Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muriel Sitompul

Kelas :B
Mata Kuliah :  Sejarah Pemikiran Timur dan Barat
Program Studi : Sastra Indonesia

Tugas : Membuat 1 tulisan atau ulasan tentang abad pertengahan abad kegelapan.

Jawaban :

1. Identitas Buku

Judul Buku : SEJARAH EROPA (Dari Eropa Kuno Hingga Modern)


Penulis : Dr. Sumardi, M.Hum.
Penerbit : UPT Percetakan & Penerbitan Universitas Jember
Kota : Jember
Tahun Terbit : 2019
Jumlah halaman buku : 131

2. Isi resensi/ulasan

Eropa Abad Pertengahan

Abad pertengahan merupakan periode sejarah yang terjadi di daratan Eropa yang
ditandai sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada
abad ke-5 hingga munculnya monarkhi-monakhi nasional. Dimulainya penjelajahan samudera,
kebangkitan humanisme, dan reformasi Protestan dengan dimulainya renaissance pada tahun
1517( Harold, 1984: 192)
Peradaban yang tinggi sejak abad kuno di Eropa tidak dapat dikatakan selalu menukik
tajam keatas. Eropa pada abad pertengahan disebut – sebut sebagai kebobrokan di bidang ilmu
pengetahuan, masa suram Eropa, prinsip – prinsip agama yang membelenggu kebebasan warga
dalam berkembang pada sains. Pada sisi yang lain, abad pertengahan membuat Eropa sebagai
pusat kebangkitan religi yang mempengaruhi kegiatan manusia.
Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan/ Zaman Modern.
Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman warga Eropa menghadapi
kemunduran intelektual dan kemunduran ilmu pengetahuan Menurut Ensikopedia Amerikana,
zaman ini berlangsung selama 600 tahun.
Pandangan warga Eropa pada zaman Gelap sangat dipengaruhi oleh kekuasan Gereja.
Artinya Gereja Kristiani melalui pendeta mengawasi segala pandangan warga, menajdikan
dogma agama masuk ke ranah politik, ilmu pengetahuan dan ketiadaan perencanaan untuk
masa depan. Pandangan yang bebas di masa Yunani tidak lagi dapat direalisasikan pada masa
ini apabila keluar dari pandangan agama kristiani di Eropa.
Keputusan pemerintah sebelumnya diatur oleh parlemen, seperti pada masa kekaisaran
Roma. Pada abad gelap, para cendekiawan yang mengeluarkan teori bertentangan dengan
gereja dan agama akan dihukum, ditolak, didera bahkan sampai dibunuh.

Tidak mengherankan masa ini membuat kaum cendekiawan merasa penuh tekanan, dan sangat
terbelenggu. Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak
mengeluarkan pendapat-keputusan merupakan para ahli agama. Bahkan segala sesuatu yang
bertentangan dengan penafsiran dewan gereja merupakan pelanggaran hukum berat(Harold,
1984: 198). Pada abad gelap, segala keputusan diambil alih oleh Dewan Gereja.
Terlalu banyak dasar argumen atau terori dari para cendekiawan yang dibantah oleh
Dewan Gereja. Bantahan bahkan hukuman berat dilakukan apabila teori yang disampaikan oleh
cendekiawan dinilai bertentangan atau tidak sesuai dengan kitab injil. Beberapa tokoh,
misalnya Nicholas Copernicus pernah dijatuhkan hukuman akibat mengeluarkan teori yang
dianggap bertentangan dengan Dewan Gereja. Temuan dan inovasi baru yang dibawa oleh
cendekiawan tidak dapat berkembang maka terjadi stagnasi secara multidimensi yang
membuat ilmu pengetahuan mengalami penurunan dalam produktivitas kebaharuan.

Awal Mula Munculnya Abad Pertengahan


Runtuhnya kekaisaran Romawi menandai munculnya Abad Kegelapan . Scope Temporal
abad ini bermula sejark runtuhnya kekaisaran Romawi dan Renaissance atau munculnya
kembali peradaban lama. Dari masa sebelum masehi yang kental dengan Filsafat Relativisme
(Kebenaran) Sofisme Yunani Kuno, berlanjut ke apa yang kemudian dinamakan Jaman Abad
Pertengahan. Pada masa ini, muncul dan lahir agama Kristen yang dibawa oleh Isa/Yesus
Kristus. Filsafat Kristen juga telah mendasari pandangan peradaban Barat di abad pertengahan
ini.
Seiring berkembangannya Filsafat Kristen yang muncul di abad pertengahan. Tokoh –
tokoh filsuf Kristen seperti Santo Agustinus, Roger Bacon, Plotinus, Thomas dan sebagainya
mengedepankan ajaran yang tak boleh dibantah oleh kaum Kristiani(Harold, 1984: 201)

Karakteristik Abad Kegelapan


Karakteristik Abad Kegelapan sangat dominan dan dapat dirasakan selama dekade yang sangat
panjang. Adapun diantaranya merupakan:
1. Feodalisme
Feodalisme merupakan sistem sosial atau sistem politik yang memberikan kekuasaan
besar pada golongan bangsawan, sistem sosial 31 yang mengagung-agungkan prestasi kerja,
sistem sosial di Eropa pada abad Pertengahan merupakan kekuasaan besar ditangan para tuan
tanah. Feodalisme mengenal vasal atau bawahan pemimpin dari golongan bangsawan.
Kewajiban vasal mengirimkan upeti pada tuan mereka yaitu pemimpin vasal yang juga dari
golongan bangsawan. Vasal memiliki anak buah yaitu abdi – abdi yang juga mengiri mkan upeti
kepada para vasal. Sistem sosial yang demikian antara bangsawan, vasal, dan abdi
memunculkan orang – orang kuat sebagai tuan tanah. Tugas tuan tanah merupakan mengelola
pemakain tanah yang ada dalam wilayah kekuasaanya.

Para tuan tanah tinggal di wilayah yang dinamakan puri/kastil. Sistem yang berkembang luas
membuat bangsawan mampu menduduki kelompok istimewa. Regenerasi golongan ini akan
terus berlaku berdasarkan keturunan (Harold, 1984: 225)
2. Skolastik
Abad pertengahan mengenalkan pada pandangan warga untuk menghubungkan iman
dan rasio. Filsafat Thomistik membahas perihal Rasionalisme. Abad ke -17 menandai
berkembangnya filsafat ini yang membedakan akal budi dan sensasi. Akal budi dan wahyu.
Menandakan suatu pandangan bahwa suatu kebenaran akal budi diperoleh melalui
kemampuan indera dan intelek alamiah manusia tanpa bantuan supranatural. (Jerome, 2004:
15)
Pada abad ke-18 hingga ke-19 dibawah Gereja Katolik, kerajaan Roma mempunyai
ambisi untuk menyatukan semua umat Kristiani menjadi satu kesatuan dibawah naungan
Gereja Katolik. Maka, pusat pusat Kristiani yang sebelumnya terpisah – pisah di dalam dunia
Barat secara khusus akan disatukan dalam perlindungan yang besar. Konsekuensi yang perlu
diterima merupakan adanya struktur – struktur feodal yang di pimpin oleh tonggak dewan
Gereja.
Abad pertengahan yang berlangsung berabad – abad berhasil mengubah otoritas
sekuler dunia barat menajadi bernuansa spiritual. World view dunia kristen bertransformasi
menggunakan pertimbangan tindakan politik bernuansa teologis. Padahal pada kurun sejarah
sebelumnya pandangan politik berasal dari suatu kerangkan duniawi. Kehendak Tuhan menjadi
sumber kebaikan dan kebenaran dalam segala tindakan umat manusia abad pertengahan.

Perkembangan Agama Pada Abad Pertengahan


Peran agama (kristiani) pada abad pertengahan sangat dominan. Peran raja/pemimpin
negara menjadi dibawah kekuasaan gereja. Struktur 32 sosial warga yang pada dasarnya tidak
dapat diwilayahkan menurut aturan gereja dan agama, pada zaman ini justru berlaku demikian.
Sendi – sendi manifestasi dari agama kristen protestan dan katolik yang pada hakikatnya
merupakan antara hubungan manusia dan tuhan dijadikan dasar acuan setiap pelaksanaan
aktivitas manusia di dunia barat kala abad pertengahan. Anggapan bahwa gereja langsung
diposisikan sebagai wilayah dibawah kerajaan tuhan. Pastur menjadi orang yang dianggap
nomor satu dalam menentukan aturan dengan dalih berdasarkan firman Tuhan. Gereja
memiliki kekuasaan penuh untuk dapat mengendalikan filsafat dan pengetahuan sejalan
dengan dewan gereja. Apabila tidak, yang terjadi aalah pelaksana pelanggaran akan dikenai
hukuman. Kemutlakan yang tidak boleh ditentang oleh siapapun menjadi sendi kehidupan
secara vertikal dalam lapisan warga. ( Jerome, 2004: 18)

Pertentangan yang sangat tidak masuk akal pernah terjadi di abad pertengahan.
Argumen yang dikeluarkan oleh dewan gereja bahwa matahari yang mengitari bumi, dengan
dasar terjadinya siang dan malam dan Surga dan Neraka tepat berada diatas dan dibawahnya
harus di sepakati bersama. Warga diharuskan tunduk terhadap teori ini.
Seorang cendekiawan barat yang mengeluarkan teori bahwa bumi yang mengitari
matahari menentang anggapan dewan gereja. Sekalipun, secara kebenaran memang bumi lah
yang mengitari matahari. Pendapat Galileo yang dianggap melanggar gereja ini membuatnya
menerima hukuman berat. Galileo dibakar hidup – hidup oleh dewan Gereja semata – mata
karena ilmu pengetahuannya. Pemikir Barat lain menjadi tidak berani mengeluarkan inovasi
ilmu pengetahuan baru selagi itu tidak selaras dengan pandangan gereja.

Berakhirnya Abad Pertengahan


Pasca perang salib, muncul semangat individualis dari diri manusia dan timbul keinginan
untuk bangkit seperti zaman yunani dan romawi kuno pada penduduk Eropa. Muncullah
pembaharuan dengan semangat renaisans dan reformas maka menjadi dasar revitalisasi
kehidupan intlektual eropa. Warga Eropa mulai menghilangkan aspek teologis dan segala
belenggu pada abad pertengahan.
Pada masa renaisans pembaharuan dimulai dengan membuat kebudayaan yang di
duniakan. Pada saat reformasi gereja semua pihak telah melepaskan diri dari ikatan gereja.
Segala perubahan yang terjadi dalam aspek kehidupan warga telah dinilai sebagai kehendak
pribadi manusia. Anggapan umum dimana pada abad pertengahan segala perubahan
merupakan kehendak Tuhan telah hilang semenjak adanya renaissans. ( Harold, 1984: 191)
Kebangkitan kaum humanis semakin bermunculan pada saat renaissns. Hal ini
dikarenakan pandangan tentang kemampuan manusia dalam hal “akal budi” semakin
menonjol. Kaum humanis kemudian semakin gencar dalam mengkritik kekuasaan tradisi.
Semakin berkembang semakin luntur kepercayaan akan wahyu Tuhan. Semboyan kaum
humanis pada masa renaissans menganggap bahwa pada abad pertengahan merupakan zaman
kebodohan, dan juga zaman kegelapan.
Pembabakan zaman sejarah Eropa menjadi tiga bagian berdasarkan pada kebudayaan
yang berbeda dan sangat mencolok di daerah ini. Para ahli sejarah menilai terdapat
kecenderungan basis berfikir pada abad pertengahan dan setelahnya. Pada abad pertengahan
merupakan zaman dimana agama bertumbuh pesat dan berkembang. Sementara zaman
setelahnya bertolak belakang dengan sebelumnya, dimana rasionalitas, dan ilmu pengetahuan
mendasari cara berfikir orang – orang nya. Itulah karenanya dimulai dari tahun 1700 M, Eropa
dibagi menjadi tiga babak sejarah, yaitu: 1. Zaman Kuno 2. Abad Pertengahan 3. Zaman Modern
(Harold, 1984, 227)
Penilaian
Kelebihan Buku (Evaluasi)
Dr. Sumardi, M.Hum. memiliki ciri khas dengan membuat buku mengenai sejarah sesuai bidang
ilmu yang dipelajarinya. Buku yang berjudul “Membaca Sebagai suatu keterampilan berbahasa”
karangan Prof. DR.Hendry Guntur Tarigan, memiliki bentuk yang simple dan warna cover yang
menarik penggunaan.

Tampilan buku ini sangat menarik dengan cover yang terlihat ceria. Isi buku cukup mengaduk
emosi pembacanya dengan gabungan kisah komedi, cinta, hingga kehidupan sehari-hari.

Bahasa dalam buku ini sangat menggambarkan kehidupan anak muda zaman sekarang yang
terbiasa dengan bahasa gaul. Sementara kekurangannya, pada akhir cerita masih mengambang
dan banyak kata vulgar.

1. Tampilan : Tampilan cover buku sangat menarik. Tampilan di dalam nya juga jangan
mendukung buku ini sehingga terlihat lebih ceria.
2. Isi : Isi buku ini sangat bagus mulai dari komedi, kisah cinta, hingga kehidupan sehari-hari
sang tokoh. Kisah ini sangat sesuai dengan kehidupan remaja masa kini yang pastinya menarik
untuk di tonton.
3. Bahasa : Bahasa dibuku ini kebanyakan menggunakan bahasa gaul seperti, loe, gue, dsb.
Bahkan mungkin bahasa yang digunakan tidak mencakup Bahasa Indonesia yang baik. Namun,
itu semua sudah sesuai dengan tema dan isi buku yaitu tentang kehidupan remaja.

 Kelebihan
a. Buku ini menggunakan tema yang memiliki banyak peminat.
b. Banyak menampilkan kelucuan yang mengundang tawa.

 Kekurangan
a. Akhir cerita sangat mengambang dan membuat penasaran.
b. Kata-kata yang agak vulgar dan tidak disensor.

 Kesimpulan

Buku Cinta Brontosaurus memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, dibalik semua itu buku
ini memilik daya tarik yang besar. Hal itu dikarenakan penulisnya adalah seorang penulis yang
sudah di kenal banyak orang yaitu Raditya Dika. Raditya Dika memiliki jiwa yang humoris. Hal
itu sangat sesuai dengan apa yang ia dituliskan di dalam buku.

Rangkuman
Abad pertengahan merupakan periode sejarah yang terjadi di daratan Eropa yang ditandai sejak
bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 hingga
munculnya monarkhi – monarkhi nasional. Zaman ini kekuasan gereja sangat besar bahkan
melebihi kekuasan raja atau pemimpin.
Negara pada saat itu, pada esensinya sejak masa lalu gereja memang tidak pernah
diwilayahkan dalam sebuah struktur sosial, dikarenakan gereja merupakan wujud manifesti dari
agama Kristen atau Katolik. Namun begitu banyak aspek kehidupan sosial warga abad
pertengahan menambah kekayaan akan ditemukannya gaya dan kesenian Gothik. Begitu
eratnya kaitan antara kreasi – kreasi kesenimanan tokoh seni dengan pembaharuan yang
menjadi puncak – puncak peradaban abad pertengahan. Kebangkitan akal budi muncul kembali
ketika masa renaissans dan reforms yang menjadi dasar revitaslisasi Eropa menuju Eropa
Modern.

Anda mungkin juga menyukai