Visi
"Menciptakan manusia yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan"
Misi
a. Menurukan angka kematian ibu dan bayi;
b. Menurunkan angka stunting pada balita;
c. Memperbaiki pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional; dan
d. meningkatkan kemandirian dan penggunaan produk farmasi dan alat kesehatan dalam
negeri.
POSYANDU
Pelaksanaan Posyandu dikenal dengan nama “sistem 5 meja”, dimana kegiatan di masing-
masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Sistem 5 meja tersebut tidak berarti
bahwa Posyandu harus memiliki 5 buah meja untuk pelaksanaannya, tetapi kegiatan
Posyandu harus mencakup 5 pokok kegiatan :
Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui;
Meja 2 Penimbangan dan pengukuran balita;
Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran;
Meja 4 Penyuluhan dan Pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu
menyusui; dan
Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB dan Imunisasi.
Meja 1
Bayi, balita, ibu hamil, Pasangan Usia Subur (PUS), dan Wanita Usia Subur (WUS)
mendaftarkan identitasnya di meja 1. Kader akan melakukan pencatatan peserta yang
datang ke posyandu. Banyak orang menyangka bahwa posyandu hanya untuk bayi dan
balita. Padahal ibu hamil, PUS, dan WUS juga bisa datang ke posyandu, loh.
Meja 2
Kader melakukan penimbangan bayi dan balita. Beberapa posyandu menggunakan dacin
untuk menimbang bayi, namun ada pula yang telah menggunakan timbangan digital.
Biasanya, kendala yang dialami pada meja 2 yaitu bayi menangis dan terus bergerak
sehingga sulit untuk ditimbang. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara ibu dan kader
untuk menenangkan bayi.
Meja 3
Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) dilakukan di meja 3. KMS diberikan kepada bayi dan
balita dengan tujuan:
Memantau pertumbuhan anak sesuai standar WHO
Mencatat riwayat kesehatan anak
Menyediakan informasi mengenai tumbuh kembang anak
Kader membantu mengisi KMS sesuai hasil timbang dan di meja 2. Bagi anak laki-laki KMS
berwarna biru, sedangkan anak perempuan berwarna merah muda.
Meja 4
Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi bayi, balita, ibu hamil, PUS, dan WUS dilakukan di meja
4. Pada bagian ini, kader posyandu terlatih bertugas untuk memberi edukasi sesuai kondisi
kesehatan masing-masing individu. Namun, seringkali meja 4 terlewatkan bahkan
dihilangkan di struktur 5 meja posyandu ini.
Meja 5
Pemberian imunisasi, KB, tablet tambah besi, vitamin A, obat cacing, dan sebagainya
dilakukan di meja 5 oleh petugas medis atau bidan. Tak hanya itu, beberapa posyandu juga
menyediakan pelayanan pengobatan lainnya.
Teman Sehat, ternyata selain jenis posyandu di atas, terdapat beberapa jenis posyandu
lainnya seperti posyandu lansia, posyandu remaja, serta POSBINDU. Masing-masing
posyandu tersebut ngga selalu terdiri dari 5 meja.
Sebuah inovasi baru terjadi di Kendari yang menambahkan meja 6 dan meja 7 di posyandu.
Meja 6 menyajikan hasil kebun dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang dihasilkan
masyarakat sekitar. Sedangkan meja 7 menyediakan produk daur ulang sampah rumah
tangga.
2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak
ADVOKASI KESEHATAN
Advokasi kesehatan merupakan serangkaian kegiatan komunikasi untuk mempengaruhi
penentu kebijakan dengan cara: membujuk, meyakinkan, menjual ide agar memberikan
dukungan terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat.
Pengertian Advokasi
Menurut Foss & Foss et al. (1980); Toulmin (1981), advokasi adalah upaya persuasif yang
mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi, dan rekomendasi tindak
lanjutmengenai sesuatu ( Hadi Pratomo dalam Notoatmodjo, 2005).
Dapat disimpulkan bahwa advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial yang
dirancang untuk memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan, penerimaan sosial dan
sistem yang mendukung tujuan atau program kesehatan tertentu
2. Tujuan Advokasi
Tujuan Umum
Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa kebijakan,
tenaga, dana, sarana, kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk
lainnya sesuai keadaan dan usaha.
Tujuan Khusus
Sasaran advokai kesehatan adalag berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan
dukungan terhadap upaya kesehatan, khususnya para pengambil keputusan dan penentu
kebijakan di pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, mitra di kalangan pengusaha/swasta,
badan penyandang dana, media masa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan.
Pelaku advokasi dapat berasal dari kalangan pemerintah, swasta, perguruan tinggi,
organisasi profesi, LSM, dan tokoh berpengaruh.
Menurut UNFPA dan BKKBN (2002), terdapat lima pendekatan utama dalam advokasi, yaitu
melibatkan para pemimpin, bekerja sengan media massa, membangun kemitraan,
memobilisasi massa, dan membangun kapasitas. Strategi advokasi dilakukan melalui
pembentukan koalisi, pengembangan jaringan kerja, pembangunan institusi, pembuatan
forum, dan kerjasama bilateral.
Langkah-langkah Pokok dalam Advokasi (Menurut Depkes, 2007)
Identifikasi dan analisis masalah atau isu yang memerlukan advokasi.
Identifikasi dan analisis kelompok sasaran
Siapkan dan kemas bahan informasi.
Rencanakan teknik atau cara kegiatan operasional.
Laksanakan kegiatan, pantau dan evaluasi serta lakukan tindak lanjut.
KEMITRAAN
Menurut Notoatmodjo (2003), Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu
tugas atau tujuan tertentu.
Unsur pemerintah,
Unsur swasta atau dunia usaha,
Unsur LSM dan organisasi masa
Unsur organisasi profesi.
Peran Dinas Kesehatan dalam Pengembangan Kemitraan di Bidang Kesehatan. Beberapa
alternatif peran yang dapat dilakukan, sesuai keadaan, masalah dan potensi setempat
adalah :
Ada tiga jenis media yang sering digunakan untuk melakukan promosi kesehatan, silahkan
simak point-point berikut ini.
1. Media Cetak
Beberapa contoh dari promosi melalui media cetak yaitu seperti poster, booklet, flyer atau
Selebaran, flip chart atau lembar balik, majalah, tulisan cetak seperti koran, dan foto yang
memberikan informasi kesehatan.
2. Media Elektronik
Seperti namanya yaitu media luar ruang, dimana penggunaan media ini di luar ruangan.
Pernahkah anda melihat berbagai papan iklan yang ada di pinggir jalan seperti “Merokok
membunuhmu”, atau tulisan seperti “AYO KB, Dua anak lebih baik”. Pada media jenis ini
memang dapat dikatakan media cetak ataupun media elektronik.
Salah satu kelebihan dari media luar ruang adalah dinamis, serta dapat menjangkau banyak
orang, terutama yang melewati area tersebut.
4. Media Lain
Selain iklan dalam bus, berikut ini juga beberapa promosi kesehatan yang dapat dilakukan.
Sampling, Yaitu memberikan salah satu produk kepada sasaran secara gratis.
Road Show, Merupakan salah satu acara yang diadakan pada daerah
tertentu, hal ini tentu didasarkan pada kondisi yang terjadi diwilayah
tersebut.
Pameran, dengan adanya pameran maka berbagai program kegiatan
kesehatan dapat disampaikan dengan mudah.
UKM UKP
UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
Sustainable Development Goals (SDGs). TPB/SDGs bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat,
menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang
mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Beberapa agenda MDGs yang belum tercapai akan dilanjutkan dalam pelaksanaan pencapaian SDGs
hingga tahun 2030. SDGs merupakan penyempurnaan MDGs karena:
1. SDGs lebih komprehensif, disusun dengan melibatkan lebih banyak negara dengan tujuan
yang universal untuk negara maju dan berkembang.
2. Memperluas sumber pendanaan, selain bantuan negara maju juga sumber dari swasta.
3. Menekankan pada hak asasi manusia agar diskriminasi tidak terjadi dalam penanggulangan
kemiskinan dalam segala dimensinya.
4. Inklusif, secara spesifik menyasar kepada kelompok rentan (No one left behind).
5. Pelibatan seluruh pemangku kepentingan: pemerintah dan parlemen, filantropi dan
pelaku usaha, pakar dan akademisi, serta organisasi kemasyarakatan dan media.
6. MDGs hanya menargetkan pengurangan “setengah” sedangkan SDGs menargetkan untuk
menuntaskan seluruh tujuan (Zero Goals).
7. SDGs tidak hanya memuat Tujuan tapi juga Sarana Pelaksanaan (Means of
Implementation).
CUCI TANGAN
Pada tahun 2008, Kemitraan Cuci Tangan Global (GHP) memprakarsai pencanangan Global
Hand Washing Day , dan selanjutnya oleh PBB ditetapkan setiap tanggal 15 Oktober sebagai
Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPSS).
1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok
kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
INDONESIA SEHAT
Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 – 2025 atau “Indonesia
Sehat 2025” disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025
adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan; mencegah
risiko terjadinya penyakit; melindungi diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya;
sadar hukum; serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, termasuk
menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman (safe community).
PATUH
Adapun maksud saya PATUH adalah P singkatan dari periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran
dokter, A adalah atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, T adalah tetap diet
dengan gizi seimbang, U adalah upayakan aktifitas fisik dengan aman dan H adalah hindari asap
rokok, alkohol dan zat karsinogenik (Kemenkes RI, 2019).
CERDIK
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menghimbau seluruh masyarakat Indonesia
untuk menerapkan perilaku CERDIK. CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan
secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang,
Istirahat yang cukup dan Kelola stres.