatkan p value sebesar 0.000.

….
57

Nilai p value penelitian ini menunjukkan nilai p value < α (0,05) yang berarti

memiliki perbedaan nilai yang sangat bermakna antara sikap remaja perokok

sebelum dan sesudah pemberian aplikasi pendekatan kelompok.

Menurut peneliti dilihat dari hasil pemberian pre-test dan post-test yang

memiliki perbedaan. Dengan adanya pendekatan kelompok dengan simulasi maka

ada perubahan yang sangat jelas dari sikap remaja perokok melalui penyebaran

kuesioner, maka dari itu para remaja butuh pendekatan baik melalui individu

maupun kelompok karena dengan adanya pendekatan kelompok yang positif maka

secara perlahan mempengaruhi perubahan sikap remaja, sudah jelas bahwasanya

sikap remaja perokok di pengaruhi oleh pendekatan kelompok yang negatif oleh

teman sebaya.

Menurut teori (Maria Rubal dalam e_learning dbe, 2011) Pemberian

permainan (game) dalam sebuah pendekatan kelompok lebih efektif dibandingkan

dengan hanya memberikan materi dengan gaya yang monoton didepan kelas saja

tanpa ada interaktif dengan siswa. Game adalah bentuk permainan yang diadopsi

guru dalam kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan permainan sebagai metode

pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan materi pembelajaran.

Permainan disajikan sebagai alat yang dapat dinikmati dan mengasyikkan setiap

orang.

….
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dibahas kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian dan

saran yang sesuai dengan kesimpulan

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1. Sikap remaja perokok sebelum pemberian aplikasi pendekatan kelompok,

sebagian besar memiliki sikap negatif.

2. Sikap remaja perokok sesudah pemberian aplikasi pendekatan kelompok,

hampir seluruh memiliki sikap positif

3. Ada pengaruh aplikasi pendeketan kelompok terhadap sikap remaja

perokok di SMK Patriot Peterongan Jombang.

6.2 Saran

1. Bagi tempat penelitian

Diharapkan agar institusi SMK Patriot Peterongan Jombang dapat

mengadakan pendekatan kelompok kepada para siswa atau dapat juga

mengadakan kegiatan bimbingan konseling tentang bahaya merokok agar

siswa dapat melaksanakan kegiatan yang positif sehingga terhindar dari

pergaulan yang negatif khususnya tentang bahaya rokok dan dapat

menghindari rokok.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diupayakan meneliti tentang faktor-faktor yang

lain seperti pengetahuan remaja dan peran lingkungan tentang sikap

remaja perokok.

58
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, 2007. Sistem kesehatan. Jakarta:EGC

Al – Ghifari, 2012. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: EGC

Arikunto, 2010. Metode Penelitian untuk Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Azzahy, 2008. Komponen Sikap dan Perilaku. Jogjakarta: Graha Ilmu: CV. Trans
info media
Desamita, 2012. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: EGC
Effendy, 2013. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. EGC.
Jakarta
Hidayat, 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumu Akasara

Hadzibun dan Mudjiono, 2013. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan


Pendekatan Sistem. Jakarta. PT. Bumi Aksara
Major, Dkk, 2010. Ilmu yang mempelajri sikap kepribadian manusia. Jakarta:
EGC
Mohamad Jaya, 2013. Kenakalan Remaja. Jakarta: Graha Ilmu

Notoadmodjo, S, 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka


Cipta
Notoatmodjo, 2013. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta

Nursalam, 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika
Niven, 2008. Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku. Jogjakarta: Graha
Ilmu: CV. Trans info media

Potter, Patricia. A, 2005. Perbandingan respon imunologi empat


kombinasi antiretroviral berdasarkan kenaikan jumlah CD4.

Pratomo & Hadi, 2010. materi pelatihan pelayanan kesehatan peduli remaja,
Riduwan 2015, metode statistika . Bandung : Tarsito
Sanjaya, 2014:127. Proses Belajar-Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Skinner, 2013. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang


Sarwono, 2014. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grafindo.

Setiadi., 2012. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha


ilmu.

59
60

Syafrudin, 2011. Himpunan penyuluhan kesehatan. Jakarata timur

Syaiful Bahri Djamarah, 2014. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar


Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Sugiono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


Dan R & D). Bandung: Penerbit Alfabeta
Sugiyono, 2010. Ilmu Statistis SPSS. Bandung Alfabeta
Syamsu, 2012. Remaja dan Permasalahannya. Yogyakarta: Hanggar Kreator
Windy, 2012. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia.

Zulkifli. 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan remaja. http//www.surya-


media.net. akses 22 Januari 2016

…..
61

Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA
TAHUN 2017

No Kegiatan Februari Maret Mei Juni Juli Agustus September


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap persiapan
a. Penentuan judul
b. Pengambilan data
c. Studi pendahuluan
d. Konsul BAB I
e. Revisi lanjut BAB II
f. Pengajuan BAB III
g. Revisi BAB III & IV
2 Persiapan Proposal
3 Ujian Proposal
4 Revisi ujian Proposal
5 Pengumpulan Data
6 Pengolahan Data
7 Analisis Data
8 Konsul Hasil
9 Ujian Hasil
10 Perbaikan Skripsi

61
Lampiran 2 62

SURAT PERMOHONAN CALON RESPONDEN


Kepada
Yth. Calon Responden
Di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
Jombang:
Nama : Sumarwan
NIM : 133210118
Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul: ”Aplikasi Pendekatan
Kelompok Terhadap Sikap Remaja Perokok”.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Aplikasi
Pendekatan Kelompok Terhadap Sikap Remaja Perokok. Penelitian ini tidak
berbahaya dan tidak merugikan anda sebagai responden. Kerahasiaan semua
informasi yang telah diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian saja. Jika anda tidak bersedia menjadi responden, maka
diperbolehkan untuk tidak ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dan apabila
selama pengambilan data terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, maka anda
berhak mengundurkan diri.
Apabila anda menyetujuinya, maka saya mohon kesediaanya untuk
menandatangani lembar persetujuan untuk pelaksanaan penelitian saya.
Atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Hormat Saya

(Sumarwan)
Lampiran 3 63

LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN

Judul Penelitian : Aplikasi Pendekatan Kelompok Terhadap Sikap

Remaja Perokok

Peneliti : Sumarwan

Peneliti ini sudah menjelaskan tentang penelitian yang sedang dilaksanakan

oleh peneliti, saya diminta untuk bersedia diteliti.

Saya mengerti, bahwa resiko yang terjadi kecil. Apabila ada proses penelitian

dapat menimbulkan respon emosional yang tidak nyaman, maka peneliti akan

menghentikan dan akan memberikan dukungan. Saya berhak mengundurkan diri

dari penelitian tanpa ada sanksi atau kehilangan hak.

Saya mengerti, bahwa catatan penelitian ini akan dirahasiakan dan dijamin

selegal mungkin. Semua berkas yang mencantumkan identitas dan semua jawaban

yang saya berikan hanya digunakan untuk keperluan pengolahan data. Bila sudah

tidak digunakan akan dimusnahkan dan hanya peneliti yang mengetahui

kerahasiaan data.

Demikian secara sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak manapun, saya

bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Responden

(.......................)
64
Lampiran 4

KISI-KISI SIKAP REMAJA PEROKOK

DI SMK PATRIOT KEC. PETERONGAN KAB. JOMBANG

ITEM
VARIABEL PARAMETER Positif Negatif
Sikap remaja Kognitif 1,6,10 5,8,
perokok
7,9 2,13,14
Afektif
3,4,15 11, 12
Konatif

JUMLAH 8 7
Lampiran 5 65

KUESIONER PENELITIAN
“Aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di SMK
Patriot Peterongan Kab. Jombang ”
Petujuk :
Pilihlah jawaban menurut pendapat anda dengan cara memberi tanda (√) pada
kotak pendapat yang tersedia.

1. DATA UMUM
Nomor responden :
Umur : 15-16 tahun
17-18 tahun
Kelas : X
XI

Tinggal bersama : Kedua orang Tua


Ibu
Saudara

2. DATA KHUSUS

a) Petunjuk pengisian, berilah tanda (√) pada kolom

SS= Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

b) Karena jawaban diharapkan sesuai dengan pendapat anda sendiri maka tidak

ada jawaban yang dianggap salah.

c) Mohon diteliti ulang agar tidak ada kesalahan dalam memilih.


66

NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Menurut saya merokok merupakan bentuk dari pola hidup
tidak sehat yang banyak dilakukan oleh remaja
2 Konsenterasi yang tinggi bisa saya dapatkan ketika saya
merokok.
3 Menurut saya Bahaya merokok terhadap remaja yang
terutama adalah fisiknya
4 Menurut saya efek merokok tidak hanya mempengaruhi
kesehatan perokok saja, tetapi juga mempengaruhi
kesehatan orang sekitarnya yang tidak merokok
5 Menurut saya remaja yang merokok remaja yang
berprestasi
6 Merokok bisa merusak masa depan
7 Berhenti merokok tidak mudah, namun tidak mustahil
8 Menurut saya Merokok salah satu aktifitas yang berguna
9 Jika ada siswa yang merokok di sekolahmu, guru akan
menegur siswa tersebut
10 Saat saya sedih, saya lebih senang cerita dengan teman
dari pada merokok
11 Beberapa teman saya selalu merokok ketika kami sedang
hang out.
12 Saya sering melihat iklan rokok dan itu sangat menarik
sehingga membuat saya mencoba untuk merokok.
13 Saya tidak merokok ketika saya beraktifitas
14 Jika ada siswa yang merokok di sekolahmu, guru akan
membiarkan siswa tersebut
15 Jika kamu merokok, temanmu akan menjauhimu
Lampiran 6 67

TABULASI VALIDITAS SIKAP REMAJA PEROKOK

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 JML


R1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31
R2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 42
R3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
R4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
R5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
R6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
R7 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
R8 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31
R9 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 5 52
R10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
R11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R13 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 49
R14 4 4 4 4 4 4 3 4 2 1 2 4 4 4 4 52
R15 1 1 1 2 2 3 4 1 2 3 4 2 3 3 4 36
R16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R17 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 3 35
R18 4 4 4 2 4 3 4 4 1 4 4 2 3 3 3 49
R19 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 55
R20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R21 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 50
R22 4 4 4 2 3 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 52
R23 1 1 1 4 4 2 4 1 4 2 3 4 2 2 4 39
R24 2 2 2 4 2 1 2 2 1 4 2 4 1 1 4 34
R25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R27 4 4 4 4 3 3 2 4 4 1 2 4 3 3 4 49
R28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 58
R30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
R38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
68

Lampiran 7
Correlations

Correlations

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 JML


** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** * **
Q1 Pearson Correlation 1 1.000 1.000 .547 .435 .801 .559 1.000 .525 .385 .513 .547 .801 .801 .409 .880
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .000 .000 .000 .001 .017 .001 .000 .000 .000 .011 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** * **
Q2 Pearson Correlation 1.000 1 1.000 .547 .435 .801 .559 1.000 .525 .385 .513 .547 .801 .801 .409 .880
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .000 .000 .000 .001 .017 .001 .000 .000 .000 .011 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** * **
Q3 Pearson Correlation 1.000 1.000 1 .547 .435 .801 .559 1.000 .525 .385 .513 .547 .801 .801 .409 .880
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .000 .000 .000 .001 .017 .001 .000 .000 .000 .011 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** **
Q4 Pearson Correlation .547 .547 .547 1 .483 .534 .450 .547 .512 .395 .295 1.000 .534 .534 .692 .726
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .001 .005 .000 .001 .014 .072 .000 .001 .001 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** * **
Q5 Pearson Correlation .435 .435 .435 .483 1 .660 .500 .435 .386 .244 .469 .483 .660 .660 .355 .637
Sig. (2-tailed) .006 .006 .006 .002 .000 .001 .006 .017 .141 .003 .002 .000 .000 .029 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** ** **
Q6 Pearson Correlation .801 .801 .801 .534 .660 1 .765 .801 .652 .374 .725 .534 1.000 1.000 .515 .924
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .021 .000 .001 .000 .000 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Q7 Pearson Correlation .559 .559 .559 .450 .500 .765 1 .559 .564 .552 .841 .450 .765 .765 .487 .787
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .005 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .005 .000 .000 .002 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** * **
Q8 Pearson Correlation 1.000 1.000 1.000 .547 .435 .801 .559 1 .525 .385 .513 .547 .801 .801 .409 .880
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .006 .000 .000 .001 .017 .001 .000 .000 .000 .011 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38

68
69

** ** ** ** * ** ** ** ** ** ** ** ** **
Q9 Pearson Correlation .525 .525 .525 .512 .386 .652 .564 .525 1 .315 .616 .512 .652 .652 .417 .708
Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .001 .017 .000 .000 .001 .054 .000 .001 .000 .000 .009 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
* * * * * ** * ** * * * **
Q10 Pearson Correlation .385 .385 .385 .395 .244 .374 .552 .385 .315 1 .647 .395 .374 .374 .257 .553
Sig. (2-tailed) .017 .017 .017 .014 .141 .021 .000 .017 .054 .000 .014 .021 .021 .120 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Q11 Pearson Correlation .513 .513 .513 .295 .469 .725 .841 .513 .616 .647 1 .295 .725 .725 .543 .752
Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .072 .003 .000 .000 .001 .000 .000 .072 .000 .000 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** **
Q12 Pearson Correlation .547 .547 .547 1.000 .483 .534 .450 .547 .512 .395 .295 1 .534 .534 .692 .726
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .002 .001 .005 .000 .001 .014 .072 .001 .001 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** **
Q13 Pearson Correlation .801 .801 .801 .534 .660 1.000 .765 .801 .652 .374 .725 .534 1 1.000 .515 .924
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .021 .000 .001 .000 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** **
Q14 Pearson Correlation .801 .801 .801 .534 .660 1.000 .765 .801 .652 .374 .725 .534 1.000 1 .515 .924
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .021 .000 .001 .000 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
* * * ** * ** ** * ** ** ** ** ** **
Q15 Pearson Correlation .409 .409 .409 .692 .355 .515 .487 .409 .417 .257 .543 .692 .515 .515 1 .637
Sig. (2-tailed) .011 .011 .011 .000 .029 .001 .002 .011 .009 .120 .000 .000 .001 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
JML Pearson Correlation .880 .880 .880 .726 .637 .924 .787 .880 .708 .553 .752 .726 .924 .924 .637 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
70

Reliability

Case Processing Summary

N %

CasesValid 38 100.0
a
Excluded 0 .0

Total 38 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.956 15
Lampiran 8 71

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

A. Topik : Sosialisasi

B. Tujuan

1. Umum :

Responden mampu mengetahui hal – hal yang berkaitan dengan merokok

dan menambah wawasan responden tentang bahaya merokok

2. Khusus :

 Responden mampu menjawab pertanyaan tentang bahaya merokok

yang diberikan oleh peneliti dan melakukan tindakan yang telah

ditentukan

 Respon dan mampu menjawab pertanyaan tentang bahaya merokok

dengan tepat

 Respon dan mampu memahami pertanyaan tentang bahaya merokok

beserta jawaban yang disampaikan.

C. Jadwal Kegiatan

Hari/Tanggal :

Tempat : SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang

Waktu :

D. Metode

- Ceramah

- Diskusi/ tanya jawab

E. Media danAlat

- Kursi

- SAP
72

F. Pengorganisasian

a. Leader :

Leader merupakan pimpinan dalam suatu tim dimana jalannya kegiatan

dipimpin oleh seorang leader. Adapun tugas-tugas leader dalam TAK ini

meliputi :

1. Membaca kan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok

sebelum kegiatan dimulai

2. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan

memperkenalkan dirinya

3. Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib

4. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok

5. Menjelaskan tujuan TAK Sosialisasi

b. Co leader :

Merupakan seseorang yang membantu leader saat jalannya TAK,apabila

leader mengalami blocing ataupun hal lain yang bersangkutan terhadap

leader. Adapaun tugas co leader dalam TAK inimeliputi :

1. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas

responden

2. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

c. Fasilitator :

Merupakan seseorang yang dapat memberikan motivasi kepada peserta

dalam kegiatan untuk kesuksesan jalannya kegiatan tersebut. Adapun

tugas-tugas fasilitator dalam kegiatan TAK ini meliputi :

1. Memfasilitasi responden yang kurang aktif


73

2. Berperan sebagai role play bagi responden selama kegiatan

d. Observasi :

Merupakan seseorang yang mengobservasi kepada respon dan dalam

kegiatan TAK

G. Setting Tempat

Pada setting tempatun tuk TAK ini duduk di dikursi dengan penjelasan
sebagai berikut :

L CO O

Keterangan :

L : leader

CO : co leader

F : fasilitator

O: observer

: responden

H. Program Antisipasi

a. Penanganan responden yang tidak aktif saat TAK

1. Memanggil responden

2. Memberi kesempatan kepada responden tersebut untuk menjawab

sapaan perawat atau responden yang lain

b. Bila respon dan meninggalkan TAK

1. Panggil nama responden


74

2. Tanya alasan responden meninggalkan TAK

3. Berikan penjelasan tentang tujuan TAK dan berikan penjelasan pada

responden bahwa responden dapat melaksanakan keperluannya setelah

itu responden boleh kembali lagi

c. Bila ada responden yang ingin ikut

Beri penjelasan bahwa TAK ini ditujukan pada responden yang dipilih,

jika respon dan memaksa beri kesempatan untuk masuk pada TAK

tersebut.

I. Langkah kegiatan TAK

a. Persiapan

1. Mengumpulkan responden kedalam satu ruangan

2. Membuat kontrak dengan responden

3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Orientasi

II. Salam dari terapis kepada responden

III. Menjelaskan tujuan TAK

c. Evaluasi

1. Menanyakan perasaan respon dan saat ini

2. Menanyakan persepsi responden seputar

topik d. Kontrak

1. Topic TAK Sosialisasi : Bahaya merokok

2. Waktu : 30 menit ( pukul….. - ………WIB)

3. Tempat :
75

e. Menjelaskan peraturan TAK :

1. Jika ada responden yang ingin meninggalkan kelompok, harus

meminta izin kepada terapis

2. Setiap responden mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Setiap responden TAK harus aktif

4. Dilarang bicara sendiri atau mengobrol selama TAK

f. Tahap kerja

1. Terapis menjelaskan peraturan dalam sosialisasi

2. Terapis memulai sosialisasi

3. Terapis memberikan pertanyaan tentang topic pada responden dan

pertama

4. Apabila respon dan pertama dapat menjawab pertanyaan, makaterapis

memanggil nama responden kedua secara acak. Apabila respon dan

pertama tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh terapis,

maka respon dan pertama memanggil nama respon dan kedua sesuai

dengan satu huruf paling akhirdari nama respon dan pertama

5. Terapis meminta respon dan tepuk tangan saat ada responden yang

mampu menjawab pertanyaan

6. Terapismemberikan reinforcement positif pada setiap usaha yang

dilakukan responden

II. TahapTerminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan respon dan setelah mengikuti TAK

Sosialisasi.
76

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan responden untuk belajar berpikir sesuai dengan

peristiwa yang dapat dipersepsikan dan melihat sesuatu dari segi positif

dan negative sebelum memutuskan untuk melakukannya

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang

2. Menyepakati waktu dan tempat

III. Evaluasi

a. Evaluasi dilakukan pada proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap

kerja, aspek yang dievaluasi adalah kemampuan responden sesuai dengan

tujuan TAK.

b. Evaluasi hasil

Untuk TAK Sosialisasi pada Remaja Perokok, kemampuan Remaja yang

diharapkan adalah Remaja yang mampu menambah wawasan tentang

bahaya merokok.

1. Apa yang di sebut dengan rokok ?

2. Mengapa merokok di larang bagi kesehatan ?

3. Di dalam rokok mengandung apa saja ?

4. Apa saja bahaya perokok bagi perokok aktif dan pasif ?

5. Bagaimana cara mencegah terjadinya merokok ?

6. Bagaimana cara mengurangi efek jelek pada rokok ?

7. Apa saja pengaruh rokok terhadap lingkungan ?


77

8. Bagaimana cara melupakan agar tidak merokok ?

V. Jawaban pertanyaan tentang bahaya merokok

1. Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan

pada organ tubuh.

2. Karena merokok dapat mengganggu kesehatan, seperti : rambut rontok,

katarak, kulit keriput, hilangnya pendengaran, kanker kulit, caries,

enfisiema, kerusakan paru dan jantung

3. Nikotin, karbon monoksida dan tar

4. Kanker paru, kanker kandung kemih, kanker payudara, kanker servik,

kanker ginjal dan kanker mulut

5. a. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat itu.

agar dilakukan setiap merokok dalam satu hari,

b. Peta dan situasi ketika merokok agar dicatat dan dipelajari

c. Merubah situasi merokok ketika jenuh, konsentrasi penuh, istirahat,

minum dengan teman, dan sesudah makan

6. a. Kurangi jumlah rokok yang diisap perharinya

b. Jangan menghisap asap terlalu dalam

c. Tinggalkan puntung rokok sejauh mungkin (jangan menghisap sampai

habis)

7. Asap rokok dapat mengotori udara sekitar dan mencemarkan udara sekitar.

8. a. Tidak membeli rokok

b. Melakukan hobi yang menyenangkan setiap kali teringat atau merokok

c. Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk mengingatkan

agar tidak merokok setiap kali kita akan mulai merokok


Lampiran 9 78

DATA UMUM

No.Resp Umur Kelas Tinggal Bersama


1 1 1 3
2 1 1 3 Keterangan
3 1 1 1
4 1 1 1 Umur
5 1 1 1 15 -16Tahun :1
6 1 1 1 17-18 Tahun :2
7 1 1 1
8 1 1 1 Kelas
9 1 1 1 X :1
10 1 1 1 XI :2
11 1 1 1
12 1 1 1
13 1 1 1 tinggal bersama
14 1 1 1 Kedua orang Tua :1
15 1 1 1 Ibu :2
16 1 1 1 Saudara :3
17 1 1 1
18 1 1 1
19 2 2 1
20 2 2 1
21 2 2 1
22 2 2 1
23 2 2 1
24 2 2 1
25 2 2 1
26 2 2 1
27 2 2 1
28 2 2 1
29 2 2 1
30 2 2 1
31 2 2 1
32 2 2 1
33 2 2 1
34 2 2 1
35 2 2 1
36 2 2 1
37 2 2 1
38 2 2 1
79
Lampiran 10 81

Frequency Table

Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
15-16th 18 47,4 47,4 47,4
Valid 17-18th 20 52,6 52,6 100,0
Total 38 100,0 100,0

Kelas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
X 18 47,4 47,4 47,4
Valid XI 20 52,6 52,6 100,0
Total 38 100,0 100,0

Tinggal bersama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Ortu 36 94,7 94,7 94,7
Valid Saudara 2 5,3 5,3 100,0
Total 38 100,0 100,0

Sikap.Sblm
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Positif 14 36,8 36,8 36,8
Valid Negatif 24 63,2 63,2 100,0
Total 38 100,0 100,0

Sikap.Ssdh
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Positif 31 81,6 81,6 81,6
Valid Negatif 7 18,4 18,4 100,0
Total 38 100,0 100,0
82

Crosstabs

Umur * Sikap.Sblm Crosstabulation


Sikap.Sblm Total
Positif Negatif
Count 7 11 18
15-16th % within Umur 38,9% 61,1% 100,0%
% of Total 18,4% 28,9% 47,4%
Umur
Count 7 13 20
17-18th % within Umur 35,0% 65,0% 100,0%
% of Total 18,4% 34,2% 52,6%
Count 14 24 38
Total % within Umur 36,8% 63,2% 100,0%
% of Total 36,8% 63,2% 100,0%

Kelas * Sikap.Sblm Crosstabulation


Sikap.Sblm Total
Positif Negatif
Count 7 11 18
X % within Kelas 38,9% 61,1% 100,0%
% of Total 18,4% 28,9% 47,4%
Kelas
Count 7 13 20
XI % within Kelas 35,0% 65,0% 100,0%
% of Total 18,4% 34,2% 52,6%
Count 14 24 38
Total % within Kelas 36,8% 63,2% 100,0%
% of Total 36,8% 63,2% 100,0%

Tinggal bersama * Sikap.Sblm Crosstabulation


Sikap.Sblm Total
Positif Negatif
Count 12 24 36
Ortu % within Tinggal bersama 33,3% 66,7% 100,0%
% of Total 31,6% 63,2% 94,7%
Tinggal bersama
Count 2 0 2
Saudara % within Tinggal bersama 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 5,3% 0,0% 5,3%
Count 14 24 38
Total % within Tinggal bersama 36,8% 63,2% 100,0%
% of Total 36,8% 63,2% 100,0%
83

Crosstabs

Sikap.Sblm * Sikap.Ssdh Crosstabulation


Sikap.Ssdh Total
Positif Negatif
Count 14 0 14
Positif % within Sikap.Sblm 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 36,8% 0,0% 36,8%
Sikap.Sblm
Count 17 7 24
Negatif % within Sikap.Sblm 70,8% 29,2% 100,0%
% of Total 44,7% 18,4% 63,2%
Count 31 7 38
Total % within Sikap.Sblm 81,6% 18,4% 100,0%
% of Total 81,6% 18,4% 100,0%
84

NPar Tests

McNemar Test

Crosstabs
Sikap.Sblm & Sikap.Ssdh
Sikap.Sblm Sikap.Ssdh
Positif Negatif
Positif 14 0
Negatif 17 7

a
Test Statistics
Sikap.Sblm &
Sikap.Ssdh
N 38
b
Exact Sig. (2-tailed) ,000
a. McNemar Test
b. Binomial distribution used.
Lampiran 11 85
Lampiran 12 86
Lampiran 13 87
88
Lampiran 14
89
Lampiran 15
90
91
92
93
Lampiran 16

Anda mungkin juga menyukai