Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan
masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari
gambaran kehidupan manusia yang fenomenal. Karya sastra yang
dihasilkan oleh pengarang biasanya berbeda dengan pengarang lain. Karya
sastra mengandung unsur-unsur keindahan. Selain unsur-unsur keindahan
karya sastra juga mengandung tema-tema yang akan diangkat pada
penciptaan karya sastra. Tema-tema tersebut merupakan gagasan dari sang
pengarang. Jabrohim (2001:72) menyatakan bahwa karya (karya sastra)
merupakan karya seni yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya.
Adapun medium lain yang digunakan dalam pemunculan karya sastra
selain bahasa yakni berupa berupa gambar atau tanda. Selain kisah-kisah
nyata yang ditulis pengarang, karya sastra juga merupakan hasil dari
imajinasi pengarang yang bersifat fiksi. Fiksi berarti karya sastra yang
dihasilkan dari cerita nyata yang benar-benar terjadi dalam kehidupan
manusia atau bisa juga hanya cerita khayalan belaka yang tidak terjadi
dalam kehidupan manusia. Sebuah karya sastra yan

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertrian Unsur Unsur Puisi?
2. Pengertian Unsur Unsur Pembangun Drama?
3. Pengertian Unsur Unsur Pembangun Prosa?

C. TUJUAN
a. Mengetahui apa itu Pengertrian Unsur Unsur Puisi
b. Mengetahui apa itu Unsur Unsur Pembangun Drama .
c. Mengetahui Unsur Unsur Pembangun Prosa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Unsur-Unsur Puisi


1. Pengertaian Puisi
Puisi (darii bahasa Yunani Kuno: (poiѐo/poiơ) = I create) adalah
seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetisnya untuk
tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi ekstetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
pengulangan, meter dan rima adalah yang membedaskann puisi dari
frosa, namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli
modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puuisi tidak
sebagi jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang
menjadi sumber kreatifitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan
hati seseorang yang membawa orang lain kedalam keadaan hatinya.\
Baris-baris pada puisi dapat berupa apa saja (melingkar, jigjag dan
lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis menunjukan
cara pemikirannya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata
atau suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut
mungkin membuat puisi tersebut menjadi puisi tersebut tidak
dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala keanehan
yang diciptakannya. Tak ada yang membatasai keinginan penulis
dalam menciptakan puisi. Ada beberapa perbedaan anatara puiisi baru
dan puisi lama.
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cybeer
belakanga ini memprihatinkan jika ditili dari pokok dan kaidah puisi
itu sendiri yaitu pemadatan kata. Kebanyakan penyair aktif sekarang
baik pemula atu bukan lebih mementingkan gaya bhasa dan bukan
pada pokok tersebut. Di dalam puisi juga biasa disisihkan majas yang
membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut ada beberpa macam,
salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Di beberapa daerah di Indonesia puisi juga seiring juga dinyanyikan
dalam bentuk pangtun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat
kaidah awal puisi tersebut.

2
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:
a. Ketepatan ekspresi atau mimik
Ekspresi adalah pernyataan perasaan-perasaaan hasil penjiwaan
puisi. Mimik adalah gerak air muka.
b. Kinesik yaitu gerak anggota tubuh
c. Kejelasan artikulasi
Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata-kata
d. Timre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
e. Irama pusi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendah nya
suara
f. Intonasi atau lagu suara
Dalam sebuah puisi, ada 3 jenis intonasi antara lain sebagai
berikut:
1) Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata-kata yang dianggap
penting
2) Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendah nya suara. Misalnya
suara tinggi menggambarkan keringan, marah, takjub, dan
sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah,
ragu, putus asa dan sebgainya
3) Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau
kata (wasrie, 2008:118)
2. Unsur-Unsur Puisi
Unsur- unsur puisi meliputi struktur fisik dan batin puisi
a. Struktur fisik puisi
Struktur fisik puisi terdiri dari:
1) Perwajahan puisi atau tipografi, yaitu bentuk puisi seperti
halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan kiri,
pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu
dimulai degan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
2) Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair
dalam puisi. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang
sedikit kata-kata dapat mengungapkan banyak hal, maka kata-

3
katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata
dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi,
dan urutan kata.
3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman inderawi, seperti penglihatan,
pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji
raba atau sentuh (imaji takstil). Imaji dapat mengakibatkan
pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan
seperti apa yang dialami penyair.
4) Kata kongret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera
yang memnungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini
berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata
kongret “salju:melambangkan kebekuan cinta, kehampaan
hidup dan lain-lain; sedangkan kata kongret “rawa-rawa dapat
melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan
dan lain-lain.
5) Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat
menghidupkan atau menigkatkan efek dan menimbulkan
konatasi tertentu. Bahas piguratif menyebabkan puisi menjadi
prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan
makna gaya bahasa disebut juga majas. Adapun macam-macam
majas antara lain: metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi,
sinekdoke, eufemisme, repetisi, anapora, pleonasme, antitesis,
alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro
parte, hingga paradoks.
6) Rima atau irama adalah persamaan bunyi pada puisi baik
diawal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
a. Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal/ng/yang
memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.)

4
b. Bentuk intern pola bunyi, (alierasi, asonansi, persmaan
akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh,
sajak penuh, repitisi bunyi (kata) dan sebagainya
c. Pengukurangan kata atau ungkapan. Ritma merupakan
tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahhnya bunyi.
Rima sangat menonjol dalam puisi.
b. Struktur batin puisi
Struktur batin puisi terdiri dari:
1) Tema atau makna (sense) media puisi adalah bahasa. Tataran
bahasa adalah hubugan tanda dengan makna, maka puisin harus
bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan.
2) Rasa (feeling) yaitu sikap penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan
tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan
psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama,
jenis kelamin, klasosial, kedudukan dalam masyarakat, usia,
pengalaman sosiologis dan pengalaman psikologis dan
pengetahuan. Kedalaman pengungkapkan tema dan ketepatan
dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada
kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan
bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada
wawasan, pengetahuan, pegalaman, dan kepribadian yang
terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
3) Nada (tone) yaitu sikap penyair tehadap pembacanya. Nada
juga berhubugan dengan tema dan rasa. Penyair dapat
menyampaikan tema degan nada menggurui, mendikte, bekerja
sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah,
menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan
nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dan
lain-lain

5
4) Amanat/tujuan/maksud (itention) yaitu pesan yang ingin
disampaikan penyair kepada pembaca (wasrie, 2008:120)

B. Pengertian Unsur-Unsur Pembangun Drama


1. Pengertian Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang
berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti
perbuatan atau tindakan. Arti pertama dari Drama adalah kualitas
komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di pentas) yang
menimbulkan perhatian, kehebatan (acting), dan ketegangan pada
para pendengar.
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat
percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau
dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action.
Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama
berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada
masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat
kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang
dicetak
Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi,
actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian,
kehebatan (axcting), dan ketegangan pada para pendengar.
Arti kedua, drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk
dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan
percakapan dan action dihadapan penonton (audience)
1) Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata
Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk
menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas
menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah
lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti
penting – meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau
tidak bahagia – tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi.
Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering
diperluas sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk
didalamnya tragedi dan lakon absurd
(arisudaryatno,http://arisudaryatno.blogspot.com).

6
2. Unsur – unsur Drama
Unsur-unsur dalam drama meliputi :
a. Tema :Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari
pembuatan sebuah drama. Tema dalam drama dikembangkan
melalui alur, tokoh-tokoh dan perwatakan yang memungkinkan
adanya konflik, dan ditulis dalam bentuk dialog.
b. Alur: Alur atau plot adalah jalan cerita yang dimulai dengan
pemaparan (perkenalan awal tokoh dan penokohan), adanya
masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan
mencapai titik puncak-klimak sampai dengan antiklimaks), resolusi
(pemecahan masalah), dan ditutup dengan ending (keputusan). Ada
pula yang menggambarkan alur dalam sebuah naskah drama itu
pemaparan-masalah-pemecahan masalah atau resolusi-keputusan.
c. Tokoh: Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku
cerita. Pelaku cerita atau pemain drama disebut actor (pria) dan
aktris (wanita). Tokoh dalam  cerita drama berkaitan dengan nama,
usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan.
Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan tritagonis
Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita : tokoh utama(sentral)
dan tokoh bawahan (sampingan).
d. Latar/Setting: bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan
tempat kejadian ketika tokoh  mengalami peristiwa
Latar terbagi dalam :
1. latar sosial: latar yang berupa, waktu, suasana,  masa,
bahasa.
2. latar fisik: latar yang berupa benda-benda di sekitar tokoh
misal, rumah, ruang tamu, dapur, sawah, hutan, pakaian/
baju.
3. Amanat:  pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan
pengarang melalui tokoh dan konflik dalam suatu cerita
(arisudaryatno,http://arisudaryatno.blogspot.com).

7
C. Pengertian Unsur-Unsur Pembangunan Prosa
1. Pengertian Prosa
Prosa menurut Zainuddin (1991), prosa adalah pengungkapan
peristiwa secara jelas dengan penguraikan seluruh pikiran dan juga
seluruh perasaan serta tidak terikat syarat-syarat tertentu dalam sebuah
karya sastra. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Prosa adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yg
terdapat dalam puisi). Prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa
lama dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang
belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang
dikarang bebas tanpa aturan apa pun
(Duta,iwayanjatiyasatumingal.blogspot.com).

2. Unsur Unsur Pembangun Prosa


Unsur pembangun prosa terdiri atas unsur intrinsik, (tokoh,
penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan tema) dan
unsur ekstrinsik (sikap atau amanat yang ingin disampaikan oleh
pengarang).

a. Unsur Intrinsik Prosa

Suatu karya sastra pasti mengandung unsur intrinsik. Dan sebuah


keterikatan yang erat antar unsur, di namakan struktur pembangun karya
sastra. Suatu unsur intrinsik ialah unsur yang secara langsung
membangun cerita dari dalam karya itu sendiri.Sebuah unsur intrinsik
yang terdapat dalam puisi, prosa, dan drama memiliki perbedaan, sesuai
dengan ciri dan hakikat dari ketiga genre tersebut. Berikut ini adalah
unsur intrinsik dalam suatu prosa:

1. Alur

Atau yang biasa disebut plot merupakan suatu kronologi ataupun


urutan peristiwa dalam sebuah cerita. Plot yang satu tentunya terjalin
dengan alur yang lain sehingga membentuk cerita utuh. Alur cerita
umumnya memiliki urutan: eksposisi (perkenalan tokoh dan informasi-
informasi penting)àkomplikasi (pemaparan masalah dan konflik yang
ada)àklimaks (puncak permasalahan sebuah cerita)àresolusi (penyelesaian
masalah dan amanat). Berdasarkan urutan menyusun alur, ada alur maju
(cerita terus berlangsung dari awal hingga akhir tanpa kilas balik, alur
mundur (cerita diawali dari kilas balik masa lampau), dan alur campuran
(cerita memiliki alur maju dan mundur di saat bersamaan). Dan
berdasarkan kuantitasnya, alur dibagi menjadi alur tunggal (alur hanya
memiliki satu tema cerita) dan alur ganda (alur yang memiliki lebih dari
satu jalan cerita, seperti pada novel).

8
2. Tema

Adalah pokok persoalan yang ada dalam sebuah cerita. Untuk


prosa panjang yang berbentuk novel memiliki tema utama yang luas
dengan beberapa tema-tema kecil yang mengiringinya. Namun untuk
prosa pendek seperti cerpen maka tema hanya ada satu.

3. Latar

Unsur intrinsik prosa yang berikutnya adalah latar. Latar


menggambarkan lokasi, waktu, dan suasana yang ada dalam sebuah cerita.

4. Sudut pandang

Atau point of view adalah kedudukan atau status pengarang dalam


bercerita. Pengarang memiliki empat macam sudut pandang seperti sudut
pandang orang pertama yang bercirikan menggunakan bahasa aku, sudut
pandang orang pertama yang berlaku sebagai tokoh sampingan, sudut
pandang orang ketiga yang tahu segalanya dan menceritakan yang terjadi,
dan bisa juga menggunakan campuran ketiganya.

5. Amanat

Pesan dan juga moral yang ingin di sampaikan oleh pengarang


kepada pembaca ada di dalam amanat. Dan amanat memiliki dua macam
yaitu amanat eksplisit yang secara terang-terangan ditulis pengarang di
ceritanya, dan amanat implisit yang tidak tertulis namun bisa disimpulkan
setelah membaca keseluruhan cerita.

6. Gaya Bahasa

Merupakan alat yang digunakan oleh pengarang untuk


menyampaikan idenya. Pengarang kadangkala memilih gaya bahasa gaul
untuk cerita remaja, dan gaya bahasa dewasa yang lebih rumit dan
menggunakan majas.

7. Tokoh dan Penokohan

Adalah suatu pemeran dalam cerita. Sedangkan penokohan adalah


cara menentukan watak. Ada tiga tokoh dalam prosa. Tokoh protagonis
(tokoh utama), tokoh antagonis (tokoh yang menentang tokoh utama), dan
tokoh tritagonis (tokoh pendukung). Penokohan dapat dilakukan dengan
menyebutkan langsung di dalam cerita (analitik), maupun tidak langsung
(dramatik) (Duta,iwayanjatiyasatumingal.blogspot.com).

9
2. Unsur Ekstrinsik Prosa

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berasal dari luar aspek sastra,
yang ikut membangun penyusunan suatu karya sastra.
Unsur-unsur luar ini meliputi:
1.          Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi);
2.          Latar belakang kehidupan pengarang; dan
3.          Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
(Duta,iwayanjatiyasatumingal.blogspot.com).

   

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Puisi (darii bahasa Yunani Kuno: (poiѐo/poiơ) = I create) adalah seni


tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetisnya untuk tambahan,
atau selain arti semantiknya.

Unsusr unsur puisi meliputi struktur fisik puisi dan struktur batin puisi :

1. Stuktur Fisik Puisi


a. Perwajahan Puisi Atau Tipografi
b. Diksi
c. Imaji
d. Kata Kongkret
e. Gaya Bahasa
f. Rima
2. Struktur Batin Puisi
a. Tema atau Makna
b. Rasa Atau Feeling
c. Nada
d. Amanat

Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan
action tokoh-tokohnya.

Unsur unsur pembangun Drama:

1. Tema
2. Alur
3. Tokoh
4. Latar

Prosa menurut Zainuddin (1991), prosa adalah pengungkapan peristiwa secara


jelas dengan penguraikan seluruh pikiran dan juga seluruh perasaan serta tidak
terikat syarat-syarat tertentu dalam sebuah karya sastra. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Prosa adalah karangan bebas (tidak
terikat oleh kaidah yg terdapat dalam puisi).

11
Unsur unsur Pembangun Prosa yaitu unsur Intrinsik dan Ekstrinsik:

1. Unsur Intrinsik.
a. Alur
b. Tema
c. Latar
d. Sudut pandang
e. Amanat
f. Gaya Bahasa
g. Tokoh
2. Unsur Ekstrinsik
a) Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi);
b) Latar belakang kehidupan pengarang; dan
c) Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan.

B. SARAN
Dalam makalah ini kami berharap para pembaca lebih khususnya
kami sendiri selaku pembuat makalah bisa mengenal, mengetahui dan bisa
mempraktekan keterampilan berbicara dalam teknis berdiskusi, supaya
nantinya dalam berbicara ataupun melakukan diskusi para audiens bisa
tertarik atau menerima dan paham dengan apa yang kita sampaikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Warsidi edi. 2009. Pengetahuan tentang puisi. Bandung: PT Sarana Ilmu Pustaka

Wasrie,Moh.Kusnadi.2008. Buku Pintar Bahasa dan Sastra


Indonesia.Surakarta:Lingkar Media

http://iwayanjatiyasatumingal.blogspot.com/2012/05/unsur-intrinsik-dan-
ekstrinsik-prosa.html

http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/01/unsur-unsur-drama.html

13

Anda mungkin juga menyukai