Sutta Aranavibhanga
Sutta Aranavibhanga
flik
Pada suatu ketika Sang Begawan sedang tinggal di Srawati, di taman Anāthapiṇḍada di Hutan
Jeta.
Di sana Sang Begawan berbicara kepada para pengikutnya bahwa beliau akan mengajar dan
memberi penjelasan tentang keadaan tanpa konflik.
Memanjakan diri dalam keterikatan pada kenikmatan indria, yang rendah, bersifat wadak dan
kasar, yang biasa, tidak berharga, dan tidak berarti.
Membanggakan diri karena merasa tahan derita atau siksaan, yang hanya menyakitkan,
menjadi bahan ejekan dan cemooh, dan tidak berguna.
Menghindari dua kebuntuan ini adalah jalan tengah, yang terlaksanakan oleh tathagata, yang
menghasilkan wawasan dan pemahaman, yang mengarah pada ketenangan, pada
pengetahuan, menuju ke pembebasan.
Ketahuilah apa artinya menyanjung atau menegur. Dengan mengetahui hal ini,
menghindarinya, dan hanya mengutarakan dharma.
Ketahuilah cara menilai berbagai jenis kesenangan. Mengetahui hal ini, utamakan
ketentraman batin.
Jangan berbicara di belakang punggung orang, dan jangan berbicara dengan tajam di hadapan
mereka. Jangan bicara terburu-buru.
“Jangan memanjakan diri dalam keterikatan pada kenikmatan indria, yang rendah, bersifat
wadak dan kasar, yang biasa, tidak berharga, dan tidak berguna banyak.
Dan jangan membanggakan diri karena merasa tahan derita atau siksaan, yang hanya
menyakitkan, menjadi bahan ejekan dan cemooh, dan tidak berguna juga.
Keterikatan pada kesenangan yang terkait dengan sensualitas adalah rendah, bersifat wadak
dan kasar, yang biasa, tidak berharga, dan tidak berguna.
Memanjakan diri dalam keterikatan pada kebahagiaan seperti itu adalah suatu prinsip yang
hanya membawa penderitaan, membahayakan, penyebab stres, dan kegerahan, itu adalah
cara yang salah.
Menghentikan keterikatan pada kesenangan seperti itu adalah prinsip yang bebas dari
penderitaan, bahaya, stres, dan kegerahan, dan itu adalah cara yang benar.
Membanggakan diri karena merasa tahan derita atau siksaan, yang hanya menyakitkan,
menjadi bahan ejekan dan cemooh, dan tidak berguna. Ini adalah prinsip yang diliputi oleh
penderitaan, membahayakan, penyebab stres, dan kegerahan, itu adalah cara yang salah.
Menghentikan kebanggaan seperti itu adalah prinsip yang bebas dari rasa sakit, bahaya, stres,
dan kegerahan, dan itu adalah cara yang benar.
Jangan memanjakan diri dalam kenikmatan indria, yang rendah, bersifat wadak dan kasar,
yang biasa, tidak berharga, dan tidak berguna. Jangan membanggakan diri karena merasa
tahan derita atau siksaan, yang hanya menyakitkan, menjadi bahan ejekan dan cemooh, dan
tidak berguna.
'Itulah yang saya katakan, dan inilah sebabnya mengapa saya mengatakannya.
Menghindari dua kebuntuan ini adalah jalan tengah, yang terlaksanakan oleh tathagata, yang
menghasilkan wawasan dan pemahaman, yang mengarah pada ketenangan, pada
pengetahuan, menuju ke pembebasan.
Karena ini adalah delapan jalan Arya, delapan komponen jalan yang unggul, yaitu cara
pandang yang tepat, berpikir yang tepat, berbicara yang tepat, bertindak yang tepat, cara
berinteraksi yang tepat, upaya yang tepat, perhatian yang tepat, dan konsentrasi yang tepat.
Ini adalah jalan tengah, yang terlaksanakan oleh tathagata, yang menghasilkan wawasan dan
pemahaman, yang mengarah pada ketenangan, pada pengetahuan, menuju ke pembebasan.
'Itulah yang saya katakan, dan inilah sebabnya mengapa saya mengatakannya.
Ketahuilah apa artinya menyanjung atau menegur. Dengan mengetahui hal ini,
menghindarinya, dan hanya mengutarakan dharma.
Jangan mengatakan begini: ‘Keterikatan pada kesenangan yang terkait dengan sensualitas
adalah rendah, bersifat wadak dan kasar, yang biasa, tidak berharga, dan tidak berarti. Semua
orang yang menikmati kebahagiaan seperti itu diliputi oleh penderitaan, membahayakan,
penyebab stres, dan kegerahan, dan mereka mempraktikkan cara yang salah.’
Jangan mengatakan begini: ‘Keterikatan pada kesenangan yang terkait dengan sensualitas
adalah rendah, bersifat wadak dan kasar, yang biasa, tidak berharga, dan tidak berarti. Semua
orang yang telah menghentikan keterikatan seperti itu akan bebas dari penderitaan, bahaya,
stres, dan kegerahan, dan mereka mempraktikkan cara yang benar.’
Tetapi sebaliknya, dengan mengatakan ini kalian hanya mengajarkan dharma: ‘Menghentikan
keterikatan adalah prinsip bebas dari rasa sakit., bahaya, stres, dan demam, dan itu adalah
cara yang benar.’
Jangan mengatakan begini: ‘Membanggakan diri karena merasa tahan derita atau siksaan,
yang hanya menyakitkan, menjadi bahan ejekan dan cemooh, dan tidak berguna. Semua
orang yang menikmati kebahagiaan seperti itu diliputi oleh penderitaan, membahayakan,
penyebab stres, dan kegerahan, dan mereka mempraktikkan cara yang salah.’
Jangan mengatakan begini: ‘Membanggakan diri karena merasa tahan derita atau siksaan,
yang hanya menyakitkan, menjadi bahan ejekan dan cemooh, dan tidak berguna. Semua
orang yang telah menghentikan kebanggaan seperti itu akan bebas dari penderitaan, bahaya,
stres, dan kegerahan, dan mereka mempraktikkan cara yang benar.’
Tetapi sebaliknya, dengan mengatakan ini kalian hanya mengajarkan dharma: ‘Menghentikan
kebanggaan seperti itu adalah prinsip bebas dari rasa sakit., bahaya, stres, dan demam, dan
itu adalah cara yang benar.’
Jangan mengatakan begini: ‘Semua orang yang belum melepaskan belenggu kelahiran
kembali akan dilanda penderitaan, bahaya, stres, dan kegerahan, dan mereka mempraktikkan
cara yang salah.’
'Begitulah caranya tanpa menyanjung maupun menegur, dan hanya mengajarkan dharma.
‘Ketahuilah apa artinya menyanjung atau menegur. Dengan mengetahui hal ini,
menghindarinya, dan hanya mengutarakan dharma.
‘Ketahuilah cara menilai berbagai jenis kesenangan. Mengetahui hal ini, utamakan
ketentraman batin.
Ada lima jenis rangsangan sensual yang menjadi tali pengikat dan belenggu. Apakah lima tali
pengikat dan belenggu itu?
Bentuk-bentuk yang dapat dilihat oleh mata, yang menyenangkan, diinginkan, menawan,
menyenangkan, membangkitkan gairah, dan memikat; suara yang terdengar jelas di telinga,
yang menyenangkan, diinginkan, menawan, menyenangkan, membangkitkan gairah, dan
menggiurkan; aroma yang tercium oleh hidung, yang menyenangkan, diinginkan, menawan,
menyenangkan, membangkitkan gairah, dan memikat; selera yang dapat dirasa oleh lidah,
yang menyenangkan, diinginkan, menawan, menyenangkan, membangkitkan hasrat, dan
memikat; objek sentuhan yang dapat dirasakan oleh tubuh, yang menyenangkan, diinginkan,
menawan, menyenangkan, membangkitkan hasrat, dan memikat.
Kenikmatan dan kebahagiaan yang muncul dari lima jenis rangsangan indria ini disebut
kenikmatan indria — kenikmatan yang keruh, umum, dan tidak berharga. Kesenangan seperti
itu seharusnya tidak dipupuk atau dikembangkan, tetapi harus diawasi.
Sekarang, lihatlah seorang sramana yang cukup terasing dari kenikmatan indria, bebas dari
kualitas-kualitas tidak terampil, yang memiliki kegembiraan dan kebahagiaan yang muncul
dari pengasingan, sambil menempatkan dan menjaga pikiran dan perhatiannya dengan tetap
hadir mereka dapat masuk dalam penyerapan. Ini disebut kenikmatan pelepasan
keduniawian, kenikmatan pengasingan, kenikmatan damai, kenikmatan penggugahan.
Kesenangan dan ketentraman batin seperti itu harus dipupuk dan dikembangkan, dan tidak
perlu ditakuti
‘Ketahuilah cara menilai berbagai jenis kesenangan. Mengetahui hal ini, utamakan
ketentraman batin. 'Itulah yang saya katakan, dan inilah mengapa saya mengatakannya.
'Jangan berbicara di belakang punggung orang, dan jangan berbicara dengan tajam di
hadapan mereka. ' Itulah yang saya katakan, dan mengapa saya mengatakannya?
Ketika tahu bahwa apa yang di katakan di belakang punggung seseorang adalah tidak benar,
palsu, dan menyakiti dan berbahaya, maka sebaiknya tidak diutarakan.
Ketika tahu bahwa apa yang di katakan di belakang punggung seseorang adalah benar dan
betul begitu, tetapi menyakiti dan berbahaya, maka harus menahan diri untuk tidak
berbicara.
Ketika tahu bahwa apa yang di katakan di belakang punggung seseorang adalah benar, betul
begitu, dan bermanfaat, maka harus mengetahui waktu yang tepat untuk berbicara.
Ketika tahu bahwa kata-kata tajam di hadapan seseorang itu tidak benar, palsu, menyakiti
dan berbahaya, maka sebaiknya tidak diutarakan.
Ketika tahu bahwa kata-kata tajam di hadapan seseorang adalah benar dan tepat, tetapi
menyakiti dan berbahaya, maka harus menahan diri untuk tidak berbicara.
Ketika mengetahui bahwa kata-kata tajam di hadapan seseorang adalah benar, tepat, dan
bermanfaat, itupun harus mengetahui waktu yang tepat untuk berbicara.
'Jangan berbicara di belakang punggung orang, dan jangan berbicara dengan tajam di
hadapan mereka.' Itulah yang saya katakan, dan inilah mengapa saya mengatakannya.
'Jangan bicara terburu-buru.' Itulah yang saya katakan, dan mengapa saya mengatakannya?
Saat berbicara dengan tergesa-gesa, tubuh menjadi lelah, pikiran menjadi tidak tenang,
suaranya tegang dan tenggorokannya menjadi serak, dan kata-kata menjadi tidak jelas dan
sulit untuk dipahami. Saat tidak berbicara terburu-buru, tubuh tidak akan lelah, pikiran
tenang, suara tidak tegang, tenggorokan tidak serak, dan kata-kata menjadi jelas dan mudah
dipahami.
'Jangan bicara terburu-buru.' Itulah yang saya katakan, dan inilah mengapa saya
mengatakannya.
Dan bagaimana tidak bersikeras menggunakan terminologi atau istilah-istilah khusus dan
mengesampingkan penggunaan normal itu? Hal itu terjadi ketika di tempat yang berbeda hal
yang sama, seperti ‘piring hidangan, mangkuk, piring makan’, dikenal dengan nama-nama lain
di berbagai tempat itu, kita menyesuaikan, berpikir: 'Sepertinya mereka berbicara
sehubungan dengan ini, mengacu pada hal ini.' Begitulah cara kita tidak memaksakan
menggunakan terminologi atau istilah-istilah khusus dan mengesampingkan penggunaan
normal.
Keterikatan pada kesenangan yang terkait dengan nafsu indera adalah rendah, bersifat wadak
dan kasar, yang biasa, tidak berharga, dan tidak berarti. Memanjakan diri dalam kebahagiaan
seperti itu adalah suatu prinsip yang hanya membawa penderitaan, membahayakan,
penyebab stres, dan kegerahan, itu adalah cara yang salah.
Itulah mengapa prinsip ini menyebabkan terjadinya konflik. Menghentikan kesenangan
seperti itu adalah prinsip yang bebas dari penderitaan, bahaya, stres, dan kegerahan, dan itu
adalah cara yang benar. Itulah mengapa ini adalah prinsip yang bebas konflik.
Membanggakan diri karena merasa tahan derita atau siksaan, yang hanya menyakitkan,
menjadi bahan ejekan dan cemooh, dan tidak berguna. Ini adalah prinsip yang diliputi oleh
penderitaan, membahayakan, penyebab stres, dan kegerahan, itu adalah cara yang salah.
Itulah mengapa prinsip ini menyebabkan terjadinya konflik. Menghentikan kebanggaan
seperti itu adalah prinsip yang bebas dari penderitaan, bahaya, stres, dan kegerahan, dan itu
adalah cara yang benar. Itulah mengapa ini adalah prinsip yang bebas konflik.
Jalan tengah, yang terlaksanakan oleh tathagata, yang menghasilkan wawasan dan
pemahaman, yang mengarah pada ketenangan, pada pengetahuan, menuju ke pembebasan.
Ini adalah prinsip yang bebas dari penderitaan, bahaya, stres, dan kegerahan, dan itu adalah
cara yang benar. Itulah mengapa ini adalah prinsip yang bebas konflik.
Menyanjung dan menegur tanpa mengajarkan dharma adalah prinsip yang diliputi oleh
penderitaan, membahayakan, penyebab stres, dan kegerahan, itu adalah cara yang salah.
Itulah mengapa ini adalah prinsip yang menyebabkan konflik. Bukan menyanjung atau
menegur, dan hanya mengajarkan dharma adalah prinsip yang bebas dari penderitaan,
bahaya, stres, dan kegerahan, dan itu adalah cara yang benar. Itulah mengapa ini adalah
prinsip yang bebas konflik.
Keterikatan pada kesenangan sensual — kesenangan yang keruh, umum, dan tidak berharga
— adalah prinsip yang diliputi oleh penderitaan, membahayakan, penyebab stres, dan
kegerahan, itu adalah cara yang salah. Itulah mengapa ini adalah prinsip yang menyebabkan
konflik. Ketentraman batin dan kenikmatan pelepasan, kenikmatan pengasingan, kenikmatan
kedamaian, kenikmatan penggugahan adalah prinsip yang bebas dari penderitaan, bahaya,
stres, dan kegerahan, dan itu adalah cara yang benar. Itulah mengapa ini adalah prinsip yang
bebas konflik.
Mengatakan hal-hal yang tidak benar, palsu, yang menyakiti dan berbahaya di belakang
punggung seseorang adalah prinsip yang diliputi oleh penderitaan, membahayakan,
penyebab stres, dan kegerahan, itu adalah cara yang salah. Itulah mengapa ini adalah prinsip
yang menyebabkan konflik. Mengatakan hal-hal yang benar, tepat, dan bermanfaat adalah
prinsip yang bebas dari penderitaan, bahaya, stres, dan kegerahan, dan itu adalah cara yang
benar. Itulah mengapa ini adalah prinsip yang bebas konflik.
Mengatakan hal-hal yang tidak benar, palsu, menyakiti dan berbahaya di hadapan seseorang
adalah prinsip yang diliputi oleh penderitaan, membahayakan, penyebab stres, dan
kegerahan, itu adalah cara yang salah. Itulah mengapa ini adalah prinsip yang menyebabkan
konflik.
Mengatakan yang benar dan tepat, tetapi yang merugikan dan menyakiti di hadapan
seseorang adalah prinsip yang diliputi oleh penderitaan, membahayakan, penyebab stres,
dan kegerahan, itu adalah cara yang salah. Itulah mengapa ini adalah prinsip yang
menyebabkan konflik.
Mengatakan hal-hal yang benar, tepat, dan bermanfaat di hadapan seseorang adalah prinsip
yang bebas dari penderitaan, bahaya, stres, dan kegerahan, dan itu adalah cara yang benar.
Itulah mengapa ini adalah prinsip yang bebas konflik.
Jadi dengan berlatih seperti ini kita akan mengetahui prinsip-prinsip yang menyebabkan
konflik dan prinsip-prinsip yang bebas dari konflik. Dengan mengetahui hal ini, kita akan dapat
mempraktikkan cara-cara bebas konflik. "
“Subhūti, orang itu, adalah orang yang mempraktikkan cara-cara bebas konflik."
Itulah yang Buddha katakan. Puas, para sramana senang dengan apa yang Buddha katakan.
Tatra, bhikkhave, yvāyaṃ rahovādo abhūto ataccho anatthasaṃhito, sadukkho eso dhammo
saupaghāto saupāyāso sapariḷāho; micchāpaṭipadā. Tasmā eso dhammo saraṇo. Tatra,
bhikkhave, yvāyaṃ rahovādo bhūto taccho anatthasaṃhito, sadukkho eso dhammo
saupaghāto saupāyāso sapariḷāho; micchāpaṭipadā. Tasmā eso dhammo saraṇo. Tatra,
bhikkhave, yvāyaṃ rahovādo bhūto taccho atthasaṃhito, adukkho eso dhammo anupaghāto
anupāyāso apariḷāho; sammāpaṭipadā. Tasmā eso dhammo araṇo.
Tatra, bhikkhave, yvāyaṃ sammukhā khīṇavādo abhūto ataccho anatthasaṃhito, sadukkho
eso dhammo saupaghāto saupāyāso sapariḷāho; micchāpaṭipadā. Tasmā eso dhammo saraṇo.
Tatra, bhikkhave, yvāyaṃ sammukhā khīṇavādo bhūto taccho anatthasaṃhito, sadukkho eso
dhammo saupaghāto saupāyāso sapariḷāho; micchāpaṭipadā. Tasmā eso dhammo saraṇo.
Tatra, bhikkhave, yvāyaṃ sammukhā khīṇavādo bhūto taccho atthasaṃhito, adukkho eso
dhammo anupaghāto anupāyāso apariḷāho; sammāpaṭipadā. Tasmā eso dhammo araṇo.