Anda di halaman 1dari 14

MODUL K3 KEPERAWATAN

Nama : Rizqi Sa’diyyah


Nim : 1920036

STIKES HANG TUAH SURABAYA


Dasar-Dasar K3
A. Keselamatan Kerja
Adalah usaha dalam melakukan pekerjaan tanpa kecelakaan. Memberikan suasana atau
lingkungan kerja yang aman . Dicapai hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala
macam bahaya

Tujuan : Mencegah/ mengadakan usaha pencegahan agar karyawan tidak mendapat


luka/cidera/mati Tidak terjadinya kerugian / kerusakan pada alat /material/produksi. Upaya
pengawasan thd 4 M yaitu : manusia, material, mesin, metode kerja yang dapat memberikan
lingkungan kerja aman dan nyaman sehingga tidak terjadi kecelakaan

Prinsip K3 :
1. Setiap pekerjaan bisa dilakukan dengan selamat
2. Kecelakaan pasti ada sebabnya
3. P kecelakaan harus dicegah/ditiadakan

Bekerja dengan aman dan selamat :


1. Mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan
2. Mengetahui langkah/tahapan pekerjaan tersebut
3. Mengetahui bahaya-bahaya nya
4. Mengetahui cara mengendalikan bahaya-bahaya tersebut

Pentingnya K3
1. Menyelamatkan karyawan, dari : sakit, kesedihan, kehilangan masa depan, kehilangan
gaji/nafkah
2. Menyelamatkan keluarga, dari : kesedihan, masa depan yg tak menentu, kehilangan
pendapatan
3. Menyelamatkan perusahaan, dari : kehilangan tenaga kerja, pengelauaran biaya akibat
kecelakaan, kehilangan waktu karena terhenti kegiatan, melatih atau mengganti
karyawan yang celaka, bahkan bisa sampai terhentinya produksi

Kesehatan Kerja
Adalah untuk melindungi karyawan dari segala hal yang dpt merugikan kesehatan akibat
kerja.
Yang Perlu dilakukan, antara lain :
Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
a. Pekerja baru (kondisi awal kesehatan)
b. Pekerja lama (memantau kesehatan)
 1 th sekali tambang di permukaan
 bulan sekali tambang underground
Lingkungan Tempat Kerja
a. Debu : mengganggu saluran pernafasan
b. Bising : mengganggu fungsi pendengaran
c. Pencahayaan : mengganggu daya penglihatan
d. Getaran : mengganggu fungsi persendian
e. Gas-gas beracun/berbahaya
bisa langsung mematikan manusia
Ergonomi :
- tempat duduk
- alat kerja
- dimensi tempat kerja

Jenis-jenis Kecelakaan :
1. Terjatuh/tergelincir
2. Terpukul
3. Terbentur
4. Terjepit
5. Terkena aliran listrik
6. Kemasukan benda, dll

Pengertian Loto
Lock Out :
Suatu cara atau system yang digunakan untuk menjaga suatu peralatan kemungkinan
digerakkan atau bergerak sehingga dapat membahayakan karyawan
Tag Out :
Suatu cara atau system peringatan atau pemberitahuan kepada orang lain bahawa
saklar, valve atau sumber energi penggerak dalam keadaan terkunci dan aman serta tidak
boleh dioperasikan
Potensi Bahaya Dan Resiko Tempat Kerja

Bahaya adalah Suatu sumber yang berpotensi menimbulkan kerugian baik berupa luka
terhadap manusia, penyakit, kerusakan properties, lingkungan atau kombinasinya

Klasifikasi Bahaya
1. Bahaya Keselamatan Kerja
Bahaya keselamatan kerja merupakan bahaya yang berdampak pada timbulnya kecelakaan
kerja yang dapat menyebabkan luka (injury), cacat hingga kematian serta kerusakaan
property. Dampak yang ditimbulkan bersifat akut
a. Bahaya mekanis, yaitu bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak baik secara
manual maupun dengan penggerak. Gerakan mekanis ini dapat menimbulkan cedera atau
kerusakan seperti tersayat, terpotong, terjatuh, terjepit dan terpeleset
b. Bahaya elektrikal, yaitu bahaya berasal dari energy listrik yang pada mengakibatkan
berbagai bahaya kebakaran, sengatan listrik dan hubungan singkat
c. Bahaya kebakaran dan peledakan, yaitu bahaya yang berasal dari bahan kimia yang bersifat
flammable dan explosive

1. Bahaya Kesehatan Kerja


Bahaya kesehatan kerja merupakan bahaya yang mempunyai dampak terhadap kesehatan
manusia dan penyakit akibat kerja. Dampak yang ditimbulkan bersifat kronis
a. Bahaya fisik ; dapat berupa radiasi, temperatur ekstrim, cuaca, pencahayaan, getaran,
tekanan udara
b. Bahan kimia ; bahaya berbentuk gas, cair, padat yang mempunyai sifat racun, iritasi, sesak
napas, mudah terbakar, meledak, berkarat
c. Bahaya viologis ; bahaya yang dapat berasal dari mikroorganisme khususnya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, seperti bakteri, jamur, virus
d. Bahaya ergonomik ; bahaya yang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh secara fisik
sebagai akibat dari ketidaksesuaian dan cara kerja yang salah
e. Bahaya psikologi ; berupa tekanan pekerjaan, kekerasan ditempat kerja, dan jam kerja yang
panjang kurang teratur

Risiko
Menurut AS/NZS 4360:2004, resiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan
mempunyai dampak terhadap sasaran, diukur dengan hukum sebab akibat. Risiko diukur
berdasarkan nilai probability dan consequences

Jenis-jenis Resiko Prespektif K3


1. Resiko Keselamatan
2. Resiko Kesehatan
3. Resiko Lingkungan
4. Resiko Keuangan
5. Resiko Umum
Keselamatan & Keamanan Laboratorium

Pentingnya Keselamatan dan Keamanan Laboratorium


Ekperimen dapat menjadi suatu kegiatan menyenangkan dan dapat juga membahayakan,
karena :
Melibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya.
Menggunakan benda tajam.
Menggunakan alat elektrik.
Menggunakan api/ pemanasan.
Oleh karena itu, dosen atau guru harus mampu mencegahnya. Begitupun siswa harus
mengetahui bahaya apa saja yang mungkin terjadi agar kecelakaan dapat dicegah.

Sebab terjadinya kecelakaan


Kurangnya pemahaman tentang sifat dan karakter bahan-bahan kimia.
Kurang jelas petunjuk praktikum atau kurang bimbingan dan pengawasan guru terhadap
siswanya ketika praktikum.
Kurang tersedianya fasilitas keamanan dan perlengkapan perlindungan yang memadai.
Kurang taatnya siswa dalam mematuhi peraturan laboratorium.
Tidak menggunakan perlengkapan perlindung yang seharusnya.
Kurang bersikap hati-hati selama praktikum.

Aturan Umum Laboratorium


Penataan ruang yang baik.
Harus akrab dengan lokasi dan perlengkapan darurat, seperti P3K, pemadam kebakaran, botol
cuci mata, dll.
Gunakan perlengkapan yang sesuai.
Sebelum bekerja, kenali kemungkinan bahaya yang mungkin terjadi.
Berikan tanda peringatan pada setiap perlengkapan.
Eksperimen yang tanpa izin harus dilarang.
Dilarang bekerja sendirian dalam laboratorium.
Gunakan sistem pembuangan yang sesuai prosedur.
Setiap percikan atau kebocoran yang ditemukan harus segera dibersihkan.

Perlengkapan Keselamatan
Perlindungan untuk kondisi yang tidak biasa. Seperti : Alarm bahaya, Alat dan bahan
kebakaran, pancuran keselamatan, botol pencuci mata, pintu darurat, selimut kebakaran.
Perlindungan untuk kondisi yang sudah diprediksi bahayanya. Seperti:
jas laboratorium.
sarung tangan, bahan karet untuk bahan korosif & alkali; bahan kulit untuk benda tajam;
bahan asbes untuk penangan benda panas/ autoclave/ oven.
pelindung mata, mencegah percikan bahan kimia seperti asam, bromin, amonia, atau
memotong, menumbuk logam natrium.
Respirator dan lemari uap.
Sepatu pengaman.
Layar pelindung.

Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama pada kecelakaan dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat
sebelum ditindaklanjuti oleh dokter.
Tujuan dari P3K adalah untuk:
Menyelmatkan korban.
Meringankan penderitaan korban, dan mencegah cedera yang lebih parah.
Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan medis datang.

Pokok Tindakan P3K


Jangan panik, dan bertindak cekatan.
Perhatikan napas korba, jika terhenti lakukan napas buatan.
Hentikan pendarahan. Pendarahan pada pembuluh besardapat mengakibatkan kepada
kematian dalam waktu 3-5 menit. Hentikan pendarahan dengan menekan luka menggunakan
kain sekuat-kuatnya dan posisikan luka pada posisi yang lebih tinggi.
Perhatikan tanda-tanda shock. Bila shock, terlentangkan dengan posisi kepala lebih rendah.
Bila muntah-muntah dan setengah sadar, letakan posisi kepala lebih bawah dengan kepala
miring atau telungkupkan. Bila menderita sesak, letakkan dalam sikap setengah duduk.
Jangan memindahkan korban terburu-buru, pastikan luka yang dialami korban. Jangan
menambah cidera korban.
Ergonomi
• Secara etiomologi, ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergonomi yang berarti kerja
dan nomo yang berarti peraturan atau hukum.

• Ergonomi adalah peraturan tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk sikap kerja.

• Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan antara segala
fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun dalam beristirahat atas dasar
kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup
secara keseluruhan menjadi lebih baik lagi dalam dunia kerja ergonomi memiliki peran yang
besar dan semua bidang pekerjaan memerlukan ergonomi.

• Ergonomi yang diterapkan di dunia kerja membuat Pekerja merasa nyaman dalam
melakukan pekerjaan. Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka akan bermanfaat pada
produktifitas kerja yang diharapkan dan Mampu membuatnya meningkat

Tujuan Ergonomi

• Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan Cedera dan
penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan Mental, mengupayakan promosi dan
kepuasan kerja.

• Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak Sosial, mengelola


dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan Meningkatkan jaminan sosial baik selama
kurun waktu usia produktif Maupun setelah tidak produktif.
• Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek Teknis, ekonomis,
antropologis dan budaya dari setiap kerja yang Dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan
kualitas hidup yang tinggi Luas Tempat Kerja

• Setiap ruang kerja harus dibuat dan diatur sehingga tiap orang Yang bekerja dalam ruangan
mendapat ruang udara minimal 10 m3 Sebaiknya 15 m3.

Sikap Kerja Duduk


• Sikap kerja duduk adalah sikap kerja yang tidak membebani kaki dengan tubuh berat dan
stabil selama bekerja.

• Kegiatan bekerja sambil duduk harus dilakukan secara ergonomi sehingga dapat
memberikan kenyamanan dalam bekerja.

• Lebih dari 70% manusia dalam hidupnya pernah mengalami LBP (Low Back Pain), dengan
rata-rata puncak kejadian berusia 35-55 tahun.

• Sikap duduk yang salah adalah penyebab adanya masalah-masalah punggung. Hal ini dapat
terjadi karena adanya tekanan pada tulang belakang akan Meningkat pada saat duduk
dibandingkan dengan saat berdiri ataupun

Berbaring.
1. Pada saat duduk, memposisikan siku sama tinggi dengan meja kerja, Lengan bawah
horisontal dan lengan atas menggantung bebas;
2. Mata sama tinggi dengan bagian paling atas layar monitor;
3. Mengatur tinggi kursi sehingga kaki dapat diletakkan di atas lantai Dengan posisi
datar. Apabila diperlukan dapat menggunakan footrest Terutama untuk pekerja yang
bertubuh mungil;
4. Menyesuaikan sandaran kursi sehingga punggung bawah ditopang Dengan baik;
5. Meletakkan layar monitor kurang lebih sepanjang lengan. Memastikan letak monitor
dan keyboard berada di tengah-tengah sumbu tubuh; Mengatur meja dan layar
monitor untuk menghindari silau, atau Pantulan cahaya. Cara termudah adalah dengan
tidak menghadapkan Layar ke jendela atau lampu yang terang;
6. Memastikan ada ruang cukup di bawah meja untuk pergerakan kaki; Menghindari
tekanan berlebihan dari ujung tempat duduk pada bagian Belakang kaki dan lutut;
7. Meletakkan semua dokumen dan alat yang diperlukan dalam Jangkauan. Penyangga
dokumen (document holder) dapat digunakanUntuk menghindari pergerakan mata dan
leher yang janggal;
8. Menggunakan mouse yang sesuai dengan ukuran genggaman tangan Dan meletakkan
di samping keyboard;
9. Apabila laptop digunakan untuk bekerja secara terus menerus, maka secara Prinsip,
postur bekerja yang dicapai sama dengan postur ketika bekerja di Desktop, sehingga
perlu menggunakan:
a) Layar monitor eksternal seperti yang digunakan pada desktop atau penyangga Laptop
(laptop standing);
b) Keyboard eksternal; dan
c) Mouse dan docking station
10. Pada saat menggunakan keyboard, pergelangan tangan harus berada pada posisi
Netral (tidak menekuk ataupun berputar); Pegawai yang sering menggunakan
Telepon, disarankan untuk menggunakan headset untuk mencegah postur janggal
Pada leher ketika menahan telepon dengan pipi dan bahu.

Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.

Tujuan SMK3
Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi dan
produktivitas kerja.
Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu dalam
keadaan selamat dan sehat.
Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan secara
aman dan efisien

Manfaat SMK3
Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam
bekerja.
Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.

Kriteria Perusahaan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik
negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
Perusahaan yang wajib menerapkan SMK3 menurut PP RI No 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah perusahaan yang
paling sedikit mempekerjakan 100 orang tenaga kerja atau yang mempunyai tingkat potensi
bahaya yang tinggi.

Pengawasan SMK3
Pengawasan dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusat, provinsi, dan/atau
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya yang meliputi:
Pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen
Organisasi
SDM
Pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang K3
Keamanan bekerja
Pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran penerapan SMK3
Pengendalian keadaan darurat dan bahaya industri
Pelaporan dan perbaikan kekurangan
Tindak lanjut audit

Azas SMK3
Dalam Kebijakan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan di
Bidang K3, disampaikan bahwa asas SMK3 yaitu :
1. Peningkatan K3 secara terus menerus dengan pola mandiri
2. Bagian dari sistem pengawasan K3
3. Bersifat wajib
4. Sejalan dengan kaidah Internasional
5. Diaudit oleh Badan Audit Independen (eksternal)
6. Dilakukan oleh Auditor

Penetapan Kebijakan K3
Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah ditetapkan kepada seluruh
pekerja. Dalam penyusunan kebijakan K3, pengusaha paling sedikit harus:
Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi :
Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik
Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan
Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan
keselamatan
Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan
Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus menerus
Memperhatikan masukan dari pekerja atau serikat pekerja
4 Kebijakan K3 paling sedikit harus memuat:
Visi
Tujuan perusahaan
Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan
Kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perushaaan secara menyeluruh yang
bersifat umum dan/atau operasional

Perencanaan K3
Perencanaan K3 dimaksudkan untuk menghasilkan rencana K3. Rencana K3  ini
disusun dan ditetapkan oleh pengusaha dengan mengacu pada kebijakan K3 yang telah
ditetapkan. Dalam menyusun rencana K3 harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembina K3,
wakil pekerja, dan pihak lain yang terkait di perusahaan. Dalam penyusunan rencana K3,
pengusaha harus mempertimbangkan:
Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
Sumber daya yang dimiliki

Pelaksanaan Rencana K3
Berdasarkan rencana K3 yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaannya pengusaha didukung
oleh SDM di bidang K3, sarana dan prasarana. SDM yang dimaksud harus memiliki:
Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat
Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan ijin kerja dan/atau surat penunjukan dari
instansi yang berwenang

Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3


Kegiatannya melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3
dilakukan oleh SDM yang kompeten, jika tidak memiliki SDM yang kompeten dapat
menggunakan jasa pihak lain. Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilaporkan kepada
pengusaha dan digunakan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dilakukan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan

Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3


Fungsinya untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3 yang
dilakukan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja dalam hal:
Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan
Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan
Terjadi perubahan struktur organisasi
Adanya perkembangan IPTEK, termasuk epidemiologi
Adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja
Adanya pelaporan
Adanya masukan dari pekerja

Audit SMK3
Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan
kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan. (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012).
Tujuan Audit :
1. Menilai secara kritis dan sistimatis semua potensi bahaya potensial dalam sistem
kegiatan operasi perusahaan
2. Memastikan bahwa pengelolaan K3 di perusahaan telah dilaksanakan sesuai
ketentuan
3. Mengendalikan bahaya potensial dan perencanaan tanggap darurat ( emergency
respons )

Anda mungkin juga menyukai