Anda di halaman 1dari 15

Tugas Fisiologi

Hubungan Sistem Pencernaan dengan Sistem


Reproduksi Masa Hamil Persalinan dan Masa Nifas

ASMAWATI. G, SKM.,M.Kes 

Nama : Sitti Mutmainnah


NIM : PO713211211041
DIII-Kebidanan TK 1A
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat, hidayah, rezeki
berupa kesehatan dan kekuatan, taufiknyalah yang membuat saya bisa
menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah yang berjudul “Hubungan Sistem
Pencernaan dengan Sistem Reproduksi Masa Hamil Persalinan dan Masa Nifas”
ini bisa selesai. Tidak lupa berterima kasih kepada dosen mata kuliah Fisiologi
sebagai pemberi tugas penambahan ilmu ini. Karena ilmu ini mempelajari
Fisiologi tentang ibu hamil, melahirkan serta masa nifas yang dimana jurusan
penulis sendiri tertuju pada tujuan utama itu yakni membantu dan memberikan
pelayanan yang berkualitas untuk masyarakat.

Tidak ada manusia yang sempurna begitu pula dengan yang lainnya,
kesempurnaan hanya dimiliki oleh Allah SWT. Maka dari itu saya selaku
penulis meminta maaf sebesar-besarnya kepada pembaca makalah ini jika ada
kesalahan atau kekurangan bahkan berlebihan.

Makassar, 12 November 2021


Penulis,

Sitti Mutmainnah
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................................2
Bab 1.....................................................................................................................................................4
Pendahuluan..........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................................4
Bab 2.....................................................................................................................................................5
Pembahasan.......................................................................................................................................5
Perubahan anatomi fisiologis dan psikologis sistem pencernaan selama kehamilan......................5
Perubahan sistem pencernaan tergantung dari trimester kehamilan...................................................7
Trimester I.....................................................................................................................................7
Trimester II dan III........................................................................................................................7
Gangguan Pencernaan Saat Hamil.....................................................................................................7
Perubahan Sistem Pencernaan Saat Masa Nifas...........................................................................11
Skema Perubahan Sistem Pencernaan Pada Saat Hamil..............................................................12
Skema Perubahan Sistem Pencernaan Saat Nifas........................................................................13
Pasca melahirkan ibu merasa lapar. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum
faal usus kembali normal.............................................................................................................13
Bab 3...................................................................................................................................................14
Penutup............................................................................................................................................14
Kesimpulan................................................................................................................................14
Daftar Pustaka...............................................................................................................................15
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sistem pencernaan manusia sangat penting untuk tubuh agar tubuh dapat mencerna makanan
dan minuman yang masuk kedalam tubuh dan menyerap nutrisi-nutrisi yang diperlukan
tubuh. Tak hanya itu, sistem pencernaan manusia juga berfungsi untuk mengeluarkan zat
beracun dan sisa makanan melalui feses atau tinja.
Sistem organ tubuh ibu hamil dapat mengalami perubahan secara anatomi atau fisiologi.
Perubahan-perubahan pada sistem pencernaan meliputi perubahan pada rongga mulut,
esofagus, lambung, usus halus, duodenum, usus besar, dan rektum.

B. Rumusan Masalah
1. Organ apa yang berubah ketika seorang manusia sedang hamil?
2. Bagaimana perubahan pencernaan hamil, bersalin dan nifas?

C. Tujuan
1. Menjelaskan perubahan sistem pencernaan manusia pada saat hamil
2. Menjelaskan perubahan pencernaan dari hamil, bersalin dan nifas
Bab 2
Pembahasan
Perubahan anatomi fisiologis dan psikologis sistem
pencernaan selama kehamilan
Nafsu makan mengalami peningkatan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin pada trimester
ketiga (Varney, dkk, 2007). Rahim yang semakin membesar dan menekan rektum dan usus bagian
bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot didalam
usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron (Bobak, dkk., 2005).
Perubahan-perubahan pada sistem pencernaan ibu hamil tersebut meliputi perubahan pada rongga
mulut, esofagus, lambung, usus halus, duodenum, usus besar dan rektum.
Kebutuhan nutrisi ibu selama kehamilan seperti vitamin dan mineral serta nafsu makan ibu meningkat
sehingga intake makanan juga meningkat. Tetapi beberapa wanita hamil mengalami penurunan nafsu
makan atau mengalami mual dan muntah. Gejala tersebut berhubungan dengan peningkatan hormone
Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) (Mandang, dkk, 2014).
Mual dan muntah selama kehamilan biasanya terjadi antara 4 sampai 8 minggu kehamilan dan terus
berlanjut hingga 14 sampai 16 minggu kehamilan, setelah itu gejala biasanya akan membaik. Namun
pada kasus tertentu bisa berlanjut hingga trimester kedua bahkan ketiga, keadaan itu akan menjadi
berbahaya jika ibu hamil tidak melakukan penanganan yang berakibat bertambah parah sehingga akan
menjadi hiperemesis gravidarum. Penyebab keluhan ini yang pasti belum diketahui, tetapi mungkin
berhubungan dengan peningkatan hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) termasuk estrogen
dan progesteron, relaksasi otot polos, perubahan dalam metabolisme karbohidrat, faktor mekanis dan
alergis (Pusdiknakes, 2003). HCG ini diproduksi oleh trofoblast setelah terjadi implantasi, kadarnya
terus naik dan mengalami penurunan setelah usia kehamilan antara 10 dan 12 minggu, yakni ketika
produksi progesteron mulai digantikan oleh placenta (Fraser, 2009). (Susanti, 2018)

1) Rongga Mulut
Keadaan seperti ini cukup diatasi dengan berobat jalan dan akan hilang dengan sendirinya setelah
kehamilan menginjak usia kurang lebih sepuluh minggu. Perubahan pada rongga mulut selama
kehamilan yaitu adanya keluhan gusi berdarah yang dapat disebabkan karena peningkatan hormon
estrogen yang menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi menjadi rapuh dan
dapat menimbulkan gingivitis. Defisiensi vitamin C juga dapat mengakibatkan gusi bengkak dan
mudah berdarah. Keadaan gusi dapat kembali normal pada awal masa puerperium. Hal ini mendorong
ibu untuk memperhatikan perawatan gigi dan mulut (Varney, 2006).
Salivasi mungkin akan meningkat sehubungan dengan kesukaran menelan akibat nausea (Sunarsih,
2011).
2) Lambung
Perubahan pada lambung wanita hamil yakni lambung memproduksi asam hidroklorik lebih tinggi
terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada umumnya keasaman lambung menurun dan
produksi hormon gastrin meningkat secara signifikan mengakibatkan peningkatan volume lambung
dan penurunan PH lambung. Produksi gastrik berupa mukus dapat mengalami peningkatan.

3) Esofagus
Peristaltik esofagus menurun, menyebabkan refluks atau relaksasi cardiac sphincter. Gastrik reflux
lebih banyak terjadi pada kehamilan lanjut karena elevasi lambung akibat pembesaran uterus. Tonus
pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah pengaruh progesteron, yang menyebabkan
relaksasi otot polos. Penekanan akibat uterus yang diperburuk oleh hilangnya tonus sfingter
mengakibatkan refluks dan nyeri ulu hati (heart burn). Kerja progesteron pada otot-otot polos
menyebabkan lambung hipotonus yang disertai penurunan motilitas dan waktu pengosongan yang
memanjang. Efek-efek progesteron menjadi lebih jelas seiring kemajuan kehamilan dan peningkatan
progesteron.

4) Usus
Efek progesteron pada usus halus adalah memperpanjang lama absorpsi nutrien, mineral dan obat-
obatan. Absorpsi ini juga meningkat akibat hipertrofi villi duedonum yang dapat meningkatkan
kapasitas absorpsi. Efek progesteron pada usus besar menyebabkan konstipasi karena waktu transit
yang melambat membuat air semakin banyak diabsorpsi dan menyebabkan peningkatan flatulen
karena usus mengalami pergeseran akibat pembesaran uterus. Aliran darah ke panggul dan tekanan
vena pada rektum meningkat menyebabkan terbentuknya hemoroid pada akhir kehamilan. (Varney,
2006).

5) Rektum
Penyebab konstipasi selama kehamilan selain perubahan hormonal yaitu aktifitas fisik. Wanita hamil
cenderung akan mengurangi aktifitas fisiknya untuk menjaga kehamilannya. Begitu juga semakin
besar kehamilan wanita hamil cenderung semakin malas beraktifitas karena bobot tubuh yang
semakin berat dan riwayat posisi saat defekasi juga menjadi resiko untuk timbulnya konstipasi (Ojieh,
2012). Riwayat posisi saat defekasi juga menjadi resiko untuk timbulnya konstipasi. Pada posisi
jongkok, sudut antara anus dan rektum akan menjadi lurus akibat fleksi maksimal dari paha. Ini akan
memudahkan terjadinya proses defekasi sehingga tidak memerlukan tenaga mengedan yang kuat.
Pada posisi duduk, sudut antara anus dan rektum menjadi tidak cukup lurus sehingga membutuhkan
tenaga mengedan yang lebih kuat. Proses mengedan kuat yang berkelanjutan akan dapat menimbulkan
konstipasi dan hemoroid (Camilleri & Lembo, 2003).
Perubahan sistem pencernaan tergantung dari trimester
kehamilan

Trimester I
Pada trimester I terdapat perasaan enek (nausea). Hal ini dikarenakan kadar hormon estrogen yang
meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus
berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama
berada dalam usus. Hal ini baik untuk reabsorbsi, tetapi menimbulkan konstipasi yang memang
merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai adanya gejala muntah
(emesis) pada bulan-bulan pertama kehamilan. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari
mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang
mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa
mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah Pica (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia
akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi (Wiknjosastro, 2002 dalam Sunarsih 2011).

Trimester II dan III


Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu, perut
kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang
mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan
lateral. Perut kembung saat hamil disebabkan bertambahnya hormon progesteron dalam tubuh ibu.
Hormon ini akan membuat relaksasi pada jaringan otot halus diseluruh tubuh termasuk pada saluran
pencernaan sehingga sistem pencernaan dalam tubuh berjalan dengan lambat dan tidak teratur. Dari
lambatnya pencernaan ini mengakibatkan terkumpulnya gas dalam saluran pencernaan. Kompresi dari
uterus yang membesar terhadap usus besar juga menyebabkan konstipasi dan meningkatkan
akumulasi gas sehingga ibu hamil menjadi sering buang angin (flatulen). Wasir (hemoroid) cukup
sering terjadi pada kehamilan yang terjadi akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah
uterus termasuk vena hemoroidal (Sunarsih, 2011). (Arifsa, 2018)

Gangguan Pencernaan Saat Hamil


1. Sembelit
sebagian besar masalah pencernaan dalam kehamilan dimulai dengan sembelit. Kondisi ini umum
terjadi pada wanita hamil karena berbagai alasan, seperti:

-Tingginya tingkat hormon tertentu selama kehamilan mengendurkan otot-otot usus dan
membuatnya sulit untuk bekerja secara efisien
-Rahim yang tumbuh menekan usus dan mengganggu fungsi normal
-Bisa juga efek samping asupan zat besi dalam suplemen vitamin yang dapat membuat tinja kering
dan sulit dikeluarkan

Banyak hal untuk menghindari atau mengobati sembelit, di antaranya yakni:


-Minum banyak air. Selain mengonsumsi air putih, ibu hamil juga bisa minum jus buah yang lebih
menyegarkan untuk melunakkan tinja dan membuat kotoran yang dicerna tetap mengalir melalui
usus. Jus prune adalah salah satu obat sembelit yang ampuh.

-Makan makanan kaya serat. Makanan yang mengandung serat tinggi sangat baik untuk menjaga
tinja tetap lembut dan memastikannya mudah dikeluarkan melalui usus.
-Batasi makanan manis dan olahan. Jenis makanan ini berpotensi mengikat air dan memperparah
sembelit. Olahraga.
-Olahraga tidak hanya dapat menjaga bentuk otot, tetapi juga meningkatkan sirkulasi darah dan
membawa lebih banyak oksigen ke semua organ (termasuk usus) untuk membantu mereka
melakukan tugasnya dengan lebih efisien.

Untuk menjadi perhatian, saat Anda mengalami sembelit, jangan asal minum obat pencahar.

Pasalnya, obat pencahar bisa menimbulkan efek samping selama kehamilan, sepeti menghilangkan
nutrisi yang diperlukan dan dapat membahayakan janin.

2. Ambeien

Wasir atau ambeien merupakan masalah lanjutan yang biasa dialami ibu hamil setelah sembelit.
Ambeien adalah massa jaringan yang membengkak pada pembukaan rektum, tempat keluarnya
feses dari tubuh. Mengejan saat buang air besar (BAB) untuk mengeluarkan tinja yang keras dapat
menyebabkan wasir. Jika ibu hamil melihat darah di toilet saat cebok setelah BAB atau jika
mengalami rasa sakit atau gatal yang berlebihan pada pembukaan rektum, tanyakan kepada dokter
untuk memeriksa wasir. Jika ibu hamil menderita wasir, wasir bisa jadi akan menemani selama
kehamilan dan mungkin akan bertambah buruk selama tahap mendorong persalinan. Namun, jika
ibu hamil dapat merawatnya dengan baik, ambeien mungkin menghilang setelah lahir. Berikut ini
beberapa tips atau cara yang baik dicoba untuk membantu mencegah maupun mengobati ambeien:

-Hindari sembelit. Gunakan semua cara mencegah dan mengobati sembelit untuk menjaga tinja
tetap lembut dan mudah bergerak melalui usus.
-Cobalah untuk tidak mengejan BAB. Ketika BAB, coba jangan menggunakan closet duduk.
Lebih baik berjongkoklah selama BAB untuk mendukung pergerakan feses keluar.
-Jangan berlama-lama di toilet. Terlalu lama duduk atau jongkok di toilet dapat menyebabkan
ketegangan yang tidak perlu pada anus. Jadi, cobalah untuk kembali lagi ke toilet nanti atau
bergeraklah, ubah posisi.

Jika ambeien dirasa sudah sangat mengganggu, jangan ragu untuk segera menemui dokter.

3. Perut kembung dan bersendawa

Masalah perut kembung dapat disebabkan oleh penumpukan gas di usus besar. Sedangkan
bersendawa adalah pengeluaran gas secara tiba-tiba dari perut. Kedua hal ini juga termasuk
masalah umum selama kehamilan yang mungkin lebih banyak menimbulkan rasa malu daripada
rasa sakit atau ketidaknyamanan. Sembelit dapat menyebabkan masalah ini, begitu pula makanan
tertentu. Dengan ini, untuk mengurangi gejala perut kembung dan bersendawa, ibu hamil perlu
menghindari sembelit dan konsumsi makanan penghasil gas, seperti kacang-kacangan, bawang,
gorengan, kubis, brokoli, dan kubis Brussel.

4. Diare

Diare juga termasuk gangguan pencernaan yang umum dialami oleh ibu hamil. Merangkum
Health Line, perubahan hormon, mengonsumsi makanan sembarangan, dan stres bisa
menyebabkan ibu hamil menderita diare. Gangguan pencernaan ini bisa terjadi di usia kehamilan
berapa pun. Namun, diare paling sering terjadi pada usia kehamilan trimester ketiga menjelang
persalinan. Diare perlu segera ditangani karena bisa berdampak buruk pada kondisi janin. Diare
bisa saja membuat janin tidak bisa mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen yang baik dikarenakan
sang ibu sering BAB. Secara umum cara mengatasi diare pada ibu hamil yang dapat dilakukan di
rumah, yakni:

-Cukupi waktu istirahat


-Tetap terhidrasi
-Hindari makanan penyebab diare
-Kurangi atau hindari konsumsi kafein
-Mengganti obat atau vitamin yang diduga menjadi pemicu diare

Jangan menunda untuk pergi ke dokter jika ibu hamil mengalami diare yang berlarut-larut.

5. Mual dan muntah berlebihan

Mual muntah berlebihan atau hiperemesia gravidarum pada ibu hamil umum terjadi karena
disebabkan oleh peningkatan produksi hormon progesteron yang bertugas menenangkan uterus
termasuk otot lambung, sehingga pengosongan lambung menjadi terlambat.

Kondisi ini bisa semakin parah jika ibu hamil mengalami penyakit radang lambung (gastritis).

Hiperemesia gravidarum di antaranya berhubungan erat dengan kondisi sebagai berikut:

-Kehamilan pertama Meningkatnya hormon-hormon pada kehamilan


-Perubahan metabolik dalam kehamilan
-Alergi
-Faktor psikososial
-Kehamilan ganda dan hamil anggur
-Ibu hamil usia dini Ibu hamil mengalami kegemukan

Risiko semakin tinggi bila ibu hamil mengalami stres dan cemas, kelebihan asupan lemak, dan
terinfeksi bakteri Helicobacter pylori yang menyebabkan luka pada lambung.

Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi mual dan muntah saat hamil (morning sickness) yang
bisa dicoba:

-Ubahlah pola makan menjadi sedikit-sedikit, tetapi sering


-Jangan paksakan makan dengan porsi besar
-Hindari jenis-jenis makanan yang terlalu merangsang, berbumbu, bersantan, dan terlalu
berminyak karena akan menstimulasi rasa mual menjadi semakin parah
-Sebaiknya saat bangun tidur jangan langsung berdiri dan beraktivitas karena dapat memicu rasa
mual dan pusing. Jadi, luangkan sedikit waktu untuk bersantai dulu dalam posisi terlentang
dengan bantal ditinggikan, lalu bertahap duduk, baru berdiri dan berjalan
-Pada pagi hari, hindari makanan berat. Cobalah untuk makan makanan ringan seperti biskuit atau
cookies dan minum minuman hangat
-Hindari menggosok gigi dan minum susu pada pagi hari
-Hindari stres karena faktor psikologi dan stres juga berperan penting menyebabkan gangguan
mual saat hamil
-Minimalisir beban pikiran terlalu berat dan kurang istirahat karena dapat pula menyebabkan dan
memperparah mual muntah saat hamil
-Sisakan waktu yang cukup untuk beristirahat dan melakukan hal yang menyenangkan seperti
mendengarkan musik atau aktivitas lain yang disukai
-Untuk meringankan gejala mual dan muntah, ibu hamil dapat mengonsumsi suplemen vitamin B6
atau bisa juga minum segejalas jahe hangat dengan sedikit tambahan gula atau madu
-Ibu hamil bisa juga mencoba melakukan pijat (akupresur) sendiri pada titik Neiguan atau P6.
Caranya, dengan menekan titik di pegelangan tangan di sisi telapak tangan

6. Begah hingga heartburn

Ibu hamil juga terbilang umum ketika mengalami begah hingga heartburn.

Pembesaran rahim yang terjadi seiring dengan pertumbuhan janin di dalamnya dapat memberi
dampak kondisi pada ibu hamil, salah satunya akan mudah merasa begah, perut lebih cepat penuh,
dan sulit menarik napas.

Ini bisa terjadi karena rahim ibu hamil yang membesar akan menekan organ-organ lain di dalam
perut maupun di sekitar perut, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan itu.

Malas makan karena merasa perut begah termasuk tanda ibu hamil mengalami gangguan
pencernaan ini.

Sedangkan hearthburn pada ibu hamil bisa dipengaruhi oleh produksi hormon progesterone yang
meningkat.

Heartburn adalah rasa panas seperti terbakar yang muncul dari ulu hati, lalu naik ke
kerongkongan.

Penyebab heartburn adalah asam lambung yang menerobos ke atas dan menimbulkan rasa panas.

Kondisi ini salah satunya dapat terjadi akibat produksi hormon progesteron yang membuat katup
antara kerongkongan dengan lambung relaks dan pertumbuhan janin yang membuat rongga perut
sesak.

Pertumbuhan janin dapat “mendorong” aliran asam lambung ke atas.

Untuk mengatasi gangguan ini, ibu hamil bisa mencoba beberapa tips serupa dengan cara
mengatasi mual dan muntah.

Ibu hamil di antaranya disarankan untuk:

-Makan dalam prosi sedikit tapi sering


-Hindari makan berlemak, berbumbu tajam, bercita rasa asam dan pedas, serta minuman yang
mengandung kafein dan soda yang dapat memperparah heartburn
-Jangan tiduran setelah makan
-Gunakan pakaian longgar
-Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika ibu hamil merasa sangat terganggu dengan
begah dan heartburn yang dialami. (Irawan Sapto, n.d.)
Perubahan Sistem Pencernaan Saat Masa Nifas
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Beberapa hal
yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara lain:

a. Nafsu makan: Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk
mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal
usus kembali normal.

b. Motilitas: Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

c. Konstipasi: Pasca melahirkan ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus
otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa postpartum, diare sebelum
persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid maupun laserasi
jalan lahir. (Kerja, 1967)
Skema Perubahan Sistem Pencernaan Pada Saat Hamil

Ibu Hamil

Rongga Usus Usus


Lambung Duedonum Rektum
Mulut Halus Besar

peningkata asam Efek


Efek Hamil
n hormon hidroklorik Progestro Peristaltik
n Progestron menurun
besar
estrogen lebih tinggi
dengan
riwayat
posisi
defekasi

Gusi memperpan
Mudah
Bengkak/ jang lama konstipasi refluks
Muntah/
Gingivitis absorpsi /relaksasi
Merasa
cardiac
Mual
sphincter Konstipas
i atau
Hemeroid
Skema Perubahan Sistem Pencernaan Saat Nifas

Ibu Nifas

Nafsu Makan Motilitas Konstipasi

Pasca melahirkan ibu selama proses persalinan


merasa lapar. Pemulihan penurunan tonus dan dan awal masa postpartum,
nafsu makan diperlukan motilitas otot traktus diare sebelum persalinan,
waktu 3-4 hari sebelum cerna menetap selama enema sebelum melahirkan,
faal usus kembali waktu yang singkat kurang makan, dehidrasi,
setelah bayi lahir. hemoroid maupun laserasi
normal.
jalan lahir
Bab 3
Penutup

Kesimpulan

Perubahan Sistem Pencernaan pada ibu hamil yaitu di organ rongga mulut,
esofagus, lambung, usus halus, usus besar, dan rektum. Sedangkan pada ibu
nifas dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron
yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol
darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Dan perubahan yang terjadi
tersebut bisa kita simpulkan bahwa seorang ibu dalam keadaan hamil dan nifas
itu sangat rentan dan sensitif maka dari itu perlu pengawasan lebih untuk ibu
hamil.
Daftar Pustaka

Arifsa, R. (2018). Adaptasi Sistem Gastrointestinal pada Ibu Hamil dengan Obesitas di Rumah Sakit
Sundari Medan. Adaptasi Sistem Gastrointestinal Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas Di Rumah
Sakit Sundari Medan, 1–38.
Irawan Sapto, A. (n.d.). 6 Gangguan Pencernaan Saat Hamil dan Cara Mengobatinya.
Https://Health.Kompas.Com. https://health.kompas.com/read/2020/10/18/150000468/6-
gangguan-pencernaan-saat-hamil-dan-cara-mengobatinya?page=all
Kerja, E. P. T. (1967). 済無 No Title No Title No Title. Angewandte Chemie International Edition,
6(11), 951–952., 13(April), 15–38.
Susanti, N. K. N. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Ibu “S” Umur 21 Tahun Primigravida Dari Umur
Kehamilan 37 Minggu 2 Hari Sampai Dengan 42 Hari Masa Nifas. Respiratory Poltekkes
Denpansar, 7–46.

Anda mungkin juga menyukai