Disusun oleh:
SUMARWAN
13.321.0118
i
APLIKASI PENDEKATAN KELOMPOK TERHADAP
SIKAP REMAJA PEROKOK
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
SUMARWAN
13.321.0118
ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP
dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sahwa dan Ibu Fatima.
Pada tahun 2007 peneliti lulus dari SDN paseraman 1, pada tahun 2010
peneliti lulus dari SMPN 1 Arjasa, pada tahun 2013 peneliti lulus dari SMAN 1
Arjasa, dan pada tahun 2013 peneliti lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia
Keperawatan dari tiga pilihan Program Studi yang ada di STIKes “ICMe”
jombang
Jombang, 2017
Sumarwan
vi
MOTTO
Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan,
tapi lihatlah sekitar kita dengan penuh kesabaran.
vii
PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Di SMK Patriot Peterongan Kab. Jombang” ini dengan baik tanpa adanya
halangan apapun. Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir dalam
pembimbing dua yang telah memberikan motivasi, sabar dan teliti dalam proses
skripsi ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
Jombang, 2017
Penulis
ix
ABSTRAK
SUMARWAN
NIM :133210118
x
ABSTRACT
SUMARWAN
133210118
xi
DAFTAR ISI
xii
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Desain penelitian ............................................................................................. 36
4.2. Tempat dan waktu penelitian ........................................................................ 37
4.3. Populasi, sampel, sampling ........................................................................... 37
4.4. Kerangka kerja ................................................................................................. 40
4.5. Identifikasi variabel ........................................................................................ 41
4.6. Definisi operasional ........................................................................................ 42
4.7. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 43
4.8. Teknik pengumpulan data dan rencana pengolahan data........................ 43
4.9. Analisa data ...................................................................................................... 37
4.10. Etika penelitian ................................................................................................ 38
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil penelitian ................................................................................................ 50
5.2 Pembahasan ...................................................................................................... 54
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 58
6.2 Saran .................................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 59
LAMPIRAN .................................................................................................................... 61
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
DAFTAR LAMBANG
menjadi skor T
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
% : Presentase
xvii
DAFTAR SINGKATAN
PG : Pabrik Gula
xviii
DAFTAR ISTILAH
Coertion : Paksaan
Adolescence : Remaja
Receiving : Menerima
Responding : Merespon
Valuiding : Menghargai
Assessment : Pengungkapan
Measurement : Pengukuran
xix
BAB I
PENDAHULUAN
Merokok dalam proses perkembangan zaman saat ini merupakan gaya hidup
(Life style) yang sangat populer di kalangan remaja (Rusanto, 2014). Usia remaja
merupakan usia peralihan dimana sangat rentan terpengaruh dengan berbagai hal
meniru perilaku merokok baik dari teman sebaya maupun keluarga tetapi remaja
tersebut belum mengetahui dampak negatif dari merokok tersebut. Sikap negatif
remaja tersebut dapat terjadi karena remaja kurang memiliki wawasan tentang
rokok serta dampak yang akan ditimbulkan dari perilaku merokok (Rusanto,
2014).
Berdasarkan data global youth tobacco survey (GYTS) 2015, 30,4% remaja
usia 13-15 tahun pernah merokok (33,9 % laki-laki pernah merokok dan 2,5%
perempuan pernah merokok), dan 20,3% remaja usia 13-15 adalah perokok aktif.
Indonesia secara keseluruhan, jumlah perokok laki-laki dan perempuan naik 35%
pada 2015 dan merupakan yang terbesar se-Asia Tenggara (GYTS, 2015).
(Global Adult Tobacco Survey) yang dirilis oleh kementrian kesehatan tahun
2015, didapatkan jumlah perokok di Jawa Timur mencapai 69,0% laki-laki dari
dan 4,2% wanita dari jumlah penduduk sekitar 61,4 juta penduduk. Prevalensi
1
2
perokok menurut usia dan gender pada kelompok usia 15-24 tahun mencapai
sebanyak 51,7 %. Ini termasuk anak-anak dan remaja kelompok usia 15-18 tahun.
persentasi penduduk >10 tahun terjadi peingkatan 21,2% tahun 2010 menjadi
26,3% pada tahun 2013. Untuk perokok dengan usia remaja (15-19) tahun juga
terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan dari 5.0% pada tahun 2010 menjadi
SMK Dwija Bakti 2 Jombang didapatkan hasil bahwa 9 dari 10 siswa laki – laki
pengaruh lingkungan sosial, seperti teman-teman, orang tua, dan media. Pada
tahap awal, merokok dilakukan dengan teman-teman. Sikap merokok pada remaja
remaja tentang bahaya merokok, dapat ditinjau dari remaja dalam mengonsumsi
rokok secara aktif tanpa menyadari bahaya dari merokok itu sendiri, baik bagi
merokok dapat meyebabkan dampak positif dan negatif bagi remaja itu sendiri.
Dampak postif bagi remaja timbul dikarenakan remaja percaya bahwa rokok dapat
….
3
dari hal-hal yang negatif menjadi sikap yang positif dan adanya suatu pendekatan
kelompok yang sering kita lakukan maka sikap remaja akan berubah secara
dapat mengerti, memahami akibat dari merokok bagi diri sendiri maupun bagi
orang lain dan secara perlahan para remaja berhenti untuk merokok.
….
4
tinggi pada diri setiap remaja menunjukkan cara untuk menolak tekanan sosial dan
sikap pada remaja perokok. Sehingga dengan adanya hasil penelitian ini
menjadikan sebuah pedoman yang bisa bermanfaat bagi peneliti sendiri maupun
….
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
1. Pendekatan Individualistik
pendekatan yang bertolak pada asumsi bahwa peserta didik memiliki latar
didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan
pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila hal ini tidak
Pendekatan individual ini kepada peserta didik dapat diharapkan memiliki tingkat
5
6
2. Pendekatan kelompok
persamaan-persamaan antara satu dan lainnya. Perbedaan yang peserta didik yang
satu dengan yang lainnya ini, bukanlah untuk dipertentangkan atau dipisahkan,
dapat disatukan dengan peserta didik yang kurang cerdas, sehingga peserta didik
yang kurang cerdas itu dapat ditolong oleh peserta didik yang cerdas. Persamaan
yang dimiliki antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain
Pendekatan kelompok ini juga didasarkan pada asumsi, bahwa setiap anak
yang tinggi pada setiap peserta didik, sekaligus untuk mengendalikan rasa egois
hidup ini saling membutuhkan dan saling tergantung antara satu dengan yang
lainnya. tidak ada makhluk hidup yang terus menerus dapat mencukupi dirinya
beberapa unsur yaitu tujuan kelompok, aturan dan pemimpin, adapun penjelasan
dari ketiga unsur adalah sebagai berikut (Hadzibun dan Mudjiono, 2013).
….
7
a. Tujuan kelompok
Pada tujuan kelompok ini tugas pemimpin adalah mengarahkan para anggota ke
Aturan yang mampu mengikat anggota menjadi kelompok adalah aturan yang
dibuat oleh pemimpin dan anggota, atau minimal di setujui oleh peserta. c.
Pemimpin
Sebagai pemimpin, cara utama yang harus dilakukan adalah menjelaskan tujuan
tarikan-tarikan interpersonal, atau saling suka satu sama lain. Keakraban adalah
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut (Syaiful Bahri, 2010) :
2. Tarikan kelompok
….
8
banyak. Bila perhatian guru dalam pembelajaran individual tertuju pada tiap
individu, maka perhatian guru dalam pendekatan kelompok tertuju pada semangat
anitah, 2013).
1) Seleksi topik
Siswa memilih berbagai topik dalam suatu wilayah masalah umum yanng
….
9
2) Merencanakan kerjasama
Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus. Tugas
dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan sub topik yang dipilih
3) Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah kedua.
yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik
Semua kelompok menyajikan suatu hasil presentasi yang menarik dari berbagi
topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan
5) Evaluasi
terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan evaluasi dapat mencakup tiap
3. Pendekatan campuran
Pada bagian terdahulu telah dikemukakan, bahwa seorang anak didik memiliki
secara individual dan kelompok. Pada bagian terdahulu juga sudah dijelaskan,
….
10
Uraian di atas telah menjelaskan, bahwa setiap peserta didik memiliki motivasi
yang berbeda-beda dalam belajar. Satu sisi terdapat peserta didik yang memiliki
motivasi yang tinggi untuk belajar, pada sisi lain terdapat peserta didik yang
menimbulkan keadaan peserta didik yang satu bergairah dalam belajar, sedangkan
peserta didik yang lainnya biasa-biasa saja, bahkan tidak bergairah sama sekali,
dan tidak mau ikut belajar. malah asyik bersenda gurau, bermain-main, atau
Mereka duduk dan berbicara, berbincang-bincang satu sama lain tentang hal-hal
4. Pendekatan Edukatif
Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan mengajar dengan tujuan untuk
mendidik, bukan karena motif-motif 1ain, seperti dendam, gengsi, ingin ditakuti,
dan sebagainya. Anak didik yang melakukan kesalahan, yakni membuat keributan
di kelas ketika guru sedang mengajar misalnya, tidak tepat diberikan sanksi
hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah
tindakan sanksi hukum yang tidak baik serta melakukan pendekatan yang salah.
didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan
edukatif. Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai
pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma
hukum, norma susila, norma sosial, dan norma agama (Effendy, 2013).
….
11
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap sesuatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2012). Manifestasi sikap tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli
tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan suatu reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan
terhadap objek.
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
1. Mererima (receiving)
stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat
tentang gizi.
….
12
2. Merespon (responding)
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang
3. Menghargai (valuiding)
indikasi sikap tingkat tiga. Misal seorang ibu yang mengajak ibu yang lain
gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupaka sikap yang paling tinggi. Misal seorang ibu mau menjadi
aseptor KB, meskipun mendapat tentangan dari mertua atau orang tuanya
sendiri.
menunjang:
1. Komponen kognitif
….
13
2. Komponen afektif
inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan
3. Komponen konatif
dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu
interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan
hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Interaksi sosial, terjadi
hubungan saling mempengaruhi antara individu yang satu dengan individu yang
lain, terjadi hubungan timbal yang balik yang turut mempengaruhi pola perilaku
psikologis disekelilingnya.
….
14
dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga
nilai skalanya. Nilai skala setiap pernyataan ditentukan oleh distribusi respons
setuju dan tidak setuju dari sekelompok responden yang bertindak sebagai
1. setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernytaan
2. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus
diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh
sikap telah ditulis berdasarkan kaidah penulisan pernyataan dan didasarkan pada
lima macam kategori jawaban, yaitu: sangat tidak setuju (STS) = 1, tidak setuju
….
15
skor sesuai dengan nilai skala kategori jawabannya. Skor responden pada setiap
Skor sikap yaitu skor X perlu diubah ke dalam skor T agar dapat
tergantung pada mean (rata-rata) maka mempunyai sikap skor T yang didapat
lebih besar dari nilai mean (rata-rata) maka mempunyai sikap cenderung lebih
favourable atau positif. Sebaliknya jika skor T yang didapat lebih kecil dari nilai
mean maka mempunyai sikap cenderung tidak favourable atau negatif. Salah satu
skor standar yan biasanya digunakan dalam skala model likert adalah skort-T,
yaitu:
XX
Rumus T = 50+10
S
Keterangan :
Perlu pula dingat bahwa perhitungan harga X dan S tidak dilakukan pada
distribusi skor dari satu pernyataan, melainkan dihitung dari distribusi skor total
pernyataan.
….
16
fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan
(Syamsu, 2012).
perubahan sosial pada masa remaja (Windy, 2012). Masa remaja dimaksudkan
sebagai periode transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Batasan usianya
tidak ditentukan dengan jelas, tetapi kira-kira berawal dari usia 12 sampai akhir
usia belasan saat pertumbuhan fisik hampir lengkap. Selama periode ini orang
….
17
Usia remaja atau masa puber adalah masa yang penting dan menentukan
arti penting bagi remaja karena di masa ini remaja sedang mencari identitas diri,
titik rawan bagi remaja, sebab dalam dirinya sedang terjadi gejolak karena tengah
ingin tahu yang tinggi mengenai berbagai hal, sementara dari segi emosional
keadaannya masih belum stabil. Akibatnya remaja akan mudah terpengaruh hal-
hal negatif, apabila tidak mendapat bimbingan dan pendampingan secara baik dan
Masa remaja meliputi : Remaja awal: 12-15 tahun: Remaja madya: 16-18
a. Pertumbuhan fisik
pertumbuhan yang cepat remaja membutuhkan makan dan tidur yang lebih
banyak. Perkembangan fisika mereka jelas terlihat pada tungkai dan tangan,
….
18
tulang kaki dan tangan otot-otot tumbuh berkembang pesat sehingga anak
b. Pertumbuhan seksual
mengalami masa mimpi yang pertama yang tanpa sadar mengelurkan sperma,
selain itu pada anak laki-laki pada lehernya menonjol buah jakun yang membuat
nada suaranya jadi pecah kemudian diatas bibir dan sekitar kemaluannya mulai
2. Perkembangan remaja
2012).
Pada masa remaja pria ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis, yaitu
pada tahun pertama dan kedua, kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan
mencapai ukuran matangnya pada usia 20 atau 21 tahun. Sebenarnya testis ini
….
19
telah ada sejak kelahiran, namun baru 10% dari ukuran matangnya. Setelah testis
mulai tumbuh, penis mulai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar
memungkinkan remaja pria (sekitar usia 14-15 tahun) mengalami mimpi basah
rahim, vagina dan ovarium secara cepat. Pada masa inilah sekitar usia 11-15 tahun
Peristiwa menarche diikuti oleh menstruasi yang terjadi dalam interval yang tidak
beraturan. Untuk jangka waktu 6 bulan sampai satu tahun atau lebih, ovulasi
Ciri-ciri atau karakteristik seks sekunder pada masa remaja, baik pria maupun
Wanita Pria
1. Tumbuh rambut pubis atau bulu 1. Tumbuh rambut pubis atau bulu
kapok disekitar kemaluan dan kapok disekitar kemaluan dan
ketiak ketiak
2. Bertambah besar buah dada 2. Terjadi perubahan suara
3. Bertambah besarnya pinggul 3. Tumbuh kumis
4. Tumbuh gondok laki (jakun)
Sumber : (Syamsu, 2012)
yang tinggi, tidak sedikit remaja yang bertingkah laku agresif, (melawan, keras
kepala, bertengkar, berkelahi, dan senang menggangu) dan melarikan diri dari
….
20
hubungan sosial yang lebih akrab dengan mereka (terutama teman sebaya) baik
Menurut Blos dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan ada tiga
Seorang remaja pada masa ini masih terheran-heran akan perubahan yang
itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis
dengan berkurangnya kendali terhadap “ego” menyebabkan para remaja awal ini
yang punya sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu juga berada dalam kondisi
….
21
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam
pengalaman-pengalaman baru.
berfikir kritis sehingga remaja akan melawan bila orang tua guru lingkungan
masih menganggap sebagai anak kecil. Guru dan orang tua tidak memahami cara
….
22
Keadaan emosi remaja masih labil karena hubungannya dengan hormon suatu saat
ia bisa sedih sekali di lain waktu bisa marah. Emosi remaja lebih kuat dan lebih
Dalam kehidupan sosial remaja mereka mulai tertarik pada lawan jenisnya. Secara
biologis anak perempuan lebih cepat matang dari pada anak laki-laki. Gadis yang
berusia 14 tahun sampai 18 tahun cenderung untuk tidak merasa puas dengan
perhatian pemuda yang sesuai dengannya karena itu ia tertarik pada pemuda yang
Remaja dalam kehidupan social sangat tertarik pada kelompok sebaya sehingga
tidak jarang orang tua di nomor duakan dengan kelompoknya. Sebab dalam
harga diri, rasa aman, yang belum tentu dapat diperoleh di rumah maupun
….
23
1. Keberfungsian keluarga
budaya
2. Pola hubungan orang tua – Anak (sikap atau perlakuan orang tua terhadap
anak)
….
24
Terhadap beberapa pola sikap atau perlakuan orang tua terhadap anak yang
(Syamsu, 2012).
orang tua dari status ekonomi rendah cenderung lebih menekankan kepatuhan
kepada figur yang mempunyai otoritas, kelas menengah dan kelas atas cenderung
2012).
Rokok adalah benda racun yang memberikan efek santai dan sugesti merasa
lebih jantan. Kegunaan atau manfaat rokok secuil itu terkadang bahaya sangat
besar bagi orang yang merokok maupun orang disekitar perokok yang bukan
ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang
berbahaya yang terkandung di dalam rokok antara lain: tar, kabon monoksida,
1. Perokok aktif
Jenis perokok yang secara langsung mengisap asap rokok/ pecandu rokok.
Biasanya jenis perokok ini lebih sering terlibat langsung dalam hal merokok.
….
25
2. Perokok pasif
Jenis perokok yang secara tidak langsung mengisap asap rokok yang biasanya
dikeluarkan oleh jenis perokok aktif, dalam hal ini perokok pasif mendapatkan
1. Nikotin
cerdas pada awalnya kemudian juga melemahkan kecerdasan otak. Tidak ada
kadar yang aman untuk mengonsumsi nikotin tetap berbahaya. Nikotin dapat
pada mulut tanpa di bakarpun dapat menyerap nikotin, sama halnya dengan petani
tembakau. Efek langsung ke otak hanya memerlukan hitungan detik yakni 10-16
ng/ml. Selain itu akibat dari konsumsi nikotin adalah pelepasan adrenalin dapat
2. Karbon monoksida
Menggantikan sebanyak 15% dari oksigen yang seharusnya dibawa oleh sel-sel
pembuluh darah dan meninggikan endapan dalam lemak pada dinding pembuluh-
….
26
serangan jantung.
3. Tar
Kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok
bersifat karsinogen. Sebagian dari zat tersebut yakni benzo(1) pyrene, nitrosamine
dan B-neptylamine, cadmium dan nikel. Tar juga digunakan sebagai bahan
pembuat aspal. Pada saat diisap, tar masuk dalam rongga mulut sebagai uap padat.
Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada
antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar pada rokok di indonesia
perokok, karena pada setiap bungkus rokok kini terdapat peringatan wajib dari
….
27
ternyata yang akan menerima efek negatif dari rokok tersebut bukan hanya
perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif pun akan menerima akibat negatif
dari rokok tersebut. Justru efek yang diterima oleh perokok pasif akan jauh lebih
beberapa bahaya dan akibat yang di timbulkan oleh rokok bagi kesehatan tubuh
antara lain :
1. Kanker paru
Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Asap rokok
akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap rokok ini akan
perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan meninggal akibat kanker paru.
Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok. Studi menemukan
kadar tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam rokok menjadi karsinogen yang
3. Kanker payudara
studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun dan 5
tahun sebelum hamil pertama kali beresiko lebih besar terkena kanker payudara.
….
28
4. Kanker serviks
Perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus menular seksual.
5. Kanker kerongkongan
Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel esofagus sehingga
6. Kanker pencernaan
Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi ada beberapa asap yang
7. Kanker ginjal
Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin dan tembakau
akan masuk ke dalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan kimia berbahaya
jantung, pernapasan sirkulasi dan tekanan darah. Karsinogen yang disaring keluar
dari tubuh melalui ginjal juga mengubah sel DNA dan merusak sel-sel ginjal.
8. Kanker mulut
Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Perokok 6 kali lebih besar
mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan
orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat lebih besar.
….
29
9. Kanker tenggorokan
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan
lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih banyak. Jika jantung
bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa menyebabkan
serangan jantung.
Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan
12. Aterosklerosis
Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa
sulit bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh rokok. Kondisi
ini bisa menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas akibat kerusakan pada
kantung udara atau alveoli) dan bronkitis kronis (batuk dengan banyak lendir yang
….
30
14. Impotensi
Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa meningkatkan
risiko disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Merokok bisa merusak pembuluh darah,
nikotin mempersempit arteri sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan darah
Beberapa gangguan medis juga bisa disebabkan oleh rokok seperti tekanan darah
Kita dapat menemui di jalan-jalan, baik di kota besar dan kota kecil
dimana para pelajar dengan santainya merokok seolah itu bukan perbuatan yang
buruk. Anda dapat menemukan mereka di berbagai tempat, seperti cafe, terminal,
kendaraan umum atau bahkan di sekitar sekolah mereka sendiri. Orang yang
mengerti dan sadar tentang kesehatan pastinya akan prihatin dengan keadaan
seperti ini. Merokok itu jelas merugikan kesehatan, namun selain itu ada kerugian
lainnya, yakni masalah ekonomi. Para pelajar pada umumnya adalah orang-orang
yang masih tergantung secara ekonomi kepada orang tua. Tentu saja akan
menambah berat beban yang harus ditanggung orang tua. Terlebih saat ini banyak
juga wanita dan remaja putri yang merokok, sebenarnya jika kita mengetahui apa
yang dihasilkan dari merokok adalah suatu hal yang belum jelas ada manfaatnya
….
31
bahkan tidak ada manfaatnya terlebih lagi dari segi kesehatan, merokok sangat
paru-paru, kanker, impotensi serta gangguan kehamilan dan janin. Dibawah ini
1. Rokok mengandung 4000 jenis bahan racun yang berbahaya bagi kesehatan,
antara lain yang telah dikenal baik adalah karbon monoksida (co) yang bisa
tar yang dapat menyumbat dan mengurangi fungsi saluran nafas dan
menyebabkan kanker, serta berbagai racun pada hati, otak dan pembentuk
kanker.
4. Rokok bukan hanya meracuni para perokok sendiri, namun juga orang
rokok tidak tersedia, yang berakibat pada penurunan prestasi belajar dan
bekerja.
6. Rokok memboroskan
dijual bahkan di Negara-negara maju juga beberapa kota besar di Indonesia telah
….
32
pusat pertokoan, bandara, rumah sakit, dan perkantoran sangatlah dilarang, karena
merugikan banyak orang (perokok pasif). Bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa
merokok tampak gagah dan eksklusif. Pada akhirnya seseorang sendirilah yang
harus memutuskan apakah rokok itu bergaya atau berbahaya (Nuridha, 2014).
yang mudah karena pengaruh gaya hidup yang mengarah pada penggunaan rokok
jauh lebih besar dan lebih kuat dari pada promosi-promosi perilaku hidup sehat
tanpa rokok, apalagi didukung oleh para idola remaja, guru, bahkan ahli kesehatan
yang merokok. Karena itu cara terbaik adalah memberi kesempatan kepada para
keterampilan spikososial seperti perpikir kritis, berpikir kreatif, kesadaran diri dan
sebagainya (live skill education) yang dikemas dalam bentuk diskusi maupun
bermain peran adalah cara yang paling dianjurkan untuk meningkatan wawasan,
keterampilan dan sikap tentang bahaya merokok, dan diharapkan lebih efektip
dimasuki sebatang rokok yang menyala dan ditutup dengan kapas putih sebagai
tenggorokan dan kapas adalah paru-paru kita. Setelah rokok dibakar lalu
….
33
dimasukkan ke dalam botol, dan botol ditutup dengan kapas sampai rokok mati.
Setelah rokok mati, maka kapas putih yang menjadi sumbatan itu akan menjadi
perokok. Selain itu upaya pencegahan remaja merokok juga dilakukan dengan
sekolah. Tidak kalah pentingnya adalah tokoh tauladan dari guru maupun orang
tua untuk tidak merkok (setidaknya tidak di depan para remaja). Diperlukan
Klasifikasi perokok juga dapat ditentukan oleh indeks (IB) dengan rumus:
jumlah rata-rata konsumsi rokok perhari (batang) x lama merokok (tahun), dengan
Bustan (2012), membagi perokok dibagi atas tiga kategori, yaitu ringan (1-
10 batang perhari), sedang (11-20 batang perhari) dan berat (lebih dari 20 batang
perhari).
….
BAB 3
Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti
Keterangan :
3.2 Hipotesis
34
35
….
BAB 4
METODE PENELITIAN
mempengaruhi akurasi suatu hasil. Istilah desain penelitian digunakan dalam dua
Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pre test
post test, yaitu rancangan atau desain yang tidak ada kelompok pembanding
(control), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pre test) yang
adanya program (dalam hal ini penyuluhan). Pendekatan yang digunakan peneliti
adalah pendekatan “one shot model”, dimana dalam waktu yang bersamaan
peneliti mengadakan pre test, penyuluhan post test tentang penyuluhan kesehatan
36
37
Table 4.1 Desain Penelitian Aplikasi Pendekatan Kelompok Terhadap Sikap Remaja
Perokok
Pra Perlengkapan Post
K O1 I O2
SMK Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Kuesioner disebar Perlakuan TAK Kuesioner disebar
sebelum di beri simulasi bermain setelah diberi
perlakuan rantai nama perlakuan
Keterangan
nK : Subjek
hingga penyusunan hingga penyusunan hasil skripsi yang dilakukan pada bulan
4.3.1 Populasi
Populasi dalam wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
….
38
totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki – laki kelas X dan XI SMK
4.3.2 Sampel
N
n=
N.(d)2 1
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
N
n=
N.(d)2 1
n=
n = 38 siswa
4.3.3 Sampling
….
39
….
40
Penyusunan Proposal
Populasi
Seluruh siswa laki – laki perokok kelas X dan XI SMK Patriot Peterongan
Kab. Jombang sejumlah 42
Samping
Simple Random sampling
Sampel
siswa laki – laki perokok kelas X dan XI SMK Patriot Peterongan Kab.
Jombang sejumlah 38
Desain Penelitian
one-group pre test post test
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating
Analisa data
Univariatl, bivariat, Mc Nemart
Penyajian hasil
….
41
dari abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau
(Nursalam, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Aplikasi pendekatan
kelompok.
lain (Nursalam, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap remaja
perokok.
….
42
….
43
pengumpulan data (Riduwan, 2015). Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini
yang kompleks yang tidak dapat dianalisis secara langsung dengan cara analitik
(Effendy, 2013).
Alat bantu penelitian kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses
(Riduwan, 2015).
pengolahan data merupakan kegiatan untuk merubah data mentah menjadi bentuk
data yang lebih ringkas, dan disajikan serta dianalisis sebagai dasar pengambilan
….
44
Jombang.
melakukan penelitian.
informed concent.
selama 10 menit.
Eksperimental.
menggunakan SPSS.
….
45
data atau setelah data terkumpul. Editing dalam penelitian ini adalah pada saat
melakukan penelitian, apabila ada soal yang belum diisi oleh responden maka
responden diminta untuk mengisi kembali dan apabila ada jawaban ganda pada
yang terdiri atas beberapa kategori (Riduwan, 2015). Dalam penelitian ini peneliti
Data Umum
1. Umur
a. 15 – 16 tahun kode 1
b. 17 – 18 tahun kode 2
2. Kelas
a. Kelas X Kode 1
b. Kelas XI Kode 2
3. Tinggal bersama
b. Ibu kode 2
c. Saudara kode 3
Data Khusus
a. Pertanyaan Positif
1) Nilai SS = Kode 1
2) Nilai S = Kode 2`
….
46
3) Nilai TS = Kode 3
b. Pernyataan negatif:
1) Nilai SS = Kode 4
2) Nilai S = Kode 3
3) Nilai TS = Kode 2
3. Scoring
Pernyataan Pernyataan
Positif Nilai Negatif Nilai
(favourable) (unfavourable)
Sangat setuju 4 Sangat setuju 1
Setuju 3 Setuju 2
Tidak setuju 2 Tidak setuju 3
Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 4
X X
T = 50 + 10
S
….
47
Keterangan :
X = Skor responden yang hendak diubah menjadi skor T
= Mean skor kelompok
S = Deviasi standart skor kelompok (Sugiyono, 2015)
4. Tabulating
Tabulating adalah penyusunan data dalam bentuk tabel data yang telah
tabel.
100 % = Seluruhnya
76 % - 99 % = Hampir seluruhnya
50 % = Setengah responden
2007).
….
48
berikut:
f
P= x 100%
N
Keterangan :
P : Prosentase
uji statistik Mc Nemar dengan tingkat signifikan 0,05 menggunakan SPSS 17 for
windows untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala nominal (Sugiyono, 2015).
Jombang, sedangkan jika p > 0,05 maka H1 (ditolak) H0 (diterima), artinya tidak
dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, penelitian dilakukan dengan
….
49
serta dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika responden
memberikan kode.
peneliti.
….
BAB 5
Bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMK Patriot
untuk mengumpulkan data umum dan data khusus tentang aplikasi pendekatan
bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum dimuat karakteristik umur,
kelas dan status tinggal bersama. Sedangkan data khusus terdiri dari sikap remaja
remaja perokok.
5.1.Hasil penelitian
Mancar. sekolah menengah kejuruan (SMK) patriot ini berdiri sejak tahun 2002
yang didirikan oleh H.Moh.sahid, bangunan sekolah sudah milik sendiri, luas
2 2
tanahnya mencapai 782 m , dengan luas bangunan 118,5 m , dan sarana ibadah
2
yaitu musholla dengan luas 24 m .Jumlah siswa sebanyak 181 orang, dengan
jumlah siswa kelas 1 terdiri dari 2 kelas sebanyak 66 siswa, kelas II terdiri dari 2
kelas sebanyak 51 siswa, kelas III terdiri dari 2 kelas sebanyak 64 siswa.
50
51
(94,7%).
….
52
Data khusus responden dalam penelitian ini meliputi sikap remaja perokok
Hasil ulasan deskripsi data khusus berupa tabel adalah sebagai berikut :
….
53
N 38
b
Exact Sig. (2-tailed) .000
a. Binomial distribution used.
b. McNemar Test
Sumber : Data Primer 2017
….
54
perbedaan melalui nilai uji beda Mc Nemar test didapatkan p value sebesar 0.000.
Nilai p value penelitian ini menunjukkan nilai p value < α (0,05) yang berarti
5.2 Pembahasan
tertinggi pada kuesioner pretest pada soal nomor 3, 11 dan 15 dengan pernyataan
Menurut peneliti, sikap negatif yang terjadi pada remaja merupakan suatu
….
55
Sikap negatif pada remaja juga dapat dipengaruhi oleh usia remaja tersebut.
Menurut peneliti, usia remaja sangat rentan terpengaruh oleh berbagai hal
baru yang ada disekitarnya, kecenderungan sikap negatif remaja terhadap rokok
sangat berpengaruh bagi kesehatan pada remaja, seperti adanya anggota keluarga
yang merokok serta ajakan teman sebaya menjadi penyebab terbentuknya persepsi
pada remaja untuk ikut merokok. Remaja juga memiliki keinginan untuk mencari
jati diri, hal tersebut menjadi salah satu penyebab remaja belum mampu
Menurut Al - Ghifari, 2012 masa puber juga merupakan titik rawan bagi
remaja, sebab dalam dirinya sedang terjadi gejolak karena tengah mengalami
perkembangan kejiwaan yang pesat, disertai munculnya dorongan rasa ingin tahu
yang tinggi mengenai berbagai hal, sementara dari segi emosional keadaannya
masih belum stabil. Akibatnya remaja akan mudah terpengaruh hal-hal negatif,
apabila tidak mendapat bimbingan dan pendampingan secara baik dan benar.
tertinggi pada kuesioner posttest pada soal nomor 3 dan 15 dengan pernyataan
kuesioner tersebut meliputi bahaya merokok terhadap fisik remaja serta akan
….
56
persamaan antara satu dan lainnya. perbedaan yang peserta didik yang satu dengan
harus diintegrasikan. Seorang peserta didik yang cerdas misalnya, dapat disatukan
dengan peserta didik yang kurang cerdas, sehingga peserta didik yang kurang
cerdas itu dapat ditolong oleh peserta didik yang cerdas. Persamaan yang dimiliki
antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain sehingga saling
31 siswa (81,6%). Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh hasil perbedaan melalui
….
57
Nilai p value penelitian ini menunjukkan nilai p value < α (0,05) yang berarti
memiliki perbedaan nilai yang sangat bermakna antara sikap remaja perokok
Menurut peneliti dilihat dari hasil pemberian pre-test dan post-test yang
ada perubahan yang sangat jelas dari sikap remaja perokok melalui penyebaran
kuesioner, maka dari itu para remaja butuh pendekatan baik melalui individu
maupun kelompok karena dengan adanya pendekatan kelompok yang positif maka
sikap remaja perokok di pengaruhi oleh pendekatan kelompok yang negatif oleh
teman sebaya.
dengan hanya memberikan materi dengan gaya yang monoton didepan kelas saja
tanpa ada interaktif dengan siswa. Game adalah bentuk permainan yang diadopsi
Permainan disajikan sebagai alat yang dapat dinikmati dan mengasyikkan setiap
orang.
….
BAB 6
Pada bab ini dibahas kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian dan
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
menghindari rokok.
remaja perokok.
58
DAFTAR PUSTAKA
Azzahy, 2008. Komponen Sikap dan Perilaku. Jogjakarta: Graha Ilmu: CV. Trans
info media
Desamita, 2012. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: EGC
Effendy, 2013. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. EGC.
Jakarta
Hidayat, 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumu Akasara
Pratomo & Hadi, 2010. materi pelatihan pelayanan kesehatan peduli remaja,
Riduwan 2015, metode statistika . Bandung : Tarsito
Sanjaya, 2014:127. Proses Belajar-Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
59
60
…..
61
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA
TAHUN 2017
61
Lampiran 2 62
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
Jombang:
Nama : Sumarwan
NIM : 133210118
Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul: ”Aplikasi Pendekatan
Kelompok Terhadap Sikap Remaja Perokok”.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Aplikasi
Pendekatan Kelompok Terhadap Sikap Remaja Perokok. Penelitian ini tidak
berbahaya dan tidak merugikan anda sebagai responden. Kerahasiaan semua
informasi yang telah diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian saja. Jika anda tidak bersedia menjadi responden, maka
diperbolehkan untuk tidak ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dan apabila
selama pengambilan data terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, maka anda
berhak mengundurkan diri.
Apabila anda menyetujuinya, maka saya mohon kesediaanya untuk
menandatangani lembar persetujuan untuk pelaksanaan penelitian saya.
Atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya
(Sumarwan)
Lampiran 3 63
Remaja Perokok
Peneliti : Sumarwan
Saya mengerti, bahwa resiko yang terjadi kecil. Apabila ada proses penelitian
dapat menimbulkan respon emosional yang tidak nyaman, maka peneliti akan
Saya mengerti, bahwa catatan penelitian ini akan dirahasiakan dan dijamin
selegal mungkin. Semua berkas yang mencantumkan identitas dan semua jawaban
yang saya berikan hanya digunakan untuk keperluan pengolahan data. Bila sudah
kerahasiaan data.
Demikian secara sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak manapun, saya
Responden
(.......................)
64
Lampiran 4
ITEM
VARIABEL PARAMETER Positif Negatif
Sikap remaja Kognitif 1,6,10 5,8,
perokok
7,9 2,13,14
Afektif
3,4,15 11, 12
Konatif
JUMLAH 8 7
Lampiran 5 65
KUESIONER PENELITIAN
“Aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di SMK
Patriot Peterongan Kab. Jombang ”
Petujuk :
Pilihlah jawaban menurut pendapat anda dengan cara memberi tanda (√) pada
kotak pendapat yang tersedia.
1. DATA UMUM
Nomor responden :
Umur : 15-16 tahun
17-18 tahun
Kelas : X
XI
2. DATA KHUSUS
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
b) Karena jawaban diharapkan sesuai dengan pendapat anda sendiri maka tidak
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Menurut saya merokok merupakan bentuk dari pola hidup
tidak sehat yang banyak dilakukan oleh remaja
2 Konsenterasi yang tinggi bisa saya dapatkan ketika saya
merokok.
3 Menurut saya Bahaya merokok terhadap remaja yang
terutama adalah fisiknya
4 Menurut saya efek merokok tidak hanya mempengaruhi
kesehatan perokok saja, tetapi juga mempengaruhi
kesehatan orang sekitarnya yang tidak merokok
5 Menurut saya remaja yang merokok remaja yang
berprestasi
6 Merokok bisa merusak masa depan
7 Berhenti merokok tidak mudah, namun tidak mustahil
8 Menurut saya Merokok salah satu aktifitas yang berguna
9 Jika ada siswa yang merokok di sekolahmu, guru akan
menegur siswa tersebut
10 Saat saya sedih, saya lebih senang cerita dengan teman
dari pada merokok
11 Beberapa teman saya selalu merokok ketika kami sedang
hang out.
12 Saya sering melihat iklan rokok dan itu sangat menarik
sehingga membuat saya mencoba untuk merokok.
13 Saya tidak merokok ketika saya beraktifitas
14 Jika ada siswa yang merokok di sekolahmu, guru akan
membiarkan siswa tersebut
15 Jika kamu merokok, temanmu akan menjauhimu
Lampiran 6 67
Lampiran 7
Correlations
Correlations
68
69
** ** ** ** * ** ** ** ** ** ** ** ** **
Q9 Pearson Correlation .525 .525 .525 .512 .386 .652 .564 .525 1 .315 .616 .512 .652 .652 .417 .708
Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .001 .017 .000 .000 .001 .054 .000 .001 .000 .000 .009 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
* * * * * ** * ** * * * **
Q10 Pearson Correlation .385 .385 .385 .395 .244 .374 .552 .385 .315 1 .647 .395 .374 .374 .257 .553
Sig. (2-tailed) .017 .017 .017 .014 .141 .021 .000 .017 .054 .000 .014 .021 .021 .120 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Q11 Pearson Correlation .513 .513 .513 .295 .469 .725 .841 .513 .616 .647 1 .295 .725 .725 .543 .752
Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .072 .003 .000 .000 .001 .000 .000 .072 .000 .000 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** **
Q12 Pearson Correlation .547 .547 .547 1.000 .483 .534 .450 .547 .512 .395 .295 1 .534 .534 .692 .726
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .002 .001 .005 .000 .001 .014 .072 .001 .001 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** **
Q13 Pearson Correlation .801 .801 .801 .534 .660 1.000 .765 .801 .652 .374 .725 .534 1 1.000 .515 .924
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .021 .000 .001 .000 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** **
Q14 Pearson Correlation .801 .801 .801 .534 .660 1.000 .765 .801 .652 .374 .725 .534 1.000 1 .515 .924
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .021 .000 .001 .000 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
* * * ** * ** ** * ** ** ** ** ** **
Q15 Pearson Correlation .409 .409 .409 .692 .355 .515 .487 .409 .417 .257 .543 .692 .515 .515 1 .637
Sig. (2-tailed) .011 .011 .011 .000 .029 .001 .002 .011 .009 .120 .000 .000 .001 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
JML Pearson Correlation .880 .880 .880 .726 .637 .924 .787 .880 .708 .553 .752 .726 .924 .924 .637 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
70
Reliability
N %
CasesValid 38 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 38 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.956 15
Lampiran 8 71
A. Topik : Sosialisasi
B. Tujuan
1. Umum :
2. Khusus :
ditentukan
Respon dan mampu menjawab pertanyaan tentang bahaya merokok
dengan tepat
Respon dan mampu memahami pertanyaan tentang bahaya merokok
C. Jadwal Kegiatan
Hari/Tanggal :
Waktu :
D. Metode
- Ceramah
E. Media danAlat
- Kursi
- SAP
72
F. Pengorganisasian
a. Leader :
dipimpin oleh seorang leader. Adapun tugas-tugas leader dalam TAK ini
meliputi :
memperkenalkan dirinya
b. Co leader :
responden
c. Fasilitator :
d. Observasi :
kegiatan TAK
G. Setting Tempat
Pada setting tempatun tuk TAK ini duduk di dikursi dengan penjelasan
sebagai berikut :
L CO O
Keterangan :
L : leader
CO : co leader
F : fasilitator
O: observer
: responden
H. Program Antisipasi
1. Memanggil responden
Beri penjelasan bahwa TAK ini ditujukan pada responden yang dipilih,
jika respon dan memaksa beri kesempatan untuk masuk pada TAK
tersebut.
a. Persiapan
b. Orientasi
c. Evaluasi
topik d. Kontrak
3. Tempat :
75
f. Tahap kerja
pertama
maka respon dan pertama memanggil nama respon dan kedua sesuai
5. Terapis meminta respon dan tepuk tangan saat ada responden yang
dilakukan responden
II. TahapTerminasi
a. Evaluasi
Sosialisasi.
76
b. Tindak lanjut
peristiwa yang dapat dipersepsikan dan melihat sesuatu dari segi positif
III. Evaluasi
tujuan TAK.
b. Evaluasi hasil
bahaya merokok.
5. a. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat itu.
habis)
7. Asap rokok dapat mengotori udara sekitar dan mencemarkan udara sekitar.
DATA UMUM
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
15-16th 18 47,4 47,4 47,4
Valid 17-18th 20 52,6 52,6 100,0
Total 38 100,0 100,0
Kelas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
X 18 47,4 47,4 47,4
Valid XI 20 52,6 52,6 100,0
Total 38 100,0 100,0
Tinggal bersama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Ortu 36 94,7 94,7 94,7
Valid Saudara 2 5,3 5,3 100,0
Total 38 100,0 100,0
Sikap.Sblm
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Positif 14 36,8 36,8 36,8
Valid Negatif 24 63,2 63,2 100,0
Total 38 100,0 100,0
Sikap.Ssdh
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Positif 31 81,6 81,6 81,6
Valid Negatif 7 18,4 18,4 100,0
Total 38 100,0 100,0
82
Crosstabs
Crosstabs
NPar Tests
McNemar Test
Crosstabs
Sikap.Sblm & Sikap.Ssdh
Sikap.Sblm Sikap.Ssdh
Positif Negatif
Positif 14 0
Negatif 17 7
a
Test Statistics
Sikap.Sblm &
Sikap.Ssdh
N 38
b
Exact Sig. (2-tailed) ,000
a. McNemar Test
b. Binomial distribution used.
Lampiran 11 85
Lampiran 12 86
Lampiran 13 87
88
Lampiran 14
89
Lampiran 15
90
91
92
93
Lampiran 16