Anda di halaman 1dari 6

Judul: AAC Technologies for Young Children with Complex Communication Needs: State of

the Science and Future Research Directions


(Teknologi ACC untuk Anak Kecil dengan Kebutuhan Komunikasi Kompleks)
Oleh Janice Light and Kathryn Drager.
The Pennsylvania State University, University Park, PA 16802, USA

Tujuan dari makalah ini ialah: (1) untuk meringkas penelitian yang berkaitan dengan
sistem AAC untuk anak kecil, dengan fokus khusus pada desain teknologi AAC; dan (2)
untuk menentukan prioritas penelitian masa depan untuk meningkatkan teknologi AAC dan
meningkatkan kemampuan anak-anak dengan kebutuhan komunikasi yang kompleks. Dengan
realisasi teknologi AAC yang yang lebih baik, anak kecil dengan kebutuhan komunikasi yang
kompleks akan memiliki alat yang lebih baik untuk memaksimalkan perkembangan
komunikasi, bahasa dn keterampilan literasi mereka, dan mencapai potensi penuh mereka.
Meskipun makalah ini berfokus pada desain teknologi AAC, penting untuk menyadari
bahwa teknologi ini hanyalah salah satu komponen penting dari intervensi AAC. Jika
intervensi AAC ingin efektif secara maksimal, mereka harus memastikan tidak hanya itu
anak-anak memiliki akses ke sistem AAC yang tepat sebagai sarana untuk berkomunikasi,
tetapi juga bahwa mereka menerima instruksi yang tepat untuk mempelajari keterampilan
linguistik, operasional, sosial, dan strategi-strategi yang diperlukan untuk berkomunikasi
secara efektif dan memastikan bahwa anak-anak memiliki kesempatan dan dukungan yang
tepat dari lawan bicara mereka untuk berkomunikasi (Light, 2003).
Pemilihan dan pengembangan sistem AAC yang tepat merupakan salah satu
komponen kunci dalam intervensi untuk anak-anak dengan kebutuhan komunikasi yang
kompleks untuk memastikan bahwa mereka memiliki sarana yang efektif untuk
berkomunikasi. Salah satu temuan yang paling kuat dalam penelitian AAC adalah bahwa
individu dengan kebutuhan komunikasi kompleks biasanya mengandalkan beberapa mode
untuk memenuhi kebutuhan mereka (Blackstone & Hunt Berg, 2003).
Anak kecil dengan berbagai cacat perkembangan biasanya menggunakan berbagai
cara (baik secara bersamaan atau berurutan) untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam
situasi sehari-hari, termasuk perkiraan ucapan dan ucapan, tanda, sistem nonelektronik
(misalnya, papan komunikasi), dan teknologi AAC (Binger & Light, 2006; Light, Collier, &
Parnes, 1985; Light & Drager, 2005). Pilihan mode sering berhubungan dengan keterampilan
anak serta konteks komunikasi, mitra, tugas, dan niat (Blackstone & Hunt Berg, 2003; Light
et al., 1985).

A. (Penelitian Rancangn Ulang Teknologi AAC Untuk Meningkatkan Efektifitas)


Research On Redesigning AAC Technologies To Enhance Their Effectiveness
1. Meningkatkan Daya Tarik Teknologi AAC untuk Anak Kecil
Dalam makalah ini disebutkan bahwa spesifikasi desain yang dapat
meningkatkan daya tarik teknologi AAC untuk anak kecil yakni dengan
mengintegrasikan permainan dan komunikasi, menyediakan konteks menyenangkan
yang bermakna untuk interaksi, memperluas opsi keluaran, meningkatkan estetika,
dan memberikan pilihan untuk karakterisasi dan personalisasi.

2. Meningkatkan Fungsi Teknologi AAC


Harapan penelitian di masa depan untuk mengembangkan teknologi AAC
didesain tidak sekedar menyampaikan pesan linguistik, melainkan dapat mendukung
interaksi social anak dan mendukung interkonektivitas untuk memungkinkan akses
terintegrasi ke beragam fungsi.

3. Mengurangi Tuntutan Pembelajaran Teknologi AAC untuk Anak Kecil


Merupakan tantangan bagi komunikator pemula untuk belajar menggunakan
banyak sistem AAC karena tuntutan perhatian yang beragam. Seperti perhatian pada
diri mereka sendiri, pada lawan bicara, sistem AAC, dan aktivitas bersama yang
sedang berlangsung. Ditambah lagi bahwa komunikasi berjalan tidak statis melainkan
proses yang interaktif dan dinamis. Cress (1999) mengusulkan dua cara untuk
mengurangi tuntutan perhatian ini: (a) mengurangi jumlah alat atau fokus eksternal
dan/ atau (b) mengurangi kompleksitas alat. Jumlah alat dapat dikurangi dengan
mengintegrasikan sistem AAC dengan aktivitas bermain. Misalnya, Light dan Drager
(2005) menyajikan buku, lagu, dan aktivitas bermain lainnya dalam teknologi AAC
bersama dengan kosakata komunikasi, sehingga mengurangi kebutuhan anak untuk
mengalihkan perhatian antara sistem dan aktivitas. Selain itu, simbol AAC
berteknologi rendah individu (didukung dengan Velcro) dapat dengan mudah
dimasukkan ke dalam aktivitas bermain; Simbol-simbol tersebut dapat diambil dari
papan komunikasi dan dibawa langsung ke dalam aktivitas bermain, yang secara
eksplisit menghubungkan simbol tersebut dengan mainan atau referensi lainnya.
Hingga saat ini, tidak ada studi penelitian terkontrol yang telah menyelidiki efek dari
mengintegrasikan AAC dengan bermain dan kegiatan sehari-hari lainnya untuk
mengurangi tuntutan perhatian.

4. Representasi Konsep Bahasa


Ada bukti bahwa pemahaman anak kecil dan penggunaan berbagai simbol
AAC seiring waktu, anak kecil dapat belajar memahami dan menggunakan berbagai
simbol AAC, termasuk tanda, gerakan, simbol nyata, Komunikasi Pertukaran Gambar
(PEC), Simbol Komunikasi Gambar Mayer Johnson (PCS), Simbol Blis, dan
sebagainya. Namun dalam makalah ini disebutkan banyak simbol AAC saat ini tidak
segera transparan untuk anak-anak . Lund, Millar, Herman, Hinds, dan Light (1998),
dan Light, et al. (2007), menemukan bahwa representasi anak- anak dari konsep
bahasa yang muncul awal berbeda secara signifikan dari representasi yang digunakan
dalam banyak set simbol saat ini. Para peneliti ini meminta anak-anak yang sedang
berkembang untuk menggambar sepuluh konsep bahasa yang muncul awal, kemudian
menganalisis gambar dan deskripsi anak-anak, dan membandingkannya dengan
representasi yang digunakan dalam rangkaian simbol AAC saat ini. Representasi
anak-anak berbeda secara signifikan dari yang digunakan dalam set simbol AAC:
Mereka didasarkan pada konteks, biasanya melibatkan pengalaman yang sudah
dikenal, dan menggunakan seluruh adegan untuk menggambarkan konsep; mereka
tidak menggunakan bagian objek atau peristiwa yang terisolasi.

5. Tata Letak dan Organisasi


Setelah seorang anak memperoleh lebih dari satu konsep, maka tantangannya
adalah mengatur dan menampilkan konsep-konsep ini dengan tepat dalam teknologi
AAC. Organisasi dan tata letak representasi dapat berfungsi untuk memfasilitasi atau
menghambat akurasi dan efisiensi yang dengannya anak dapat menemukan, memilih,
dan menggunakan konsep secara fungsional. Dua aspek penting dari tata letak dan
organisasi yang mungkin berdampak pada pembelajaran dan penggunaan adalah
pengelompokan dan pengaturan dari representasi di layar.
Light dan Drager (2005) mengevaluasi efek intervensi AAC yang
menggunakan tampilan pemandangan visual dengan anak-anak dengan cacat
perkembangan (usia 1 – 3) dan menyimpulkan sebagai berikut: (a) semua anak dapat
menggunakan visual tampilan adegan untuk berpartisipasi dalam interaksi sosial, pada
pengenalan awal di sesi pertama, setelah penggunaannya dimodelkan; (b) anak-anak
menunjukkan peningkatan yang signifikan pada gilirannya segera setelah pengenalan
teknologi AAC yang memanfaatkan pemandangan visual; (c) anak-anak
mempertahankan keuntungan ini pada gilirannya mengambil alih jangka panjang; dan
(d) semua anak juga belajar menggunakan jenis tampilan lain dari waktu ke waktu,
termasuk tampilan grid tradisional dan tampilan hybrid (yaitu, tampilan yang
menggunakan pemandangan visual tetapi memiliki beberapa konsep yang ditampilkan
dalam tata letak grid tradisional). Drager dkk. (2005) menemukan hasil serupa dalam
sebuah penelitian terhadap anak-anak prasekolah dengan autisme (usia 3 – 5).
Tampilan adegan visual mungkin menawarkan beberapa keuntungan bagi
komunikator pemula dibandingkan dengan tampilan grid tradisional: (a) Adegan
mewakili peristiwa atau kegiatan yang sudah dikenal dalam kehidupan anak-anak,
memaksimalkan kebermaknaan representasi; (b) mereka menyajikan konsep bahasa
dalam konteks, memberikan dukungan untuk pemahaman anak-anak pada tahap awal
pembelajaran bahasa; (c) tampilan adegan visual, menurut definisi, mengatur bahasa
secara skematis menurut pengalaman peristiwa, pemetaan yang kongruen dengan
organisasi konsep bahasa anak-anak (cf., Fallon, Light, & Achenbach, 2003); dan (d)
tampilan adegan visual melestarikan hubungan konseptual dan visual antara simbol-
simbol yang terjadi dalam kehidupan (misalnya, lokasi, proporsionalitas konsep).
Sebaliknya, tampilan grid tradisional mendekontekstualisasikan simbol dan
menampilkannya di luar konteks; bahasa disajikan dalam sebuah kotak, terisolasi dari
konteks di mana ia terjadi.

6. Navigasi
Drager, Light, dan rekan menyelidiki tuntutan navigasi sistem tampilan
dinamis untuk anak-anak. Hasil menunjukkan bahwa biasanya anak-anak yang sedang
berkembang (usia 2 – 5) lebih sulit menemukan halaman yang benar (dari menu
utama dengan pilihan empat simbol/halaman) daripada menemukan simbol target
ketika berada di halaman yang benar (dari pilihan 12 – 30 simbol). Navigasi mungkin
sangat sulit bagi anak kecil karena beberapa alasan: (a) mereka harus mengingat
model konseptual halaman tersembunyi dalam sistem; dan (b) mereka harus
memahami hubungan antara representasi yang digunakan pada halaman menu dan
halaman kosa kata yang tersembunyi.

7. Teknik Seleksi
Selain merancang sistem AAC yang memanfaatkan representasi, organisasi,
tata letak, dan fitur navigasi yang sesuai, juga penting untuk mempertimbangkan
teknik yang digunakan untuk memilih item target untuk dikomunikasikan. Sebagian
besar anak kecil mengalami kesulitan menggunakan keyboard atau mouse standar,
karena penggunaan antarmuka ini menuntut tuntutan persepsi motorik, kognitif,
linguistik, dan sensorik yang signifikan. Secara khusus, penggunaan antarmuka ini
memerlukan kontrol motorik halus dan presisi gerakan serta pemahaman tentang
hubungan antara tindakan yang dilakukan pada keyboard atau dengan mouse, dan
tindakan yang dihasilkan di layar. Memahami hubungan ini secara kognitif kompleks,
karena keyboard dan mouse dipindahkan secara fisik dari tindakan yang dihasilkan di
layar.
Penggunaan layar sentuh yang terintegrasi dengan tampilan komputer
merupakan salah satu cara untuk mempermudah akses bagi anak kecil. Dalam hal ini,
sentuhan anak ke layar berhubungan langsung dengan tindakan berikutnya; tidak ada
perpindahan fisik antara sebab dan akibat seperti pada keyboard atau mouse
tradisional. Sayangnya layar sentuh bukanlah solusi yang layak untuk banyak anak
yang memiliki gangguan motorik. Anak-anak dengan gangguan motorik yang parah
biasanya diperkenalkan dengan pemindaian sebagai sarana akses alternatif.

8. Keluaran Sistem AAC


Setelah item target dipilih oleh pengguna, item tersebut kemudian harus
dikomunikasikan kepada mitra. Ada beberapa metode untuk menampilkan output dari
teknologi AAC: tampilan layar, hard copy tercetak, dan output ucapan. Penelitian di
masa depan diperlukan untuk meningkatkan kejelasan keluaran ujaran pada satu kata
dan pada tingkat fonem untuk memaksimalkan manfaat keluaran ujaran untuk
pengembangan bahasa dan literasi.
Selain kejelasan, masalah lain yang harus dipertimbangkan adalah pilihan
pembicara manusia yang digunakan untuk membuat rekaman pidato digital untuk
penyimpanan dalam teknologi AAC. Praktek saat ini adalah menemukan kecocokan
usia yang dekat antara suara sampel dan anak menggunakan sistem AAC.

B. Peningkatan Desain untuk Teknologi AAC untuk Anak Kecil


Penelitian di masa depan diperlukan untuk mendesain ulang teknologi AAC
agar lebih memenuhi kebutuhan anak kecil, khususnya untuk (a) meningkatkan daya
tarik dalam rangka meningkatkan motivasi dan penggunaan; (b) mengurangi tuntutan
pembelajaran melalui pemanfaatan representasi, organisasi, tata letak, navigasi,
seleksi, dan keluaran yang sesuai dengan perkembangan; (c) mendukung dinamis
tepat waktu pemrograman untuk memberi anak- anak bahasa yang mereka butuhkan
untuk berkomunikasi pada saat itu terjadi; (d) mendukung transisi yang mulus untuk
mengakomodasi perubahan perkembangan kuantitatif dan kualitatif; (e) berfungsi
sebagai konteks interaktif dinamis untuk mendukung anak kecil dan pasangannya
(dewasa dan teman sebaya) saat mereka berkomunikasi (bukan hanya sebagai
prostesis bicara statis); (f) menyediakan akses terintegrasi ke berbagai fungsi
(misalnya, komunikasi, bermain, interaksi sosial, hiburan, persahabatan,
telekomunikasi, ekspresi artistik); dan (g) mengintegrasikan kesempatan belajar yang
sesuai dengan perkembangan untuk meningkatkan bahasa dan pengembangan literasi
dan mendukung partisipasi dalam kurikulum pendidikan. Perhatian khusus diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan anak pada tahap paling awal perkembangan komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai