Sejarah peristiwa Pertempuran 10 November bermula dari aksi gencatan senjata
yang disepakati tentara Indonesia dengan tentara Inggris pada 29 Oktober 1945. Puncaknya, pada 30 Oktober 1945, bentrokan yang terjadi antara rakyat Surabaya dengan Inggris menewaskan pimpinan tentara Inggris, yaitu Jenderal Mallaby. Terbunuhnya Jenderal Mallaby pun menimbulkan kemarahan dari pihak Inggris. Sehingga inggris mengeluarkan ultimatum yang meminta rakyat Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dan Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Selain itu, Mansergh juga mengancam akan menggempurkan kota Surabaya dari darat, laut, dan udara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Selambat-lambatnya, rakyat Indonesia dituntut untuk menuruti perintah tersebut pada 10 November 1945 pada pukul 06.00 pagi di tempat yang telah ditentukan. Tetapi rakyat Surabaya tidak menaatinya, sehingga terjadilah perang pada 10 November. Perang ini menewaskan tidak sedikit orang Indonesia dan Inggris.
Kemudian pada 16 Desember 1959, Presiden Soekarno menetapkan 10 November
sebagai Hari Pahlawan Nasional. Keputusan ini tercantum dalam Kepres No.316 tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Hingga saat ini, masyarakat Indonesia mengenang perjuangan para pahlawan pada peringatan Hari Pahlawan Nasional setiap tahunnya.