“Non, bangun non.” kata seorang perempuan paruh baya, sambil mengetuk pintu kamar.
Berkali-kali diketuknya pintu kamar tersebut. Tapi, belum ada respon dari sang pemilik
kamar. Baru ketukan ketiga, terdengar suara anak perempuan yang menyahuti ketukan kamar
tersebut.
“Males!” teriak anak perempuan itu. Hah? Males? Hei! Seharusnya kamu bersyukur
masih bisa bersekolah. Coba kamu tengok ke pinggiran kota. Masih banyak anak-anak yang
tidak bisa bersekolah.
“Tapi non… Sudah siang, nanti sekolahnya terlambat.” kata wanita paruh baya
itu yang sekarang kita ketahui bernama bi Inah.
“Kenapa bi? Gak mau bangun tuh anak?” kata seorang pemuda berambut coklat yang
entah darimana asalnya itu. Bi Inah menoleh ke pemuda yang berdiri di belakangnya itu.
“Iya den. Itu si non katanya males, aduh gimana nih den? Nanti bibi diomelin tuan
and nyonyah.” kata bi Nha cemas.
“Yaudah biar saya aja bi yang bangunin tuh anak,” usul pemuda itu.
“Tapi den?” kata bi nha tambah cemas.
“Udah biarin saya aja” paksa pemuda itu.
Akhirnya bi Nha pun mengalah dan kembali kedapur. Dalam hitungan jari, akhirnya
pemuda itu mengetuk pintu berwarna merah maroon itu dengan sangat kerasnya. Rusak dah
tuh pintu. Tok… Tok… Tok…
“ADE BANGUN GA!!! Nanti abang bilangin mamih papih loh?” ancam pemuda itu.
Huh, beraninya main ngacem. Payah sekali pemuda ini. Benar-benar payah.
“BILANG AJA! GAK TAKUT!!!” teriak perempuan itu tak kalah kencangdari dalam
kamar.
“Masa gitu? Ayo cepetan sekolah, nanti COKLAT dan baju plus topi
dari Swiss gak bakal abang kasih loh!” ancam pemuda itu.
Akhirnya pintu kebuka, keluarlah seorang gadis imut nan manis. Bisa dilihat
rambutnya yang berwarna kuning emas itu sedikit acak-acakan.
“Iya aku sekolah, tapi kasih yah coklat dan pesenanku ya?” kata gadis itu sambil
tersenyum manja. Pemuda itu tersenyuma lebar.
“Iya beneran, cepetan mandi langsung kemeja makan. Nanti telat!” kata pemuda itu
dengan bijak lalu melangkah pergi meninggalkan anak perempuan itu.
“Oke,” jawab gadis itu dengan semangat dan langsung masuk kekamar menuju kamar mandi.
.
Setelah kejadian beberapa menit yang lalu atau mungkin jam, akhirnya mereka pun
sampai disekolah. Sang adik pun turun dari mobil, dan segera pamit ke kakaknya. Kakaknya
pun langsung berangkat ke kampusnya.
“DOR!!!!!” ‘astagah siapa itu ? bikin jantungan saja,’ pikir Rika dalam hati. Rika pun
membalikan badan kebelakan terlihatlah seorang laki-laki berparas tinggi dan tampan, yang
hampir saja membuat Rika mati dipagi hari karena terkena serangan jantung.
“Shin!!! Kau hampir saja membuatku mati!” ucap Rika sewot. Yaiyalah gimana gak
sewot? Kalau lagi badmood tiba-tiba ada yang ngagetin? Bikin orang cepet mati aja. Dan
tersangka hanya nyengir merasa tidak bersalah. Rasanya Rika ingin membunuh orang itu
saja, tapi dia ingat kalau ini masih disekolah lagi pula dia teman baik rika.
Teng..teng..teng...
Bell masuk pun berbunyi, semua anak murid lari berhamburan masuk kedalam kelas.
Maklum saja sekolah ini sangat ketat, guru-gurunya pun selalu datang tepat waktu dan
sekolah ini sangat luas, jadi kalau tidak buru-buru mati saja riwayatmu.
-RIKA-
Hosh...hosh...hosh akhirnya nyampe kelas juga,aku langsung melirik ke meja guru,
AMAN!!! Syukurlah gurunya belum datang. Langsung saja aku masuk dan menaru tas
dimeja dan menjatuhkan pantat ku ditempat dudukku yang biasa. Ku lihat shin langsung
nimbrung ketemen-temennya, huft dasar shin...
Sretttt... terbukalah pintu kelas dan menampakan guru berparas kurang cantik dan
killer. “Hei kalian! Ngapain kalian arisan disitu?! Cepat kembali ketempat duduk masing-
masing!” omel guru itu dan tidak lupa dengan tatapan dendam nyipelet. Mereka pun lari
terbirit-birit ketempat duduk mereka. Akupun tertawa tertahan melihat tingkah mereka. Lagi,
siapa suruh bukannya langsung duduk rapih eh malah wara-wiri, hihihi.
“Sekarang kita kuis!tutup buku kalian!” kata –lebih tepatnya perintah- bu Aisyah.
Mati gue!! Gue kan belum belajar!! Mampus lu!!. “bu, kok mendadak sih? Kita kan belum
bekajar bu.” Tiba-tiba ada yang berbicara seperti itu, aku pun pun mencari tahu, dan ternyata
itu Cherry! OMG! Thank you Cherry! Semoga dengan kamu berbicara sepertiu itu, ibu
Aisyah akan memberi keringanan kepada kita! Amin.
Dan ternyata usahanya Cherry tidak sia-sia, dang guru pun mengizinkan anak-
anaknya untuk belajar terlebih dahulu selama lima menit, syukurlah!!! Thanks Cherry! Kamu
emang the best deh! Akupun memutuskan untuk belajar, dari pada nanti tidak bisa.
45 menit kemudian
“Cukup! Cepat kumpulkan! Yang telat tidak akan Ibu nilai!” ancam bu Aisyah,
huwaaa syukurlah aku sudah selesai. Bismillah semoga dapat nilai bagus amin! Fufufu ku
tiup lembar jawabanku, semoga dengan begitu doaku terkabulkan amin... “Shin! Reia! Kadoi!
Otsu! Cepat kumpulkan! Kalau tidak, tidak akan saya nilai!” omel ibu Aisyah. Wasuh nih
guru kerjaannya ngomel-ngomel melulu nih. Shin dan kawan-kawan cepatlah, aku pun
berdoa untuk keselamatan mereka hahaha. “Sebentar bu, sedikit lagi.” Mohon Reia, astagah!
Wajahnya itu!! Imut bangetttt!!! Reia, semoga bu Aisyah mempan yah dengan wajahmu itu,
Amin. “yasudah, cepat kumpulkan!” ucapbu Aisyah, sepertinya dia mulai lelah karena
marah-marah melulu hahaha.
Teng... teng.. teng.. bel pelajaran selanjutnya.
Huft untung saja mereka sudah ngumpulin, kalau tidak makin ribet ini, bu Aisyah pun
pergi dan kami siap-siap untuk memasuki pelajaran selanjutnya yaitu olah raga yey! Aku
senang sekali dengan pelajaran olah raga. “puk~” siapa neh yang nepok undakku, ku balikan
badan dan kulihat Shin tengah tersenyum kepada ku, baru saja ingin ku buka mulutku dan
mengatakan sesuatu eh dia udah duluang ngomong “Ganti baju bareng yuks?” WHAT
THE...... “KYAAAA SHIN MESUMMMMM!!!!” teriakku. Astagah Shin kau
mesummmm!!!!!! Kupul saja shin dan dia malah tertawa lalu menarik tanganku yang sedang
memukul-mukul dia “hei.. hei... aku cuman bercanda.” Jelas Shin sambil tertawa, huft kukira
beneran huft dasar SHINNNNNN!!! Kau membuatku malu.
“Ihhhhhh Shinnnnn!!! Pergi sana!!!” usirku, pasti wajahku merah banget huwaaaaaa
Shinnn!!! Awas saja kau. Shin pun pergi sambil tersenyum penuh kemenangan, sial!. “RI-
CHAN~!” astagah siapa lagi manusia yang mempunyai suara melengking dan ngagetin aku?
Kenapa banyak banget orang yang pengen aku kena serangan jantung? Ya tuhan! Apa salah
hambamu?. Aku pun berbalik arah dan ku lihat manusia ;berwajah manis berambut hitam
sedang nyengir kearahku, dan ternyata manusia itu adalah Cherry. Huft, “Apa Che-Chan?
Jangan teriak-teriak lah, suara mu tuh berisik sekali.” Ucapku datar. “hehe maap Ri-chan.”
Ucap Cherry sambil nyubit pipiku, arggghhh “Cherry sakit!!!” ucapku kesal. “Sudahlah
mendingan kita ganti baju trus caw.” Lanjutku sebelum dia mulai cerocos gak penting yang
membuat kuping sakit, “Iya deh. Yuks~”
Di lapangan
“baiklah sekarang kita akan melakukan lari marathon~!” ucap guru olah raga yang
sangat fanatik kepada warna hijau. “Baiklah guru guy!!!” balas seorang lelaki fanatik tu guru.
Lihat lah, poninya saja sama, baju olahraganya aja sama huft dasar~.
Duhh... duh... pusing banget ini.. ya tuhan... ada apa ini? Astagfirulloh sakit banget
ini...
“Ri-chan, kenapa? Tidak apa-apa kan?” tanya Shin, nadanya penuh dengan khawatir.
“Kepalaku sakit banget Shin... a-aduh Shin... S-sakitttttttttt banget ini.” Ucapku
dengan lirih menahan sakit, ya tuhan sakit banget ini kepalaku..
Tess.. tess.. tesss
‘apa ini?’ kuusap hidungku dan ternyata darah? Hah? Darah? Kudengar suara Shin
memekik kaget melihat darah ditangan dan hidungku. “Ri-chan? Kamu berdarah! astagah.”
Ucap Shin khawatir dan panik, seketika semua hitam.
-SHINTARO-
Astagah... Ri-chan... apa yang terjadi padamu sayang?. Kugendong Ri-chan, menuju
ruang kesehatan, saat tiba disana aku pun langsung menaruh Ri-chan ditempat tidur, dan
dokter sekolah pun langsung memeriksa Ri-chan..
Ri-chan, apa yang padamu? Ri-chan bangunlah...
“Morimoto-san, sebaikanya Kamenashi-san dibawa kedokter saja.” Ucap dokter itu.
Apa? kenapa musti dibawa kerumah sakit? Ri-chan, apa yang terjadi padamu? “Memangnya
Ri-chan kenapa dok?” tanya ku panik. “sebaiknya dibawa saja. Saya takut terjadi apa-apa
terhadap Kamenashi-san.” Jawab dokter itu kalem. Ya tuhan.... “baiklah dok, saya akan bawa
dia kerumah sakit, Cher, tolong izinin gue sama Ri-chan yah.” Ucap ku kepada Cherry. “Iya
Shin, pasti! Semoga aja tidak terjadi apa-apa ya sama Ri-chan, amin. Lo hati-hati ya Shin.”
“sip.. thanks ya.. gue berangakt dulu ya..”
Rumah Sakit
‘Ya tuhan ada apa ini? Ri-chan sebenernya kamu kenapa? Kamu sakit apa?’ ku usap
wajahku yang frustasi. Dokter kenapa lama banget?
Tap.. tap.. tap
“Shin-kun, Ri-chan kenapa? Dan dimana dia?” tanya wanita cantik penuh dengan
kepanikan, “Lagi diperiksa dokter tan.” Jawabku tenang. Aku harus tenang agar orang yang
didepanku tidak histeris.
Dokter pun keluar dari dari ruang UGD, kami pun segera menghampiri dokter itu
“Dok.. Gimana Ri-Chan dok?” tanya wanita itu panik “Tenang bu, saya menyarankan Ri-
chan di ST.Scan. ini baru prediksi saya, Ri-chan mengidap penyakit leukimia.” Ucap dokter
itu kalem. APA??? LEUKIMIA? GAK MUNGKIN.... RI-CHAN!!! INI GAK MUNGKIN!!!
“APA DOK? GAK MUNGKIN!!” teriak ku ke dokter itu dan dokter itu pun menjelaskan
bahwa di sekujur tubuh rika banyak lembam dan luka yang disebabkan bukan dari luka
penyiksaan atau sebagiannya, tetapi disebabkan oleh penyakit leukimia dan kata bunda
dakota bahwa Ri-chan sering pingsan dan mimisan astaghhh kenapa bisa?
5 bulan kemudian
Ternyata Ri-chan memang mengidap penyakit leukimia, oh astagah kenapa bisa?
Kenapa? Kata dokter umur ia tidak lama lagi. Kenapa? Bahkan aku belum menyatakan cinta..
oh tidakkk!! Kenapa? Kenapa cepat sekali??. Wajahnya saat tidur cantik sekali tetapi pucat
sekali, Ri-chan ini sungguh seperti mimpi.. “ngggghh... Shin-kun?” tanya dia sambil
tersenyum. Aku pun ikt tersenyum, Ri-chan aku sayang kamu. Andai kamu tau itu.. “ng-
nggak papa. Gimana kamu? Sudah merasa baikan?” tanyaku mempertahankan senyum
diwajahku. Ia pun tersenyum “ya, tapi masih pusing dan tulang –tulang rasanya sakit sekali.”
Ucap dia lirih. Oh astagahhh...
“Shin-kun. Aku pusing sekali. Shin-kun tadi aku lihat Nii-chan, kata Nii-chan
sebentar lagi aku akan bersama dia, Shin-ku aku nitip bunda dan ayah yah.. Shin-kun aku
sayang kamu.” Ucap ia lirih, tidak! Kamu gak boleh ikut kakakmu.. kamu harus disini!
Walaupun kemungkinan kamu sembuh hanya 40% tapi tidak ada yang tidak mungkin! “Ri-
chan, kamu ngomong apa? kamu gak boleh ikut Yuya-nii! Kamu harus disini! Aku cinta
kamu.. aku sayang kamu.” Ucapku lirih dan aku pun menangis, ia pun menangis. “Shin-kun
aku juga cinta kamu, sayang kamu. Tapi waktu ku sudah sebentar lagi, aku akan bersama Nii-
chan. Shin-kun kamu jangan sedih, jangan nangis lagi. Aku sayang kamu Shin-kun.” Ucap
Ri-chan, oh astagah.. kenapa? Ri-chan.
Tiba-tiba Ri-chan pingsan.. oh astagah.. “DOKTER.. DOKTER... SUSTER..”
teriakku memanggil dokter suster dan dokter suster pun langsung memeriksa Ri-chan.
Banyak sekali alat, oh tidak!! Ri-chan!!!
Tap.. tap.. tap..
“Shin-kun, Ri-chan gimana? Kenapa? Apa yang terjadi?” aku merasa dejavu. Tapi
bedanya wanita ini bersama dengan lelaki. Wanita ini menangis dan lelaki itu
menenangkannya, tetapi lelaki itu juga menangis, melihat mereka menangis membuatku ingin
menangis kembali. Sedih rasanya melihat mereka seperti itu. Sakit rasanya melihat Ri-chan
lagi merenggang nyawa di dalam ruangan itu. Ya tuhan, tolong selamatkan Ri-chan,
kumohon. Kumohon tuhan.. tolong selamatakan Ri-chan...
“dok, dok gimana Ri-chan?!” ucap wanita itu setengah memekik. Dan dokterpun
hanya nunduk. Ya tuhan kumohon jangan!! Jangan!! Jangan sekarang!! Kumohon!!!
“maafkan kami, kami sudah berusaha sebaik mungkin.” Ucap dokter itu penuh rasa
bersalah. “TIDAKKKKK!!! DOK!! GAK MUNGKIN!! INI SEMUA GAK MUNGKIN!!!
DOK, KEMBALIKAN RI-CHAN!!!” oh ya yatuhan... kenapa? Kenapa bisa? Tuhan. Kenapa
kau ambil ia begitu cepat? Kenapa?
35 tahun kemudian
Sudah 35 tahun yang lalu Ri-chan meninggalkan ku tetapi, hati ini masih ada ia, ia
seperti angin, aku tidak dapat melihatnya, tetapi aku dapat merasakannya.
Hari ini adalah hari kematian Ri-chan, aku berencana akan kemakam Ri-chan. Ini
adalah acara tahunanku yang wajib diadakan. Aku pun masuk ke mobil spotku ya, walaupun
aku sadah tua tapi aku masih kuat untuk menyetir mobil sendirian karena aku tinggal
sendirian. Ya aku menjadi perjaka tua, dan seorang workerholic, karena apa? karena hatiku
telah kututup rapat untuk yang lain. Hariku hanya milik Ri-chan, tragis memang, tapi mau
diapain lagi, memang begini adanya.
Akhirnya aku sampai di pemakaman keluarga ‘Kamenashi.’ Ku parkirkan mobil sport
ini ditemapt parkir. Saat aku mau keluar, tiba-tiba hujan deras, sialan sekali hujan ini, tapi
seingetku aku menyimpan payung deh. Aku pun mulai mencari payung dan ternyata ketemu,
tiba-tiba aku inget Ri-chan, yatuhan Ri-chan, ini adalah payung saat kamu meninggal. Aku
pun tidak mau lama-lama didalam mobil. Aku pun keluar mobil dengan payung hitam ini.
Aku pun sampai di depan makam yang bertulisan ‘Kamenashi Rika’ ku cium
nisannya, dan akupun memanjatkan doa kepada tuhan agar Ri-chan bahagia disamping tuhan,
Amin. Ri-chan apa kabar kamu disana? Apakah kamu bahagia disana? Tunggu aku Ri-chan,
aku akan menyusulmu.
“Morimoto-san?” tiba-tiba ada yang memanggilku, dan akupun menengok kearah
suara dan kutemukan Wanita cantik dan lelaki tampan, yang kuketahui mereka adalah
Kamenashi Dakota dan Kamenashi Kazuya yaitu orang tua Ri-chan.
“apa kabar? Gimana sudah nikah?” tanya wanita itu, sudah lama aku tidak melihat
mereka. Dan banyak perubahan terhadap mereka, tubuh mereka sudah ringkih dan sepertinya
sering sakit-sakitan, yatuhan kasian sekali mereka. Apakah mereka bahagia? Kedua anak
mereka telah dipanggil yang maha kuasa, mereka tinggal berdua, yatuhan aku ingin sekali
seperti mereka.
“baik-baik saja. Bagaimana dengan kalian? Apakah masih sehat?”
“Seperti yang kamu lihat.” Aku tersenyum lirih mendengar jawaban Om kazuya.
Yatuhan, buatlah mereka bahagia, amin. Kulihat mereka berdoa untuk Ri-chan. “baiklah
kami pulang dulu, kamu sehat-sehat ya.” Nasihat tante Dakota. “iya, hati-hati dijalan.”
Aku pun kembali menatap makam Ri-chan, setelah kepergian kedua orang tua Ri-
chan. Tuhan tolong kabulkan permohonanku karena dia membuat Saya mempunyai cinta
dalam hidup saya.dan Itu membuat saya kuat. Dan Mungkin Tuhan punya rencana lebih besar
untuk Saya daripada rencana Saya untuk diri sendiri. Jadi saya mohon kabulkan doa saya.
Duh..duh.. jantungku sakit sakit. Yatuhan jangan kambuh dulu kumohon. Sa-sakit,
sekali... RI-CHAN? APA AKU TIDAK SALAH LIHAT? Yatuhan, kuulurkan tanganku
kiewajah Ri-chan, dan ia pun tersenyum hangat, wajahnya makin cantik. “Shin-kun, maukah
kau ikut denganku?” tanya Ri-chan, yatuhan ini aku diajak kemana? Apakah aku diajak untuk
tinggal bersama Ri-chan dan engkau? Yatuhan aku siap kalau engkau ingin membawaku
bersama. Tiba-tiba semua gelap.
Shintaro terjatuh disebelah makam Ri-chan dan ditengah-tengahnya terdapat payung
hitam yang dipakai Shintaro dan seketika hujan pun berhenti, dan pelangi pun mulai muncul.
Dan terlihatlah Shin dan Rika sedang bergandengan tangan dan tersenyum bahagia. Ya,
payung hitam ini telah menjadi lambang cinta mereka yang abadi. Begitupun dengan
kematian mereka. Bahwa jodoh Shin adalah Rika, dan jodoh Rika adalah Shin.
-Tamat-
Unsur intrinsik
*Nilai pendidikan : Ya aku menjadi perjaka tua, dan seorang workerholic, karena apa? karena
hatiku telah kututup rapat untuk yang lain.