Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Korosi

Proteksi Katodik

ABSTRAK

Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan
berlangsung dengan sendirinya yang menyebakan degradasi mutu dari logam yang terkena
korosi. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi reduksi dan oksidasi
(redoks) antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Korosi pada dasarnya
merupakan sifat alamiah dari logam, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau
dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga
memperlambat proses perusakannya.. Salah satu metode pengendalian korosi proteksi
katodik (Cathodic Protection). Terdapat dua jenis proteksi katodik, yaitu metode impressed
current (arus paksa) dan sacrificial anode (anoda korban). Metode anoda korban adalah
metode dengan menghubungkan benda kerja dengan logam lain yang memiliki potensial
reduksi yang lebih kecil (anoda). Hal ini akan menyebabkan terjadinya suatu sel galvanik dan
menjadikan benda kerja sebagai suatu katoda. Adapun tujuan dari prakikum ini adalah
menunjukkan prinsip proteksi katodik dengan anoda korban. Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah Anoda Korban Zn, Logam Fe/Baja, Elektroda Standar
kolomel, Larutan NaCl 3% dengan prosedur praktikum 1. Menyusun Rangkaian percobaan
Seperti gambar 6 2. Mengukur potensial natural/awal 3. Menghubungkan baja dengan anoda
korban Zn 4. Mengukur potensial proteksi pada baja. Kemudian dari percobaan anoda korban
didapatkan hasil berupa potensial sel dari anoda Al dan anoda Zn terhadap katoda Fe, yaitu
pada anoda Al sebesar -525 V dan pada anoda Zn sebesar -911 V. Hasil ini sesuai dengan
teori bahwa potensial sel dengan anoda Al lebih besar nilainya daripada potensial sel dengan
anoda Zn.

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri i
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan
berlangsung dengan sendirinya yang menyebakan degradasi mutu dari logam yang terkena
korosi. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi reduksi dan oksidasi
(redoks) antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan. Korosi pada dasarnya merupakan sifat alamiah dari logam, oleh karena itu korosi
tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau
diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya. Salah satu metode
pengendalian korosi adalah proteksi katodik (Cathodic Protection). Dalam suatu sel korosi
basah anoda lah yang terkorosi, sedangkan bagian yang tidak terkorosi adalah katoda.
Berdasarkan gejala tersebut agar logam dapat terproteksi harus memperlakukan logam secara
keseluruhan sebagai katoda, sehingga logam terproteksi dari serangan korosi dengan cara
menambahkan anoda baru. Berdasarkan deret galvanik, semua logam yang potensialnya lebih
negatif dapat berperan sebagai anoda. salah satunya dengan sistem proteksi katodik yang
dapat dilakukan dengan merubah potensial logam antar muka logam dengan ionnya ke daerah
immune dengan memberikan arus katodik
I.2 Tujuan Percobaan
Menunjukkan prinsip proteksi katodik dengan anoda korban
I.3 Sistematika Penulisan
Pada laporan praktikum kali ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:
ABSTRAK
BAB I. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan percobaan dan sistematika penulisan
BAB II. Tinjauan Pustaka
BAB III. Metodologi Percobaan yang terdiri dari Alat dan Bahan Percobaan, Prosedur
percobaan dan gambar skema percobaan
BAB IV. Analisa data dan Pembahasan ; dan
BAB V. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 1
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang
paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi,
sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida
atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna
coklat-merah.Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai
bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak
sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan
rapatan logam itu. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya.
Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida
atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan
lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 2
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap
elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

II.2 Sistem Anoda Korban (Sacrificial Anode)


Sistem ini dikenal juga dengan galvanic anode, di mana cara kerja dan sumber arus
yang digunakan berasal hanya dari reaksi galvanis anoda itu sendiri. Prinsip dasar dari sistem
anoda korban adalah hanya dengan cara menciptakan sel elektrokimia galvanik di mana dua
logam yang berbeda dihubungkan secara elektris dan ditanam dalam elektrolit alam (tanah
atau air). Dalam sel logam yang berbeda tersebut, logam yang lebih tinggi dalam seri
elektromitive-Emf series (lebih aktif) akan menjadi anodik terhadap logam yang kurang aktif
dan terkonsumsi selama reaksi elektrokimia. Logam yang kurang aktif menerima proteksi
katodik pada permukaannya karena adanya aliran arus melalui elektrolit dari logam yang
anodik. Gambar sistem proteksi katodik dengan anoda korban dapat dilihat pada Gambar 3.

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 3
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

Sistem anoda korban secara umum digunakan untuk melindungi struktur di mana kebutuhan
arus proteksinya kecil dan resistivitas tanah rendah. Di samping itu sistem ini juga digunakan
untuk keperluan dan kondisi yang lebih spesifik seperti:

 Untuk memproteksi struktur di mana sumber listrik tidak tersedia.

 Memproteksi struktur yang kebutuhan arusnya relative kecil, yang jika ditinjau dari segi
ekonomi akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem arus tanding.
 Memproteksi pada daerah hot spot yang tidak dicoating, misalnya pada daerah di mana
ada indikasi aktifitas korosi yang cukup tinggi.
 Untuk mensuplemen system arus tanding, jika dipandang arus proteksi yang ada kurang
memadai. Ini biasanya terjadi pada daerah yang resistivitas tanahnya rendah seperti
daerah rawa.
 Untuk mengurangi efek interferensi yang disebabkan oleh sistem arus tanding atau
sumber arus searah lainnya.
 Untuk memproteksi pipa yang dicoating dengan baik, sehingga kebutuhan arus proteksi
relatif kecil.
 Untuk memperoteksi sementara selama kontruksi pipa hingga sistem arus tanding
terpasang.

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 4
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

 Untuk memperoteksi pipa bawah laut, yang biasanya menggunakan bracelet anode
dengan cara ditempelkan pada pipa yang dicoating.

Ada beberapa keuntungan yang diperolah jika menggunakan sistem anoda korban
diantaranya:

 Tidak memerlukan arus tambahan dari luar, karena arus proteksi berasal dari anodanya
itu sendiri.
 Pemasangan dilapangan relatif lebih sederhana
 Perawatannya mudah
 Ditinjau dari segi biaya, sistem ini lebih murah dibanding sistem arus tanding
 Kemungkinan menimbulkan efek interferensi kecil
 Kebutuhan material untuk sistem anoda korban relatif sedikit yaitu anoda, kabel dan test
box

Kelemahan proteksi katodik dengan anoda korban dibandingkan dengan sistem arus tanding
adalah:

 Driving voltage dari system ini relatif rendah karena arus proteksi hanya terjadi dari
reaksi galvanis material itu sendiri sehingga system ini hanya dapat digunakan untuk
memproteksi struktur yang arus proteksinya relatif kecil dan resistivitas lingkungan
rendah. Karena kondisi yang demikian itu, sistem ini akan menjadi kurang ekonomis jika
dipakai untuk keperluan memproteksi struktur yang relatif besar.

 Kemampuan untuk mengontrol variabel efek arus sesat terhadap struktur yang diproteksi
relatif kecil.

II.3 Lingkungan Korosif


Tingkatan korosi tergantung pada keagresifan dari lingkungannya. Pada umumnya
logam dengan ketahanan korosi yang lebih rendah dalam suatu lingkungan berfungsi sebagai
anoda. Biasanya baja dan seng keduanya akan terkorosi akan tetapi jika keduanya
dihubungkan maka Zn akan terkorosi sedangkan baja akan terlindungi. Pada kondisi khusus,
sebagai contoh dalam lingkungan air dengan temperature 180 oF, terjadi hal sebaliknya yaitu
baja mengalami korosi sedangkan Zn terlindungi. Rupanya dalam kasus ini produk korosi
pada Zn bertindak sebagai permukaan yang lebih mulia terhadap baja. Menurut Haney, Zn

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 5
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

menjadi kurang aktif dan potensialnya menjadi kebalikannya jika ada ion-ion penghalang
seperti nitrat, bikarbonat atau karbonat dalam air.
Berdasarkan tabel diatas dan menurut penelitian dibeberapa macam kondisi lingkungan,
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Zn bersifat anodik terhadap baja pada semua kondisi
2. Al sifatnya bervariasi
3. Sn selalu bersifat sebagai katodik
4. Ni selalu bersifat sebagai katodik
Garam-garam memiliki kemampuan yang cukup baik untuk menghantarkan listrik
dan dapat menyebabkan terjadinya korosui galvanik dan crevicce corrosion. Air laut biasanya
memiliki kandungan garam 3,4 % (NaCl). Korosi ini dipengaruhi oleh oksigen
(kandungannya), kecepatan korosi, temperatur dan organisme biologi. Jika sebuah logam
dicelup dalam larutan garam NaCl 3%, maka akan terjadi pengendapan yang dapat
meningkatkan korosi dan reduksi katodik.
Kondisi crevice, asam dan sulfid disebabkan oleh aktifitas biologi dalam air laut
yang menganndung garam-garam dan dapat meningkatkan korosifitas. Ketahanan korosi
logam dan paduan terhadap larutan garam berbeda-beda. Pada carbon steel, kecepatan laju
korosi per tahunnya adalah kurang lebih 5 mpy, pada austenit kurang lebih 2 mpy dan pada
paduan Ni-Al-Bronze sekitar 1 mpy. Dari laju korosi ini kita akan dapat data berupa potensial
logam sehingga pada akhirnya kita dapat menyusun deret potensial logam. (2013, Diktat
panduan praktikum korsi dan perlindungan logam)
Korosi galvanik tidak terjadi jika kedua logam benar-benar kering karena tidak ada
elektrolit yang memindahkan arus dintara anoda dan katoda. Laju korosi yang terjadi dalam
suatu lingkungan tertentu sangat ditentukam oleh mekanisme korosi. Kecenderungan logam
untuk melepaskan elektron pada saat terjadinya elektrokimia dalam proses korosi
menunjukkan kereaktifan logam yang bersangkutan. Selisih potensial berhubungan dengan
kereaktifan logam terhadap korosi. Selisih potensial yang lebih besar mempunyai
kemungkinan terjadinya korosi yang lebih besar. Selisih potensial ini dapat ditimbulkan oleh
hal-hal berikut :
1. Adanya beda fasa
2. Perbedaan temperatur dan tegangan
3. Perbedaan besar butir

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 6
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

4. Pengaruh perbedaan konsentrasi


5. Lokasi antara batas dan bagian tengah butir
6. Adanya perbedaan aerasi

II. 4 Avometer
Avometer berasal dari kata ”AVO” dan ”meter”. ‘A’ artinya ampere, untuk mengukur
arus listrik. ‘V’ artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. ‘O’ artinya ohm,
untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran. AVO
Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara umum, pengertian dari AVO
meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC)
maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.
AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat
membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum
mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter
dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya dan
akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut. Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua
jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog (menggunakan jarum putar / moving coil) dan
AVO meter digital (menggunakan display digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu
dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal sumber
tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe / kabel penyidik warna merah dan
hitam. Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-angka
(digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan pergerakan jarum untuk
menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur, harus dibaca berdasarkan range
atau divisi. AVO meter analog lebih umum digunakan karena harganya lebih murah dari pada
jenis AVO meter digital.

II.5 Al (Alumunium)
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13.
Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium bukan merupakan jenis logam berat,
namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling
berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered
aspirin, astringents, semprotan hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 7
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api.
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan konduktor
yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan
diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.
 Titik lebur: 660,3 °C
 Konfigurasi elektron: [Ne] 3s2 3p1
 Nomor atom: 13
 Massa atom: 26,981539 ± 0,0000008 u
II.5 Cu (Tembaga)
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu
dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan
konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali.
Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan.
Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu. Logam ini dan alloy nya
(campuran) telah digunakan selama empat hari. Di era Roma, tembaga umumnya ditambang
di Siprus, yang juga asal dari nama logam ini (сyprium, logam Siprus), nantinya disingkat
jadi сuprum). Ikatan dari logam ini biasanya dinamai dengan tembaga(II). Ion Tembaga(II)
dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai
agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu.

II.6 Fe (Besi)
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor
atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling
banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
 Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar
 Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
 Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan
besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 8
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan
Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan
dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.

1. Pengecatan. Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik,
karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas
dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.

3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan
keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan
air.

4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin
plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya
melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang
rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal
itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu,
besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi
sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini
justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.

5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang
lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari
korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang
disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada
zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan
besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami
oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi,
sehingga tahan karat.

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 9
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk
bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti
zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang
rusak.

7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh


lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium
dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara
ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal
laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.

BAB III
METODOLOGI

III.1 Alat dan Bahan Percobaan

III.1.1 Anoda Korban


1. Anoda korban (Al dan Zn)
2. Logam Fe / baja
3. Elektroda standar kalomel
4. Larutan NaCl 3 %
5. Multitester
6. Sel percobaan
III.2 Prosedur Percobaan

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 10
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

III.2.1 Anoda Korban


1. Menyusun rangkaian percobaan seperti pada gambar 3.1
2. Mengukur potensial natural / awal
3. Menghubungkan baja dengan anoda korban Al
4. Mengukur potensial proteksi pada baja
5. Mengulangi percobaan untuk anoda korban Zn
II.3 Gambar Skema Percobaan

Gambar 3.1 Proteksi katodik dengan anoda korban

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
IV.1 Analisa Data 11
IV.1.1 Anoda Korban
Dari hasil percobaan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil percobaan anoda tumbal
SCE
No. Anoda Larutan
Beda Potensial
1 Al -525 V
NaCl 3 %
2 Zn -0.911 V
*SCE = Saturated Calomel Electrode

Persamaan reaksi di anoda


Anoda Al : 2Al 2Al3+ + 6e-

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 11
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

Anoda Zn : Zn Zn2+ + 2e-


Persamaan reaksi di katoda
Karena kation dalam larutan NaCl berasal dari logam IA maka tidak akan mengalami reduksi.
Zat yang mengalami reduksi adalah H2O. Penyebabnya adalah potensial reduksi H2O lebih
besar dibandingkan dengan potensial reduksi dari logam IA.
Anoda Al : 6H+ + 6e- 3H2
Anoda Zn : 2H+ + 2e- H2
Proteksi katodik dengan sistem anoda tumbal dapat dijelaskan dengan prinsip sel
galvanik. Dalam suatu sel galvanik anodalah yang terkorosi, sedangkan katoda tidak
terkorosi. Dalam proteksi katodik dengan metode anoda tumbal logam yang diproteksi diatur
agar berperan sebagai katoda dalam suatu sel korosi dan pasangan yang ditempelkan adalah
logam lain yang memiliki potensial elektoda yang lebih negatif sehingga berperan sebagai
anoda.
Tabel 4.2 Harga potensial reduksi standar beberapa elektroda

Anoda Al
Eosel = Eo reduksi – Eo oksidasi
Eosel = 0 – (-1.66)
Eosel = 1.66 V
Anoda Zn
Eosel = Eo reduksi – Eo oksidasi
Eosel = 0 – (-0.76)
Eosel = 0.76 V

Dari hasil percobaan diperoleh beda potensial anoda Al terhadap katoda Fe lebih
besar daripada beda potensial anoda Zn terhadap katoda Fe sehingga anoda Al lebih protektif
dan lebih mudah habis daripada anoda Zn.

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 12
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Anoda Korban
1. Beda potensial anoda Al = -525 V
2. Beda potensial anoda Zn = -911 V

Anoda Al lebih baik dalam memproteksi logam Fe dan lebih mudah habis daripada anoda Zn
karena memiliki beda potensial paling tinggi dibandinkan dengan beda potensial yang
dihasilkan logam Zn. Hal ini sesuai dengan teori yang terdapat dalam literatur yang kami
kumpulkan.

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 13
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri 14
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

DAFTAR PUSTAKA
http://lifnid.wordpress.com/kelas-xii/2-redoks-dan-sel-elektrokimia/sel-volta/ (dilihat tanggal
16 Desember 2013)
http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xii/sel-elektrokimia/ (dilihat tanggal 16
desember 2013)
http://www.chem-is-try.org (dilihat tanggal 16 desember 2013)
http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/proses-terjadinya-korosi.html(dilihat tanggal 16
desember 2013)

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri iii
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Proteksi Katodik

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar Rangkaian anoda korban saat praktikum

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri iv
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Anda mungkin juga menyukai