Anda di halaman 1dari 10

ETIKA BISNIS DAN KONSEP

GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DALAM
MENCIPTAKAN PERUSAHAAN
BERBASIS NILAI
Juli Asril

ABSTRAK: Pembangunan bidang


Universitas Islam Nusantara, Bandung ekonomi merupakan penggerak utama
Korespondensi:
pembangunan nasional, oleh karena itu
batununggal8@yahoo.co.id
pembangunan ekonomi harus di sertai
upaya saling memperkuat serta terpadu
dengan pembangunan bidang lainnya.
Artikel ini tersedia dalam: Pembangunan ekonomi dan hukum
http://journal.stiemb.ac.id/index.php/mea mempunyai hubungan timbal balik dan erat.
Di samping pilar hukum, satu hal lagi yang
harus di perhatikan dalam berbisnis adalah
etika bisnisnya sendiri. Perhatian etika
DOI:10.31955/mea.vol3.iss2.pp215-224 untuk berbisnis telah ada seumur dengan
bisnis itu sendiri, artinya sejak bisnis lahir
dalam rangka manusia memenuhi
kebutuhan hidupnya, saat itu etika selalu
mendampingi kegiatan bisnisnya. Masalah
Vol. 3 No. 2 Mei-Agustus 2019 Good Corporate Governance merupakan
tema sentral pada awal abad ke 21 ini dan
merupakan salah satu faktor yang dapat
e-ISSN: 2621-5306 meningkatkan nilai dari citra perusahaan
p-ISSN: 2541-5255 sehingga perusahaan memiliki keunggulan
dalam bidang kualitas pelayanan bagi
pelanggannya dan kualitas hidup yang
dapat di peroleh para karyawannya.
How to Cite:
Asril J. (2019). ETIKA BISNIS DAN KONSEP GOOD
Kata kunci: Etika Bisnis, Good Corporate
CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENCIPTAKAN
PERUSAHAAN BERBASIS NILAI. Jurnal Ilmiah MEA Governance, Perusahaan Berbasis Nilai
(Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 3(2), 215-224.
https://doi.org/10.31955/mea.vol3.iss1.pp215-224 PENDAHULUAN
Roda bisnis akan berjalan lancar
jika pilar-pilar yang melingkupinya juga
berdiri kokoh, salah satu pilar tersebut
adalah hukum. Hukum disini akan
Copyright (c) 2019 Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, mengatur hubungan hukum yang
Ekonomi, & Akuntansi) implementasinya berupa pengaturan hak
dan kewajiban dari para subyek hukum
yang terlibat didalamnya. Dalam transaksi
dibidang ekonomi seringkali hukum tidak
diikut sertakan sejak semula. Dalam hal
This work is licensed under a Creative Commons
terakhir ini, pelaku bisnis baru akan
Attribution-NonCommercial 4.0 International merasa penting hukum ketika terjadi
License dispute. Pelaku bisnis baru mencari

Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi)| Volume 3 No. 1 Januari-April 2019 Page 215
Udin Ahidin | Implementasi Pemasaran Berkelanjutan Dalam Rangka mendukung Ekonomi Berkelanjutan
dan Pembangunan Berkelanjutan (Sebuah Tinjauan)

platform dan paradigma hukum yang membawa kebahagiaan bagi rakyat


mengatur transaksi yang sudah mereka banyak”.
lakukan. Ibaratnya hukum hanya
digunakan untuk tameng saja. TINJAUAN LITERATUR
Pembangunan bidang ekonomi
Etika Bisnis Dalam Berbisnis
merupakan penggerak utama
pembangunan nasional, namun Di samping pilar hukum, satu hal
pembangunan ekonomi harus di sertai lagi yang harus di perhatikan dalam
upaya saling memperkuat serta terpadu berbisnis adalah etika bisnisnya sendiri.
dengan pembangunan bidang lainnya. Perhatian etika untuk berbisnis telah
Pembangunan ekonomi dan hukum ada seumur dengan bisnis itu sendiri,
mempunyai hubungan timbal balik dan artinya sejak bisnis lahir dalam rangka
erat. manusia memenuhi kebutuhan hidupnya,
Sebagaimana di kemukakan, saat itu etika selalu mendampingi kegiatan
Sunaryati Hartono :1 bisnisnya.
“…..pembaharuan dasar-dasar Terdapat beberapa argumen yang
pemikiran di bidang ekonomi ikut mengatakan bahwa di dalam menjalankan
mengubah dan menentukan dasar-dasar bisnis diperlukan etika, yaitu :3
sistem hukum yang bersangkutan, maka a. Bisnis tidak hanya bertujuan untuk
penegakkan asas-asas hukum yang profit melainkan perlu
sesuai juga akan memperlancar mempertimbangkan nilai-nilai
terbentuknya struktur ekonomi yang manusiawi, kalau tidak akan
dikehendaki, tetapi sebaliknya mengorbankan hidup banyak orang,
penegakkan asas-asas hukum yang tidak sehingga masyarakat pun
sesuai justru akan menghambat berkepentingan agar bisnis
terciptanya struktur ekonomi yang di dilaksanakan secara etis.
cita-citakan”. b. Bisnis dilakukan di antara manusia
yang satu dengan manusia yang
Senada dengan itu, Ismail Saleh lainnya, sehingga membutuhkan etika
menyatakan :2 sebagai pedoman dan orientasi bagi
“Memang benar ekonomi keputusan, kegiatan, dan tindak tanduk
merupakan tulang punggung manusia dalam berhubungan (bisnis)
kesejahteraan masyarakat, dan memang satu dengan yang lainnya.
benar bahwa ilmu pengetahuan dan c. Bisnis saat ini dilakukan dalam
teknologi adalah tiang-tiang penopang persaingan yang sangat ketat, jadi
kemajuan suatu bangsa, namun tidak orang bisnis yang bersaing dengan
dapat disangkal bahwa hukum tetap memperhatikan norma-norma etis
merupakan pranata yang pada akhirnya pada iklim bisnis yang semakin
menentukan bagaimana kesejahteraan professional justru akan menang.
yang di capai tersebut dapat dinikmati d. Legalitas dan moralitas berkaitan akan
secara merata, bagaimana keadilan sosial tetapi berbeda satu sama lain, karena
dapat diwujudkan dalam kehidupan suatu kegiatan yang diterima secara
masyarakat, dan bagimana kemajuan legal, belum tentu dapat diterima
ilmu pengetahuan dan teknologi dapat secara etis.
e. Etika harus dibedakan dari ilmu
empiris, yang mendasarkan pada suatu
1
. Sunaryati Hartono, Hukum Ekonomi
Pembangunan Indonesia, Bandung:Bina Cipta,
1982, hlm. 6-7 3
. A. Sonny Keraf, Etika Bisnis
2
. Ismail Saleh, Hukum dan Ekonomi, (membangun Citra Bisnis sebagai profesi luhur),
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1990, hlm. XXVII. Yogyakarta:Kanisius, 1993, hlm. 60-66.
Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi)| Volume 3 No. 1 Januari-April 2019 Page 216
Udin Ahidin | Implementasi Pemasaran Berkelanjutan Dalam Rangka mendukung Ekonomi Berkelanjutan
dan Pembangunan Berkelanjutan (Sebuah Tinjauan)

gejala atau fakta yang berulang terus 3.Keutamaan, merupakan penyempurnaan


menerus dan terjadi di mana-mana tertinggi dari kodrat manusia. Orang
akan melahirkan suatu hukum ilmiah bisnis yang berterminologi modern harus
yang berlaku universal. mempunyai integritas.
f. Situasi khusus yang menyebabkan Pandangan yang menilai negatif
pengecualian terhadap etika tidak terhadap pentingnya jika bisnis, yang
dapat dijadikan alasan untuk menilai didasarkan pada suatu pendapat bahwa
bahwa bisnis tidak mengenal etika. etika dan bisnis merupakan dua hal yang
g. Aksi protes yang terjadi di mana-mana berbeda serta terpisah satu sama lainnya
menunjukkan bahwa masih banyak sudah mulai ditinggalkan, karena para
orang serta kelompok masyarakat yang pelaku bisnis saat ini menyadari bahwa
menghendaki agar bisnis dijalankan untuk tetap mempertahankan kegiatan
secara baik dan mengindahkan norma bisnisnya perlu adanya etika bisnis.
etika. Satu hal yang perlu diperhatikan agar
Berkaitan dengan etika bisnis, dalam kegiatan bisnis berjalan dengan baik,
penerapannya memiliki beberapa prinsip adalah :
yaitu : 1.Etika bisnis hanya bisa berperan dalam
1. Prinsip otonomi, yakni sikap dan suatu komunitas moral, tidak merupakan
kemampuan manusia untuk bertindak komitmen individual saja, tetapi
berdasarkan kesadarannya sendiri tercantum dalam suatu kerangka sosial;
tentang apa yang dianggapnya baik 2.Etika bisnis menjamin bergulirnya
untuk dilakukan; kegiatan bisnis dalam jangka panjang,
2. prinsip kejujuran tidak terfokus pada keuntungan jangka
3. prinsip tidak berbuat jahat dan prinsip pendek saja;
berbuat baik; 3.Etika bisnis akan meningkatkan
4. prinsip keadilan; kepuasan pegawai yang merupakan stake
5. prinsip hormat kepada diri sendiri. holders yang penting untuk
Suatu perusahaan yang ingin memperhatikan.
mencapai sukses dalam bisnisnya, minimal 4.Etika bisnis membawa pelaku bisnis
membutuhkan tiga hal pokok, yaitu : untuk masuk dalam bisnis internasional.
1. Produk yang baik
2. Managemen yang baik GOOD CORPORATE GOVERNANCE
3. Etika bisnis Sebagai Faktor Penentu Untuk
Bisnis tidak cukup hanya dengan Meningkatkan Nilai Dan Mutu
baiknya angka penjualan dan terdapat Perusahaan
keuntungan yang cukup signifikan, namun
juga tidak terlepas dari segi-segi moral, Masalah Good Corporate
sehingga dapat di katakana bahwa good Governance merupakan tema sentral pada
bussines memiliki makna moral. awal abad ke 21 ini dan merupakan salah
Dalam bisnis berlaku etis di satu faktor yang dapat meningkatkan nilai
dasarkan pada : dari citra perusahaan sehingga perusahaan
1.Tuhan adalah hakim kita; memiliki keunggulan dalam bidang
2.Kontrak sosial, hidup dalam masyarakat kualitas pelayanan bagi pelanggannya dan
berarti mengikat diri masyarakat yang kualitas hidup yang dapat di peroleh para
telah disepakati bersama, oleh karena itu karyawannya.
moralitas mengitas serta mempersatukan Istilah Good Corporate
orang bisnis. Moralitas merupakan syarat Governance sering diartikan sebagai tata
mutlak yang yang harus diakui oleh kelola perusahaan. Penerapan konsep Good
semua orang jika ingin terjun dalam Corporate Governance kedalam suatu
kegiatan bisnis; perusahaan diyakini sudah menjadi suatu

Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi)| Volume 3 No. 1 Januari-April 2019 Page 217
Udin Ahidin | Implementasi Pemasaran Berkelanjutan Dalam Rangka mendukung Ekonomi Berkelanjutan
dan Pembangunan Berkelanjutan (Sebuah Tinjauan)

keharusan bagi perusahaan-perusahaan 2. Meningkatkan kinerja perusahaan.


modern. Penerapan Good Corporate 3. Managemen bisnis dan perusahaan
Governance berarti bagaimana manajemen yang efektif
perusahaan mengelola perusahaan tersebut 4. Pengawasan yang intensif terhadap
secara baik, benar dan penuh integritas. jalannya perusahaan.
Karena itu prinsip Good Corporate 5. Hubungan yang baik dan optimal
Governance melingkupi seluruh aspek dari antara pemegang saham, direksi,
organisasi, bisnis dan budaya perusahaan. komisaris dan stakeholders lainnya.
Prinsip Good Corporate Governance 6. Aturan dan panduan prilaku yang jelas
merupakan prinsip dalam perusahaan yang antar pelaku perusahaan
diterima secara internasional, meskipun 7. Fiduciary duties dari pengontrol
penerapannya berbeda-beda di tiap-tiap perusahaan
negara tergantung dari penekanannya 8. Proses dan Struktur yang efektif dan
masing-masing. efisien.
Prinsip Good Corporate Governance 9. Pengambilan keputusan yang efektif
merupakan kaidah, norma ataupun dan efisien
pedoman yang diperlukan dalam sistem 10. Mekanisme kerja yang baik dan
pengelolaan perusahaan yang sehat. pembagian tugas, hak dan tanggung
Adapun prinsip-prinsip Good Corporate jawab yang seimbang antar prilaku
Governance, meliputi : perusahaan.
1.Transparansi (Transparency), yaitu 11. Sistem, hak, proses, pengendalian dan
keterbukaan dalam melaksanakan proses menagemen yang baik dari perusahaan.
pengambilan keputusan dan keterbukaan 12. Keterkaitan dan atau keterpisahaan
dalam mengemukakan informasi materiil antara kepemilikan perusahaan dengan
dan relevan mengenai perusahaan. managemen perusahaan.
2.Kemandirian (Independence), yaitu suatu Salah satu dari keuntungan
keadaan di mana perusahaan dikelola bagi perusahaan yang menerapkan prinsip-
secara professional tanpa benturan prinsip Good Corporate Governance
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari adalah bahwa perusahaan tersebut akan
pihak manapun yang tidak sesuai dengan terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela,
Peraturan Perundang-undangan yang terutama yang dilakukan oleh pihak insider.
berlaku dan prinsip-prinsip korporasi Diterapkannya prinsip Good
yang sehat. Corporate Governance dengan dukungan
3.Akuntabilitas (Accountability), yaitu dari regulasi yang baik, dapat
kesesuaian di dalam pengelolaan menyebabkan perusahaan terhindar dari
Perusahaan terhadap Peraturan tindakan tercela tersebut seperti mencegah
Perundang-undangan yang berlaku dan berbagai bentuk overstated terhadap
prinsip-prinsip korporasi yang sehat. kegiatan atau keuangan perusahaan,
4.Kewajaran (Fainess), yaitu keadilan dan ketidak jujuran dalam melakukan financial
kesetaraan didalam memenuhi hak-hak disclosure dan lain-lain.
stakeholder yang timbul berdasarkan Selain itu, penerapan prinsip Good
perjanjian dan Peraturan Perundang- Corporate Governance ini ke dalam suatu
undangan yang berlaku. perusahaan sudah merupakan syarat yang
Prinsip Good Corporate Governance sudah tidak bisa di tawar-tawar lagi dan ini
sekurang-kurangnya meliputi objek-objek sudah merupakan conditio sine qua non
sebagai berikut : bagi suatu perusahaan yang dikelola secara
1. Perlindungan stakeholders, seperti professional. Apalagi, perusahaan semisal
perlindungan terhadap pemegang perusahaan terbuka, perusahaan yang
saham minoritas, para pekerja, investor, banyak mengelola dana masyarakat, seperti
konsumen, lingkungan dan masyarakat. perusahaan sekuritas, perusahaan reksa

Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi)| Volume 3 No. 1 Januari-April 2019 Page 218
Udin Ahidin | Implementasi Pemasaran Berkelanjutan Dalam Rangka mendukung Ekonomi Berkelanjutan
dan Pembangunan Berkelanjutan (Sebuah Tinjauan)

dana, perbankan dan asuransi, yang 2. Menimalisasi potensial benturan


memang harus dikelola secara professional 3. focus pada strategi utama
tersebut tidak akan mungkin dapat bersaing 4. Peningkatan produktivitas dan efisiensi
dengan kompetitornya jika prinsip Good 5. Kesinambungan manfaat
Corporate Governance tersebut tidak 6. Promosi citra corporate
diterapkan. 7. Peningkatan kepuasan pelanggan
Adapun dua factor utama yang 8. Perolehan kepercayaan investor
berpengaruh yang satu sama lain saling 9. Lebih mudah memperoleh modal
kait mengkait dalam menerapkan prinsip 10. Biaya modal (cost of capital) yang
Good Corporate Governance ke dalam lebih rendah
suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut : 11. Memperbaiki kinerja usaha
1.Aturan Hukum, yakni seperangkat aturan 12. Mempengaruhi harga saham
yang mengatur hubungan antara 13. Memperbaiki kinerja ekonomi.
pemegang saham, pengurus, kreditur, Pentingnya penerapan prinsip
pemerintah serta para stakeholders Good Corporate Governance ke dalam
lainnya, dan suatu perusahaan adalah dikarenakan
2.Law Enforcement, yakni seperangkat hal-hal sebagai berikut :
mekanisme yang secara langsung atau 1.Bahwa pihak investor institusional lebih
tidak langsung mendukung upaya menaruh kepercayaan kepada perusahaan
penegakan aturan tersebut. yang memiliki Good Corporate
Adapun tujuan penerapan Good Governance, bahkan menempatkan
Corporate Governance, bagi suatu prinsip Good Corporate Governance
perusahaan adalah : sebagai salah satu kriteria utama,
1.Memaksimalkan nilai perusahaan dengan disamping kriteria kinerja keuangan dan
cara meningkatkan prinsip keterbukaan, potensi pertumbuhan.
akuntabilitas, dapat dipercaya, 2.Ada indikasi keterkaitan antara krisis
bertanggung jawab, dan agar Perusahaan ekonomi di negara-negara Asia di akhir
memiliki daya saing yang kuat, baik abad 20 dengan lemahnya penerapan
secara Nasional maupun Internasional. prinsip Good Corporate Governance
2.Mendorong pengelolaan perusahaan dalam perusahaan-perusahaan di negara
secara profersional, Transparan, dan tersebut. Lemahnya penerapan prinsip
efisien serta memberdayakan fungsi dan Good Corporate Governance di negara-
meningkatkan kemandirian organ. negara Asia tersebut misalnya terlihat
3.Mendorong agar organ dalam pembuatan dalam tindakan-tindakan seperti
keputusan dan menjalankan tindakan managemen keluarga, berkolusi dengan
dilandasi nilai moral yang tinggi dan pemerintah, politik proteksi, intervensi
kepatuhan terhadap Peraturan pemerintah, suap menyuap dan lain-lain.
Perundang-undangan yang berlaku, serta 3.Penerapan prinsip Good Corporate
kesadaran akan adanya tanggung jawab Governance sudah merupakan kebutuhan
sosial perusahaan terhadap Stakeholder dalam internasionalisasi pasar, termasuk
maupun kelestarian lingkungan di sekitar modernisasi pasar finansial dan pasar
perusahaan modal, sehingga para investor bersedia
4.Meningkatkan kontribusi perusahaan menanam modalnya. Trend seperti ini
dalam perekonomian Nasional dengan cepat menyebar di berbagai
5.Meningkatkan Iklim investasi Nasional belahan dunia.
Penerapan prisip good corporate 4.Prinsip Good Corporate Governance
governance ke dalam perusahaan akan telah memberi dasar bagi
membawa banyak manfaat, antara lain berkembangnya value dari perusahaan
sebagai berikut : yang sesuai dengan lanskap bisnis yang
1. Memeperbaiki komunikasi sedang berkembang saat ini yang sangat

Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi)| Volume 3 No. 1 Januari-April 2019 Page 219
Udin Ahidin | Implementasi Pemasaran Berkelanjutan Dalam Rangka mendukung Ekonomi Berkelanjutan
dan Pembangunan Berkelanjutan (Sebuah Tinjauan)

mengedepankan nilai-nilai kemandirian, 3.komisaris


transparansi, profesionalisme, tanggung 4.Manajer
jawab sosial dan lain-lain. 5.sekretaris Perusahaan
Selanjutnya, jika dilihat dari segi 6.Manager dan karyawan
pengaruhnya, maka penerapan prinsip 7.Auditor eksternal
Good Corporate Governance dalam suatu 8.Auditor internal
perusahaan mempunyai dua konsekwensi 9.Stakehoder lainnya (pemerintah, kreditor
sebagai berikut : dan lain-lain)
1. Konsekuensi Ekstern
Penerapan prinsip Good Corporated METODOLOGI PENELITIAN
Governance mempunyai pengaruh
terhadap lingkungan ekstern perusahaan. Sesuai dengan bidang kajian ilmu
Dalam hal ini, perusahaan haruslah hukum bisnis, maka pendekatan yang
bertindak dan mengambil keputusan digunakan adalah yuridis nomatif, yaitu
sedemikian rupa sehingga tidak ada mengkaji dan menguji data sekunder
stakeholders luar perusahaan yang berupa hukum positif.
dirugikan. Karena itu dalam Penelitian ini bersifat deskriptif
menjalankan bisnisnya, suatu perusahaan analitis, yaitu menggambarkan dan
tidaklah boleh merugikan kepentingan menganalisis ketentuan-ketentuan hukum,
pihak kreditur, maupun masyarakat dan teori-teori hukum yang berkaitan dengan
lingkungannya. permasalahan yang diteliti untuk ditarik
2. Konsekuensi Itern suatu kesimpulan. Tujuan dari penelitian
Penerapan prinsip Good Corporate deskriptif ini adalah untuk membuat
Governance yang mempunyai pengaruh deskripsi, gambaran atau lukisan secara
terhadap lingkungan intern perusahaan sistematis, faktual dan akurat megenai
adalah pengaturan dan pemngambilan fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
keputusan perusahaan dengan fenomena yang diselidiki. (Andriyani, Y.,
mempertimbangkan kepentingan & Zulkarnaen, W., 2017:94)
stakeholders dalam perusahaan. Dalam Seluruh data yang diperoleh,
hal ini, pelaksanaan bisnis dari dianalisis dengan metode analisis normatif
perusahaan tersebut haruslah kualitatif, yaitu merupakan analisis data
memperhatikan kepentingan pihak yang tidak menggunakan rumus-rumus
pemegang saham mayoritas, pemegang matematik.
saham minoritas dan karyawan
perusahaan. Berbagai kepentingan HASIL DAN DISKUSI
pihak-pihak intern tersebut haruslah
Penerapan GOOD CORPORATE
dilindungi secara proposional, dimana
GOVERNANCE Pada Dunia Perbankan
yang satu tidak boleh merugikan pihak
Pemerintah Indonesia telah
lainnya.
berupaya untuk menyusun Pedoman
Satu hal yang sangat penting dalam
Penerapan GCG bekerja sama dengan
Good Corporate Governance, adalah siapa
World Bank, Asian Development Bank
yang melaksanakannya ?
(ADB) serta Non Government
Manusia adalah faktor utama
Organization lainnya, berusaha
berhasil tidaknya penerapan Good
mengadopsi best practice GCG dan standar
Corporate Governance di samping sistem.
internasional sebagaimana dipublikasikan
Dalam suatu perusahaan, pihak-pihak yang
oleh OECD World Bank dan BIS. Pada
berperan dalam keberhasilan Good
bulan Maret 2001, Komite Nasional GCG
Corporate Governance adalah :
telah menyusun Pedoman GCG yang
1.Pemegang saham
merupakan “payung” serta panduan bagi
2.Direksi
sektor-sektor lain untuk menyusu pedoman
Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi)| Volume 3 No. 1 Januari-April 2019 Page 220
Udin Ahidin | Implementasi Pemasaran Berkelanjutan Dalam Rangka mendukung Ekonomi Berkelanjutan
dan Pembangunan Berkelanjutan (Sebuah Tinjauan)

yang disesuaikan dengan karakteristik dan mensyaratkan Bank untuk


kondisi di sektornya masing-masing. menyampaikan kepada publik tentang
Selanjutnya, pada bulan September 2001, non performing loans (NPLs), pemegang
Departemen Keuangan juga menerbitkan saham pengendali, hubungan istimewa
Pedoman bagi Penerapan GCG khususnya dengan pihak terapiliasi, praktek
di Bank BUMN. Untuk sektor perbankan, manajemen risiko dalam laporan
Komite Nasional sektor perbankan dan BI keuangan Bank, baik secara triwulan,
telah menyusun pula pedoman penerapan semester maupun tahunan. Ketentuan ini
GCG bagi perbankan nasional yang juga mengatur hubungan antara akuntan
meliputi 5 prinsip utama yaitu TARIF publik, Bank dan Bank Indonesia,
(Transparency, Accountability, termasuk persyaratan akuntan publik dan
Responsibility, Independency, Fairness). proses penilaian fit and proper test
Pedoman tersebut juga auditor tersebut guna meningkatkan
menggariskan tugas dan tanggung jawab kualitas hasil audit, serta ketentuan
dari masing-masing organ organisasi yang khusus yang mengatur Pedoman
merupakan prasarat penting diterapkannya Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)
GCG yaitu pemegang saham, stakeholder, yang berstandar internasional sebagai
Dewan Direksi dan komisaris termasuk upaya mengatasi adanya problem
fungsi komite-komite di bawah Dewan lemahnya sistem pembukuan pada
Direksi dan Komisaris seperti Komite perbankan
Audit, Remunerasi, Komite Risiko dan 2. Tansparansi Langkah Pengawasan
Komite Nominasi serta peran dari Bank Indonesia
Direksi/komisaris independen, sistem Berdasarkan ketentuan PBI No.
Audit yang meliputi Audit Intern dan 3/25/PBI/2001 tanggal 26 Desember
Audit Ekstern serta fungsi Sekretaris 2001 tentang Penerapan Status Bank dan
Perusahaan. Penyerahan Bank kepada BPPN (Exit
Bank Indonesia selaku policy), antara lain ditetapkan
pengawas perbankan belum menyusun pengawasan intensif dan pengawasan
suatu pedoman penerapan GCG bagi khusus terhadap Bank yang mengalami
perbankan nasional namun secara eksplisit permasalahan seperti kecukupan
BI telah menetapkan berbagai ketentuan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM),
untuk memastikan perbankan dijalankan Batas Maksimum Pemberian Kredit
secara sehat oleh manajemen yang (BMPK), non performing loans (NPLs),
kompeten dan kredibel untuk Tingkat Kesehatan (TKS), Profil risiko
mengakomodasi prinsip-prinsip Good dan likuiditas. Bank yang tidak dapat
Corporate Governance tersebut, antara lain memenuhi action plan berupa rencana
yaitu : perbaikan permodalan dan kewajiban
1. Tansparansi Kondisi Keuangan Bank memenuhi tindakan pengawasan untuk
& Peningkatan Peran Auditor memperbaiki kinerja keuangannya maka
Eksternal dalam jangka waktu tertentu akan
Bahwa dalam rangka meningkatkan diumumkan melalui web site Bank
transparansi Bank dan memungkinkan Indonesia. Dalam informasi kepada
stakeholders dan masyarakat luas untuk publik tersebut antara lain memuat
menilai dan memantau kinerja Bank kondisi terkini Bank serta langkah
sebagai upaya menciptakan disiplin pengawasan oleh Bank Indonesia serta
pasar. Bank Indonesia telah menyusun rencana perbaikan oleh Bank. Dengan
ketentuan PBI (Peraturan Bank informasi tersebut diharapkan akan
Indonesia) No. 3/22/PBI/2001 tanggal 13 mengurangi kesenjangan informasi
Desember 2001 tentang Transparansi (asymmetric information) sehingga para
Kondisi Keuangan Bank yang pelaku pasar dapat memperoleh

Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi)| Volume 3 No. 1 Januari-April 2019 Page 221
Udin Ahidin | Implementasi Pemasaran Berkelanjutan Dalam Rangka mendukung Ekonomi Berkelanjutan
dan Pembangunan Berkelanjutan (Sebuah Tinjauan)

informasi yang lebih lengkap dan dapat berjumlah 2 orang sekurang-kurangnya


memberikan penilaian yang wajar terdapat 1 orang Komisaris Independen
terhadap perkembangan dan kinerja terhadap pemilik Bank serta untuk
Bank tertentu. Dewan Direksi yang minimal berjumlah
3. Uji Kelayakan dan Kepatutan (Fit & 3 orang, maka Direktur Utama harus
Proper Test) berasal dari pihak yang independen dari
Untuk meningkatkan kompetensi dan pemegang saham pengendali. Pada
integritas dari pengurus Bank, melalui fit ketentuan ini diatur pula bahwa dalam
and proper test terhadap pemilik, hal terjadi benturan kepentingan, anggota
pemegang saham pengendali, Dewan dewan komisaris, anggota Direksi,
Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Pejabat Eksekutif dan pemimpin kantor
Bank yang akan memasuki dan telah cabang dilarang mengambil tindakan
aktif di Bank (existing) dalam yang dapat merugikan Bank dan wajib
pengelolaan kegiatan operasional Bank, mengungkapkan benturan kepentingan
maka sejak tahun 2000 Bank Indonesia dimaksud dalam setiap keputusan.
telah menetapkan berbagai persyaratan 5. Direktur Kepatuhan dan Peningkatan
dan proses seleksi sebagaimana Peran Fungsi Audit Bank
ditetapkan terakhir melalui PBI No. Sesuai PBI No. 1/6/PBI/1999 tentang
5/25/PBI/2003 tanggal 10 November Pengurusan Direktur Kepatuhan
2003 tentang fit and proper test. (Compliance Director) dan Penerapan
Penilaian fit and proper test merupakan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern
kegiatan yang tidak terpisahkan dari Bank Umum, Bank dipersyaratkan untuk
pelaksanaan tugas pengawasan Bank menunjuk Direktur Kepatuhan yang
oleh Bank Indonesia dan perlu dilakukan bertanggung jawab untuk memastikan
secara berkesinambungan dengan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang
melakukan penilaian terhadap faktor ada. Fungsi Direktur Kepatuhan
kompetensi, integritas, kelayakan dimaksudkan sebagai central point of
keuangan dan atau reputasi keuangan contact antara Bank dengan Bank
dari pihak-pihak yang dinilai. Dengan Indonesia guna mencegah terjadinya
penerapan ketentuan ini secara konsisten, penyimpangan atau pelanggaran
diharapkan tersedianya sumber daya terhadap ketentuan perbankan maupun
manusia perbankan yang berkualitas dan dengan ketentuan lainnya.
mampu setiap saat menjaga kepercayaan Disamping itu untuk meningkatkan
masyarakat sehingga pada gilirannya peranan internal audit yang dilakukan
dapat meningkatkan kemantapan dan Bank, ditetapkan pula pedoman
kestabilan sistem perbankan. minimum yang harus dilakukan oleh
4. Independensi Pengurus Bank Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) guna
Berdasarkan PBI No. 2/27/PBI/2000 tahun meningkatkan efektivitas pelaksanaan
2000 tentang Bank Umum khususnya pengendalian intern Bank.
Pasal 19 sampai Pasal 25, anggota dewan 6. Penegakan Hukum
Komisaris dan Direksi tidak Untuk memastikan konsistensi
diperbolehkan terafiliasi dan atau dalam penegakan hukum di dunia
memiliki hubungan keuangan dengan perbankan, selain penerapan ketentuan
dewan Komisaris dan Direksi lainnya yang berlaku oleh pengawasan Bank,
atau menjadi pemegang saham maka sejak tahun 1999 Bank Indonesia
pengendali di perusahaan lain serta telah memiliki Unit Khusus Investigasi
persyaratan Dewan Direksi dan Perbankan (UKIP).
Komisaris independen. Dalam ketentuan Untuk mempercepat proses investigasi
tersebut dipersyaratkan bahwa untuk terhadap dugaan penyimpangan di
Dewan Komisaris yang minimal bidang perbankan, diharapkan kepada

Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi)| Volume 3 No. 1 Januari-April 2019 Page 222
Udin Ahidin | Implementasi Pemasaran Berkelanjutan Dalam Rangka mendukung Ekonomi Berkelanjutan
dan Pembangunan Berkelanjutan (Sebuah Tinjauan)

pejabat Bank Indonesia dapat diberikan perbankan nasional, secara bertahap


kewenangan sebagai penyidik Pegwai dapat berkompetisi dalam lingkungan
Negeri Sipil (PNS) sebagaimana hal bisnis perbankan, secara nasional
tersebut diberikan kepada Bea dan Cukai maupun internasional.
serta Bapepam, sesuai dengan peraturan 8. Strategi dan Rencana Bisnis
perundang-undangan yang berlaku. Bank
Dengan kewenangan tersebut diharapkan Guna meningkatkan praktek tata kelola
pejabat Bank Indonesia dapat segera yang sehat (GCG) pada industri
memblokir rekening yang diduga perbankan, Bank Indonesia juga
merupakan sarana/penanpungan hasil menetapkan ketentuan yang mewajibkan
kejahatan dan menyita dokumen yang Bank untuk menyusun rencana bisnis
terkait dengan penyimpangan perbankan. jangka menengah dan panjang/corporate
7. Manajemen Risiko dan Pengendalian plan (PBI No. 2/27/PBI/2000 tanggal 15
Intern Desember 2000 tentang Bank Umum)
Situasi lingkungan eksternal dan internal dan rencana kerja anggaran dan tahunan
perbankan mengalami perkembangan (RKAT) melalui ketentuan Surat
pesat yang akan diikuti oleh semakin Keputusan Direksi Bank Indonesia tahun
kompleksnya risiko bagi kegiatan usaha 1995, yang dimaksudkan agar Bank
perbankan tersebut. dapat menetapkan sasaran strategic (a
Selanjutnya semakin kompleksnya risiko well articulated corporate strategy) dan
tersebut akan meningkatkan kebutuhan serangkaian nilai-nilai (value) Bank yang
praktek tata kelola yang sehat wajib dikomunikasikan kepada strategic
(goodgovernance) dan fungsi identifikasi, yang melekat pada operasional Bank.
pengukuran, pemantauan dan 9. Manajemen dalam Tingkat
pengendalian risiko Bank. Peningkatan Kesehatan Bank
fungsi-fungsi tersebut dimaksudkan agar Dalam rangka meningkatkan
aktivitas usaha yang dilakukan oleh pengelolaan Bank yang sehat dan
Bank tidak menimbulkan kerugian yang peningkatan prinsip kehati-hatian, sejak
melebihi kemampuan Bank atau yang tahun 1993 Bank Indonesia juga telah
dapat mengganggu kelangsungan usaha menetapkan ketentuan yang mengatur
Bank. Oleh sebab itu, Bank Indonesia Tingkat Kesehatan Bank dimana salah satu
pada tanggal 19 Mei 2003 telah factor penilaian adalah faktor manajemen
mengeluarkan ketentuan PBI No. sebagai bagian dari keseluruhan faktor
5/8/PBI/2003 tentang Penerapan CAMELS (Capital, Asset Quality,
Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Management, Earnings, Liquidity,
Dalam ketentuan tersebut, antara lain Sensitivity to Market Risks). Penilaian
ditetapkan bahwa Bank wajib kinerja manajemen ini antara lain
menerapkan manajemen risiko secara dilakukan penilaian oleh Bank Indonesia
efektif paling lambat 31 Desember 2004. maupun oleh Bank dengan cara self
efektivitas penerapan manajemen risiko assessment secara independen terhadap
ditentukan oleh keaktifan pengawasan komponen Manajemen Umum, yaitu
pengurus Bank, kecukupan kebijakan, kecukupan struktur dan komposisi
prosedur dan penerapan limit, kecukupan pengurus Bank, penanganan conflict of
proses identifikasi, pengukuran, interest, independensi pengurus Bank,
pemantauan, pengendalian dan sistem kemampuan Bank untuk mencegah
informasi manajemen risiko, serta penurunan kualitas GCG, kualitas
pelaksanaan pengendalian intern transparansi informasi Bank dan Program
(internal control) yang menyeluruh. edukasi nasabah, dan efektivitas kinerja
Dengan menerapkan manajemen risiko fungsi Komite pada Bank, yang merupakan
secara efektif dan konsisten, diharapkan unsur1-unsur penerapan GCG.

Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi)| Volume 3 No. 1 Januari-April 2019 Page 223
Udin Ahidin | Implementasi Pemasaran Berkelanjutan Dalam Rangka mendukung Ekonomi Berkelanjutan
dan Pembangunan Berkelanjutan (Sebuah Tinjauan)

KESIMPULAN Johannes Ibrahim dan Lindawati Sewu.


2004. Hukum Bisnis. Reflika Aditama.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas,
Bandung
berikut ini dapat ditarik kesimpulan
Misahardi Wilamarta.2002. Hak Pemegang
sebagai berikut :
Saham Minoritas Dalam Rangka
1. Dalam melakukan kegiatan bisnis, para
Good Corporate Governance.
pelaku bisnis harus mempunyai etika
FH.Universitas Indonesia. Jakarta.
bisnis yang tinggi, sehingga dengan
Munir Fuady. 2005. Perlindungan
etika bisnis
Pemegang Saham Minoritas. Utomo.
diharapkan ada batasan-batasan yang
Bandung.
harus di patuhi para pelaku bisnis
Romli Atmasasmita. 2003. Pengantar
dalam menjalankan roda bisnisnya.
Hukum Kejahatan Bisnis. Prenada
2. Peranan hukum dalam kegiatan bisnis
Media. Jakarta.
sangat menentukan, karena dengan
Sunaryati Hartono. 1982. Hukum Ekonomi
aturan-aturan hukum yang jelas maka
Pembangunan Indonesia. Bina Cipta.
para pelaku bisnis mempunyai
Bandung
kepastian hukum dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya sebab ada rambu-
rambu yang mengaturnya kegiatan
bisnis mereka.
3. Penerapan Good Corporate
Governance dapat meningkatkan nilai
dan mutu suatu perusahaan, sehingga
perusahaan tersebut dapat menjadi
perusahaan yang sehat.
4. Ketaatan pada suatu peraturan dan
kejujuran bagi setiap pelaku usaha dan
pengurus perusahaan merupakan factor
penentu terciptanya Good Corporate
Governance.

DAFTAR PUSTAKA

A. Sonny Keraf, 1993. Etika Bisnis


(membangun Citra Bisnis sebagai profesi
luhur). Kanisius. Yogyakarta.
Andriyani, Y., & Zulkarnaen, W. (2017).
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Mobil Toyota
Yaris Di Wijaya Toyota Dago
Bandung. Jurnal Ilmiah MEA
(Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi),
1(2), 80-103.
https://doi.org/10.31955/mea.vol1.iss2.
pp80-103.
Ismail Saleh. 1990. Hukum dan Ekonomi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Johny Sudharmono. 2004. Good Governed
Company. Elex Media Komputindo.
Jakarta

Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi)| Volume 3 No. 1 Januari-April 2019 Page 224

Anda mungkin juga menyukai