Referat Kehamilan Risiko Tinggi
Referat Kehamilan Risiko Tinggi
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Rasio kematian ibu adalah jumlah kematian ibu setiap tahun dari penyebab terkait
kehamilan per 100.000 kelahiran yang hidup. Menurut WHO, 99% kematian ibu terjadi di
negara-negara berkembang. Kematian Ibu di negara berkembang 18 kali lebih tinggi
dibandingkan negara maju. Di Indonesia merupakan negara yang paling padat penduduknya
menempati posisi keempat dengan populasi sekitar 240 juta dan memiliki Rasio Kematian Tinggi
yaitu 190 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013.1
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai MDGs (Millennium Development Goals)
untuk mengurangi angka kematian Ibu dan merupakan kunci dalam mencapai target. Dibutuhkan
untuk mengurangi kematian ibu yang telah menjadi kekhawatiran yang besar di negara-negara
berkembang termasuk di Indonesia, serta penyediaan pelayanan antenatal (ANC).1
Perawatan Ante Natal (PAN) atau Ante Natal Care (ANC) adalah perawatan yang
diberikan kepada ibu hamil dengan tujuan menyelaraskan ibu dan janin agar terhindar dari
komplikasi dan menurunkan insiden morbiditas/ mortalitas perinatal dan maternal. Perawatan ini
terdiri atas promosi kesehatan, penilaian risiko, dan intervensi atas keadaan ibu hamil. Perawatan
Ante Natal dimulai sejak konsepsi yang berhasil sampai dimulainya persalinan.2
Perubahan fisiologi dan anatomi berkembang pada banyak sistem organ dengan
terjadinya kehamilan dan persalinan. Perubahan awal terjadi pada perubahan metabolik oleh
karena adanya janin, plasenta dan uterus dan terutama kenaikan hormon kehamilan seperti
progesteron dan estrogen. Perubahan selanjutnya, pada kehamilan mid trimester adalah
perubahan anatomi disebabkan oleh tekanan akibat berkembangnya uterus.3
Upaya untuk memperbaiki keadaan janin intrauterin atau resusitasi intrauterin telah
dilaksanakan sejak lama, yang secara garis besar yaitu upaya memperbaiki keadaan ibu. Hal ini
merupakan upaya yang paling penting, yang berdasarkan pemikiran, bahwa bila keadaan ibu baik
dan dalam keadaan sehat, maka keadaan janin akan menjadi baik.3
Berdasarkan sebuah studi rumah sakit di India menemukan bahwa penyebab utama
kematian pada ibu adalah sepsis, khususnya aborsi sepsis; preeklamsi-eklamsi berat; ruptur
uterus; perdarahan; partus lama. Hepatitis, penyakit jantung dan anemia berat merupakan
menyebab kematian tidak langsung.1
Status gizi dan metabolisme yang normal saat sekitar konsepsi atau perikonsepsi
merupakan keadaan yang sangat penting berpengaruh terhadap kehamilan. Fokus nutrisi ibu
terutama mengenai pencegahan kekurangan gizi (makro dan mikronutrien) dan masalah obesitas
serta kelebihan berat badan selama masa kehamilan.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.5. Ada beberapa cara untuk mengindetifikasi keluarga dengan risiko peningkatan
probabilitas genetik di antaranya :
2.1.5.1. Penerjemahan sejarah genetik keluarga
2.1.5.2. Konfirmasi diagnosis
Informasi genetik yang akurat membutuhkan diagnosis yang baik dan
dilakukan oleh spesialis yang bisa mengidentifikai subtipe dengan mode
keturunan. Arsip dan dokumen laboratorium seperti hasil necropsy dibutuhkan
dalam hal ini.
2.1.5.3. Konseling genetik
Harper mendefinisikan konseling genetik sebagai sebuah proses pemberian
informasi tentang konsekuensi dari suatu kelainan, perkembangan dan
transmisi serta cara pencegahan kepada pasien atau keluarga.
2.1.5.4. Memberikan konseling genetik
Sebagai bagian dari perawatan klinis, ahli kebidanan memberikan konseling
genetik tentang chromosomaltrisomies umum yang ditemukan di diagnosa
prenatal.
2.1.5.5. Memberikan informasi genetik
Informasi genetik harus diberikan secara tidak langsung, yang
mempresentasikan fakta, mendiskusikan pilihan dan membantu pasangan
untuk mencapai tujuan mereka. Tidak ada keputusan yang benar atau salah,
pasangan harus membuat keputusan yang mereka yakini tepat untuk mereka.
2.1.5.6. Waktu yang tepat
Pasangan yang menganggap mereka beresiko tinggi mengalami suatu kondisi
genetik dan yang sudah mendapatkan informasi genetik sebelum kehamilan
memiliki waktu untuk memutusak opsi mana yang lebih baik. Informasi
genetik merupakan peran penting dalam membuat keputussan untuk kehamilan
di masa dean serta perawatan klinis untuk kehamilan yang sedang berjalan,
opsi-opsi tersebut berupa;
o Tidak memilik anak lagi
o Menerima resiko
o Menjalani diagnosa prenatal, bila tersedia
o Mencari adopsi
o Menerima donasi gamet
o Mencari diagnosa pra-implantasi.
Keputusan yang dibuat oleh paangan dipengaruhi oleh berbagai faktor akan tetapi,
sosial ekonomi, moral dan praktikal merupakan faktor yang utama.
MENGETAHUI PROBABILITAS KEKAMBUHAN PENYAKIT
2.1.6. Resiko matematis dari kekambuhan penyakit bisa diturunkan dengan kondisi gen
tungal (mendelian). Untuk kondisi tertentu, figur empiris harus digunakan.
OPSI PERAWATAN GENETIK, RESIKO KAMBUH, DAN KONSELING
GENETIK
2.1.6.1. Pemeriksaan populasi genetic
2.1.6.1.1. Keterbatasan ekonomi
2.1.6.1.2. Prevalensi dan beban kesehatan dari kondisi tersebut
2.1.6.1.3. Isu politik
Secara spesifik, orang yang menjalani investigasi genetik harus mendapatkan informasi
yang detail dan dapat dimengerti di antaranya;
Kondisi medis
Mode keturunan
Reliabilitas tes pemeriksaan
Prosedur pemberian hasil
Implikasi untuk masa depan pasangan, anak mereka dan anggota keluarga bila
hasilnya positif.
Kemungkinan bahwa pemeriksaan genetik dapat membuka informasi yang tak
terduga.
Secara luas, tes genetik bagi anak-anak sudah diyakini untuk diberikan untuk
mengkonfirmasi sebuah diagnosis atau membantu perawatan pada masa anak-anak, akan
tetapi anak-anak tidak boleh diuji pada standar tes genetik orang dewasa, kecuali bila ada
standar ukuran preventif spesifik atau bila mereka sudah cukup dewasa untuk
memutuskan untuk ikut tes atau tidak.
Diagnosis DNA untuk kondisi tertentu masih bergantung pada kajian keluarga untuk
melacak gendari suatu penyakit dari keluarga. Hal ini diperlukan ketika lokasi
kromosomal dari gen yang bertangung jawab atas kondisi tersebut diketahui tapi gen
tersebut belum terdientifikasi karena beberapa gen memiliki struktur yang membuat
proses penemuan DNA menjadi lebih sulit.
2.1.6.11. PRINSIP DIAGNOSIS MENGGUNAKAN DNA (TABEL 4-3)
POIN PRAKTIS UNTUK DIAGNOSIS PRENATAL DENGAN TEKNIK
DNA UNTUK KONDISI GEN TUNGGAL
Identifikasi keluarga melalui:
Anak yang terdampak sebelumnya
Pemeriksaan pembawa penyakit untuk kondisi autosomal resesif.
Riwayat keluarga.
Pengujian biokimia
USG
Diagnosis DNA
Pelacakan gen
Deteksi mutasi langsung
Teknik ini sangat membantu untuk mengetahui asal muasal dari material
kromosom. Selain itu, teknik ini bisa diaplikasikan untuk interfase nuclei untuk
mengetahui jumlah angka duplikat dari kromosom spesifik, secara umum
sebagai tes pemeriksaaan cepat untuk trisomies biasa.
TRANSLOKASI KROMOSOM
Dalam masa pembentukan translokasi ketika divisi sel berpisah akan muncul
pada kromosom dari pasangan yang berbeda dengan bergabung dalam bentuk
yang aneh. Bagi banyak pasangan, memahami kemungkinan bukanlah dengan
mengubah pembuatak keputusan karena mereka memilih untuk melakukan
karyotype pada janin pada kehamilan di masa depan. Sangatlah penting untuk
mengarahkan pengujian pembawa keturunan kepada anggota keluarga lain
karena berpotensi memiliki resiko tinggi untuk memiliki keturunan dengan
bentuk tak seimbang dari translokasi. Saran dari layanan genetik klinis sangat
direkomendasikan untuk menghubungi dan memberikan konseling kepada
anggota keluarga. Terdapat 2 tipe translokasi; reciprocal dan robertsonian.
TRANSLOKASI RECIPROCAL
Dikarakterisasikan dengan pertukaran dari material kromosomal sampai pembelahan
dari 2 kromosom. Lengan pendek atau panjang dari suatu kromosom mungkin juga
terlibat. Berdasarkan perkiraan, 1 dari 500 orang adalah pembawa dari translokasi
reciprocal. Ketika janin memiliki keturunan dari translokasi reciprocal seimbang
dari orang tua normal secara klinis terdapat kemungkinan tidak meningkatnya
insidensi dari ketidak normalan phenotypic seorang anak, khususnya jika translokasi
muncul tanpa dampak pada beberapa anggta keluarga.
TRANSLOKASI ROBERTSONIAN (INTI SENTRIS)
Merupakan salah satu dari semua kromosom bergabung secara efektif satu sama lain.
Translokasi ini mencakup kromosom acrocentric (13,14,15,21 dan 22) dan
merupakan salah satu dari susunan struktural yang seimbang dalam populasi umum
dengan survey frekuensi bayi yang baru lahir berkisar 1 dalam 1000. Untuk wanita
pembawa translokasi ini (14,21) kemungkinan memiliki anak down syndrome adalah
berkisar 10%. Resiko tersebut berkisar 1% untuk pembawa keturunan pria.
INVERSI/PERUBAHAN
Inversi mempengaruhi satu kromosom dengan bagian di antara 2 pecahan
dirubah dan dimasukan kembali. Seorang pembawa keturunan dengan inversi
paracentric (melibatkan 1 lengan kromosom dan bukan centromer) seringkali
dianggap normal dan data empiris mengungkapkan bahwa terdapat resiko yang
kecil untuk memiliki anak dengan inversi yang tidak seimbang.
ANEUPLOIDIES
Anomali ini umumnya terjadi karena meningkatnya umur maternal. Fraser dan
Mitchell berpendapat bahwa kurangnya faktor karakterisitk tapi berhubungan
dengan umur maternal lanjut dalam kasus down syndrome. Kajian
ultrasonografi mendemonstrasikan bahwa kecacatan kromosomal utama
seringkali terkait dengan keabnormalan janin yang lebih dari satu. Di sisi lain,
janin dengan keabnormalan lebih dari satu memiliki frekuensi kecacatan
kromosomal yang tinggi. Akan tetapi, karyotyping pre-natal sering dilakukan
karena prognosis untuk bayi mungkin tidak hanya mempengaruhi dari
kombiasi dari identifikasi anomali struktural,akan tetapi juga ditandai dengan
penyakit perkembangan syaraf yang terkait dengan aneuploidy.
TRIPLOIDY
Tingkat keselamatan dari janin dengan triploidy sangatlah rendah, dan mereka
yang lahir dengan anomali ini langsung mati setelah kelahiran. Sangat
direkomendasikan untuk melakukan prenatal karyotyping untuk kehamilan di
masa mendatang.
KROMOSOM ABNORMAL TERSTRUKTUR
Ketika anomali kromosom terstruktur secara tidak terduga ditemukan, langkah
pertama yang harus diperiksa adalah kromosom parental. Jika anomali tersebut
muncul pada orang tua yang normal, kemungkinan anomali yang sama akan
menimbulkan masalah parah pada anaknya. Pengecualian bisa muncul ketika
kromosom yang akan diproduksi terlibat, prinsipnya kromosom 15 dan saran
genetik harus diberikan. Jika kedua orang tua memilik anomali kromosom,
anomali tersebut akan muncul ketika pembentukan gamet. Jika materi
kromosomal sudah digandakan atau dihapus saat masa produksina, hal ini akan
menyebabkan dampak klinis yang parah.
KROMOSOM TAMBAHAN ABNORMAL TERSTRUKTUR
(KROMOSOM PENANDA)
PENCETAKAN GENOMIC
Konsep bahwa genom pria dan wanita tidak berkontribusi secara seimbang
terhadap perkembangan mamalia diturunkan dari pengamatan yang dilaukakn
pada tikus di akhir 1980an. Pada eksperimen tersebut, perkembangan dari
embrio uniparental diploid terganggu sangat parah. Konsepsus patogenetik
terhadap embrio yang berkembang sampai dengan tahap 25 sel akan tetapi
hanya menampilkan sel-extraembrionic kasar. Konsepsus androgenik
dikarakterisikan dengan membran extraembrionic yang berkembang dengan
baik dan embrio yang cemas. Hal tersebut disebabkan oleh gangguan dari
bentuk normal parental spesifik dari subset gen yang dicetak.
KETURUNAN MENDELIAN
Tentkan diagnosis yang tepat dan mode keturunan sebelum melakukan konseling
Rencanakan prosedur invasif yang membutuhkan metode DNA dalam konsultasi dengan
laboratorium.
Setiap keturunan dari orang tua yang terdampak memilik 50% kemungkinan dari menurunkan
kondisi tersebut
Potensi kesalahan di kondisi dengan ekspresi vaariabel
Setiap keturunan dari pasangan di mana kedua orang tua adalah pembawa keturunan memilik
kemungkinan 25% terdampak dari kondisi tersebut.
Donor gamet mungkin masih bisa diterima sebagai opsi terapeutik untuk beberapa orang; diskusi
lebih lanjut perlu dilakukan.
KONDISI RESESIF X
Semua anak perempuan dari pria yang terdampak adalah pembawa ketrunan.
Untuk pembawa keturunan wanita, tiap anak laki-laki memilik 1 dari 2 resiko terdampak dan
untuk tiap anak perempuan memiliki 1 dari 2 resiko menjad pembawa, homozigot perempuan
yang terdampak sangat jarang ada.
Anomali Kromosom
Sarankan keluarga dengan translokasi kepada ahli genetik klinis sehingga kajian keluarga bisa
dilakukan dan untuk menghitung resiko dari karyotype yang tak seimbang yang menyebabkan
keguguran dan anak dengan anomali.
Duplikasi atau penghapusan material kromosom dapat mengakibatkan anomali congenital atau
cacat mental.
Memprediksikan efek klinis dari mosaikisme adalah sulit, diperlukan karyotyping dari sel lain.
Kondisi pengulangan kromosomal memiliki kemungkinan rendah untuk kekambuhan; arahkan
karyotyping janin agar lebih meyakinkan.
Sindrom Spesifik
Diagnosis prenatal bisa dilakukan untuk kondisi tertentu dengan basis biokimia, di mana gen
yang terkait telah teridentifikasi, atau di mana penghapusan mikro atau duplikasi yang menjadi
penyebabnya.
Jika diagnosis atau probabilitas meragukan, arahkan pasien ke ahli genetik klinis.
Gambaran resiko empiris untuk saudara kandung dan anak bisa dilakukan dalam kondisi tertentu.
1.1. Definisi Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang menyebabkan terjadinya
bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya
selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas normal.6 Tujuan peneliti mengadakan penelitian pada wanita dengan
kehamilan risiko tinggi yaitu untuk memahami pengalaman yang berkaitan dengan
masalah mereka atau kebutuhan dan perawatan kesehatan sehingga dapat berkontribusi
pada peningkatan perawatan prenatal.7
Kehamilan seharusnya dianggap sebagai tahap yang unik secara psikologis dalam
kehidupan seorang wanita. Akan tetapi, penyakit yang tidak terduga dari ibu atau janin
dapat menimbulkan komplikasi pada kehamilan. Kehamilan beresiko tinggi terjadi
ketika probabilitas dampak negatif lebih tinggi dari risiko dasar pada populasi kehamilan
umum.5
Sebuah kehamilan risiko tinggi mengacu pada sesuatu yang menempatkan ibu, janin
atau neonatus pada peningkatan risiko terjadinya morbiditas atau mortalitas selama
kehamilan atau melahirkan. Semua perempuan harus dianggap berisiko. 8 Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia, 99% kematian ibu terjadi di negara-negara berkembang.
Kematian ibu di negara berkembang 18x lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju.
Republik Indonesia adalah negara keempat di dunia yang paling banyak penduduknya,
dengan populasi sekitar 240 juta. Indonesia memiliki risiko kematian tertinggi yaitu 190
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013.1
Proses MDG memiliki beberapa dampak positif. Dilihat dari garis besar beban
penyakit terbesar, MDGs tidak hanya memperbaiki arus sumber daya untuk praktek
yang lebih efektif di negara dengan pendapatan kecil dan menengah, sebagai contoh;
perawatan antiretroviral di kawasan sub-Sahara Afrika. MDGs juga berperan untuk
penemuan yang lebih baik dari penyebab kematian dan tingkat kematian serta perbaikan
evaluasi dari intervensi yang kemungkinan memilik dampak kesehatan.
Sejak tahun 2000, terjadi peningkatan jumlah dari kajian-kajian analitikal
mengenai beban global dari penyakit seksual dan reproduksi, termasuk pengawasan dan
evaluasi keperawatan, dan hal-hal ini membuka pemahaman yang lebih baik tentang
halangan untuk perbaikan. Contohnya, pada 2003; sekelompok ilmuwan memulai
program “Countdown to 2015 Initiative” untuk melacak tingkat cakupan gangguan
kesehatan yang mengurangi tingkat kematian maternal, bayi dan anak
1.4.1. Tantangan-tantangan dalam pengukuran
Di masa lampau, data kematian maternal dan perinatal dunia mempunyai banyak
kekurangan. Selain itu, pada tahun 2000 juga terjadi peningkatan yang signifikan pada
kajian tentang kematian dan tingkat kematian maternal dan perinatal. Kajian umumya
dilakukan dengan mengambil data tingkat nasional yang mewakili dari Survey
Demografis dan Kesehatan, dan jumlah kajian sistematik mengkombinasikan data
tersebut untuk mengkases status yang ada dan memonitor tren tersebut.
Metodologi daftar rahasia pada kematian maternal diterima sebagai alat audit
standar yang terbaik. Implemntasi dari metodologi daftar rahasia dilakukan di Britania
Raya. Metodologi tersebut dipercaya dapat mengurangi tingkat kematian maternal di
negara tersebut selama 50 tahun terakhir. Negara-negara berkembang seperti Sri Lanka,
Jamaika, Afrika Selatan, dan Tunisia juga telah sukses mengimplementasikan
metodologi daftar rahsia dan dapat memonitor jumlah dan penyebab kematian maternal.
Tingkat Kematian Maternal pada 2005 yang dikembangkan oleh WHO (World Health
Organization), UNICEF (United Nations Children’s Fund), UNFPA (United Nations
Populations Fund) dan Bank Dunia mempersembahkan keunggulan metodologis di
ruang lingkup yang dianggap kontroversial. Tingkat kematian maternal memperkirakan,
banyak negara-negara yang tidak setuju karena penyesuaian untuk laporan yang kurang
memadai dan membuat model perkiraan untuk negara-negara yang tidak memiliki data
dari kajian metodologis. Akan tetapi, hasil dari kajian-kajian tersebut merupakan sebuah
perbaikan besar daripada tidak mempunyai data sama sekali, termasuk sebuah analisis
tren. Sebuah kajian sistemetis tentang penyebab kematian maternal telah diterbitkan
pada tahun 2006, menunjukan untuk pertama kalinya kombinasi dari data yang
mewakili populasi pada kajian yang melaporkan penyebab utama dari kematian
maternal dan pemahaman kita sekarang lebih baik dibanding di tahun 1990.
1.4.2. Kematian maternal dan morbiditas
Sekitar 99% kematian maternal terjadi di negara berkembang dan perkiraan yang
ada memperkirakan 536.000 wanita meninggal tiap tahunnya dalam periode 42 hari
kehamilan. Kematian di sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan terhitung sebanyak 86%
dari kematian maternal global. Analisis tren mengindikasikan terjadnya penurunan
secara global kurang dari 1% per tahun, adapun angka tersebut kurang dari target
sebesar 5.5% yang ditetapkan oleh MDG.
Penyebab kematian maternal di kawasan Afrika dan Asia adalah pendarahan
kehamilan (gambar 1.1). Di kawasan Amerika Latin, dan Kepulauan Karibia tekanan
darah tinggi merupakan penyebab terbesar 26% kematian maternal. Praktek aborsi yang
tidak aman merupakan penyebab penting kematian maternal dan merupakan salah satu
yang bisa dicegah. Di negara berkembang, penyebab kematian utamanya seperti;
thromboembolisme dan penyebab tidak langsung seperti penyakit jantung. Sekarang,
penyebab kematian maternal tersebut sudah jarang terjadi. Akan tetapi bukan berarti
tiap kehamilan seluruhnya aman. Berdasarkan laporan yang dibuat oleh Waterstone dan
rekan, pada era 1990-an di kawasan South East Thames di Britania Raya terdapat
tingkat kematian obstetric parah yaitu 12,0 per 1000 kelahiran, dan tingkat morbiditas
serta mortalitas yang parah yaitu; 118:1. Say dan koleganya melakukan kajian dari
laporan-laporan tentangmorbiditas parah dan akut seluruh dunia sampai tahun 2004,
menggunakan kriteria sistem organ dan sekelompok acak wanita, dan menyimpulkan
adanya tingkat bervariasi antara 0.3% dan 1.08%. Baru-baru ini, konsep dari morbiditas
maternal sebagai sebuah perubahan dikelompokan antara kehamilan yang sehat dan
kemaian telah mengundang banyak ketertarikan (Gambar 1.2), “Morbiditas maternal
parah” dan “hampir-kehilangan” umumnya sering digunakan untuk mengidentifikasi
wanita yang mengalami peristiwa parah dalam periode kehamilan, kelahiran dan
periode postpartum. Meskipun demikan, tidak ada kriteria yang disetujui secara
internasional, Maternal near-miss bisa didefiniskan sebagai “seorang wanita yang
nyaris meninggal akibat komplikasi akan tetapi bisa selamat”. Kelompok kerja WHO
pada Klasifikasi Kematian Maternal dan Morbiditas baru saja mengajukan kriteria
klinis, laboratorium dan manajemen pada kajian-kajian terdahulu dan audit data dari
Brazil, Kanada dan Afrika Selatan (Tabel 1-2).
Estimasi skala maternal Near-Miss dapat dianggap sebagai pengukuran valid
untuk kematian maternal dan memiliki nilai praktis. Di dalam sebuah fasilitas
individual, jumlah kematian maternal biasanya terlalu sedikit dan tidak terlalu berguna
untuk pengamatan perkembangan dan menggaris bawahi ruang lingkup yang
membutuhkan tanggapan. Maternal Near-Miss kerap terjadi dibandingkan dengan
kematian dan mengijinkan identifikasi dari perawatan yang tidak memadai dengan cara
yang sama dengan daftar rahasia pada kematian maternal.
Sudah menjadi hal yang tidak biasa bahwa, kawasan miskin di masyarakat
menjadi penyumbang terbesar beban penyakit. Berdasarkan analisis yang dilakukan
oleh Countdown 2008 Equity Analysis Group ditemukan bahwa sebagian kecil dari
masyarakat terutama yang miskin, memiliki kemungkinan yang rendah untuk
mendapatkan intervensi efektif yang mengikuti panduan. Seperti yang sudah
diperkirakan celah keseimbangan memiliki variasi besar di dalam dan di antara negara-
negara. Intervensi kesehatan maternal dan bayimewakili sebuah ruang lingkup lebih
besar dibanding ketidakseimbangan rata-rata dengan perbedaan mean 27.5% di antara
masyarakat kaya dan miskin.
1.7. Penatalaksanaan
Tidak ada kriteria yang dapat diidentifikasi dengan jelas untuk membedakan
kehamilan risiko tinggi atau kehamilan risiko rendah. Namun, kehamilan dimana ibu
dan atau kondisi janin dapat menimbulkan ancaman bagi kehidupan dari ibu atau janin
dianggap sebagai risiko tinggi.11 Praktek klinis yang baik merekomendasikan suplemen
asam folat bulan pertama sebelum kehamilan dan selama trimester pertama untuk
mencegah cacat bawaan. Namun, tingginya tingkat pertumbuhan janin dapat
meningkatkan kebutuhan untuk folat. Folat dan vitamin B12 dan B6 diperlukan untuk
sintesis DNA dan pertumbuhan sel, dan terlibat dalam homosistein metabolisme.Tujuan
pemberian dari vitamin B12, vitamin B6 dan konsentrasi homosistein di usia 18-20
minggu kehamilan adalah terkait dengan hasil kehamilan yang merugikan, termasuk
pre-eklampsia dan IUGR. Tujuan kedua adalah untuk menyelidiki konsentrasi vitamin
B dengan kerusakan DNA penanda dalam limfosit maternal.12
Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang berolahraga dapat memberikan
persalinan yang baik dibandingkan dengan wanita yang tidak berolahraga. Kegiatan
fisik secara teratur dapat melindungi pre-eklampsia melalui intervensi yang terdiri dari 3
tahap utama terhadap proses penyakit : (1) peningkatan pertumbuhan plasenta dan
vaskularisasi (perlindungan terhadap plasenta yang abnormal (2) pengurangan stress
oksidatif (3) disfungsi endotel yang refersal.11
Yoga telah digunakan selama berabad-abad untuk mengurangi stress dan
promosi kesehatan, efek positif telah ditunjukan bahkan pada wanita dengan komplikasi
kehamilan risiko tinggi. Sebuah pendekatan terpadu yoga selama kehamilan,
menurunkan persalinan premature dan menurunkan IUGR.11
Skrining pada wanita dengan penyakit tiroid dapat dilakukan, tetapi pada
penelitian masih belum diketahui dengan pasti, karena masih adanya gejala yang dapat
timbul secara asimptomatis.13
1.7.1. Risiko5
Etnis merupakan salah satu dari faktor-faktor yang sering dikaitkan dengan
kelahiran dengan berat badan di bawah normal. Kelahiran dengan bobot di bawah
normal kerapkali berkaitan tingkat dengan kematian bayi dan morbiditas anak-anak.
Banyak penyakit dan masalah yang muncul saat kehamilan baik karena pengaruh
etnis dan geografis, resiko tersebut dipaparkan di TABEL 2-1. Uterine Fibroids
sering terjadi pada wanita ras kulit hitam daripada wanita berkulit putih. Data yang
tersedia mengenai perbedaan etnis dengan frekuensi kelahiran dengan disfungsional
tidak terjamin.
1.7.1.1. Manajemen pilihan
Informasi, pemeriksaan dan pelayanan konseling yang baik harus disediakan
untuk masyarakat yang beresiko untuk penyakit tertentu (TABEL 2-1).
1.7.1.1.1. Sebelum melahirkan (prenatal)
Komunikasi seringkali menjadi hambatan karena perbadaan bahasa.Video dan
brosur untuk sosialisasi harus dibuat dalam berbagai bahasa. Informasi standar harus
mencakup; panduan nutrisi dan gaya hidup, serta persiapan untuk kelahiran dan
panduan pengasuhan orang tua dan akan lebih baik lagi bila panduan tersebut bisa
mengikuti keadaan sosiokultural di masyarakat tersebut. Ketika perawatan prenatal
dimulai, ibu yang beresiko terhadap pernyakit spesifik seperti, hemoglobinopathies
akan dirujuk untuk menjalankan tes dan perawatan lebih lanjut. Sangatlah penting
bagi ibu yang pernah melahirkan lebih dari sekali untuk mendapatkan semua
informasi penting mengenai perkembangan dan hasil dari kelahiran sebelumya.
Status imunisasi dan perkembangan janin harus diawasi dan diperiksa secara rutin.
1.7.1.1.2. Kehamilan dan kelahiran
Kehadiran rekan wanita saat membantu kelahiran dapat meningkatkan keadaan
emosional sang Ibu dan proses kelahiran bisa berjalan lebih cepat serta bisa
mengurangi kebutuhan intervensi medis. Dukungan psikososial juga dapat
meningkatkan hubungan ibu dan bayi. Terdapat kemungkinan bahwa etnisitas dapat
mempengaruhi durasi kehamilan dan kelahiran.
1.7.1.1.3. Postnatal
Pemberian air susu ibu sangatlah dianjurkan. Saran kontrasepsi harus
diaplikasikan pada masing-masing norma sosiokultural individu.
1.7.2. Status Sosioekonomi
Kepentingan faktor sosial maternal terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup
dari keturnunan sudah lama dikenal. Akan tetapi penerepan kajian mengenai dampak
kondisi sosial terhadap kondisi kehamilan harus dilakukan dengan hati-hati, karena
definisi dan praktek yang beragam baik secara waktu, area geografis, ketersedian
data yang dapat diandalkan, dan penerjemahan dari penemuan. Berbagai metode
pengukuran status sosial yang telah digunakan sering dianggap tidak berarti. Dalam
kajian ilmiah, korelasi dengan status social ekonomi harus menjadi arahan untuk
investigasi lebih lanjut, dibandingkan dengan titik akhir dari sebuah analisis.
1.7.2.1. Risiko
Status sosial ekonomi yang rendah kerap dikaitkan dengan meningkatnya
gangguan pada masa kehamilan seperti; kematian perinatal, kelahiran premature,
bayi lahir dengan bobot di bawah normal. Merokok juga dikaitkan sebagai faktor
kunci nyata perbedaan status social ekonomi untuk bayi yang lahir dengan berat
badan di bawah normal dan kematian bayi.
1.7.2.2. Pilihan Manajemen
1.7.2.2.1. Prepregnancy
Menyarankan ukuran pendidikan kesehatan yang secara spesifik
diarahkan untuk penghentian kebiasaan merokok dan perencanaan
keluarga
1.7.2.2.2. Prenatal
Sarankan pasien untuk mencari perawatan prekonsepsi. Sediakan
dukungan sosial yang detail dan terarah. Cari bukti klinis tentang
perkembangan janin yang buruk.
1.7.2.2.3. Kehamilan dan kelahiran
Pengukuran tambahan tidak diperlukan untuk pengukuran dampak buruk
dari faktor sosial ekonomi saja.
1.7.2.2.4. Postnatal
Mempromosikan pemberian air susu ibu, menyediakan dukungan social
yang spesifik dan terarah. Diskusikan pelaksanaaan kontrasepsi.
1.7.3. Paritas
1.7.3.1. Insiden
Pada masyarakat Barat, wanita nulipara merupakan setengah dari semua
wanita hamil.
1.7.3.2. Definisi
Paritas adalah jumlah saat seorang wanita melahirkan bayi, hidup atau
mati.
1.7.3.3. Risiko
Paritas berkorelasi erat dengan usia ibu dan status sosial ekonomi
1.7.3.4. Manajemen pilihan
1.7.3.4.1. Prenatal
Nulliparitas merupakan faktor risiko non spesifik dan tindakan
pencegahan non spesifik perlu diambil
1.7.3.4.2. Kehamilan dan kelahiran
Terdapat perbedaan dalam pola persalinan normal wanita nulipara dan
multipara
1.7.3.4.3. Postnatal
Dianjurkan untuk diskusi kontrasepsi jangka panjang
1.7.4. Usia
PRA-KEHAMILAN
o Edukasi dan promosi tentang perilaku seks dan perencanaan keluarga,
dan sarankan untuk mencari perawatan atas kesadaran sendiri ketika
hamil, sebagai tindakan pencegahan.
PRENATAL
o Sarankan pengajuan awal untuk perawatan prenatal dan harus selalu
hadir.Yakinkan perkembangan bayi dengan USG sedini mungkin.
o Sarankan mengenai pola makan dan kebiasaan buruk misal, merokok
o Mobilisasi dukungan social.
Kehamilan dan kelahiran
o Jamin bahwa pasien mendapakan dukungan psikologis yang memadai.
o Jadwalkan kelahiran di unit khusus apabila dystocia bisa dicegah.
Postnatal
o Sediakan saran dan dukungan untuk perawatan ibu dan anak.
o Diskusikan kontrasepsi.
PRAKEHAMILAN
o Diskusikan tentang resiko dari kelahiran berkali-kali.
PRENATAL
o Sarankan untuk sering datang ke fasilitas kesehatan untuk
berkonsultasi.Cari kemungkinan hipertensi yang diakibatkan oleh
kelahiran berkali-kali. Cari tanda-tanda ketidaknormalan dari
perkembangan janin, khususnya usia 36 bulan bagi ibu yang telah
melahirkan berkali-kali.
KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
o Tidak ada rekomendasi spesifik yang diperlukan untuk bukti kelahiran
berkali-kali itu sendiri.Kemungkinan terjadinya pendarahan postpartum
meningkat seiring dengan seringnya melahirkan.
POSTNATAL
o Diskusikan mengenai kontrasepsi jangka panjang.
RESIKO
Kehamilan di usia lanjut (>35 th) dapat menimbulkan komplikasi, keguguran
spontan, kematian janin, kehamilan ectopic, tekanan darah tinggi, diabetes,
kehamilan yang lama, pendarahan, placenta previa, bayi lahir dengan berat di
bawah normal, dan kematian neonatal. Akan tetapi kehamilan di usia lanjut
jarang sekali dilaporkan secara detail layakya kehamilan usia normal misal;
keadaan kesehatan, kebiasaan merokok, rekaman medis tentang kesehatan
reproduksi. Umur maternal tidak memiliki dampak terhadap kecacatan lahir
secara etiologis.
Pra-kehamilan
o Diskusikan resiko kehamilan usia lanjut.
o Resiko keguguran meningkat
o Diskusikan diagnosis prenatal mengenai ketidaknormalan kromosom
o Umur paternal lanjut tidak berdampak pada resiko autosomal trisomies.
o Resiko kehamilan ganda meningkat.
Prenatal
o Diskusikan opsi untuk pemeriksaan aneuploidydan diagnosis prenatal
dengan
o prosedur invasive.
Kehamilan dan Kelahiran
o Proses melahirkan di sebuah unit dapat mengolola dystocia dan
komplikasi lainnya.
Postnatal
o Diskusikan kontrasepsi jangka panjang.
1.7.5. Nutrisi
Kondisi nutrisi dalam kehamilan merupakan faktor yang menentukan kesehatan di
masa mendatang. Jelasnya, kekurangan mikronutrisi pada janin akan mempengaruhi
perkembangan dan komposisi tubuh janin.
OPSI MANAJEMEN PERSIAPAN NUTRISI UNTUK MASA KEHAMILAN
PRAKEHAMILAN
o Sarankan konseling kepada wanita dengan resiko kekurangan nutrisi.
o Rekomendasikan konsumsi suplemen folat (0.4mg/hari) untuk wanita
yang sedang hamil.
o Sarankan untuk meneruskan konsumsi folat folat (0.4mg/hari), untuk
semua ibu hamil untuk mencegah cacat saluran syaraf saat kehamilan.
PRENATAL
o Keputusan untuk rekomendasi pemberian suplemen didasari oleh
kebutuhan individu.
o Pemberian suplemen zat besi secara rutin diharuskan di populasi yang
rawan kekurangan zat besi.
o Hindari konsumsi vitamin A lebih dari dosis yang dianjurkan per
harinya.
o Sarankan untuk mengonsumsi suplemen vitamin K (10mg/hari dari usia
janin 36minggu) untuk ibu yang sedang menjalani pengobatan
antiepileptic untuk mencegah pendarahan neonatal.
o Sarankan ibu untuk menghindari konsumsi kafein (>600mg/hari yang
sama dengan 1 cangkir kopi).
kehamilan dan kelahiran postnatal
o Berikan dosis tunggal (1mg) vitamin K baik intramuscular atau oral
kepada bayi yang baru lagir
o untuk menhindari penyakit pendarahan klasik. Vitamin K profilaksis
meningkatkan status indeks pembekuan darah dalam 1-7 hari.
1.7.6. Berat badan Ibu hamil
Indeks masa tubuh untuk ibu hamil dikelompokan menjadi; >20 kurus, 20-
24 Normal, 25-30 kelebihan berat badan, >30 obesitas. Akan tetapi dalam
praktek klinis, ukuran tersebut sulit untuk diaplikasikan karena berat sebelum
kehamilan biasanya belum terlihat pada kunjungan konsultasi prenatal
pertama.Ibu dengan berat badan kurang beresiko untuk melahirkan bayi yang
kecil. Buruknya perkembangan janin akan berakibat asphyxia saat lahir dan
komplikasi seperti hipoglikemi neonatal dan hipotermia dan anemia untuk
ibunya.
2.3.7.1.PRA-KEHAMILAN
Sarankan ibu dengan kelainan nafsu makan untuk hamil setelah kelainannya
pulih. Gunakan pendekatan multidisiplin untuk kelainan nafsu makan.
2.3.7.2.Pre-Natal
Periksa apabila terdapat hambatan perkembangan janin. Berikan perawatan
multidisiplin untuk ibu dengan kelainan nafsu makan.
2.3.7.3.KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
Lakukan pengamatan berkepanjangan detak jantung secara elektronik apabila
ukuran janin kecil.Pelayanan neonatal darurat harus tersedia sesegera mungkin
untuk melakukan resusitasi.
2.3.7.4.POSTNATAL
Amati tanda-tanda depresi maternal, dan berikan perawatan apabila terindikasi.
KESIMPULAN
Masalah-masalah kesehatan maternal dan perinatal secara global, diawali pada tahun
2000, 189 negara anggota PBB ikut dalam MDD (Millenium Development Declaration) atau
deklarasi pengembangan millennium yang berfungsi untuk menyukseskan program
pengembangan dan kesehatan di tahun 2015. Lalu MDD diubah namanya menjadi MDGs yaitu
Millenium Development Goals. 3 dari 8 MDGs (4,5,6) berhubungan secara langsung pada
kesehatan maternal dan perinatal.
Untuk menilai skoring risiko tinggi pada kehamilan, dengan menggunakan alat dan
terdiri dari 2 alat. Alat yang pertama merupakan versi modifikasi dari Morrison dan olsen yang
dirancang untuk mengkategorikan pasien risiko rendah (0-2), tinggi (3-6) dan sangat tinggi (>7).
Sedangkan alat yang kedua merupakan wawancara yang dirancang dan dikembangkan oleh para
peneliti untuk pengumpulan data.