OLEH KELOMPOK 3
HELDAWATI
NIM. 210101050484
JANNAH
NIM. 210101050690
MOCHAMMAD NOOR DWICAHYO
NIM. 210101050510
MUTHIA ADLINA
NIM. 210101050644
SHAFA OKTAVIANI
NIM. 210101050686
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yang mana telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami sehingga dapat menyusun makalah ini dengan baik dan lancar tanpa
suatu halangan yang berarti. Shalawat serta salam tak lupa pula kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. serta para sahabat, kerabat, tabi’in
dan tabi’at serta seluruh pengikut beliau nanti ilaa yaumil qiyamah.
Tak lupa pula kami ucapkan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, terlebih kepada
dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan yakni Ibu Nurul Himmah, S.Pd.,
M.Pd. yang telah membantu secara moril dan materil serta memberikan panduan
sistematis kepada kami hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Nasihat, kritik serta saran daripada pembaca sangat kami harapkan untuk
kebaikan kita semua serta evaluasi bagi kami selaku penulis daripada makalah ini
agar dapat memperbaiki makalah yang kami buat untuk kedepan nanti. Kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya kepada
khalayak umum. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 1
C. Tujuan Makalah ...................................................................... 2
D. Manfaat Makalah .................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan .................. 3
B. Warga Negara dan Bukan Warga Negara ............................... 5
C. Konsep Dasar Tentang Warga Negara.................................... 7
D. Asas Kewarganegaraan ........................................................... 9
E. Unsur-Unsur Kewarganegaraan .............................................. 11
F. Problem Status Kewarganegaraan .......................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu unsur yang ada dalam suatu negara adalah adanya penduduk
(ingezetenen) atau rakyat. Penduduk atau penghuni suatu negara merupakan
semua orang pada sustu waktu mendiami wilayah negara. Mereka secara
sosiologis lazim dinamakan “rakyat” dari negara tersebut, yaitu sekumpulan
manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-
sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak, yang tampak adalah unsur-
unsur negara yang berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur
negara adalah rakyat. Rakyat yang tinggal di wilayah negara menjadi
penduduk negara yang bersangkutan. Warga negara adalah bagian dari
penduduk suatu negara. Warga negara memiliki hubungan dengan negaranya.
Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan berupa peranan,
hak dan kewajiban, yang bersifat timbal balik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari warga negara dan kewarganegaraan?
2. Apa yang membedakan antara warga negara dan bukan warga negara?
3. Apa konsep dasar tentang warga negara?
4. Apa saja asas-asas kewarganegaraan yang berlaku di dunia dan di
Indonesia?
5. Apa saja unsur-unsur dari kewarganegaraan?
6. Apa saja yang menjadi problematika dalam status kewarganegaraan?
1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk menjelaskan pengertian dari warga negara dan
kewarganegaraan.
2. Untuk menjelaskan perbedaan antara warga negara dan bukan warga
negara.
3. Untuk mengetahui konsep dasar dari warga negara.
4. Untuk menjelaskan asas-asas kewarganegaraan yang digunakan di
dunia dan di Indonesia.
5. Untuk mengetahui unsur-unsur dari kewarganegaraan.
6. Untuk menjelaskan problematika yang sering ditemui dalam status
kewarganegaraan seseorang.
D. Manfaat Makalah
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang hal-hal yang
berhubungan dengan warga negara dan status kewarganegaraan yang dimulai
dari pengertian, perbedaan warga negara dan bukan warga negara, asas dan
unsur kewarganegaraan dan problematika tentang status kewarganegaraan di
suatu negara, termasuk Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Titik Triwulan Tutik dan Mardjudi, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen
UUD 1945, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 303.
3
b. Koerniatmanto S., mendefinisikan warga negara dengan anggota
negara. Sebagai anggota negara, seorang warga negara memiliki
kedudukan yang khusus terhadap negaranya. Ia memiliki
hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap
negaranya.2
c. Austin Ranney, mendefinisikan warga negara adalah orang-orang
yang memiliki kedudukan resmi sebagai anggota penuh suatu
negara.
d. Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958, menyatakan bahwa
Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa indonesia adalah
orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara
Indonesia.
Selain istilah warga negara, adapun istilah lainnya, seperti rakyat
dan penduduk. Rakyat lebih merupakan konsep politis dan menunjukan
pada orang-orang yang berada di bawah satu pemerintahan dan tunduk
pada pemerintahan itu. Istilah rakyat umumnya dilawankan dengan
penguasa. Sedangkan penduduk adalah orang-orang yang bertempat
tinggal disuatu wilayah negara dalam kurun waktu tertentu. Orang
berada di suatu wilayah negara dapat dibedakan antara penduduk dan
nonpenduduk. Lebih jauh lagi penduduk negara dapat dibedakan
menjadi warga negara dan orang asing atau bukan warga negara.
2. Kewarganegaraan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi kewarganegaraan
adalah hal yang berhubungan dengan warga negara dan
keanggotaansebagai warga negara. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala hal ikhwal yang
2
Dede Rosyada, dkk., Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, (Jakarta Selatan:
ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2000), hlm. 74.
4
berhubungan dengan warga negara. Dalam bahasa Inggris,
kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan
yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga
negara.
Kewarganegaraan memiliki keanggotaan yang memperlihatkan
hubungan antar negara dan warga negaranya. Pengertian
kewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:3
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis
Kewarganegaraan dalam artian ini ditandai dengan adanya ikatan
hukum antara orang-orang dan negaranya. Adanya ikatan hukum
tersebut menimbulkan akibat-akibat tertentu, yakni orang-orang
tersebut berada di bawah kekuasaan suatu negara yang
bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum ini dapat
dibuktikan dengan adanya akta kelahiran, surat pernyataan, bukti
kewarganegaraan, dan sebagainya.
b. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis
Kewarganegaraan dalam artian ini tidak ditandai dengan adanya
ikatan hukum, tetapi ditandai dengan adanya ikatan emosional
seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan
sejarah, dan ikatan tanah air. Dengan kata lain, dapat dikatakan
bahwa ikatan ini lahir dengan sendirinya dari penghayaran warga
negara yang bersangkutan.
3
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Civic Education: Antara Realitas Politik dan Implementasi
Hukumnya, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm. 97.
5
Sedangkan bukan warga negara atau yang lebih sering disebut dengan
orang asing yakni orang yang berada di wilayah hukum suatu negara akan
tetapi secara hukum tidak menjadi warga negara di negara yang bersangkutan.
Walaupun bukan warga negara, mereka juga harus tetap mematuhi segala
peraturan yang ditentukan oleh pemerintah negara yang bersangkutan. Tetapi
yang membedakan warga negara dan bukan warga negara yaitu terletak pada
hak dan kewajiban dimana hak dan kewajiban yang melekat pada warga
negara tidak dipunyai oleh orang-orang yang bukan warga negara dari suatu
negara.
4
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Civic Education: Antara Realitas Politik dan Implementasi
Hukumnya, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm. 110.
7
Dalam keseharian pengertian warga negara sering disamakan dengan
rakyat dan penduduk, padahal tidak demikian, sehubungan dengan hal ini
maka perlu dijelaskan pengertian masing-masing dan perbedaannya.
D. Asas Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk
tidaknya seseorang dalam golongan warga negara dari suatu negara tertentu.
Perlunya asas kewarganegaraan adalah supaya orang yang sudah memiliki
8
kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau wewenang negara lain.
Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum kepada orang
yang bukan warga negaranya.
5
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm.
110.
9
(misal di tempat ibunya). Jika asas ius soli ini tetap dipertahankan, maka
si anak tersebut tidak berhak mendapatkan status kewarganegaraan
ayahnya. Atas dasar hal tersebut, maka muncullah asas ius sanguinis.
2. Asas keturunan (ius sanguinis), adalah penentuan status
kerwarganegaraan berdasarkan pertalian darah atau keturunan. Jika
suatu negara menganut asas ius sanguinis, maka seseorang yang lahir
dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu negara maka
anaknya juga berhak mendapatkan status kewarganegaraan orang
tuanya.
3. Asas perkawinan, adalah penentuan status kewarganegaraan yang
didasarkan pada aspek perkawinan yang memiliki asas kesatuan
hukum. Selain itu, asas perkawinan juga mengandung asas persamaan
derajat. Hal ini dikarenakan suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarhanegaraan masing-masing pihak.
4. Asas pewarganegaraan (naturalisasi). Naturalisasi dibagi menjadi dua,
yakni naturalisasi aktif dan naturalisasi pasif. Naturalisasi aktif yaitu
seseorang yang dapat menggunakan hak untuk memilih atau
mengajukan kehendak menjadi warga negara dari suatu negara.
Sedangkan naturalisasi pasif yaitu seseorang yang tidak mau
diwarganegarakan oleh suatu negara atau tidak mau diberikan status
warga negara dari suatu negara, maka orang tersebut dapat
menggunakan hak repudiasi atau hak untuk menolak pemberian
kewarganegaraan dari suatu negara tersebut.6
6
Ruslan, Pendidikan Kewarganegaraan, (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2015), hlm. 45-
46.
10
Nomor 62 Tahun 1958 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.7
E. Unsur-Unsur Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan seseorang dapat ditentukan oleh ketentuan
daripada masing-masing negara yang bersangkutan. Warga negara
mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya dan mempunyai
hubungan timbal balik terhadap negaranya dan dari suatu negara pasti
mempunyai unsur-unsur kewarganegaraan. Adapun unsur-unsur
kewarganegaraan antara lain:
1. Unsur Darah Keturunan (ius sanguinis)
7
C.S.T. Kansil, Hukum Tata Negara Republik Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 202-
203.
8
Nuryadi dan Tolib, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK/MA Kelas
X, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, 2016), hlm. 53.
11
Dalam unsur ini, cara memperoleh suatu kewarganegaraan
didasarkan pada kewarganegaraan dari orang tuanya. Artinya,
kewarganegaraan orang tuanya menentukan kewarganegaraan dari
anaknya.9
Prinsip ini merupakan prinsip asli yang telah berlaku sejak dulu
kala. Hal ini dibuktikan dengan sistem kesukuan, dimana seorang anak
yang lahir dalam suatu suku dengan sendirinya ia langsung menjadi
bagian daripada suku tersebut. Prinsip ini sekarang diterapkan di
beberapa negara di dunia, misalnya Inggris, Amerika Serikat, Perancis,
Jepang, dan juga Indonesia.
2. Unsur Daerah Tempat Kelahiran (ius soli)
Pada unsur ini, kewarganegaraan dari seseorang dapat ditentukan
berdasarkan daerah tempat ia dilahirkan.10 Terkecuali anggota-anggota
korps diplomatik atau tentara asing yang masih terikat dalam ikatan
dinas tugas. Prinsip ius soli ini juga sama berlaku di negara Inggris,
Amerika Serikat, Perancis, dan Indonesia.11
3. Unsur Pewarganegaraan (naturalisasi)
Seseorang yang tidak memenuhi syarat kewarganegaraan baik
dari unsur ius soli maupun ius sanguinis tetap bisa mendapatkan atau
memperoleh kewarganegaraan, yaitu dengan pewarganegaraan atau
sering disebut juga naturalisasi. Proses naturalisasi harus memenuhi
beberapa persyaratan yang sudah ditentukan dalam peraturan
kewarganegaraan yang bersangkutan. Di Indonesia, masalah
kewarganegaraan ini sudah diatur dalam UU No. 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang
ini menyatakan bahwa kewarganegaraan dapat juga diperoleh melalui
permohonan pewarganegaraan. Permohonan pewarganegaraan ini bisa
diperoleh dengan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.
9
A. Ubaedillah, dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenada
Media, 2008), hlm. 77.
10
Ibid.
11
Ibid.
12
Persyaratan atau prosedur pewarganegaraan disesuaikan menurut
kebutuhan yang berdasar pada kondisi dan situasi negara.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Warga negara dan kewarganegaraan memiliki pengertian yang tak
serupa. Warga negara sering kali diartikan dengan orang-orang yang
sebagian dari suatu penduduk wilayah yang menjadi unsur negara.
Sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan warga negara.
2. Perbedaan yang mencolok antara seorang warga negara dan bukan
warga negara terletak pada hak dan kewajiban dimana hak dan
kewajiban yang melekat pada warga negara tidak dipunyai oleh orang-
orang yang bukan warga negara dari suatu negara.
3. Dalam keseharian, pengertian warga negara sering kali disamakan
dengan pengertian penduduk. Padahal seorang penduduk belum tentu
merupakan seorang warga negara dari suatu negara.
4. Secara teoritis, asas kewarganegaraan terbagi menjadi dua yaitu asas
kelahiran (ius soli) dan asas keturunan (ius sanguinis).
5. Setiap negara pasti mempunyai unsur-unsur kewarganegaraan,
misalnya unsur darah keturunan, unsur daerah tempat kelahiran, dan
unsur pewarganegaraan.
6. Dalam status kewarganegaraan, ada dua problem yang umumnya kita
temui di kehidupan yakni apatride (seseoarang yang tidak memiliki
kewarganegaraan) dan bipatride (seseorang yang memiliki
kewarganegaraan ganda).
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan yakni perlu adanya diskusi lanjutan
untuk membahas makalah yang kami tulis. Karena kami sebagai penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan serta jauh dari kata
sempurna. Kami berharap saran dan kritik dari pembaca untuk evaluasi
makalah kami ke depannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Universitas Andalas, “Prinsip Dwi Kewarganegaraan Terhadap Anak dalam
Menentukan Kewarganegaraannya Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dan Dalam
Perspektif Hak Asasi Manusia”. Tesis. Padang: Scholar Universitas Andalas,
2018.
Widodo, Wahyu, Budi Anwar, dan Maryanto, Pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Andi, 2015.
Zulfikar, Fahri. 2021. “Pengertian Warga Negara Beserta Hak dan Kewajibannya”.
https://detik.com/edu/detikpedia/d-5624985/pengertian-warga-negara-
beserta-hak-dan-kewajibannya, diakses pada 13 September 2021.
17