Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.2. TUJUAN
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan nilai yang maksimal pada mata kuliah
ADMINISTRASI KEUANGAN. Dan juga untuk melatih, menganalisis, serta mengamati
pendapatan belanja negara. Dan juga untuk menambah wawasan dalam mengetahui
permasalahan atau kendala menyangkut pengelolaan aggaran pendapatan belanja negara
Indonesia saat ini.
1.3. PERMASALAHAN
a. Asas-asas umum pengelolaan keuangan negara
Pengertian secara khusus, dalam arti yang digunakan dalam praktek kenegaraan di Indonesia,
maka pengertian anggaran negara yang selanjutnya disebut APBN dapat mengacu pada Pasal
23 Ayat 1 UUD 1945 (Perubahan), dimana dinyatakan bahwa, ”Anggaran pendapatan dan
belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun
dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”. Pengertian pasal tersebut terdapat lima unsur dari APBN, yaitu:
1. APBN sebagai pengeloaan keuangan negara;
2. APBN ditetapkan setiap tahun, yang berarti APBN berlaku untuk satu tahun;
5. APBN ditujukan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat (Ini menunjukan peran ekonomi
politik APBN).
BAB III
PEMBAHASAN
A. ASAS-ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
b. profesionalitas;
c. proporsionalitas;
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang disahkan
9 Maret 2003, yang diharapkan menjadi kerangka hukum yang kokoh dalam upaya mendorong
terwujudnya tata cara pengelolaan keuangan negara yang bersih dari korupsi. Kehadiran
undang-undang ini diharapkan dapat memberikan garis yang jelas dan tegas kepada
pemerintah dalam mengatur keuangan dan aset negara. Mengingat Undang-Undang tentang
Keuangan Negara ini masih belum berjalan secara efektif, tetapi sebagai upaya untuk
melakukan reformasi perundangan warisan kolonial patut kita hargai, apalagi perundangan
sebelumnya sudah tidak mampu menjawab tantangan perubahan zaman. Demikian pula, jika
dalam perkembangannya nanti pelaksanaan UU ini tidak dapat mengakomadasi perkembangan
yang ada, tentu saja juga harus dilakukan revisi.
Oleh sebab itu, perkembangan pengelolaan keuangan negara jangan sampai ditujukan untuk
kepentingan, kemanfaatan, dan keinginan jangka pendek dan keuntungan pihak elit tertentu
dalam negara dan masyarakat. Pengelolaan keuangan negara yang mewujudkan dirinya sebagai
landasan konsep bagi prospek negara Indonesia. Perpaduan antara kemajemukan dan kesatuan
bangsa harus menjadi ciri logis yang mengatur pengelolaan keuangan negara, sehingga
konsepsi otonomi daerah sebagai satu basis, kemandirian badan hukum sebagai satu basis,
serta negara sebagai basis yang harus diformulasikan dengan baik dan mendukung kegiatan
negara.
Ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan APBN dalam Undang-Undang ini meliputi
penegasan tujuan dan fungsi penganggaran pemerintah, penegasan peran DPR/DPRD dan
pemerintah dalam proses penyusunan dan penetapan anggaran, pengintegrasian sistem
akuntabilitas kinerja dalam sistem penganggaran, dan penggunaan kerangka pengeluaran
jangka menengah dalam penyusunan anggaran.
APBN mencakup seluruh penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan berasal dari perpajakan
maupun non perpajakan, termasuk hibah yang diterima oleh pemerintah. Pengeluaran atau
belanja adalah belanja pemerintah pusat dan daerah. Jika terjadi defisit, yaitu pengeluaran
lebih besar dari penerimaan, maka dicari pembiayaannya baik yang bersumber dari dalam
negeri maupun dari luar negeri.
Seluruh penerimaan dan pengeluaran tersebut ditampung dalam satu rekening yang disebut
rekening Benharawan Umum Negara (BUN) di Bank indonesia (BI). Pada dasarnya, semua
penerimaan dan pengeluaran pemerintah harus dimasukkan dalam rekening tersebut. Sebagai
pengecualian, pemerintah membuka beberapa rekening khusus di BI atau bank pemerintah
karena alasan-alasan sebagai berikut:
1. untuk pengelola pinjaman luar negeri untuk proyek tertentu sebagaimana disyaratkan oleh
pemberi pinjaman;
3. untuk mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran lainnya yang dianggap perlu untuk
dipisahkan dari rekening BUN, dimana suatu penerimaan harus digunakan untuk tujuan
tertentu.
Terkait dengan pengelolaan APBN, semua penerimaan dan pengeluaran harus tercakup dalam
APBN. Dengan kata lain pada saat pertanggungjawaban APBN, semua realisasi penerimaan dan
pengeluaran dalam rekening-rekening khusus harus dikonsolidasikan ke dalam rekening BUN.
Semua penerimaan dan pengeluaran yang telah dimasukkan dalam rekening BUN adalah
merupakan penerimaan dan pengeluaran yang on-budget.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Definisi keuangan negara berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Undang-undang Keuangan Negara) adalah: semua hak dan
kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa
uang maupun barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut.
Pengertian Keuangan Negara, yakni pengertian keuangan Negara dalam arti yang luas
dan pengertian keuangan dalam arti yang sempit. Pengertian keuangan negara dalam
arti luas yang dimaksud ialah keuangan yang berasal dari APBN, APBD, dan keuangan
yang berasal dari Unit Usaha Negara atau Perusahaanperusahaan milik negara.
Sedangkan pengertian keuangan negara dalam arti yang sempit adalah keuangan yang
berasal dari APBN saja.
4.2. SARAN
Menjaga kekayaan Negara dengan memeberi masukan terhadap kondisi keuangan
Negara yang dikelola pejabat setempat.
Menjalankan hak dan kewajiban dalam bidang keuangan bagi rakyat banyak seperti hak-
hak atas dana pembangunan desa, atau untuk kepentingan sekolah
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bphn.go.id/data/documents/pkj-2011-9.pdf
https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-1.pdf