Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“KALIMAT EFEKTIF”

DOSEN PEMBIMBING :

Naajihah Mafruudloh, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Frisca Dewi Faislami (2002070054)

Meita Catur Kurnia Putri (2002070064)

PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN


2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : 1. Frisca Dewi Faislami (2002070054)

2. Meita Catur Kurnia Putri (2002070064)

Jurusan : Administrasi Rumah Sakit

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Lamongan

Judul Makalah : KALIMAT EFEKTIF

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah yang kami selesaikan
adalah benar. Dengan ini kami menyatakan penulisan makalah dengan judul KALIMAT
EFEKTIF telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang ditetapkan oleh Dosen.

Lamongan, 5 Oktober 2021

Yang Membuat Pernyataan Yang Memberi Pengesahan

(.........................................) (.........................................)

2
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang KALIMAT
EFEKTIF. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Selama membuat makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik
dari kelompok sendiri maupun lainnya, maka dari itu sudah selayaknya kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi
penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa, untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami perlukan sebagai proses perbaikan untuk karya tulis selanjutnya
hingga menjadi lebih baik.

Lamongan, 05 Oktober 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………...2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...3
DAFTAR ISI……….……………………………………………………………4
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……….………………………………………………...5
1.2. Rumusan Masalah……………….…………………………………......5
1.3. Tujuan……………….……………………………………………....…5
1.4. Manfaat………………………….………………………………...…...6
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kalimat................……………………..……….......….......7
2.2. Inti Kalimat.........……………………………………....…………..….8
2.3. Jenis Konjungsi…………………………………..……..…...…......….8
2.4. Jenis Kalimat...................……………………..……………….….......17
2.5. Pemilihan Kata.....................………..………..……………….…....…22
2.6. Perangkaian Kalimat.....………..………..………………….…….......23
2.7. Penataan Kalimat Dalam Paragraf..........................................................24
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan ………………….…………….…………….…………...25
DAFTAR PUSTAKA……………………..………………………….………...26

4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan oleh anggota
masyarakat dengan anggota masyarakat lain. Bahasa yang digunakan itu hendaklah
dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau
dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Dalam bahasa terdapat
ide, gagasan pikiran, dan perasaan yang mewakili diri seseorang. Setiap gagasan
pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus dituangkan
kedalam bentuk kalimat.
Kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi haruslah kalimat yang jelas dan
mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca yaitu kalimat efektif. Akan tetapi,
kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau
pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya
kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur
kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Ketika membaca sering sekali kita menemukan beberapa kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik dan benar. Hal ini bisa disebabkan oleh
kalimat yang tidak logis, kacau ataupun bertele-tele.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kalimat?
2. Apa definisi inti kalimat?
3. Apa jenis-jenis konjungsi?
4. Apa jenis-jenis kalimat?
5. Bagaimana pemilihan kata, perangkaian kalimat, dan penataan kalimat dalam
paragraf?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat
2. Untuk mengetahui definisi inti kalimat
3. Dapat menjelaskan tentang jenis-jenis konjungs
4. Dapat menjelaskan tentang jenis-jenis kalimat

5
5. Untuk mengetahui bagaimana pemilihan kata, perangkaian kalimat, dan
penataan kalimat dalam paragraf?
1.4. Manfaat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dan penulis mengenai
KALIMAT EFEKTIF.

6
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat menurut KBBI ialah, kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu
konsep pikiran dan perasaan ; perkataan ; satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap. Bila diucapkan, kalimat selalu
diawali dan diakhiri dengan kesenyapan. Bila ditulis, kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan titik, tanda tanya ,atau tanda seru. Kalimat merupakan unsur
terpenting dalam sebuah wacana. Kalimat yang tersusun rapi dan rasional akan membuat
sebuah wacana lebih mudah pahami.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara
naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti
oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun
proses fonologis lainnya. Kalimat adalah unsur yang terkecil yang kita gunakan kalau
kita berbicara. Ide-ide dan fikiran-fikiran kita tuangkan dalam kalimat. Kalau salah
informasi yang kita berikan karena kesalahan memakai kalimat maka salah pulalah
tanggapan si pendengar. Akibatnya tentu tidak baik karena apa yang kita harapkan tidak
tercapai. Kalimat memiliki kedudukan yang penting dalam berbahasa, sehingga kita
harus berusaha agar kalimat itu cukup jelas dan benar.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian Efektif menurut KBBI ialah, ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab (tentang obat), dapat
membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan). Dalam berkomunikasi dan
menyusun karya ilmiah, hendaknya kita menggunakan Bahasa yang baik yang tersusun
dalam rangkaian kalimat yang efektif.
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada
dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan
informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Kalimat efektif adalah
kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga
mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif

7
mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya
seperti apa yang dimaksud dengan penulis.
Pengertian menurut ahli :
1. Menurut Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi : Kalimat efektif dipahami sebagai
kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah
dipahami oleh pembaca.
2. Menurut Arifin : Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas,
sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca.
3. Menurut Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan : Kalimat efektif adalah kalimat yang
benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat.
4. Menurut Abdul Rozak : Kalimat Efektif adalah kalimat yang mampu membuat isi
atau maksud yang disampaikan dengan lengkap dalam pikiran pembaca persis
seperti apa yang disampaikan.
Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan
mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Kalimat efektif haruslah memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembicara.
Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa
syarat sebagai berikut:
1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan cepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.

2.2 INTI KALIMAT


Inti kalimat adalah kepingan dari elemen yang utama dan penting dalam
sebuah kalimat yang terdiri atas: Subjek (elemen penting), Predikat (elemen penting),
Objek (elemen tambahan) dan Pelengkap (elemen tambahan).
Syarat-syarat inti kalimat: a) Terdiri dari tiga suku kata
b) Berpola S-P-0
c) Intonasi netral
Agar lebih jelas dan paham simak contoh di bawah :
1. Adik saya yang paling bungsu sedang mempelajari bahasa Mandarin.
Inti kalimat : Adik mempelajari bahasa Mandarin.
2. Penelitian - penelitian mutakhir memusatkan perhatian pada makanan dari soya, yang
ternyata dapat membantu mencegah kanker payudara.
Inti kalimat : Penelitian - penelitian memusatkan perhatian.

2.3 JENIS KONJUNGSI

8
Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya
menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung
antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung
antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun
kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.

2.3.1 JENIS-JENIS KONJUNGSI SECARA UMUM


2.3.1.1 KONJUNGSI INTRA KALIMAT (ANTAR KLAUSA)
Konjungsi intrakalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan
antara klausa induk dan klausa anak. Dalam penggunaannya, konjungsi
ini terletak di bagian tengah kalimat.
Konjungsi intrakalimat adalah kata yang menyambungkan klausa
dengan klausa, frasa dengan frasa dan satuan kata dengan kata.
Konjungsi intrakalimat terbagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif
dan konjungsi subordinatif.
a. Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang
menghubungkan dua klausa atau lebih yang memilki kedudukan
sederajat/ setara. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang
menyambungkan antara dua klausa atau beberapa klausa tetapi
memiliki sintaksis yang sama.
Diantaranya yaitu : padahal, lalu, kemudian, sedangkan,
melainkan, atau, dan, tetapi.
Contoh konjungsi koordinatif:
 Aldi sibuk bermain game, padahal ia harus mengerjakan
PR.
 Kakak memasak nasi lalu menyiapkan lauk pauk.
 Ibu sudah tidur, padahal ia belum makan malam.
b. Konjungsi subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan
dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya. Beberapa
contoh konjungsi subordinatif antara lain agar, untuk, supaya,
sebab, karena, seperti, seakan-akan, jika, sejak, ketika, andaikan,
walaupun, bahwa, dll.
Contoh konjungsi subordinatif:
 Ayah pulang ketika adik sedang sekolah.
 Dito bermain layangan setelah pulang sekolah.
9
 Sarah tidak mau makan, sehingga ia menjadi kurus.
 Abdi tidak mau belajar, sehingga ia tidak bisa mengerjakan
ujian.
 Nisa tetap pergi walaupun masih hujan deras.
 Deandra ataupun Kevin mampu untuk menyelesaikan proyek
Biologi dengan baik.
 Baik hari biasa maupun hari libur, Tasya tidak pernah belajar.
c. Konjungsi Korelatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua
kata yang setara, baik kata, frasa, klausa, ataupun kalimat.
Konjungsi jenis ini sama halnya dengan konjungsi koordinatif,
bedanya kata penghubung pada konjungsi ini terdiri atas
beberapa gabungan kata, sedangkan konjungsi koordinatif hanya
terdiri dari satu kata saja. Konjungsi ini bisa juga kita gunakan
pada kalimat majemuk setara atau sintaksis, kalimat konjungsi
korelatif merupakan suatu kalimat yang tersusun atas dua
kalimat/klausa atau lebih yang dihubungkan dengan kata
konjungsi korelasi. Jika saja beberapa kalimat tidak dihubungkan
dengan kata hubung, maka kalimat tersebut menjadi ambigu dan
rancu, sehingga sulit dimengerti.
Ciri yang mudah ditemukan adalah kata penghubung:
demikian-sehingga, baik-maupun, tidak hanya-tetapi juga, tidak
hanya-bahkan, bukannya-melainkan, jangankan-melainkan,
sedemikian rupa-sehingga, entah-entah.
Contoh konjungsi korelatif:
 Jangankan bukit, gunung pun sanggup aku daki.
 Bukan hanya Zahra yang bisa bernyanyi, melainkan Dodit
juga bisa!
 Entah benar entah tidak, aku masih meragukan kata-katanya
 Kita tidak hanya mengikuti diskusi itu, tetapi juga ikut harus
aktif mengemukakan pendapat.
 Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk
mandi dan berenang di pemandian air hangat itu sehingga
badan kita sehat.

10
2.3.1.2 KONJUNGSI ANTAR KALIMAT
Konjungsi antar kalimat adalah jenis konjungsi yang
menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Biasanya
konjungsi ini dipakai untuk menunjukan adanya perbedaan arti atau
perbedaan makna.
Dalam penggunaannya konjungsi antarkalimat diletakkan pada
bagian awal kalimat. Namun di beberapa kasus bisa juga yang
diletakkan setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.
Pembagian jenis-jenis konjungsi antarkalimat ini berdasarkan
fungsinya. Diantaranya adalah sebagai berikut.
 Konjungsi pertentangan, misalnya: bagaimanapun, biarpun,
walaupun demikian.
 Konjungsi yang menyatakan lanjutan, misalnya: sesudah itu, setelah
itu.
 Konjungsi yang menyatakan kejadian sebelumnya. misalnya:
sebelum itu
 Konjungsi yang menyatakan akibat, misalnya: oleh karena itu, oleh
sebab itu.
 Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya,
misalnya: sebaliknya
 Konjungsi yang menyatakan keadaan sebenarnya, misalnya:
sesungguhnya, bahwasanya.
 Konjungsi yang menyatakan konsekuensi misalnya: dengan
demikian.
 Konjungsi yang menguatkan pernyataan sebelumnya, misalnya:
malahan
 Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan
sebelumnya misalnya: namun, akan tetapi.
Contoh kalimat menggunakan konjungsi antar kalimat:

 Jangan memiliki mental meminta-minta. Sebaliknya, kita harus


memiliki mental memberi.
 Ia kini menjadi orang kaya. Sesungguhnya, semua itu Karena dia
bekerja keras semenjak muda.

11
 Mereka makan hanya dengan sepotong ikan asin. Bahkan, mereka
seringkali makan tanpa lauk.
2.3.1.3 KONJUNGSI ANTARPARAGRAF
Konjungsi antarparagraf merupakan konjungsi yang berfungsi
menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu paragraf yang
koheren dan sistematis. Kata hubung yang kerap digunakan di antaranya:
 Terlebih lagi.

 Disamping.

 Oleh karena itu.

 Berdasarkan.

 Jadi.
Contoh konjungsi antarparagraf:
 Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang
bermain-main bersama ayah dan ibunya. Walaupun anak tunggal,
Rindu tidak pernah manja. Ia selalu membantu pekerjaan ibu tanpa
diminta. Akan tetapi sekarang semua tinggal kenangan. Semua
kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab
semua itu.

 Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya.
Hanya Rindu yang bisa diselamatkan. Beruntung Rindu dapat
dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak.

 Berdasarkan cerita warga, mobil tiba-tiba oleng dan jatuh ke jurang.


Warga yang melihat segera menolong, akan tetapi posisi ayah dan
ibu Rindu yang terjepit susah untuk dievakuasi.
2.3.2 JENIS-JENIS KONJUNGSI BERDASARKAN FUNGSINYA
2.3.2.1 Konjungsi Aditif (Konjungsi Gabungan)
Konjungsi aditif adalah konjungsi yang berfungsi untuk
menggabungkan kata dengan kata, frasa, klausa, atau kalimat yang
kedudukannya sederajat. Contoh; dan, lagi pula, serta.
Contoh kalimat:

12
 Ibu dan Ayah sedang pergi ke luar kota untuk kebutuhan
pekerjaan
 Bani sedang belajar serta makan secara bersamaan
 Kamu tidak perlu cemas, lagipula di sini sudah aman kok

2.3.2.2 Konjungsi Disjungtif (Konjungsi Pilihan)


Konjungsi disjungtif adalah konjungsi yang menghubungkan dua
unsur sederajat dengan tujuan memilih salah satu dari dua hal atau lebih.
Contoh : maupun, baik…baik…, atau, entah…entah…, atau…atau.
Contoh kalimat:
 Jamu ini bermanfaat baik untuk pria maupun wanita.
 Baik Lisa maupun Jenny, keduanya sama-sama cantik.
 Nasi atau jagung keduanya sama-sama sumber karbohidrat.
2.3.2.3 Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan berfungsi sebagai kata penghubung
antar dua kalimat sederajat yang saling bertentangan. Biasanya posisi
kalimat kedua lebih penting dibanding kalimat pertama.
Contoh; sebaliknya, padahal, melainkan, akan tetapi, sedangkan, namun.
Contoh kalimat:
 Andika anak yang pandai, namun kakaknya bodoh.
 Ibu sedang memasak, sedangkan ayah sedang membaca koran.
 Lisa tidak pergi, melainkan sedang tidak di kamar.
2.3.2.4. Konjungsi Final (Tujuan)
Konjungsi final berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu
peristiwa atau tindakan.
Contoh; untuk, supaya, agar, guna.
Contoh kalimat:
 Amara membeli tas baru untuk menghadiri pernikahan
sepepunya.
 Ibu minum vitamin agar tubuhnya lebih sehat.
 Adik minum susu supaya bisa cepat tidur.
2.3.2.5. Konjungsi waktu
Konjungsi waktu adalah konjungsi yang berfungsi untuk
menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa.

13
Contoh; apabila, bila, hingga, ketika, sebelum, sampai, selama,
sementara, sesudah, setelah, sejak, tatkala.
Contoh kalimat:
 Apabila hari sudah malam, Ani bergegas harus pulang.
 Putri harus pulang sebelum waktu magrib.
 Adi sudah sampai rumah, setelah seharian sekolah.
2.3.2.6. Konjungsi Perbandingan
Konjungsi perbandingan merupakan konjungsi yang berfungsi
untuk membandingkan dua hal tertentu.
Contoh; sebagai, seakan-akan, umpama, sebagaimana, ibarat, bak,
bagaikan.
Contoh kalimat:
 Sebagai anak laki-laki, dia memiliki jiwa tanggung jawab yang
tinggi.
 Umpama ibunya masih ada, dia pasti lebih Bahagia
 Bagaikan pinang di belah dua, wajah kakak dan adik itu mirip
2.3.2.7. Konjungsi Akibat (Konjungsi Konsekutif)
Konjungsi konsekutif berfungsi untuk menjelaskan akibat dari
terjadinya suatu peristiwa atau kejadian tertentu.
Contoh; sehingga, sampai, akibatnya.
Contoh kalimat:
 Tika jarang gosok gigi, akibatnya giginya sakit.
 Nia sering nonton televisi jarak dekat, sehingga matanya kini
minus.
2.3.2.8. Konjungsi Syarat (Konjungsi Kondisional)
Konjungsi syarat berfungsi untuk menghubungkan dua unsur
yang mempunyai hubungan syarat di dalamnya.
Contoh; jika, apabila, jikalau, bilamana, asalkan.
Contoh kalimat:
 Kalau saja hari itu aku tidak sakit, aku pasti bisa mengikuti OSN
 Bila Ibu pulang detik ini juga, aku akan langsung berhambur
memeluknya.
2.3.2.9. Konjungsi Tak Bersyarat

14
Konjungsi tak bersyarat berfungsi untuk menjelaskan jika
terjadinya suatu hal tidak membutuhkan syarat tertentu.
Contoh; walaupun, biarpun, sekalipun, kendatipun, meskipun.

Contoh kalimat:
 Kakak membersihkan rumah meskipun ibu tidak
menyuruhnya.
 Lia tetap pergi sekolah sekalipun cuaca sedang hujan deras.
2.3.2.10. Konjungsi Penegas (Konjungsi Intensifikasi)
Konjungsi penegas merupakan konjungsi yang fungsinya untuk
menegaskan atau meringkas suatu bagian kalimat yang sebelumnya
telah disebut.
Contoh; bahkan, yaitu, umpama, apalagi, misalnya.
Contoh kalimat:
 Ibu sangat menyukai tanaman hias, misalnya anturium.
 Ayah senang minuman manis, apalagi secangkir teh.
2.3.2.11. Konjungsi Pembenaran (Konjungsi Konsesif)
Konjungsi pembenaran berfungsi untuk menghubungkan dua
hal dengan cara membenarkan suatu hal pada induk kalimat. Di sisi
lain, konjungsi ini juga menolak hal yang lainnya pada anak kalimat.
Contoh; walaupun, biar biarpun, sungguhpun, kendatipun, meskipun.
Contoh kalimat:
 Ibu tetap pergi ke pasar kendatipun badannya masih kurang
sehat.
2.3.2.12. Konjungsi Penjelas (Konjungsi Penetap)
Konjungsi penjelas berfungsi untuk menghubungkan bagian
kalimat terdahulu dengan perinciannya. Kata yang termasuk
konjungsi penjelas adalah kata bahwa.
Contoh kalimat:
 Ara menjelaskan bahwa dia tidak bersalah karena saat itu dia
ada di rumah.
2.3.2.13. Konjungsi Korelatif

15
Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang berfungsi
untuk menghubungkan dua kalimat yang berkaitan sehingga saling
mempengaruhi.
Contoh; semakin…semakin..., bertambah…bertambah…, tidak
hanya…tetapi juga…, sedemikian rupa…, kian…kian, sehingga…,
baik…, maupun.
Contoh kalimat:
 Kakaknya tidak hanya Mahasiswa tetapi juga seorang
Wiraswasta.
 Baik Messi maupun Ronaldo keduanya adalah pemain sepak
bola yang hebat.
2.3.2.14. Konjungsi Kausal
Konjungsi kausalitas berfungsi untuk menjelaskan penyebab
suatu peristiwa atau kejadian tertentu. Contoh; sebab, karena, sebab itu,
karena itu.
Contoh kalimat:
 Ina tidak masuk sekolah karena sakit.
2.3.2.15. Konjungsi Urutan
Konjungsi urutan berfungsi untuk menyatakan urutan suatu hal
dalam kalimat.
Contoh; mula-mula, lalu, kemudian.
Contoh kalimat:
 Panaskan dulu minyaknya, setelah panas baru kemudian masukan
bumbu-bumbunya.
 Kita mampir ke Bandung terlebih dahulu lalu baru kita ke
Lembang.
2.3.2.16. Konjungsi Penanda
Konjungsi penanda merupakan konjungsi yang berfungsi untuk
menunjukkan penandaan pada suatu hal.
Contoh; misalnya, contoh, umpama, terutama, antara lain.
Contoh kalimat:
 Di kelas X sangat populer dengan para muridnya yang pandai,
terutama Andi.

16
 Di kantin banyak makanan enak yang dibeli oleh murid, misalnya
bakso bakar.
2.3.2.17. Konjungsi Pembatasan

Konjungsi pembatasan berfungsi untuk menyatakan


pembatasan terhadap suatu hal.
Contoh; kecuali, asal, selain.
Contoh kalimat:
 Peserta rapat menyetujui usulan ketua asal keinginan mereka
juga dipenuhi.
 Selain petugas perpustakaan, yang lain dilarang masuk.
2.3.2.18. Konjungsi Situasi
Konjungsi situasi berfungsi untuk menjelaskan suatu perbuatan
yang terjadi dalam waktu tertentu.
Contoh; sedang, sedangkan, sambil, padahal.
Contoh kalimat:
 Cilla tetap ke rumah nenek padahal kakinya masih sakit.
 Putra main game di kamar sambal makan bakso.
2.4 JENIS KALIMAT
Ditinjau dari susunannya, jenis kalimat dapat dibagi menjadi beberapa macam.
Diantaranya adalah:
2.4.1. Jenis-jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa
Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibedakan atas tiga jenis yaitu
kalimat tunggal, kalimat bersusun, dan kalimat majemuk.
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas. Kalimat
tunggal sering disebut kalimat sederhana, kalimat simpleks dan kalimat ekaklausa.
Contoh:
Dia datang dari Jakarta.
(S) (P) (Ket)
Dunia meratapi musibah ini.
(S) (P) (O)
Dia sedang menulis surat di kamar.
(S) (P) (O) (Ket)

17
Kakekku masih gagah.
(S) (P)
b. Kalimat Bersusun
Kalimat bersusun adalah kalimat yang terjadi dari satu klausa bebas dan
sekurang-kurangnya satu klausa terikat. Kalimat bersusun sering juga
dinamakan kalimat majemuk bertingkat atau kalimat majemuk subordinat.
Disebut kalimat bersusun karena dapat dianggap adanya lapisan atau tersusun,
yaitu bagian utama dan bagian bawah.
Disebut bertingkat karena bagian-bagiannya memperlihatkan tingkatan
yang tidak sama, ada bagian induk dan bagian anak. Dipandang sebagai
subordinasi karena bagian yang satu bergantung dari bagian yang lain. Klausa-
klausa yang membentuk kalimat bersusun (bertingkat) ini tidak setara, ada
klausa utama (Klut) dan klausa subordinat (Klsub).
Untuk menggabungkan klausa-klausa yang tidak setara itu, digunakan
konjungsi subordinatif seperti; kalau, ketika, meskipun, atau karena.
Contoh:
(Klut) (Klsub)
Dia tidak mencuci motor karena hari hujan.
(Klut) (Klsub)
Kalau Husna pergi, Andik pun akan pergi.
(Klut) (Klsub)
Shoffi membaca komik, ketika ayah tidur.
(Klut) (Klsub)
Meskipun dilarang oleh Shoffi, Nana akan pergi juga.
(Klut) (Klsub)
Karena banyak yang tidak datang, rapat dibatalkan.
c. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terbentuk dari beberapa klausa
bebas. Kalimat majemuk sering pula disebut kalimat setara. Karena klausa-
klausa yang membentuknya memiliki status yang sama, setara atau sederajat.
Klausa-klausa yang setara dalam kalimat majemuk dihubungkan dengan
konjungsi koordinatif, seperti; dan, atau, tetapi, lalu.
Contoh:
( Kl bebas) ( Kl bebas) ( Kl bebas)
18
Rini melirik, Rahmat tersenyum dan Tini tertawa.
( Kl bebas) ( Kl bebas)
Dia membuka pintu, lalu mempersilakan kami masuk.
( Kl bebas) ( Kl bebas)
Dia datang dan duduk di sebelah saya.
2.4.2Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya
Berdasarkan fungsi subjeknya, jenis kalimat dibagi menjadi dua macam yaitu
ada kalimat aktif dan juga kalimat pasif. Berikut penjelasannya :
a. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat di mana subjeknya merupakan pelaku atau
melakukan perbuatan. Kalimat aktif adalah suatu kalimat yang subjeknya (S)
melakukan tindakan yang diungkapkan dalam predikat (P) terhadap objeknya (O).
Ciri – ciri kalimat aktif :
 Subjek kalimat ini melakukan tindakan langsung terhadap objeknya.

 Predikatnya selalu diawali dengan imbuhan me- atau ber-.

 Memiliki pola S P O K, S P O atau S P K

Contoh:
Ibu menyiram bunga di taman.
S P K
Ayah membaca koran.
S P O
Polisi menangkap buronan narkoba kemarin malam.
S P O K
Kalimat aktif juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan
objeknya.
1) Kalimat Aktif Transitif
Kalimat ini adalah kalimat yang predikat atau verbanya selalu
membutuhkan objek untuk dikenai tindakan. Kalimat ini selalu memiliki kata
kerja yang selalu memerlukan objek, dan biasanya kata kerjanya memiliki
imbuhan me-, menye-, atau menge-
Contoh: memukul, memberi, menyeberangkan, mengelompokkan, dan lain – lain.
Contoh kalimat:
Joni memukul anjing itu hingga kesakitan.
S P O K
19
Paman memberi adik sebuah mainan.
S P O pel
Anak kecil itu menyebrangkan nenek yang berdiri di pinggir jalan.
S P O pel
Guru mengelompokan anak muridnya ke dalam beberapa kelompok.
S P O K
2) Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif ini adalah kalimat yang predikat atau verbanya tidak
memerlukan objek. Namun, biasanya kalimat ini selalu diikuti dengan pelengkap
(pel), dan keterangan (K). Predikat pada kalimat ini biasanya kata kerja yang
diberi imbuhan ber – dan ter -.
Contoh: bekerja, belajar, berlari, berterimakasih, tertawa, tertidur, dan lain – lain.
Contoh kalimat:
Ayahku bekerja di perusahaan nasional.
S P K
Budi belajar dengan sangat giat.
S P K
Dena berterimakasih kepada orang itu.
S P pel.
Aku tertidur di kursi.
S P K
3) Kalimat Aktif Ekatransitif
Kalimat ini adalah kalimat aktif yang hanya memiliki 3 unsur kalimat yaitu,
Subjek (S), Predikat (P), dan Objek (O).
Contoh:
Aku membeli sebuah buku.
S P O
Burung jalak memakan cacing.
S P O
4) Kalimat Aktif Dwitransitif
Kalimat ini adalah kalimat aktif yang harus memiliki 4 unsur kalimat, yaitu
Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), da Pelengkap (pel.)
Contoh:
Aku melihat gadis yang berambut pirang itu
20
S P O pel.
Kakak merawat kucing yang dia temui di jalanan.
S P O pel.
Ani menanam bunga mawar asli dari afrika.
S P O pel.
b. Kalimat Pasif
Kalimat pasif yang merupakan kalimat yang terdapat subjek yang
melakukan pekerjaan dengan ciri-ciri utama menggunakan imbuhan di-, ke-an,
dan ter- dalam kata kerja yang disematkan dalam kalimat pasif.
Kalimat pasif ini juga dapat dibedakan berdasarkan predikatnya menjadi
kalimat pasif dengan predikat sebagai tindakan dan kalimat pasif dengan predikat
sebagai keadaan.
Ciri – ciri kalimat pasif
 Subjeknya dikenai tindakan oleh objek.

 Kata kerjanya selalu berimbuhandi-, ke – anatau ter-.


 Biasanya diikuti dengan kata oleh, dan dengan.
Kalimat pasif ini juga dapat dibedakan berdasarkan subjek yang digunakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Kalimat Pasif Transitif
Kalimat pasif transitif merupakan kalimat pasif yang dilengkapi dengan
objek kalimat, baik objek tersebut dilengkapi dengan keterangan/pelengkap
ataupun tidak. Adapun pola dasar kalimat ini adalah O-P-S atau O-P-S-K.
Contoh kalimat:
Nasi dimasak ibu
O P S
Mobil diperbaiki ayah kemarin ketika sedang tidak bekerja
O P S K
Jambu dilempar Tono.
O P S
2) Kalimat Pasif Intransitif
Kalimat pasif intransitif adalah kalimat pasif yang tidak memiliki objek.
Jenis kalimat pasif ini dapat diidentifikasi apakah kalimat ini bisa berubah

21
menjadi kalimat aktif atau tidak. Adapun pola dasar kalimat ini adalah S-P atau
S-P-K.
Contoh kalimat:
Sayur dijual di pasar pagi.
S P K
Kakak terjatuh.
S P

Buku itu tertinggal di kelas.


S P K
2.4.3. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya
Berdasarkan pengucapannya, kalimat bisa dibagi menjadi kalimat langsung dan
kalimat tidak langsung.
a. Kalimat Langsung
Adalah kalimat yang digunakan untuk mengutip ucapan seseorang tanpa
merubah sedikitpun apa yang diutarakan oleh orang itu. Tanda petik digunakan
untuk membedakan kalimat kutipan dengan kalimat yang menjelaskan kutipan itu.
Selain itu, huruf pertama dalam kalimat langsung juga harus menggunakan huruf
kapital. Didalam kalimat yang menggunakan petikan dengan kalimat pengiringnya
dipisahkan menggunakan tanda baca koma (,).
Contoh kalimat:
 Dilan mengatakan, “Aku akan pergi ke Bandung besok”

 Ibu berkata,”Dimana adek sekarang?”

 Adik bertanya, “Maksud kakak bagaimana?”

b. Kalimat tidak langsung


Adalah kalimat yang digunakan untuk menceritakan kembali pokok ucapan
seseorang tanpa perlu mengutipnya sama persis seperti ucapan aslinya. Kalimat ini
terdiri dari lebih dari satu klausa dan dihubungkan dengan kata tertentu seperti
bahwa, jika, dll. Kalimat tidak langsung penulisanya tidak menggunakan tanda
petik. Intonasi yang digunakan kalimat tidak langsung yaitu datar dan terkesan
menurun pada bagian akhir kalimat.
Contoh kalimat:

22
 Paman berkata kepadaku bahwa aku harus rajin belajar.
 Nenek mengatakan bahwa aku harus pulang lebih cepat karena hujan akan
turun nanti sore.
 Ketua kelompok mengucapkan terima kasih karena kalian sudah datang pada
acara kunjungan.
 Dani mengatakan kepadaku bahwa nanti malam akan belajar bersama.
2.5 PEMILIHAN KATA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pemilihan kata (diksi) berarti pilihan kata
yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata- kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang
tepat atau menggunakan ungkapan- ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling
baik digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Diksi membahas penggunaan kata, terutama pada soal kebenaran, kejelasan,
dan keefektifan. Diksi atau pilihan kata yang tepat akan menciptakan sebuah kebenaran
dalam menyusun suatu tuturan atau tulisan untuk tercapainya sebuah ide atau gagasan
yang tepat pula. Menurut Putrayasa (2007:7) dalam bahasa Indonesia diksi berasal dari
kata dictionary (bahasa inggris yang kata dasarnya diction) berarti perihal pemilihan kata.
Menurut Lamuddin (2002:89) pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari
upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa. Pemilihan kata
dilakukan apabila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau kemiripan.
Pemlihan kata dilakukan bukanlah sekadar memilih kata mana yang tepat, tetapi juga
kata mana yang cocok. Pemilihan kata adalah kata-kata yang dipakai seorang pembicara
atau penulis.. Suatu pilihan kata dinyatakan tepat apabila kata itu mengungkapkan
maksud penulis dengan secermat-cermatnya.
Pilihan kata yang terbaik harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Tepat
2. Benar
3. Lazim pemakaiannya.
2.6 PERANGKAIAN KALIMAT
Seorang penulis harus dapat merangkai kalimat secara bervariasi agar tulisan yang
dihasilkan tidak monoton dibaca.
23
Contoh :
Sesuai dengan etika berdagang, dengan alasan apa punpemodal besar tidak boleh
menggusur pedagang kecil.
Kalimat diatas dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
A. sesuai dengan etika berdagang
B. dengan alasan apa pun
C. Pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil.
Variasi kalimat yang mungkin :
a. Dengan alasan apa pun, pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil sesuai
dengan etika berdagang.
b. Pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil, sesuai dengan etika berdagang,
dengan alasan apapun.
2.7 PENATAAN KALIMAT DALAM PARAGRAF
Kalimat-kalimat yang dirangkai menjadi suatu paragraf harus memiliki tatanan ide
yang apik atau bagus, mengalir tanpa lompatan-lompatan ide yang mengejutkan. Untuk
itu, ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menuangkan gagasan dalam kalimat,
Yaitu : 1. Fokus dan latar belakang.
2. Informasi
2.7.1 Fokus dan latar belakang
Sebuah gagasan yang dimaksudkan sebagai fokus diungkapkan dalam klausa induk.
Gagasan lain yang merupakan latar belakang diungkapkan dalam klausa anak.
Contoh : Ketika saya pulang siang-siang kemarin dan melihat adik saya,Bimoli, sedang
dikebun, saya berteriak memanggilnya. Ia tidak menjawab.
Dari kakimat diatas ,Ketika saya pulang siang-siang kemarin dan melihat adik saya,
Bimoli, sedang dikebun adalah latar belakang, sedangkan saya berteriak memanggilnya
adalah fokus.
2.7.2 Informasi
Dalam hal penataan kalimat, ada dua jenis informasi yaitu informasi lama dan
informasi baru(ib). Informasi lama adalah gagasan yang menurut penulis sudah diketahui
pembaca. Informasi baru adalah gagasan yang menurut penulis belum diketahu pembaca.
Sebelum menyampaikan IB penulis harus terlebih dahulu memaparkan IL.
Contoh :
(a) Rumah ayah ada empat kamar tidurnya dan dua kamar tamunya (b) Di depan rumah
ada sebuah kebun yang luas (c) Di kebun itu ayah menanam banyak bunga.
24
Penataan IL dan IB dari paragraf diatas yaitu :
(a) Rumah... (b) rumah... kebun (c) Kebun... bunga
IL IL IB IL IB

25
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kalimat adalah unsur yang terkecil yang kita gunakan kalau kita berbicara. Ide-ide
dan fikiran-fikiran kita tuangkan dalam kalimat. Kalau salah informasi yang kita berikan
karena kesalahan memakai kalimat maka salah pulalah tanggapan si pendengar.
Akibatnya tentu tidak baik karena apa yang kita harapkan tidak tercapai. Efektif
mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada
sasaran yang tepat. Dalam berkomunikasi dan menyusun karya ilmiah, hendaknya kita
menggunakan Bahasa yang baik yang tersusun dalam rangkaian kalimat yang efektif.
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam
pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu
sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

26
DAFTAR PUSTAKA

Prasojo R, Tsar. 2012. Diksi dan Gaya Bahasa dalam Rubrik Konsultasi Tabloit Nyata
Edisi Januari-Maret 2012. Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Surabaya.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-sapala/article/download/2004/5400
(diakses 8 oktober 2021)

https://www.academia.edu/10755431/Kalimat_Efektif (diakses pada 6 oktober 2021)

https://penerbitdeepublish.com/macam-konjungsi/ (diakses pada 6 oktober 2021)

https://repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositori/c5af5469574856e21718c348
82583925.pdf (diakses pada 6 oktober 2021)

https://penerbitdeepublish.com/pengertian-kalimat/ (diakses pada 6 oktober 2021)

27

Anda mungkin juga menyukai