DISUSUN OLEH :
KARLA RIZKI ADILA
NIM. P05120317021
1
HALAMAN JUDUL
DISUSUN OLEH :
KARLA RIZKI ADILA
NIM. P05120317021
1
BIODATA
2
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL PENEITIAN
Pembimbing I Pembimbing II
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas nikmat
sehat, ilmu dan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
skripsi berjudul “Pengaruh Video Edukasi Pencegahan Covid-19 Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Mematuhi Protokol Kesehatan Pada Anak Di SDN 75
Kelurahan Kandang Kota Bengkulu “
iv
v
9. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian
skripsi ini.
Semoga bimbingan dan bantuan serta nasihat yang telah diberikan akan
menjadi amal baik oleh Allah SWT.
Kepada semua pihak yang telah berjasa, semoga amal baik yang
telah diberikan dapat diterima di sisi ALLAH SWT dan mendapatkan
limpahan rahmat dari-Nya, Amiin.
Penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari berbagai pihak
agar penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang akan
datang.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR BAGAN...............................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................8
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian....................................................................10
B. RumusanMasalah................................................................................12
C. Tujuan Penelitian.................................................................................12
D. Manfaat Penelitian..............................................................................13
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teoei Pengetahuan.................................................................14
B. Konsep Teori Sikap.............................................................................20
C. Konsep Teori Covid-19.......................................................................23
D. Konsep Teori Edukasi.........................................................................32
E. Konsep Teori Video............................................................................33
F. Karakteristik Anak Sekolah.................................................................37
G. Hubungan Media Video terhadap Pengetahuan dan Sikap Mematuhi
Protokol Kesehatan..............................................................................41
H. Kerangka Teori....................................................................................42
vii
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep................................................................................43
B. Hipotesis..............................................................................................43
C. Definisi Operasional............................................................................44
BAB IV METODOLOGI
A. Desain Penelitian ................................................................................46
B. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................46
C. Populasi dan Sampel Penelitian...........................................................47
D. Pengumpulan Data ..............................................................................48
E. Instrumen dan BahanPenelitian...........................................................49
F. Pengolahan Data ................................................................................49
G. Analisis Data ......................................................................................50
H. Prosedur dan Alur Penelitian...............................................................50
I. Etika Penelitian....................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
viii
DAFTAR BAGAN
No Judul Halaman
Bagan 2.1. Kerangka Teori
1 42
ix
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
BAB I
10
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
11
(Zimmermann, P 2020) menjelaskan bahwa anak-anak perlu mendapatkan
pendampingan secara langsung di rumah tentang praktek langsung ketrampilan
pencegahan diri dari penularan Covid-19. Anak-anak membutuhkan role model
yang mendampingi upaya perlindungan diri dari penularan Covid-19 meliputi cara
mencuci tangan dengan sabun dengan waktu minimal 20 detik, menghindari
memegang area yang beriko tempat masuknya penularan Covid-19 seperti mukosa
mata hidung atau mulut. Anak-anak juga memerlukan pembiasaan perilaku seperti
segera berganti pakaian saat keluar dari rumah. Pembiasaan lainnya yang perlu
diberikan contoh langsung diantaranya menutup mulut ketika batuk atau bersin.
12
Berdasarkan data satuan tugas penangaan covid-19 Kota Bengkulu
perkembangan kasus Covid-19 di kota Bengkulu tanggal 29 Oktober 2020
kacamatan kampung melayu termasuk kedalam zona resiko sedang dengan kasus
suspek sebanyak 94 orang , konfirmasi positif sebayak 42 orang, sembuh
sebanyak 37 orang dan positif meninggal sebanyak 3 orang. Dari observasi
peneliti, anak-anak di kelurahan kandang masih kurang mematuhi protokol
kesehatan di lihat dari tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak saat
keluar rumah yang mayoritas anak anak disini bersekolah di SDN 75 Kota
Bengkulu
13
diulang pada bagian tertentu yang perlu lebih jelas, dapat menampilkan sesuatu
yang detail, Dapat dipercepat maupun diperlambat, memungkinkan utuk
membandingkan antara dua adegan berbeda diputar dalam waktu bersamaan,
dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu adegan, suatu situasi diskusi,
dokumentasi, promosi suatu produk, interview,dan menampilkan satu percobaan
yang berproses. Media ini dianggap lebih menarik dan lebih berefek karena
melibatkan dua indra yaitu indra penglihatan dan pendengaran yang dapat
memaksimalkan penerimaan informasi. Dari hasil penelitian media audio visual
sudah tidak diragukan lagi dapat membantu dalam pengajaran apabila dipilih
secara bijaksana dan digunakan dengan baik (Maulana,H 2019).
Dari fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Pengaruh Video Edukasi Pencegahan Covid-19 terhadap
Pengetahuan dan Sikap Mematuhi Protokol Kesehatan pada Anak di SDN 75
Kelurahan Kandang Kota Bengkulu
B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini adalah terus bertambah nya wabah virus Covid-19 karena
kurangnya Pengetahuan dan Sikap pada Anak dalam mematuhi protokol
kesehatan. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada
Pengaruh Video Edukasi Pencegahan Covid-19 terhadap Pengetahuan dan Sikap
Mematuhi Protokol Kesehatan pada Anak di SDN 75 Kelurahan Kandang Kota
Bengkulu
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Pengaruh Edukasi Pencegahan Covid-19 terhadap Pengetahuan dan
Sikap Mematuhi Protokol Kesehatan pada Anak di SDN 75 Kelurahan Kandang
Kota Bengkulu
14
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
16
Suatu materi yang telah di pelajari dan di terima sebelumnya.
Tahu merupakan tingkatan yang paling rendah. Kata kerja
untuk
2. Memahami (comprehension)
4. Analisis (analysis)
17
Analisis merupakan suatu kemampuan seseorang untuk
menjabarkan materi atau objek tertentu ke dalam komponen
komponen yang terdapat dalam suatu masalah dan berkaitan
satu sama lain. Pengetahuan seseorang sudah sampai pada
tingkat analisis, apabila orang tersebut telah dapat
membedakan, memisahkan, mengelompokan dan m.embuat
diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tertentu.
mengelompokkan dan membuat diagram (bagan)
terhadappengetahuanatas objek tertentu.
18
5. Sintesis (synthesis)
19
1. Pengetahuan Wahyu (Revealed Knowledge)
Pengetahuan wahyu diperoleh manusia atas dasar wahyu yang
diberikan oleh tuhan kepadanya. Pengetahuan wahyu bersifat
eksternal, artinya pengetahuan tersebut berasal dari luar
manusia. Pengetahuan wahyu lebih banyak menekankan pada
kepercayaan.
20
panasnya besi itu melalui pengalaman-pengalaman indera
perabanya.
2. Pekerjaan
21
3. Minat
Umur mempengaruhi terhadap daya dan pola pikir seseorang.
6. Informasi
7. Umur
22
B. Konsep Teori Sikap
1. Definisi sikap
a. Menerima (receiving)
Menerima merupakan seseorang atau subjek yang mau
menerima dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(objek).
b. Menanggapi (responding)
Menanggapi dapat diartikan memberikan sebuah jawaban
atau tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan. Karena
dengan menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas yang
dberikan berati orang tersebut telah menerima suatu ide.
c. Menghargai (valuing)
Menghargai merupakan seseorang (subjek) yang
memberikan nilai yang positif terhadap stimulus atau objek
tertentu. Dalam hal ini, mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah tertentu
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab dapat diartikan segala sesuatu yang
telah dipilih berdasarkan keyakinan dan harus berani
mengambil resiko. Bertanggung jawab merupakan sikap
yang paling tinggi tingkatannya.
23
3. Komponen sikap
Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2010), sikap
terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu :
a. Pengalaman pribadi
24
c. Pengaruh kebudayaan
25
C. Konsep Teori Covid-19
1. Definisi
2. Karakteristik
1. Penyebab
26
Virus COVID-19 merupakan zoonosis, sehingga terdapat
kemungkinan virus berasal dari hewan dan ditularkan ke manusia.
Perkembangan data selanjutnya menunjukkan penularan antar manusia
(human to human), yaitu diprediksi melalui droplet dan kontak dengan
virus yang dikeluarkan dalam droplet. Kondisi ini didukung oleh laporan
kasus seorang yang datang dari Kota Shanghai, China ke Jerman yang
selanjutnya ditemukan hasil positif pada orang yang ditemui. Demikian
juga terdapat laporan 9 kasus penularan yang terjangkit setelah kontak erat
dengan penderita ( Zhou, Yang, Wang, et all, 2020).
2. Klasifikasi
Virus ini temukan pertama kali pada sekitar tahun 1960an. Gejala
virus ini hamper sama seperti virus corona yang telah menginfeksi banyak
orang saat ini, yairu menyerupai flu biasa. Virus 229E ini lebih banyak
menyerang anak-anak dan orang lanjut usia. Belum ada laporan korban
jiwa yang ditimbulkan akibat terinfeksi virus jenis ini.
Pada virus HKU1 ini hamper sama seperti jenis virus Corona
lainnya, yaitu infeksi saluran pernapasan atas. Walaupun terkadang
pneumonia, bronchiolitis akut, dan asthmatic axacerbation juga bisa timbul
sebagai akibat dari virus ini. Durasi demam yang ditimbulkan dari virus ini
cenderung lebih singkat, yaitu kisaran 1-7 hari.
28
Seperti yang telah dikatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), kasus infeksi SARS-CoV pada manusia pertama kali muncul di
China Selatan pada November 2002. Virus ini dapat menyebabkan
sindrom pernapasan akut parah atau dikenal dengan SARS. SARS-CoV
berasal dari kelelawar yang kemudian ditularkan ke hewan lain sebelum
akhirnya menginfeksi manusia. Dikabarkan selama tahun 2002-2003
sudah ada 8.000 orang yang dikabarkan meninggal dunia. Saat ini tidak
ada kasus infeksi SARS yang dilaporkan di dunia.
g. SARS-CoV-2 (COVID-19)
Klasifikasi virus corona yang ketujuh adalah yang saat ini masih
berlangsung , yaitu COVID-19. COVID-19 baru ini berasal dari Wuhan,
China dan pertama kali ditemukan pada Desember 2019 setelah para
petugas kesehatan melihat peningkatan kasus pneumonia tanpa penyebab
yang jelas (Healthline, 2019). COVID-19 ini dapat dengan sangat cepat
menyebar melalui kontak dari orang yang terinfeksi ke orang lain. Dalam
beberapa bulan, virus COVID-19 ini sudah menyebar ke berbagai negara-
negara di dunia.
3. Faktor Resiko
Menurut Cai & Fang, (2020), penyakit komorbit
(hipertensi dan diabetes melitus), jenis kelamin laki-laki, dan
perokok aktif merupakan faktor resiko dari infeksi COVID-19.
Distribusi jenis kelamin yang lebih banyak pada laki-laki diduga
terkait dengan prevalensi perokok aktif yang tinggi. Perokok,
hipertensi dan penderita diabetes melitus, diduga ada peningkatan
ekspresi reseptor ACE2.
Pasien penderita kanker dan penyakit hati kronik lebih
rentan terhadap infeksi COVID-19 (Liang W, Guang W, dkk
2020). Kanker diasosiasikan dengan reaksi imunosupresif, sitokin
yang berlebihan, supresi induksi agen proinflamasi, dan gangguan
29
maturasi sel dendritic ( Xia, Jin, dkk, 2020). Pasien dengan sirosis
atau penyakit hati kronik juga mengalami penurunan respon imun,
sehingga lebih mudah terjangkit COVID-19. Terdapat 261 pasien
COVID-19 yang memilki komorbit , 10 pasien diantaranya adalah
pasien dengan kanker dam 23 pasien dengan hepatitis B (Guan,
dkk 2020).
4. Manifestasi Klinis
a. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul
berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti
demam, batuk, dan disertai dengan nyeri tenggorokan, malaise, sakit
kepala dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut
usia dan pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas
atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan
31
demam dan gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki
gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek (WHO,
2020).
b. Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperi demam, batuk dan sesak.
Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan
pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau
tampak sesak disertai napas cepat atau takipneu tanpa adanya pneumonia
berat (WHO, 2020).
Pada Anak-anak :
32
klinis, yang mungkin didapatkan hasil penunjang yang tidak menunjukkan
komplikasi (WHO, 2020).
Dewasa :
33
Anak :
34
f. Syok Septik
5. Patofisiologi
35
SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim
ACE-2 (angiotensinconverting enzyme 2). ACE-2 dapat ditemukan pada
mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus besar,
kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar
paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot polos.
Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA
genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus
RNA melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus. Setelah
transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di sel
epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu
menyebar kesaluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi peluruhan
virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu
di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus covid-19
ini sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari (Wang, Qiang, Ke, 2020).
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Skrining
b. Diagnosis
36
Untuk pemeriksaan diagnosis perlu diperhatikan klinis pasien, serta
riwayat kontak atau terpapar dengan orang yang terkonfirmasi positif
COVID-19. Pemeriksaan yang diperlukan untuk mendukung diagnostic
COVID-19, dapat berupa pemeriksaan hematologi, kombinasi anatara
rapid tes antigen dan antibody dengan pemeriksaan molekuler (RT PCR
atau Tes Cepat Molekuler).
Hasil non reaktif (negatif) pada pemeriksaan rapid tes antibody ada
beberapa kemungkinan jika belum terpapar COVID-19 yaitu belum sakit
atau belum memiliki kekebalan (antibody), sehingga perlu menjaga diri,
diulangi lagi 7-10 hari, sedangkan jika sudah pernah terpapar tahap awal
COVID-19 kemungkinannya belum terbentuk antibody, sehingga perlu
diulangi 7-100 hari kemudian, posisi masih dianggap berisiko, belum
aman, dan tetap harus isolasi mandiri serta jaga diri.
37
invalid tidak nampak garis pada zona control ( C ), meskipun dapat / tidak
diikuti dengan penampakan garis pada zona test ( T ) . Untuk itu
disarankan dilakukan pengulangan pemeriksaan menggunakan reagen lain.
c. Hemotology analyzer
38
e. TCM (Tes Cepat Molekuler)
7. Penatalaksanaan
39
ringan mungkin tidak perlu perawatan di rumah sakit, kecuali ada
kemungkinan perburukan cepat. Semua pasien yang dipulangkan
diinstruksikan untuk kembali kerumah sakit jika sakit memberat atau
memburuk (WHO, 2020).
b. Terapi Cairan
40
Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti
syok. Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolik ( WHO,
2020).
1) Kenali syok sepsis
Pentingnya deteksi dini dan tatalaksana adekuat dalam kurun waktu
satu jam sejak deteksi syok meliputi : terapi antimikroba, loading
cairan, vasopressor untuk hipotensi.
2) Resusitasi Cairan
Resusitasi cairan dapat menyebabkan overload velume, termasuk
kegagalan respirasi. Jika tidak ada respons terhadap loading cairan dan
terdapat tanda overload volume (misalnya distensi vena jugularis,
ronkhi pada auskultasi paru, edema pulmonary pada rontgen, atau
hepatomegaly pada anak), maka kurangi atau hentikan cairan (WHO,
2020).
c. Pemberian Antibiotik Empiris
d. Terapi Simptomatik
Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan
lainnya jika memang diperlukan (WHO, 2020).
41
Kondisi pasien perlu diobservasi ketat terkait tanda-tanda
perburukan klinis, kegagalan respirasi progresif yang cepat, dan sepsis
sehingga penanganan intervensi suportif dapat dilakukan dengan cepat
(WHO, 2020).
8. Pencegahan
Saat ini masih belum ada ada vaksin untuk mencegah infeksi
COVID-19 (WHO, 2020). Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah
dengan menghindari terpapar virus penyebab. Lakukan tindakan-
tindakan pencegahan penularan dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada masyarakat :
42
e. Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue.
Buang tissue ke kotak sampah.
f. Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan
benda yang sering disentuh.
43
Tujuan pendidikan kesehatan yang paling pokok adalah tercapainya
perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam
memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Materi yang disampaikan hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan mulai dari individu,
keluarga, dan masyarakat sehingga dapat langsung dirasakan
manfaatnya.Sebaiknya saat memberikan pendidikan kesehatan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam bahasa
kesehariaannya dan menggunakan alat peraga untuk mempermudah
pemahaman serta menarik perhatian sasaran.
3. Jenis Media Edukasi
Media pendidikan kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar
ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang
akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif
terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Media pendidikan kesehatan
pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan, alat-alat tersebut
merupakan alat untuk memudahkan penyampaian dan penerimaan
pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan fungsinya
sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media) maka dapat dibagi
menjadi 3 yakni,media langsung berupa power point, media cetak
seperti booklet, leaflet, flyer(selebaran), flipchart( lembar balik,
rubrik, poster, foto. Media elektronik yaitu televisi, film atau video
dan radio.
45
video merupakan salah satu jenis media audio visual. Media audio
visual adalah media yang mengandalkan indera pendengaran dan
indera penglihatan. Media audio visual merupakan salah satu media
yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak. Media ini dapat
menambah minat siswa dalam belajar karena siswa dapat menyimak
sekaligus melihat gambar. (Arsyad,A 2011:49) menyatakan bahwa
video merupakan gambargambar dalam frame, di mana frame demi
frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga
pada layar terlihat gambar hidup. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan, bahwa video merupakan salah satu jenis media audio-
visual yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak
bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.
Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara memberikan
daya tarik tersendiri. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan
proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan
mempengaruhi sikap.
Tujuan Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran Ronal
Anderson, (1987: 104) mengemukakan tentang beberapa tujuan dari
pembelajaran menggunakan media video yaitu mencakup tujuan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga tujuan ini dijelaskan sebagai
berikut :
1. Tujuan Kognitif
a. Dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang menyangkut
kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan
rangsangan berupa gerak dan sensasi.
b. Dapat mempertunjukkan serangkaian gambar diam tanpa suara
sebagaimana media foto dan film bingkai meskipun kurang
ekonomis.
c. Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara
46
bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya
menyangkut interaksi manusiawi.
2. Tujuan Afektif Dengan menggunakan efek dan tekhnik, video
dapat menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi
sikap dan pengetahuan
3. Tujuan Psikomotorik
a. Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan
contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini
diperjelas baik dengan cara memperlambat ataupun
mempercepat gerakan yang ditampilkan.
b. Melalui video siswa langsung mendapat umpan balik secara
visual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu
mencoba keterampilan yang menyangkut gerakan tadi.
Melihat beberapa tujuan yang dipaparkan di atas, sangatlah jelas
peran video dalam pembelajaran. Video juga bisa dimanfaatkan untuk
hampir semua topik, model - model pembelajaran, dan setiap ranah:
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada ranah kognitif, siswa dapat
mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan
rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan
gerak di sini mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu
dengan melihat video, setelah atau sebelum membaca, dapat
memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar. Pada ranah
afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi
dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Pada ranah
psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam memperlihatkan
bagaimana sesuatu bekerja, video pembelajaran yang merekam
kegiatan motorik/gerak dapat memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengamati dan mengevaluasi kembali kegiatan tersebut.
Manfaat Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran Manfaat
media video menurut (Prastowo, A 2012 : 302). antara lain :
47
a.memberikan pengalaman yang tak terduga kepada peserta
didik,
b. memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak
mungkin terlihat
c. menganalisis perubahan dalam periode waktu tertentu,
F. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Sekolah merupakan salah satu wadah formal yang berusaha
melaksanakan proses perubahan perilaku melalui pendidikan.
Sekolah dasar merupakan awal dari pendidikan selanjutnya,
masa ini adalah masa perpindahan anak dari lingkungan
keluarga ke lingkungan sekolah, yaitu lingkungan yang besar
pengaruhnya terhadap perkembangan jasmani dan rohani. Anak
lebih banyak teman dalam lingkungan sosial yang lebih luas,
sehingga peranan sosialnya makin berkembang, anak ingin
mengetahui segala sesuatu di sekitarnya sehingga bertambah
pengalamannya. Semua pengalaman itu baru akan membantu
dan mempengaruhi proses perkembangan berpikirnya.
49
2. Masa kelas-kelas tiggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau
10,0 sampai umur 12,0 atau 13,0 tahun. Beberapa sifat khas
anak-anak pada masa ini ialah:
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari
yang konkret, hal ini menimbulkan adanya
kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-
pekerjaan yang praktis.
b. Amat realistik ingin mengetahui, ingin belajar.
c. Menjelang masa akhir ini telah ada minat kepada hal-hal
dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang
mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai
menonjolnya faktor-faktor (bakat-bakat khusus).
d. Sampai kira-kira umur 11,0 tahun anak membutuhkan
guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.
Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapai
tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk
menyelesaikannya.
e. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor)
sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) menegenai
prestasi sekolah.
f. Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok
sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama.
Dalam permainan itu biasanya anak tidak lagi terikat
kepada peraturan permainan yang tradisional (yang sudah
ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Masa anak usia sekolah dasar dalam usia (sekitar 6-12
tahun) dan siswa kelas atas berusia 10-12 tahun merupakan
tahap perkembangan selanjutnya. Anak usia sekolah dasar
memiliki karakteristik yang berbeda dimana ia lebih senang
50
bermain, senang bergerak, senang bekerja kelompok dan
senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Menurut Havighurst yang dikutip Desmita (2010: 35)
menjelaskan tugas perkembangan anak usia sekolah dasar
meliputi:
1. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam
permainan dan aktivitas fisik.
2. Membina hidup sehat.
3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
51
G. Hubungan Media Video terhadap Pengetahuan dan Sikap
Mematuhi Protokol Kesehatan
Menurut Norizan, 2002 (dalam Norhaziana,2005).
Menyatakan, sesuatu media berbentuk simulasi adalah
perisian yang memberi gambaran situasi sesuatu keadaan.
Pengguna akan seolah-olah berada di tempat kejadian dan boleh
bertindak balas terhadap keadaan tersebut. Pengaruh media video
akan lebih cepat masuk ke dalam diri manusia dari pada media
yang lainnya. Karena penayangannya berupa cahaya titik fokus,
sehingga dapat mempengaruhi fikiran dan emosi dan psikologi
anak didik sangat di perlukan. Karena dengan hal tersebut peserta
didik akan lebih mudah memahami pelajarannya. Tentunya media
video yang di sampaikan kepada anak didik harus bersangkutan
dengan tujuan pembelajaran.
Menurut (Hamalik,2004) pemakaian media pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan stimulasi kegiatan
belajar dan bahkan membawa pengaruh pengaruh psikologis
terhadap peserta didik. Penggunaan media pengajaran pada tahap
orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat
itu.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasanuddin (2018) tentang
Efektivitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media video
Dengan Media Cerita Bergambar Terhadap Keterampilan
Menggosok Gigi Anak Usia Prasekolah menunjukkan bahwa ada
perbedaan signifikan tingkat keterampilan menggosok gigi pada
kedua kelompok tersebut (Hasanuddin, 2018).
52
C. Kerangka Teori
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
Bagan 2.1 Kerangka Teori 1. Tingkat
pendidikan
Sumber : Modifkasi Teori Lawrance Green (Dalam
2. Pekerjaan
Notoadmojo,2010) 3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
Edukasi 6. Lingkungan
melalui video 7. Informasi
1. Pengalaman
pribadi 53
Pada anak
2. Pengaruh orang
lain yang
dianggap
BAB III
KERANGKA KONSEP, VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan landasan berfikir untuk melakukan
penelitian dan dibuat berdasarkan tinjauan pustaka. Kerangka konsep
menunjukan jenis serta hubungan antara variabel yang diteliti. Kerangka
konsep pada penelitian ini digambarkan seperti pada skema 3.1
Variebel Perancu
- Usia anak
- Jenis kelamin
Keterangan :
: area yang diteliti
: diteliti
B. Hipotesis
54
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan
bagaimana cara menentukan variabel dan mengukur variabel.
55
Pengetahua pengetahuan Quisi Penyeb Baik Ordinal
n merupakan segala oner aran Cukup
sesuatu yang dilihat, Quision Kurang
dikenal, dimengerti er
terhadap suatu objek
tertentu yang
ditangkap melalui
pancaindera yakni,
indera pendengaran,
penglihatan,
penciuman, perasaan
dan perabaan. .
56
BAB IV
Metodologi Penelitian
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian quasi experiment dengan pre test and post test with control
group, dimana pada penelitian ini sampel diobservasi terlebih dahulu
sebelum diberi perlakuan kemudian setelah diberi perlakuan sampel
tersebut diobservasi kembali (Jesica, 2019). Bentuk rancangan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Rancangan Penelitian
Kelomp
Pre test Perlakuan Post test
ok
K O1 X O2
Interven
Pre test Perlakuan Post test
si
I O1 X1 O2
Keterangan:
K : Kelompok
I : Intervensi
01 : Pengukuran pengetahuan dan sikap mematuhi protokol
kesehatan sebelum diberikan edukasi
X : Intervensi berupa edukasi melalui pemberian video
X1 : Intervensi berupa edukasi melalui pemberian booklet
02 : Pengukuran pengetahuan dan sikap mematuhi protokol kesehatan
setelah diberikan edukasi
57
Desember 2020. Dan dilaksanakan di Wilayah SDN 75 Kelurahan Kandang Kota
Bengkulu. Berdasarkan data satuan tugas penangaan covid-19 Kota Bengkulu
perkembangan kasus covid-19 di kota Bengkulu tanggal 29 Oktober 2020
kacamatan kampung melayu termasuk kedalam zona resiko sedang dengan kasus
suspek sebanyak 94 orang , konfirmasi positif sebayak 42 orang, sembuh
sebanyak 37 orang dan positif meninggal sebanyak 3 orang. Untuk memutus
mata rantai penyebaran covid-19 peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di
SDN 75 Kelurahan Kandang Kota Bengkulu Sebagai upaya pencegahan Covid-19
58
Berdasarkan penelitian Mardhiah (2015) didapatkan (Xo= 88,05),
standar deviasi (S=9,375)
n = 1.96 x 9,3752
0.05 x 88,05
= 18.3752
4.4025
= 4.17372
= 17.41
= 18
Peneliti menghindari adanya drop out dengan menambahkan 10%
dari perkiraan besar sampel sehingga besar sampel sejumlah 20
responden.
59
yang berisikan data demografi sesuai dengan karakteristik responden yang
ingin diketahui oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari kepala sekolah SDN 75 Kota Bengkulu
meliputi jumlah siswa/siswi kelas 6 SDN 75 Kota Bengkulu. Serta dari
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu untuk mengetahui jumlah kasus covid di
Kota Bengkulu.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner
berbentuk formulir atau angket yang berisi beberapa pernyataan yang
digunakan untuk menggali hal-hal yang dibutuhkan oleh peneliti dari
responden. Kuisioner penelitian yang di gunakan merupakan pertanyaan
pertanyaan yang di adaptasi dari kuisioner survey WHO pertanyaan dalam
kiusioner mencakup tingkat pengetahuan mengenai covid-19 dan sikap
mematuhi protokol kesehatan.
Sistem penilaian (skoring) pada kuesioner ini menggunakan skala Likert.
Untuk pertanyaan positif, jika sangat setuju diberi skor 5, jika setuju diberi skor
4, jika ragu-ragu diberi skor 3, jika tidak setuju diberi skor 2, jika sangat tidak
setuju diberi skor 1. Sedangkan untuk pertanyaan negatif, jika sangat tidak
setuju diberi skor 5, jika tidak setuju diberi skor 4, jika ragu-ragu diberi skor 3,
jika setuju diberi skor 2, jika sangat setuju diberi skor 1.
F. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini terdiri dari yaitu editing, coding,
processing dan cleaning.
1. Tahap editing
Tahap editing dilakukan dengan mengecek data yang sudah terkumpul
diperiksa kembali untuk memastikan kelengkapan, kesesuaian dan
kejelasan.
2. Tahap Coding
60
Tahap coding merupakan tahap pengkodean setiap data huruf menjadi
angka.
3. Tahap Proccessing
Tahap processing yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam
komputer dengan menggunakan salah satu program komputer.
4. Tahap Cleaning
Tahap terakhir yaitu proses pembersihan data dilakukan dengan mengecek
kembali data yang sudah di entry, pengecekan ini untuk melihat apakah
ada data yang hilang (missing) dengan melakukan list, koreksi kembali
apakah data yang sudah di entry benar atau salah dengan melihat variasi
data atau kode yang digunakan.
G. Analisis Data
Analisa data dengan univariat yang dilakukan pada setiap variabel hasil
penelitian dan analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berpengaruh (Notoadmojo, 2006). Data yang terkumpul dianalisa dan
diinterprestasikan lebih lanjut guna menguji hipotesis dengan bantuan
komputer.
1. Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan variabel
karakteristik responden. Variabel usia dianalisis dengan tendensi sentral
mean, standar deviasi, standar error serta nilai minimal dan maksimal
pada 95% confidence interval (CI). Analisis menggunakan distribusi
frekuensi dan presentase digunakan pada variabel jenis kelamin dan
umur. Penyajian data dari masing-masing variabel menggunakan tabel
dan dinterpretasikan berdasarkan hasil yang diperoleh.
2. Analisis bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa data yang berbicara tentang
hubungan antara dua variabel (Dahlan, 2004). Untuk uji normalitas
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dikatakan data berdistribusi
normal jika p value > 0,05. Jika Hasil dari uji Kolmogorov Smirnov yang
61
dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil data tidak berdistribusi normal.
Sehingga untuk menguji Pengaruh Video Edukasi Bahaya covid-19
terhadap Kesadaran Mematuhi Protokol Kesehatan pada Anak dilakukan
dengan menggunakan uji Wilcoxon.
62
3. Alur Penelitian
Kelompok Intervensi
dan kelompok kontrol
Analisis Data
Merecord data
63
Etika Penelitian
Peneliti akan mempertimbangkan etik dan legal penelitian untuk melindungi
responden agar terhindar dari segala bahaya serta ketidaknyamanan fisik dan
psikologis. Ethical clearence mempertimbangkan hal-hal dibawah ini:
1. Self determinan
Dalam penelitian ini responden diberikan kebebasan untuk memilih dan
memutuskan berpartisipasi dan menolak dalam penelitian ini tanpa ada
paksaan.
2. Tanpa nama (anonimity)
Nama responden tidak perlu dicantumkan pada lembar observasi.
Penggunaan anonimity pada penelitian ini dilakukan dengan cara
menggunakan kode dan alamat responden pada lembar observasi dan
mencantumkan tanda tangan pada lembar persetujuan sebagai responden.
3. Kerahasiaan (confidentialy)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, semua informasi yang didapat dari responden tidak akan
disebarluaskan ke orang lain, identitas responden dibuat dengan
menggunakan kode, dan hasil pengukuran hanya peneliti yang
mengetahui.
4. Keadilan (justice)
Dalam penelitian ini prinsip keadilan dilakukan dengan menghargai hak
atau memberikan perlakuan secara adil dan sama kepada setiap responden,
hak menjaga privasi responden, dan tidak berpihak dalam perlakuan
terhadap responden
5. Asas kemanfaatan (beneficiency)
Segala bentuk penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan manusia. Dalam penelitian ini dapat memberikan
manfaat dalam meningkatkan keterampilan dan motivasi memberikan
BHD sebagai dasar pengetahuan dalam memberikan penanganan orang
yang mengalami henti jantung.
64
6. Malbeneficience
Dalam penelitian ini responden dibebaskan dalam segala hal, tidak
menimbulkan kekerasan pada responden, tidak mengeksploitasi responden
serta dapat memberikan manfaat yang besar bagi responden
65