Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Hubungan Sistem Pencernaan Dan Sistem Reproduksi


Masa Hamil Persalinan,dan Nifas

DISUSUN OLEH :
NAMA : ADEL CANTIKA SALSABILA
NIM : PO713211211001
KELAS : TK1A
JURUSAN :DIII KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah Swt,yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,dan inayahnya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam
ini.Penyusun makalah ini semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak,sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih.Namun tidak lepas dari semua itu,kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penysunan bahasa dan aspek
lainnya.Oleh karna itu dengan lapang dada kami membuka selebar lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.Akhirnya
penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah selanjutnya.

Makassar, 14 November 2021


KATA PENGANTAR................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................
DAFTAR ISI..............................................................
LATAR BELAKANG..................................................
RUMUSAN MASALAH............................................
TUJUAN PENULISAN.............................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................
INDIKATOR PROFESIONALISME BIDAN...............
KAJIAN PROFESIONALISME BIDAN.......................
BAB III PENUTUP................................................................................
KESIMPULAN.......................................................................................
SARAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya oleh
tubuh. Makanan dalam arti “biologis” adalah tiap zat atau bahan yang dapat di gunakan
dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk membangun atau memperoleh
tenaga (energi) bagi sel. Untuk dapat digunakan dalam metabolisme, maka makanan itu
harus masuk ke dalam sel Selama dalam proses pencernaan makanan di hancurkan menjadi
zat-zat sederhana dan dapat di serap oleh usus, kemudian digunakan oleh sel jaringan tubuh.
Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karna sintesis berbagai enzim yang terkandung
dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap jenis enzim mempunyai tugas khusus dan bekerja
atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis makanan lainnya.
Agar makanan itu berguna bagi tubuh, maka makanan itu harus didistribusi oleh darah
sampai pada sel-sel diseluruh tubuh.
Perubahan anatomi dan fisiologis ibu hamil terjadi pada trimester 1,2,&3 terjadi
pembentukan zigot ke embrio,bagian luar sel membentuk embrio.Pada usia 5 Minggu sum-
sum tulang belakang,jantung,dan beberapa organ lainnya mulai terbentuk,pada trimester
satu sejak pembuahan sel-sel telur oleh sperma.Zigot terbentuk belajar diri sampai fase
murulablastula.Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan
tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca
melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian, faal usus memerlukan
waktu 3-4 hari untuk kembali normal.
1.2 Tujuan Penulisan
-Mengetahui sistem pencernaan pada ibu hamil, Persalinan,dan nifas(Skema)
-Mengetahui perubahan-perubahan anatomi Fisiologi
-Agar Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami perubahan-perubahan yang terjadi
pada ibu hamil yang sangat berpengaruh terhadap janin yang di kandungnya.

Bab II
Pembahasan
2.1 Hubungan sistem pencernaan dan Reproduksi Masa Kehamilan
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem pencernaan ibu hamil.Tingginya kadar
progesteron menganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah.Selain
itu,sekresi Saliva juga menjadi lebih asam dan banyak sedangkan asam lambung
menurun.Menurunnya gerakan peristaltik tidak hanya menyebabkan mual tetapi juga
konstipasi yang di sebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada masa
kehamilan dan kembali pada masa akhir kehamilan.Susah BAB atau konstipasi (Sembelit)
umum dialami oleh ibu hamil(Bumil).Kondisi ini terjadi karna perubahan hormon semasa
hamil mempengaruhi kerja organisasi,termasuk fungsi penilaian yang menurut.
Mual dan muntah selama masa kehamilan bisa terjadi di pagi hari atau Kapan saja,diduga
bahwa hormon inilah plasenta yang memicu mual dan muntah dengan bekerja pada
komoreseptor zona pemicu di pusat.Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi
oleh beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu
keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-
otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian, faal
usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.
Gangguan pencernaan saat hamil merupakan kondisi yang disebabkan oleh produksi
hormon yang meningkat. Selain beberapa gejala yang telah disebutkan, gangguan
pencernaan saat hamil akan ditandai dengan nyeri dada dengan sensasi rasa terbakar akibat
naiknya asam lambung, yang biasanya muncul di trimester ketiga kehamilan. Lantas, apa saja
penyebab gangguan pencernaan saat hamil.?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gangguan pencernaan pada ibu hamil terjadi
karena meningkatnya hormon selama masa kehamilan. Gangguan yang satu ini umumnya
tidak membahayakan janin, tetapi dapat memberikan rasa tidak nyaman bagi ibu hamil.
Berikut ini sejumlah penyebabnya:
a.Meningkatnya hormon progesteron, sehingga terjadi penurunan gerakan peristaltik usus,
sehingga memicu terjadinya konstipasi.
b.Membesarnya ukuran rahim, sehingga terjadi penekanan pada usus. Hal tersebut
menyebabkan sisa-sisa makanan menumpuk dalam usus, sehingga memicu terjadinya
konstipasi.
c.Ibu hamil yang sebelumnya sudah mengidap wasir akan semakin bertambah parah selama
masa kehamilan.
d. hamil kurang aktif atau malas bergerak serta kurang konsumsi air putih. Saat ibu hamil
kurang aktif, aliran darah tidak lancar. Sedangkan saat kurang mengonsumsi air putih, akan
menyebabkan tekstur feses menjadi mengeras.
e.Ibu hamil mengalami kelainan katup usus, sehingga memicu konstipasi selama kehamilan.
f.Upaya pencegahan gangguan pencernaan pada ibu hamil dapat dilakukan dengan menjaga
pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang bersih dan sehat. Jangan
mengonsumsi makanan mentah selama masa kehamilan, karena makanan bisa saja
mengandung telur cacing atau kuman yang dapat membahayakan kehamilan. Membesarnya
ukuran rahim, sehingga terjadi penekanan pada usus. Hal tersebut menyebabkan sisa-sisa
makanan menumpuk dalam usus, sehingga memicu terjadinya konstipasi.Ibu hamil yang
sebelumnya sudah mengidap wasir akan semakin bertambah parah selama masa
kehamilan.Ibu hamil kurang aktif atau malas bergerak serta kurang konsumsi air putih. Saat
ibu hamil kurang aktif, aliran darah tidak lancar. Sedangkan saat kurang mengonsumsi air
putih, akan menyebabkan tekstur feses menjadi mengeras.Ibu hamil mengalami kelainan
katup usus, sehingga memicu konstipasi selama kehamilan.
Upaya pencegahan gangguan pencernaan pada ibu hamil dapat dilakukan dengan menjaga
pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang bersih dan sehat. Jangan
mengonsumsi makanan mentah selama masa kehamilan, karena makanan bisa saja
mengandung telur cacing atau kuman yang dapat membahayakan kehamilan.
Gangguan pencernaan pada ibu hamil kerap menghampiri. Jika hal ini terjadi terus-menerus
tentu akan mengganggu aktivitas yang dilakukan. Untuk mencegahnya, ibu dapat melakukan
berbagai cara berikut ini:

1.Sering Makan dalam Porsi Kecil


5–6 kali porsi makan pada ibu hamil direkomendasikan, tetapi dalam porsi yang kecil guna
mencegah naiknya asam lambung. Jangan ikuti kata orang yang menyarankan harus makan
banyak karena untuk dua orang. Makan secukupnya saja.
2.Jauhi Makanan Berlemak, Pedas, dan Gorengan
Usahakan untuk menghindari makanan berlemak, makanan pedas, serta gorengan selama
masa kehamilan guna mencegah gangguan pencernaan pada ibu hamil. Jika ingin camilan, ibu
bisa mengonsumsi buah-buahan.
3.Konsumsi Susu dan Yoghurt
Susu dan yoghurt bisa menjadi minuman terbaik saat hamil. Keduanya mengandung nutrisi,
protein, dan kalsium. Selain itu, susu dan yoghurt dapat membantu melancarkan pencernaan.
Jangan lupa untuk memilih yoghurt atau susu dengan kandungan rendah lemak, ya!
4.Jangan Makan Menjelang Tidur
Meski ibu hamil dapat sering makan dalam porsi yang kecil, tetapi ibu hamil perlu
membatasinya. Batasi konsumsi makanan sampai sore. Jangan mengonsumsi makanan
hingga larut malam, karena dapat menyebabkan perut terasa begah dan sulit untuk tidur.

2.2 Hubungan Sistem Pencernaan Dan Reproduksi Pada masa persalinan


Perubahan Pada Sistem Reproduksi.Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi yaitu pada
vagina, serviks uteri, dan endometrium.3-6
Perubahan pada Vagina dan Perineum
Kondisi vagina setelah persalinan akan tetap terbuka lebar, ada kecenderungan vagina
mengalami bengkak dan memar serta nampak ada celah antara introitus vagina. Tonus otot
vagina akan kembali pada keadaan semula dengan tidak ada pembengkakan dan celah vagina
tidak lebar pada minggu 1-2 hari pertama postpartum. Pada minggu ketiga posrpartum rugae
vagina mulai pulih menyebabkan ukuran vagina menjadi lebih kecil. Dinding vagina menjadi
lebih lunak serta lebih besar dari biasanya sehingga ruang vagina akan sedikit lebih besar dari
keadaan sebelum melahirkan.7Vagina yang bengkak atau memar dapat juga diakibatkan oleh
trauma karena proses keluarnya kepala bayi atau trauma persalinan lainnya jika
menggunakan instrument seperti vakum atau forceps.Perineum pada saat proses persalinan
ditekan oleh kepala janin, sehingga perineum menjadi kendur dan teregang. Tonus otot
perineum akan pulih pada hari kelima postpartum mesipun masih kendur dibandingkan
keadaan sebelum hamil.Meskipun perineum tetap intack/utuh tidak terjadi robekan saat
melahirkan bayi, ibu tetap merasa memar pada perineum dan vagina pada beberapa hari
pertama persalinan. Ibu mungkin merasa malu untuk membuka perineumnya untuk diperiksa
oleh bidan, kecuali jika ada indikasi klinis. Bidan harus memberikan asuhan dengan
memperhatikan teknik asepsis dan antisepsis, dan lakukan investigasi jika terdapat nyeri
perineum yang dialami. Perineum yang mengalami robekan atau di lakukan episiotomy dan
dijahit perlu di periksa keadaannya minimal satu minggu setelah persalinan.
Perubahan pada Uterus
Perubahan fisiologi pada uterus yaitu terjadi proses involusio uteri yaitu kembalinya uterus
pada keadaan sebelum hamil baik ukuran, tonus dan posisinya.1Proses involusio juga
dijelaskan sebagai proses pengecilan ukuran uterus untuk kembali ke rongga pelvis, sebagai
tahapan berikutnya dari proses recovery pada masa nifas. Namun demikian ukuran tersebut
tidak akan pernah kembali seperti keadaan nullipara. Hal ini disebabkan karena proses
pagositosis biasanya tidak sempurna, sehingga masih tertinggal sedikit jaringan elastis.
Akibatnya ketika seorang perempuan pernah hamil, uterusnya tidak akan kembali menjadi
uterus pada keadaan nullipara.Pada jam-jam pertama pasca persalinan, uterus kadang-
kadang bergeser ke atas atau ke kanan karena kandung kemih. Kandung kemih harus
dikosongkan sebelum mengkaji tinggi fundus uteri (TFU) sebagai indikator penilaian involusi
uteri, agar dapat memperoleh hasil pemeriksaan yang akurat.Uterus akan mengecil menjadi
separuh dalam satu minggu, dan kembali ke ukuran normal pada minggu kedelapan
postpartum dengan berat sekitar 30 gram. Jika segera setelah persalinan TFU akan ditemukan
berada setinggi umbilicus ibu, maka hal ini perlu dikaji labih jauh, karena merupakan tanda
dari atonia uteri disertai perdarahan atau retensi bekual darah dan darah, serta distensi
kandung kemih, tidak bisa berkemih. Ukuran uterus dapat dievaluasi melalui pengukuran
TFU.
Perubahan sistem pencernaan
Setelah mengalami proses persalinan, ibu akan mengalami rasa lapar dan haus akibat banyak
tenaga yang terkuras dan juga stress yang tinggi karena melahirkan bayinya.Tetapi tidak
jarang juga ditemui ibu yang tidak memiliki nafsu makan karena kelelahan melahirkan
bayinya. Jika ditemukan keadaan seperti itu, perlu menjadi perhatian bidan agar dapat
memotivasi ibu untuk makan dan minum pada beberapa jam pertama postpartum, juga
kajian lebih lanjut terhadap keadaan psikologis ibu.
Jika keadaan ini menjadi persisten selama beberapa jam setelah persalinan, waspada
terhadap masalah perdarahan, dan komplikasi lain termasuk gangguan psikologi pada masa
nifas. Demikian juga beberapa keyakinan maupun adat istiadat atau budaya setempat yang
masih diyakini oleh ibu untuk dijalani termasuk kebiasaan makan dan minum setelah
melahirkan bayinya.Proses menyusui, serta pengaruh progesterone yang mengalami
penurunan pada masa nifas juga dapat menyebabkan ibu konstipasi. Keinginan ini akan
tertunda hingga 2-3 hari postpartum. Tonus otot polos secara bertahap meningkat pada
seluruh tubuh, dan gejala heartburn / panas di perut / mulas yang dialami wanita bisa hilang.
Sembelit dapat tetap menjadi masalah umum pada ibu nifas selama periode postnatal.
Kondisi perineum yang mengalami jahitan juga kadang menyebabkan ibu takut untuk BAB.
Oleh karena itu bidan perlu memberikan edukasi agar keadaan ini tidak menyebabkan
gangguan BAB pada ibu nifas dengan banyak minum air dan diet tinggi serat serta informasi
bahwa jahitan episiotomy tidak akan terlepas jika ibu BAB.
2.3 Hubungan sistem pencernaan dan Reproduksi pada masa Nifas
Definisi MasaNifas.
Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak disebut puerperium, yaitu dari
kata puer yang artinya bayi dan parous artinya melahirkan. Puerperium berarti masa setelah
melahirkan bayi. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Bahiyatun, 2009).
Beberapa pengertian tentang masa nifas antara lain:
a.Masa nifas (Puerperium) adalah periode dari lahirnya placenta sampai 6 minggu setelahnya
(Edmons,2012).
b.Masa nifas adalah periode yang dimulai dengan berakhirnya tahap ketiga persalinan dan
masih berlangsung hingga organ genital diasumsikan telah kembali ke kondisi normal mereka
lagi. Durasi normal masa nifas ini adalah 6 minggu setelah kelahiran
c.Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah ibu melahirkan bayi, yang digunakan
untuk memulihkan kesehatannya (Syafrudin,2009).
d.Masa nifas adalah waktu dimana tubuh ibu kembali normal seperti sebelum hamil.
Sebagian besar perubahan fisik akan komplet dalam 6 minggu.Lama masa nifas yaitu 6-8
minggu.
Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu :
1.Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri danberjalan.
2.Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat- alat genital.
3.Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyaikomplikasi.
Menurut Pitriani (2014), selama masa nifas alat-alat internal maupun eksternal berangsur-
angsur kembali ke keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat genetalia ini disebut
involusi. Pada masa ini terjadi juga perubahan penting lainnya, perubahan-perubahan yang
terjadi antara lain sebagai berikut
a.Uterus: Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil.
b.Lokia: Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang
mengelilingisitusplasentaakanmenjadinekrotik.Desidua yang mati akan keluar bersama
dengan sisa cairan. Percampuran darah dan desidua inilah yang dinamakan lokia. Lokia
adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang
membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina
normal. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan
volumenya berbeda-beda ada setiap wanita. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar
240-270 ml. Lokia mengalami perubahan karena prosesinvolusi.
c.Vagina dan Perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan.setelah
beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul
kembali pada minggu ketiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses
pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara.
Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan sebelum persalinanpertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum
mengalamirobekan.Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan
episiotomi dengan indikasi tertentu.
Perubahan Sistem Pencernaan
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Beberapa hal
yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara lain:
1.Nafsu makan: Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk
mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal
usus kembalinormal.
2.Motilitas: Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
3.Konstipasi: Pasca melahirkan ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus
otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa postpartum, diare sebelum
persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid maupun laserasi
jalan lahir.

Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan.
Jadi,perubahan perubahan pada ibu hamil tentang sistem pencernaan sangat berpengaruh
terhadap janinnya.Perubahan anatomi dan Fisiologi tersebut dapat membawa pengaruh
dampak buruk kepada ibu dan janinnya.Pada Minggu ke 8-12 dimana organisme yang telah
memiliki struktur lengkap melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang sesat.Si ibu
juga harus menghindari makanan yang keras makanan yang dikonsumsi harus bergizi.

3.2 Saran
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami dalam tahap
belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi saran dan usul
serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi sederhana dan
bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena kami
hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas

Anda mungkin juga menyukai