LAPORAN
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [judul makalah] ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas [dosen/guru] pada Keperawatan Gawat Darurat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Alat dan Obat-obatan serta Fungsinya dalam
Kegawatdaruratan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu , selaku dosen Keperawatan Gawat Darurat yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
27. Carpal tunnel splint ..................................................................................................................... 12
28. Clavicle splint ............................................................................................................................. 12
29. Dressing pad................................................................................................................................ 12
30. Compres bag ............................................................................................................................... 13
OBAT-OBAT EMERGENSI ................................................................................................................... 14
DOSIS PADA ANAK-ANAK................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 40
iv
ALAT-ALAT DALAM EMERGENCY BESERTA FUNGSI DAN GAMBARNYA
Fungsinya:
P3K adalah benda penting yang tidak hanya bersedia dirumah sakit, di rumah,
kantor, sekolah, pemerintah dan fasilitas umum lainnya. P3K digunakan sebagai
pertolongan pertama sebelum nantinya dilakukan penanganan lebih lanjut.
Biasanya, P3K hanya diberikan kepada pasien yang mengalami luka tidak terlalu
serius. Beberapa contoh P3K ada obat merah dan kasa.
2. Tabung Oksigen
1
Fungsinya:
Tabung Oksigen sering diberikan kepada pasien yang mengalami kekurangan
oksigen. Penyebab kekurangan oksigen biasanya terjadi karena berdesak-desakan
dengan banyak orang, melakukan olahraga, naik gunung, gangguan pernafasan dan
masih banyak lainnya.
Beberapa yang harus diperhatikan dalam penggunaan oksigen adalah, tabung
oksigen,oxygen concentrator, regulator oxygen, masker oksigen, ventilator, oxygen
generator.
3. Alat CPR
Fungsinya:
Cardiopulmonary Resusication (CPR) adalah usaha untuk mengembalikan
fungsi pernafasan dan fungsi sirkulasi serta penanganan akibat terhentinya fungsi
atau denyut jantung pada orang-orang yang mengalami kegagalan total tiba-tiba.
CPR dapat menjaga darah beroksigen yang mengalir ke otak dan organ vital lainnya
sampai penanganan medis lebih lanjut dapat mengembalikan irama jantung
normal. Ketika jantung berhenti , kurangnya oksigen darah dapat menyebabkan
kerusakan otak hanya dalam beberapa menit. Seseorang mungkin meninggal dalam
waktu delapan sampai 10 menit .
4. Alat evakuasi
2
Fungsinya:
Digunakan untuk memindahkan pasien atau korban dari tempat yang kondisinya
kurang baik seperti misalnya pada kondisi bencana ke tempat yang memungkinkan
untuk mendapatkan pelayanan medis. Beberapa alat evakusi contohnya adalah
tandu, body bag, dan evac chair.
5. Obat emergancy
Fungsinya:
Hampir sama dengan obat P3K obat emergency adalah beberapa obat yang di
berikan kepada pasien sebagai pertolongan pertama. Namun obat emergency lebih
di utamakan kepada pasien gawat darurat atau mengalami masa kritis. Salah satu
obat emergency yang sering diberikan kepada pasien adalah cairan infuse.
3
6. Ambulan dan Aksesoris
Fungsinya:
Ambulan digunakan untuk membawa pasien menuju rumah sakit, ataupun
memindahkan pasien yang mendapatkan rujukan ke rumah sakit lainnya. Alat
kesehatan yang terdapat di ambulan biasanya meliputi tandu, oksigen, cairan
infuse, emergency gas detector, dan lain sebaginya.
7. Scoop
Fungsinya:
Suatu alat yang bisa digunakan untuk dapat meminimalkan movement atau gerak
pada korban dalam pengangkatan dan pemindahan korban yang diduga / dicurigai
mengalami cedera tulang belakang
4
8. Suction
Fungsinya:
Suction pump adalah alat kesehatan yang digunakan untuk menghisap atau
menyedot cairan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia, seperti lendir, darah,
dll.
9. Nebulizer
Fungsinya:
Nebulizer adalah alat kesehatan yang berfungsi mengubah bentuk obat cair
menjadi bentuk uap atau aerosol agar lebih mudah dihirup dan langsung masuk ke
dalam sistem pernafasan, sehingga reaksi obat bisa berlangsung lebih cepat.
Nebulizer biasanya digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit
pernapasan seperti asma, bronkitis, sinusitis dan lain-lain.
Fungsinya:
5
Pulse oximeter merupakan alat untuk mendeteksi jumlah kadar oksigen di dalam
darah.
11. Nasopharyngeal
Fungsinya:
Alat yang biasa digunakan untuk dapat membuka atau membebaskan jalan nafas
melalui rongga hidung menuju kedalam pharing.
Fungsinya:
Sebuah alat yang biasa digunakan untuk dapat membuka jalan nafas dengan cara
menekan lidah
13. Laryngscope
Fungsinya:
Alat yang biasa digunakan untuk dapat melihat laryng ( membantu pemasangan
endotracheal)
6
14. Otoscope
Fungsinya:
alat yang digunakan untuk dapat melihat rongga telinga
Fungsinya:
Merupakan selang bantu pernafasan yang biasa diletakan pada lubang hidung.
Fungsinya:
Masker oksigen adalah alat kesehatan untuk sarana pemberian oksigen kepada
pasien yang mengalami gangguan pernapasan, yang dilengkapi dengan selang
oksigen sehingga proses pemberian oksigen dapat berjalan dengan lancar
7
17. Defiblilator
Fungsinya:
Defiblilator adalah alat kesehatan yang berfungsi untuk mengalirkan energi kejut
listrik ke jantung sebagai upaya untuk menginduksi denyut jantung seseorang
dalam kondisi emergency.Alat ini memberikan stimulus energi kejut listrik dengan
kadar tertentu yang dibarengi dengan tindakan CPR, sehingga diharapkan bisa
membuat irama detak jantung kembali normal.
18. EKG
Fungsinya:
EKG atau elektrokardiograf adalah alat kesehatan untuk merekam aktivitas elektrik
jantung menggunakan elektroda yang dipasang pada tubuh pasien dalam periode
tertentu.
Fungsinya:
Ambu Bag atau Pulmonary Resuscitator merupakan sebuah alat emergency untuk
bantuan pernafasan, yang berdimensi kecil dan ringan.
Berfungsi untuk memberikan nafas buatan dengan cara memompa secara manual
oksigen udara bebas berulang-ulang ke dalam pernapasan pasien, sehingga
8
menjamin kebutuhan akan oksigen. Ambu bag berbentuk pompa bulat yang
dilengkapi pipa berkatup dan masker untuk menghubungkan dan memudahkan
proses pemberian udara ke mulut dan hidung pasien.
Fungsinya:
Sebuah alat yang biasa digunakan untuk bantuan kejut jantung pada korban dengan
gangguan pada irama jantung dan henti jantung.
Artinya:
Alat yang bisa digunakan untuk dapat melakukan tindakan tracheostomy (dengan
membuat sayatan pada aspek anterior leher dan membuka saluran nafas secara
langsung melalui sayatan di trakea)
Fungsinya:
9
Merupakan alat bantu pernafasan berupa masker yang biasa digunakan untuk
konsentrasi oksigen rendah sampai sedang. Dengan aliran 6-8/10 L/menit dengan
konsentrasi 45%-60%.
Fungsinya:
Merupakan alat bantu pernafasan berupa masker yang dilengkapi dengan kantung
oksigen (reservoir) yang biasa digunakan untuk konsentrasi oksigen tinggi.
Dengann aliran 10-12 L/menit, dan konsentrasi 60%-80%.
Fungsinya:
Alat yang biasa digunakan untuk immobilisasi kepala pasien akibat cidera kepala.
10
25. Sam splint
Fungsinya:
Alat yang biasa digunakan untuk immobilisasi bagian tubuh pasien (leher,
ekstremitas bawah, dan atas) yang dicurigai mengalami dislokasi atau fraktur. Alat
ini bisa dibentuk dan di sesuiakan menurut kondisi atau kebutuhan.
Fungsinya:
Alat yang digunakan untuk mengkonpresi / memfiksasi luka atu cidera yang terjadi
pada otot.
11
27. Carpal tunnel splint
Fungsinya:
Alat yang biasa digunakan untuk menjaga pergelangan tangan tetap lurus dan
menghilangkan nyeri akibat adanya cidera pada otot pergelangan tangan.
Fungsinya:
Alat yang biasa digunakan untuk dapat memfiksasi bahu pada pasien yang dicurigai
mengalami ceder bahu.
Fungsinya:
Merupakan suatu alat berupa perban steril yang biasa digunakan untuk dapat
menutup luka.
12
30. Compres bag
Fungsinya:
Alat yang biasa digunakan untuk melakukan kompres air panas dan es pada pasien
yang dicurigai mengalami cidera otot ataupun nyeri lainnya.
13
OBAT-OBAT EMERGENSI
Tujuan : Untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat lainnya dengan menggunakan obat-obatan.
Perhatian !
• Pemberian obat-obatan adalah orang yang kompeten di bidangnya (dokter atau tenaga terlatih di bidang gawat darurat)
• Mengingat banyaknya jenis-jenis kegawatdaruratan, maka pemberian obat yang disebutkan di bawah ini untuk mengatasi kegawatdaruratan secara
umum sedangkan dalam menghadapi pasien, kita harus melihat kasus per kasus.
14
Amiodarone a. Henti jantung tak respon Ampul 3 ml = a. Henti jantung a. Waktu paruh sangat panjang (sampai 40
(refrakter) terhadap RJP, 150 mg 300 mg (dalam 20 ml – 30 ml hari)
shock, dan vasopresor D5%) IV/IO bolus, diikuti satu kali b. Interaksi obat yang kompleks dan
b. Aritmia ventrikel berulang 150 mg IV bolus dalam 3 sampai 5 multipel
mengancam nyawa (VF menit c. Efek CV : hipotensi
atau VT dengan b. Aritmia ventrikel d. Efek CNS : gaya berjalan yang
hemodinamik tak stabil) 150 mg IV dalam 10 menit (15 abnormal/ataksia, kepeningan,
mg/menit) kelelahan, pusing, tidak enak badan,
c. Maintenance : gangguan ingatan, gerakan yang tidak
- 1 mg/menit IV dalam 6 jam, disengaja, insomnia, lemah koordinasi,
kemudian peripheral neuropathy, gangguan tidur,
- 0,5 mg/menit IV dalam 18 gemetar
jam e. Efek Dermatologis : fotosensitivitas
- Dosis maksimal : 2,2 g/hari f. Efek GI N/V : anoreksia, konstipasi
g. Efek hati : LFT tidak normal
h. Efek Ophtha : mikrode
15
Cedocard a. Cedocard digunakan untuk Ampul 10 ml a. Cedocard 5 mg a. Obat ini mengandung Isosorbide
mencegah atau mengobati = 1 mg/ml - Serangan angia akut: 1 tablet Dinitrat yang merupakan vasodilator
nyeri dada (angina). - Profilaksis: 3-4 kali sehari 1-2 dan bekerja dengan merelaksasi
b. Cedocard 5 mg, Cedocard tablet. pembuluh darah ke jantung, sehingga
10 mg, dan Cedocard - Pencegahan serangan malam: suplai darah dan oksigen ke jantung
Retard 20 mg 1-2 tablet sebelum tidur meningkat.
- Angina pektoris b. Cedocard 10 mg b. Obat ini merupakan tablet sublingual
- Profilaksis serangan (dihisap dibawah lidah).
1-3 tablet 4 x/hari (dewasa)
angina pada penyakit c. Kontraindikasi
jantung koroner kronis c. Cedocard Retard 20 mg - Anemia
- Angina setelah infark 1 tablet 2 x/hari - Hipotensi
miokardium (rusaknya d. Cedocard 20 mg - Syok kardiogenik
jaringan jantung akibat - Pencegahan serangan angina - Pada penggunaan sildenafil,
suplai darah yang tidak dimalam hari: 1 tablet tadalafil, vardenafil
adekuat) - Dosis umum: 30-160 mg/hari, d. Efek samping : Pusing, Sakit kepala
- Gagal jantung dikonsumsi 3-4 kali sehari
c. Cedocard 20 mg - CHF tahap awal: ½ tablet
- Pengobatan & - Dosis efektif: 40-160 mg
pencegahan angina sehari, pada kasus yang berat
pektoris hingga 240 mg sehari.
- Angina pectoris yang e. Cedocard IV infusion
parah 2-10 mg/jam
- Refractory CHF
(Congenital Heart
Failure)
d. Cedocard IV infusion
- Unresponsive CHF,
terutama pasca infark
miokard
- mengontrol refractory
angina pectoris
Diazepam Digunakan untuk mengatasi Dosis dewasa 1 amp (10 mg) IV dapat Efek samping dapat menyebabkan
16
kejang-kejang, eklamsia, gaduh diulangi setiap 15 menit. depresi pernafasan
gelisah dan tetanus
Digoksin a. Gagal jantung kongestif Tablet 0,25 mg a. Digitalisasi cepat (24-36 jam) a. Kontra indikasi
b. Takhikardia 4-6 tablet, diberikan satu-persatu - Fibrilasi & takhikardia
supraventrikular sampai didapatkan hasil yang ventrikular
paroksismal diinginkan. - Blok atrio-ventrikular derajat II
b. Digitalisasi lambat (3-5 hari) dan komplit
2-6 tablet sehari dalam dosis terbagi, - Henti sinus
pemeliharaan : 1-3 tab sehari. - Bradikardi sinus yang berlebihan.
c. Digitalisasi cepat pada anak-anak b. Perhatian
25 µg/kg berat badan diberikan sedikit- - Blok jantung sebagian,
sedikit sampai didapat hasil yang miokarditis akut, karditis
diinginkan. reumatis.
- Gangguan fungsi ginjal.
- Kehamilan.
c. Interaksi obat
- Amfoterisin dan obat-obat yang
mengurangi Kalium bisa
mempertinggi kemungkinan
toksisitas Digoksin.
- Penyerapan Digoksin bisa
dihalangi oleh antasida,
Kolestiramin, Kolestipol,
Neomisin, Sulfasalazin.
- Meningkatkan resiko aritmia
jantung dengan garam Kalsium
dan antiaritmia.
- Kadar serum bisa ditingkatkan
oleh Quinidin.
17
d. Efek samping
- Gangguan saluran pencernaan &
susunan saraf pusat.
- Jarang : kekacauan/kebingungan,
disorientasi, afasia, gangguan
detak, konduksi & irama jantung.
- Reaksi alergi kulit hebat,
ginekosmatia (pembesaran
payudara pria).
18
tidur - Efek antimuskarinik.
- Usia 2 sampai <12 tahun - Hipotensi, lemah otot, telinga
1 mg/kg/dosis tiap 4 jam; berdenging tanpa rangsang dari
maksimal 50 mg/hari luar, euforia (keadaan emosi
yang gembira berlebihan), sakit
- Usia ≥ 12 tahun : 50mg
kepala.
2. Oral sebagai antitusif - Perangsangan sistem saraf pusat.
- 2 sampai < 6 tahun
- Reaksi alergi.
6,25 mg tiap 4 jam; maksimal - Kelainan darah.
37,5 mg/hari
- 6 sampai <12 tahun
12,5-25 mg tiap 4 jam; maksimal
75 mg/hari
- ≥ 12 tahun
25 mg tiap 4 jam; maksimal 150 mg/hari
3. Pemberian secara i.m dan i.v
Perawatan reaksi dystonic 0,5-1
mg/kg/dosis
Dewasa
1. Oral :
a. 25-50 mg tiap 6-8 jam
b. Alergi rhinitis ringan dan mabuk
perjalanan :
25-50 mg tiap 4-6 jam; maksimal
300 mg/hari
c. Membantu tidur dimalam hari : 50
mg sebelum tidur
2. Pemberian secara i.m dan i.v
19
a. 10-50 mg dosis tunggal tiap 2-4
jam, tidak lebih dari 400 mg/hari
b. Reaksi dystonic :
50 mg dosis tunggal, ulang setelah 20-
30 menit jika perlu
3. Topical
tidak boleh diberikan lebih dari 7 hari
Dobutamin Dipertimbangkan untuk kasus Ampul 10 ml a. Laju pemberian yang lazim 2 – 20 a. Cegah pemberian pada TDS < 100
HCl pump problems (gagal jantung = 250 mg µg/kg per menit, titrasi sehingga HR mmHg dan ada tanda-tanda syok
kongestif, sembab tidak sampai meningkat 10 % dari b. Menyebabkan takiaritmia
paru/congestive pulmonum) baseline c. Tidak boleh mencampur dengan
dengan TDS 70 – 100 mmHg b. Untuk penggunaan yang optimal, natrium bikarbonat
dan tidak ada tanda-tanda syok disarankan memonitor hemodinamik d. Kontra indikasi
c. Respon untuk pasien usia tua - Resisten mekanik dari pengisian
menurun signifikan dan atau pengosongan ventrikular
d. Rumus dosis dobutamin dalam seperti tamponade perikardial,
syringe pump adalah : perikarditis konstriktif,
- Sediaan dobutamine 1 ampul = penyumbatan kardiomiopati
250 mg. hipertrofik, & stenosis aorta
- Karena 1 mg = 1.000 mikrogram berat.
maka 1 ampul = 250.000 - Hipovolemik berstatus parah.
mikrogram. - Penggunaan bersama dengan
- Syringe pump menggunakan obat-obat penghambat mono
spuit 50 cc. Kecepatan amin oksidase.
pemberian dalam satuan cc/ jam. e. Efek samping
- Maka 1 cc cairan dalam syringe - Meningkatnya detak jantung,
pump : tekanan darah.
250.000 μg - Dapat memicu aritmia
50 cc
20
= 5.000g
21
ventrikular baru & peningkatan aritmia
ventrikuler yang telah ada sebelumnya.
Dosis 60xBB konsentras i - Kadang-kadang terjadi
Atau kemerahan pada kulit, demam,
eosinofilia, bronkhospasme, tidak
Dosis 60xBB 5.000 bisa menahan berkemih.
- Perubahan kadar gula pada
Contoh: penderita diabetes
Pasien dengan BB 50 kg. Dosis
dobutamin dimulai dari 5
mg/kgBB/menit.
5 60x50 15.000
= = 3 cc/jam
5.000 5.000
e. Rumus hitung tetesan dobutamin per
drip :
- Faktor pengencer
250.000 500
= 500
- Rumus menggunakan kolf
Dosis 60xBB 500
Hasil disesuaikan makro/ mikro
22
receptors, menyebabkan
vasodilatasi.
- Dosis sedang : 3 –10 μ g/kg /min
Menstimulir beta 1 receptor,
menyebabkan
peningkatankontraktilitas
myocard, heart rate dan
konduksi.
- Dosis besar : 10 –15 μ g/kg/ min.
Menstimuliralpha receptors. Alpha 1:
vasokonstriksi arteriole dan venulae
SVR (systemic BP) meningkat, PVR
(pulmonary artery pressure) meningkat.
Alpha 2: vasodilatasi arteriole dan
venulae sertadepresi sympathic
PenurunanSVR,PVR danheart rate.
g. Dosis untuk CO ↓ BP ↓ (SBP < 100
mmHg) SVR ↑
Dosis : 2 –15 μg/kg/min.
Dopamin a. Obat pilihan kedua untuk Ampul 5 ml = a. 5 – 20 µg/kg/menit, titrasi sampai - Turunkan bertahap (tapering)
bradikardia simtomatis 200 mg respon tercapai - Jangan mencampur/ melarutkan
(setelah atropin) b. Rumus dosis dopamin dalam syringe dengan natrium bikarbonat, lakukan
b. Hipotensi (TDS 70 – 100 pump adalah : pengenceran dengan D5%, D5 1/2
mmHg) - Sediaan dopamine 1 ampul = NS, D10 0,18 NS; RL
200 mg. - Diberikan dengan syringe pump atau
- Karena 1 mg = 1.000 mikrogram infusion pump, harus selalu drip,
maka 1 ampul = 200.000 bukan IV bolus
23
24
mikrogram. - Bisa menyebabkan takiaritmia,
- Syringe pump menggunakan vasokonstriksi yang eksesif
spuit 50 cc. Kecepatan
pemberian dalam satuan cc/ jam.
- Maka 1 cc cairan dalam syringe
pump :
200.000 μg
= 4.000 g
50 cc
Dosis 60xBB konsentras i
atau
Dosis 60xBB 4.000
Contoh:
Pasien dengan tekanan darah 80/50
mmHg dan BB 50 kg. Dosis dopamin
dimulai dari 5 mikrogram/kgBB/menit.
5 60x50 15.000
= = 3,75 cc/jam
4.000 4.000
c. Rumus hitung tetesan dopamin per
drip :
Contoh:
- Pasien dengan berat 80 kg
- Diberikan dopamin 10
25
mcg/kgbb/menit dalam 250 ml NS
(mikrodrip).
- Dopamin 1 ampul : 200 mg / 10
ml
- Hitung dosis
: 10 mcg/kgbb/menit
: 10 mcg x 80 kg x 1 menit
: 800 mcg / menit
- Hitung tetesan
: 250 ml / 200 mg) x (800 mcg/1 menit) x
(60 gtt / 1 ml)
: (250 ml / 200000 mcg) x 800 mcg/menit
x 60 gtt/ml
: (25 / 20) x 8 x 6 gtt/menit
: 5/4 x 8 x 6 gtt / menit
: 60 gtt/menit
Epinefrin/ a. Henti jantung : fibrilasi Ampul 1 ml = 1 a. IV/IO a. Peningkatan tekanan darah dan
adrenalin ventrikel (VF), takikardi mg 1 mg diberikan/diulang setiap 3 – 5 frekuensi nadi dapat menyebabkan
ventrikel tanpa denyut nadi menit iskemia miokard, angina, dan
(pulseless VT), asistol, PEA b. Endotrakeal peningkatan kebutuhan oksigen
(Pulseless Electrical 2 – 2,5 mg (2 – 2,5 kali dosis IV/IO), miokard
Activity) dilarutkan dalam 10 ml PZ/NS b. Dosis besar tidak meningkatkan
b. Bradikardia simtomatis c. Infus kontinyu perbaikan kesudahan (outcome)
c. Hipotensi berat status neurologis, bahkan bisa
1 mg dilarutkan dalam 500 ml NS atau
d. Anafilaksis, reaksi alergi menyebabkan disfungsi miokard
D5%, kecepatan inisial 1 µg/menit
berat : kombinasi bersama post-resusitasi
dititrasi sampai mencapai efek
sejumlah besar cairan, d. Reaksi atau syok anafilaktik
kortikosteroid, antihistamin 0,3-0,5 mg SC dapat diulang setiap
26
15-20 menit.
e. Bradikardi atau hipotensi Diberikan
perinfus dengan dosis 1mg (1 mg = 1 :
1000) dilarutkan dalam 500 cc NaCl 0,9
%, dosis dewasa 1 μg/mnt dititrasi sampai
menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis
dapat
mencapai 2-10 μg/mnt
Furosemide a. Terapi ajuvan untuk edema Ampul 2 ml = 0,5 – 1 mg/kg diberikan 1 – 2 menit, jika a. Dehidrasi
paru akut (ALO : Acute 20 mg tidak respon : 2 mg/kg diberikan pelan 1 b. Hipovolemia
Lung Oedem) pada pasien – 2 menit (pemberian lazim dengan c. Hipotensi
dengan TDS > 90 mmHg drip/memakai syringe pump)
d. Hipokalemia atau gangguan
(tanpa gejala dan tanda
keseimbangan elektrolit lainnya
syok)
b. Hipertensi emergensi
c. Peningkatan tekanan
intrakranial
27
2000 = ml/jam.
f. Waktu ganti :
Waktu yang diminta
Faktor pengencera n
g. Dosis per syringe pump :
48 cc
Waktu ganti
Contoh:
Pasien membutuhkan KCl 100 mEq
dalam 24 jam.
- Hitung faktor pengenceran :
28
100 mEq
= 8 pengencera n 12,5
mEq
Lidokain a. Alternatif amiodaron pada Ampul 2 ml = a. Henti jantung karena VF/VT a. Hati-hati pada penderita :
henti jantung karena VF/VT 40 mg dosis inisial 1 – 1,5 mg/kg IV/IO - syok kardiogenik
b. Obat pilihan utama untuk bolus - dekompensasi kordis
PVC (Paroxismal Ventrikel b. VF refrakter
- usia > 70 tahun
Contraction) 0,5 – 0,75 mg/kg IV bolus, diulang tiap
- penyakit liver
berbahaya/mengancam 5 – 10 menit; maksimal 3 kali
nyawa : pemberian (3 mg/kg) b. Stop pemberian jika ada efek
- Multipel samping :
c. Endotrakeal
- Multifokal - somnolen
2 – 4 mg/kgBB
- Bigemini - gatal-gatal
- Salvo/run - konvulsi
- R on T - bicara kabur/tak jelas
c. VT stabil dengan ventrikel
kiri yang baik
Magnesium a. Direkomendasikan untuk Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr a. Efek Samping
sulfat pengobatan Torsades de dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan - Serum Mg lebih besar dari 1.2
pointes pada ventrikel selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv mmol/L (3 mg/dL): Penekanan
takikardi, keracunan selama 24 jam CNS; Efek GI (diare); penekanan
29
digitalis. Preeklamsia fungsi neuromuskular.
b. - Serum Mg lebih besar dari 2.1
mmol/L (5 mg/dL): Efek CNS
(somnolence/mengantuk); Efek
CV (kulit kemerah-merahan).
- Serum Mg lebih besar dari 5.1
mmol/L (12.5 mg/dL): Efek CV
(complete heart block); Efek
berturut-turut (depresi).
b. Instruksi Khusus
- Awasi BP
- Awasi tanda-tanda
hipermagnesemia untuk
menghindari kelebihan dosis.
(Awasi diare, arrhythmias,
hipotensi, depresi CNS ketika
melakukan pemberian obat
dengan cepat dengan bolus IV)
- Hindari penggunaan pada pasien
dengan sumbatan jantung atau
gagal ginjal akut dan jangan
melakukan pemberian obat dalam
waktu 2 jam setelah pemberian
pertama.
- Gunakan dengan hati-hati pada
pasien penderita kerusakan ginjal
akut dan pasien myasthenia
gravis
Morfin a. Chest pain dengan Acute Ampul 1 ml = a. Dosis inisial : 2 – 4 mg IV dalam 1 – a. Bisa menyebabkan depresi napas
30
Coronary Syndrome (ACS) 10 mg 5 menit, setiap 5 sampai 30 menit b. Menyebabkan hipotensi (pada pasien
yang tak respon dengan nitrat b. Dosis ulangan : 2 – 8 mg pada dengan deplesi volume cairan)
b. Edema paru akut interval 5 sampai 15 menit c. Gunakan dengan hati-hati/perhatian
kardiogenik (bila TD adekuat) c. Masukkan pelan-pelan dan titrasi penuh pada kasus infark ventrikel
sampai tercapai efek kanan
d. Antidotum : nalokson (0,4 – 2 mg
IV)
31
Natrium Diberikan untuk dugaan Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang Jangan diberikan rutin pada pasien henti
bikarbonat hiperkalemia (kelas I), setelah dosis setengahnya. jantung.
sirkulasi spontan yang timbul
pada henti jantung lama (kelas II
B), asidosis metabolik karena
hipoksia (kelas III) dan
overdosis antidepresi trisiklik.
32
kebutuhan pasien.
Norepine-frin Hipotensi akut, septikemia 1 vial = 4 mg a. Dosis : 0,01–0,10 μg/kg/min. a. Kontra indikasi
(keracunan darah oleh bakteri b. Start : 0,05 μg/kg/min. - Pasien yang hipotensi akibat
patogenik dan atau zat-zat yang c. Dosis pemberian kelipatan 25 kehilangan darah kecuali sebagai
dihasilkan oleh bakteri tersebut). tindakan darurat sampai terapi
d. Rumus dosis dobutamin dalam
syringe pump adalah : volume darah selesai.
- Sediaan 1 vial = 4 mg. - Anestesi siklopropan dan
- Karena 1 mg = 1.000.000 halotan, trombosis pembuluh
nanogram maka 1 ampul = darah tepi atau mesenterik.
4.000.000 mikrogram. b. Perhatian
- Syringe pump menggunakan - Hipertensi, ekstravasasi
spuit 50 cc. Kecepatan (keluarnya darah dari pembuluh-
pemberian dalam satuan cc/ jam. pembuluh darah di dalam badan).
- Maka 1 cc cairan dalam syringe - Harus diberikan melalui vena
pump : besar.
c. Efek samping
4.000.000 g 50 cc
= 80.000g - Adakalanya terjadi bradikardia,
kecemasan, sakit kepala yang
bersifat sementara.
Dosis 60xBB konsentras i - Deplesi volume darah
(penggunaan jangka panjang).
Atau - Kesulitan bernafas, iskemia.
Contoh:
Pasien dengan BB 50 kg. Dosis
norepinefrin dimulai dari 25
mg/kgBB/menit.
25 60x50 75.000
= = 0,9 cc/jam
33
80.000 80.000
34
Noradrena- Syok kardiogenik berat dan Ampul 4 ml = 4 a. Diberikan hanya melalui jalur IV a. Meningkatkan oxygen demand
lin secara hemodinamik : hipotensi mg b. Campurkan 4 mg atau 8 mg miocard, TD dan HR
signifikan (TDS < 70 mmHg) noradrenalin ke dalam 250 ml D5%, b. Bisa menginduksi aritimia. Hati-hati
dengan resistensi perifer D5NS (bukan NS), jangan penggunaan pada pasien iskemia
keseluruhan rendah memasukan pada jalur yang sama akut; monitor cardiac output
dengan larutan alkalis c. Ekstravasasi obat menimbulkan
c. Dibutuhkan dosis yang lebih besar nekrosis jaringan, jika terjadi :
untuk meningkatkan perfusi yang campur phentolamin 5 – 10 mg ke
adekuat pada kasus drug-induced dalam 10 – 15 ml NS, infiltrasikan
hypotension ke area ekstravasasi
35
konstipasi,
- Kardiovaskular : aritmia,
hipotensi postural,
- Reproduksi, ekskresi &
endokrin : retensi urin, oliguria.
- Efek kolinergik : bradikardia,
mulut kering, palpitasi,
takikardia, tremor otot,
pergerakan yg tidak
terkoordinasi, delirium atau
disorintasi, halusinasi.
- Lain-lain : berkeringat, muka
merah, pruritus, urtikaria, ruam kulit
Propofol Menginduksi & mempertahankan Ampul 5 ml = a. Induksi anestesi umum : Efek samping :
anestesi umum, sedasi selama 20 mg/ml - Dewasa < 55 tahun - Nyeri pada tempat penyuntikan
perawatan intensif. Diawali dengan 40 mg secara bolus - Hipotensi
intravena lambat dalam jarak waktu - Berhentinya pernafasan untuk
10 detik sampai mulai terjadi reaksi sementara waktu
anestesi. - Gerakan epilepsi, kejang
- Dosis lazim - Reaksi distonik
2-2,5 mg/kg berat badan. - Edema paru
- Anak > 8 tahun - Sakit kepala
2,5 mg/kg berat badan secara intravena - Mual muntah
lambat sampai mulai terjadi reaksi
- Henti jantung
anestesi.
b. Mempertahankan anestesi umum : - Urin berwarna hijau atau merah
kecoklatan
- Dewasa
- Perubahan prilaku seksual.
36
4-12 mg/kg berat badan/jam secara infus
yang terus-menerus (drip infusion).
- Penyuntikan ulang secara bolus
sebesar 25-50 mg tergantung
pada respon.
- Anak > 3 tahun
9-15 mg/kgBB/jam.
c. Sedasi selama perawatan intensif 1-2
mg/kg berat badan secara injeksi bolus,
dilanjutkan dengan infus yang terus-
menerus (drip infusion) yang disesuaikan
tergantung pada tingkat
kebutuhan sedasi.
Sulfas atropin a. Merupakan antikolinergik, a. Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang Kontra indikasi : Bradikardi dengan
bekerja menurunkan tonus dalam 3-5 menit sampai dosis total irama EKG AV blok derajat II tipe 2
vagal dan memperbaiki 0,03-0,04 mg/kg BB, untuk atau derajat III.
sistim konduksi bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5
AtrioVentrikuler menit maksimal 3 mg.
b. Asistole atau PEA lambat b. Dapat diberikan intratrakeal atau
(kelas II B), bradikardi transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali
(kelas II A) selain AV blok dosis intra vena diencerkan menjadi
derajat II tipe 2 atau derajat 10 cc
III (hati-hati pemberian
atropine pada bradikardi
dengan iskemi atau infark
miokard), keracunan
organopospat (atropinisasi)
37
acid menoragia, epistaksis, 1-1,5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 - 4 - Penderita yang hipersensitif
traumatic hyphaemia, x/hari. terhadap asam traneksamat.
neoplasma tertentu, b. Dosis injeksi IV perlahan : - Penderita perdarahan
komplikasi 0,5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 x/hari subarakhnoid.
b. pada persalinan (obstetric c. Dosis infus kontinyu : - Penderita dengan riwayat
complications) dan berbagai tromboembolik.
25-50 mg/kg setiap hari.
prosedur operasi termasuk - Tidak diberikan pada pasien
d. Dosis anak :
operasi kandung kemih, dengan pembekuan intravaskular
prostatektomi atau konisasi 25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg aktif.
serviks. melalui intra vena setiap 2-3 x/hari - Penderita buta warna.
c. Hemofilia pada pencabutan e. Perdarahan setelah operasi gigi b. Efek samping :
gigi dan profilaksis pada pada penderita hemofilia
- Gangguan pada saluran
angioedema herediter. - Sebelum operasi
pencernaan (mual, muntah, diare)
10 mg/kgBB (IV).
gejala ini akan hilang bila dosis
- Setelah operasi
dikurangi.
25 mg/kgBB (oral) 3-4 x/hari - Hipotensi jarang terjadi.
selama 2-8 hari.
38
DOSIS PADA ANAK-ANAK
Obat Dosis
Epinephrin 0,01/Kg BB dapat diulang 3-5 menit dengan dosis 0,01 mg/KgBB iv (1:1000)
Atropin 0,02 mg/KgBB iv (minimal 0,1 mg) dapat diulangi dengan dosis 2 kali maksimal 1mg
Lidokain 1 mg/KgBB iv
Natrium Bikarbonat 1 meq/KgBB iv
Kalsium Klorida 20-25 mg/KgBB iv pelan-pelan
Kalsium Glukonat 60–100 mg/KgBB iv pelan-pelan
Diazepam 0,3-0,5 mg/Kg BB iv bolus
Furosemide 0,5-1 mg/KgBB iv bolus
39
DAFTAR PUSTAKA
40