PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan rektum
(bagian kecil terakhir dari usus besar sebelum anus). Di Amerika Serikat
Globocan 2012, insiden kanker rektum dan kolon di Indonesia adalah 12,8
per 100.000 penduduk usia dewasa, dengan mortalitas 9,5% dari seluruh
cara makan orang Barat (Westernisasi) yang lebih tinggi lemak serta rendah
cepat dan maju, akan tetapi hanya sedikit yang mengalami peningkatan
orang atau sekitar 5% (Hildebrand dkk, 2009). Lebih dari 90% kanker yang
berkembang di sel-sel kelenjar usus yang melapisi bagian dalam dari kolon
cenderung lebih sedikit pada wanita dibandingkan pada pria. Banyak faktor
1
2
saja (Sauer dkk, 2004). Pemberian radiasi pra operasi pada tumor yang non-
setelah operasi (Kye dan Hyeon, 2014). Saat ini, peran radiasi terutama
pada masa pra operasi, memiliki efek samping radiasi yang lebih kecil..
Radiasi post operasi memberikan efek samping yang lebih berat, terutama
karena lebih banyak usus halus yang masuk ke lapangan radiasi, selain itu
vaskularisasi pada tumor bed tidak sebaik kondisi pra operasi atau lebih
tepat dapat meningkatkan hasil dan menekan toksisitas radiasi baik akut
3
(Huang dkk, 2003). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien kanker
93% pada stadium I, 72-85% pada stadium II, 44-83% pada stadium III, dan
36% pada stadium 4 yang sudah melakukan perawatan primer (Barret dkk,
2009).
sel kanker melalui pemberian dosis radiasi terukur pada volume tumor/target
yang dituju dan meminimalkan efek radiasi pada jaringan sehat sekitar tumor
lokal dan kesintasan pada sel-sel tumor yang tidak dapat disingkirkan pada
2007).
pencitraan dua dimensi (2D) hingga tiga dimensi (3D) (Susworo, 2007).
simulator atau hanya beberapa potongan irisan pada citra CT, teknik ini
distribusi dosis semaksimal mungkin pada target tumor dan minimum pada
sesuai bentuk tumor, sehingga diperoleh dosis maksimal pada tumor dan
rata-rata yang diterima oleh organ beresiko contohnya kandung kemih yaitu
V40 kurang dari atau sama dengan 73% untuk teknik 2D dan 50% untuk
persetujuan radiasi oleh dokter onkologi dan fisika medis pemeriksaan ulang
verifikasi posisi pasien pada pesawat radiasi dan terakhir proses terapi
halus, dengan posisi pasien prone lebih diutamakan agar usus halus
terdorong ke arah kranial sehingga keluar dari lapangan radiasi (Barret dkk,
2009).
B. Rumusan Masalah
dalam vesika urinaria dengan kasus kanker rektum post operasi di sub
C. Tujuan Penelitian
Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
radioterapi pada pasien kanker rektum post operasi dengan teknik 3D-
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
4. Indarti dkk, (2015) dengan judul “Profil Pasien Kanker Rektum Yang
pasien dalam hal kesintasan. Pada penelitian ini sulit untuk menilai pola
edukasi yang lebih baik. Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-
kajian teorinya yaitu Indarti dkk, (2015) meneliti tentang profil pasien
penelitian ini yaitu nilai rerata area radiasi di titik koordinat y sebesar
sebesar 0.4818. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik koordinat y tidak
melebihi batas toleransi yaitu 0.5 cm. Pada titik koordinat z melebihi
jenis kanker dan tujuan radioterapi paliatif serta keadaan pasien yang
10
CRT.