Eko Kritik Sasatra
Eko Kritik Sasatra
Adri
Balai Bahasa Ujung Pandang
Jalan Sultan Alauddin Km 7 Tala Salapang, Makassar
Telepon (0411)882401, Fax, (0411)882403
Pos-el: adri8888888@yahoo.com
Diterima: 4 Maret 2009; Disetujui: 8 Juni 2009
Abstract
Semiotics is a sign study and every thing which are related to the sign like sign system
and process of sign usage of a sign system, and as a language sign system in
literary text is not only related to the first level meaning, but also more on the
second level meaning. Code systems include, action code, puzzle code, culture code,
connotative code, and simbolic code.
Abstrak
Semiotik adalah studi tentang tanda dan segala sesuatu yang berkaitan dengan tanda,
seperti sistem tanda dan proses penggunaan tanda dalam suatu sistem tanda.
Sebagai suatu sistem tanda bahasa dalam teks sastra tidak hanya berkaitan dengan
makna tingkat pertama, tetapi juga pada makna tingkat kedua. Sistem kode termasuk
kode aksi, kode teka-teki, kode budaya, kode konotatif, dan kode simbolik.
245
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260
menceritakan sebagian kecil kehidupan pembaca akan lebih paham tentang isi dari
tokoh yang paling menarik perhatian cerpen tersebut karena objek kajiannya
pengarang. Kepaduan merupakan syarat lebih luas dan secara tidak langsung
mutlak yang harus ada pada cerita pendek, pembaca dapat memperoleh wawasan luas
sebuah cerita pendek senantiasa hanya pula tentang sistem kode Roland Barthes.
akan memusatkan perhatiannya pada
tokoh utama dan permasalahannya yang 2. Pengertian Semiotik
paling menonjol dan menjadi pokok cerita Semiotik berasal dari kata Yunani
pengarang. Kuno “semeton” yang berarti tanda atau
Kumpulan cerpen Damarcinna “sign” dalam bahasa Inggris. (Wahid:
adalah kumpulan cerpen yang akan 2004:86). Ferdinand de Saussure yang
dianalisis oleh penulis, kumpulan cerpen sering disebut-sebut sebagai Bapak
tersebut berjumlah 17 cerita. Tetapi Linguistik Modern, dalam bukunya Cours
penulis hanya akan mengkaji 6 cerpen de Linguistique Generale (1916), juga
yakni: Tamalanre, Damarcinna, Lelaki mengajukan konsep signe (Inggris:
Kamar Mandi, Pak Soleh, Goresan Noktah signified) atau “yang diartikan” dan
Hitam, dan kereta sudah Berangkat. significant (Inggris: signifier) atau yang
Peneliti memilih kumpulan cerpen mengartikan yang wujudnya berupa bunyi-
Damarcinna karena penulis ingin mengkaji bunyi bahasa. Signified an significant
karya sastra yang dikarang oleh pengarang sebagai signe Linguistique merupakan
sedaerah dan kumpulan cerpen tersebut suatu kesatuan yang merujuk kepada satu
cocok dianalisis berdasarkan pendekatan referen, yaitu sesuatu yang berupa benda
semiotika. Semiotika adalah ilmu tentang atau hal yang berada di luar bahasa.
tanda, bagaimana meneliti dan bagaimana (Chaer, 1995: 14, dalam Wahid, 2004:14).
cara kerja suatu tanda dalam membentuk Salah satu titik tolak Ferdinand de
suat kesatuan arti atau suatu kesatuan Saussure adalah bahwa harus dipelajari
makna baru saat ia digunakan. Ilmu sebagai suatu sistem tanda, tetapi ia pun
tentang tanda ini menganggap bahwa menegaskan bahwa tanda bahasa bukanlah
fenomena masyarakat/sosial dan kebu- satu-satunya tanda. Atas dasar itulah
dayaan itu merupakan tanda-tanda. Ilmu muncul pemikirannya bahwa ilmu bahasa,
semiotic mempelajari system, aturan, dan yang dianggap sebagai studi mengenai
konvensi yang memungkinkan tanda-tanda jenis tanda tertentu, mestinya mendapat-
yang ada memiliki arti. kan tempat di dalam ilmu tanda mencipta-
Kumpulan cerpen di atas akan kan ilmu tanda bukanlah urutan-nya,
dianalisis berdasarkan pendekatan semio- melainkan dia telah memikirkan sebuah
tika, karena semiotik sangat besar nama untuknya yakni semiologi. Kata
peranannya untuk mengungkapkan makna semiologi di samping kata semiotika,
tanda-tanda, sehingga pembaca dapat sampai sekarang masih dipakai kedua
memahami isi cerita. istilah ini mengandung pengertian yang
Berdasarkan alasan tersebut di persis sama, walaupun penggunaan salah
atas, maka penulis mencoba mendeskrip- satu dari kedua istilah tersebut biasanya
sikan cerpen tersebut dengan menggu- menunjukkan pemikiran pemakainya,
nakan pendekatan semiotika yakni sistem mereka yang bergabung dengan Pierce
kode Roland Barthes yang terdiri atas menggunakan “semiotika”, dan mereka
kode aksi, kode teka teki, kode budaya, bergabung dengan Ferdinand dengan
kode konotatif, dan kode simbolik, karena menggunakan “semiologi” Zoest yang
246
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….
247
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260
248
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….
249
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260
250
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….
konotasi kata, frase atau bahkan kalimat yang tertulis, apa yang kita dengar dari
tertentu, semua itu dapat dikelompokkan seseorang yang berfungsi sebagai alat
ke dalam konotasi kata, frase, atau kalimat komunikasi disebut lambang atau simbol
yang mirip. Jika di dalam teks ditemukan (Djajasudarma, 1999: 22). Kode simbolik
sekelompok konotasi, berarti di dalamnya berkaitan dengan tema dalam arti
dapat ditemukan tema tertentu. Jika sebenarnya sehingga erat hubungannya
sejumlah konotasi hadir menempel, dengan kode konotatif, yaitu tema dalam
misalnya, pada nama tokoh tertentu, keseluruhan teks cerita. Simbol
berarti dapat dikenali pula tokoh merupakan aspek pengodean fiksi yang
dengan ciri-ciri tertentu. khas bersifat struktural. Hal tersebut
Dalam cerpen “Pelajaran dilandasi oleh suatu gagasan bahwa makna
Mengarang”, tokoh Sandra adalah tokoh dapat diformulasikan dari berbagai oposisi
pendiam yang mencoba melakukan biner (binary oppositions), misalnya,
tanggapan terhadap kehidupan di seorang anak dapat (belajar) mengetahui
rumahnya melalui pelajaran mengarang di perbedaan antara ayah dan ibunya
kelas. Kode konotatif yang tampak kuat sehingga ia juga dapat belajar bahwa
dalam cerpen ini adalah kode dirinya berbeda atau sama dengan yang
pemberontakan. Tokoh Sandra ingin lain. Dalam teks verbal, oposisi simbolik
melakukan protes terhadap kekerasan semacam ini dapat dikodekan melalui
hidup yang dijumpai di rumah, tetapi ia berbagai istilah retorik.
tidak mampu berbuat apa-apa. Oleh sebab Cerpen “Pelajaran Mengarang”
itu, di sini terdapat kontras yang sangat menyembunyikan suatu klimaks dalam
menarik, yaitu bahwa walaupun Sandra rentetan kilas dan sorot balik. Seorang
hanya duduk dan diam, angan-angannya gadis kecil dengan keperihan dan
secara dinamis tertuju kepada kepahitan kepedihannya mencoba meng-counter
hidup yang dialami, sehingga akibatnya ia kondisi kehidupan di rumahnya melalui
tidak mampu menulis atau menyelesaikan pelajaran mengarang di kelas. Oleh karena
karangannya. Dengan demikian, itu, terhadap oposisi yang sangat menarik,
konotasinya ialah kegetiran hidup di yaitu antara kepolosan seorang bocah usia
rumah berakibat pada kegagalan di 10 tahun dengan kekerasan yang
kelas. dilihatnya setiap saat di rumah. Selain itu,
terdapat juga oposisi antara judul-judul
4.5 Kode Simbolik (Symbolik Field) karangan yang ditawarkan oleh gurunya
Dalam Kamus Besar Bahasa dengan kepahitan yang terbayang-bayang
Indonesia (Alwi (ed.), 2005:840), di kepalanya sehingga sang bocah tidak
simbolik adalah lambang sedangkan pernah berhasil menyelesaikan
lambang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, karangannya. Ledakan yang tragis terjadi
Alwi (ed.), 1990:490) adalah sesuatu pada bagian akhir ketika disadari bahwa si
seperti tanda yang menyatakan suatu hal bocah itu sungguh-sungguh anak seorang
atau mengandung maksud tertentu. pelacur.. Akan tetapi, kesadaran demikian
Menurut Plato (dalam Djajasudarma, dikontraskan dengan ketidaksadaran tokoh
1999: 22). lambang adalah kata dalam lain, misalnya Ibu Guru Teti. Secara
suatu bahasa. Lambang atau simbol simbolik hal itu menunjukkan bahwa
memiliki hubungan tidak langsung dalam kepahitan hidup yang dicoba untuk
kenyataan. Tanda dalam bentuk huruf- diungkapkan tidak mampu terungkapnya.
huruf disebut lambang atau simbol apa Inilah suatu ironi hidup, dan ironi inilah
251
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260
252
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….
253
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260
254
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….
255
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260
256
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….
makna denotasi. Pada cerpen Tamalanre “… angin bertiup ganas, hujan tiba-
terdapat makna konotatif yakni sebagai tiba turun menderai bumi …” (Maras,
berikut: 2005: 33).
257
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260
258
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….
end, pemilu mengucapkan dan menjawab Dola, Abdullah, 2006. Apresiasi Prosa Fiksi
salam, meminta maaf, saling menolong, dan Drama. Makassar: BSID, FBS,
handphone, telpon rumah, patuh kepada UNM.
suami dan atasan, antri dan bertaubat Djajasudarma, T. Fatimah. 1999. Semantik 1.
kepada Allah swt, 4) kode konotatif Bandung, PT. Refika Aditama
(kebeningan hati dan dengan dada
berlapang-lapang, mengubur peristiwa, Enre, Fachruddin Ambo. 1995. “Pembinaan
angina bertiup ganas, bermandi keringat, Generasi Penerus melalui kegiatan
tidur panjang, mengotori pikiran, wajah Sastra” Makalah Ujung Pandang:
Seminar Himpunan Pembinaan dan
yang kecut, lembah hitam kelam, catatan
Pengembangan Bahasa Indonesia.
hitam kelam, 5) kode simbolik, Ting …
ting … ting, cakrawala yang biru keputih- Juanda, 2004. Teori Sastra. Makassar: FBS,
putihan. Dus, …! Prakk …!, Brukk …!, UNM.
cahaya kuning kemerah-merahan, spanduk
--------, 2006. Pengkajian Prosa Fiksi.
yang bertuliskan tukang cukur Pak Soleh,
Makassar: FBS, UNM.
bola mata yang memerah dan di pinggir
matanya yang nampak kebiru-biruan, cara Kutha Ratna, Nyoman, 2004. Teori, Metode,
berpakaian Eko yang menandakan dia Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta.
adalah mahasiswa pergerakan, Akan Pustaka Pelajar.
tetapi, perlu diketahui tidak semua cerpen
Maarisit, Marthen, I… 13 April 2007.
tersebut di atas memiliki kelima sistem Semiotika, http: // www, glorianet,
kode Roland Barthes tersebut misalnya org / kolom / kolom 071.htm.
pada cerpen Goresan Noktah Hitam tidak
ditemukan kode simbolik dan juga pada Maras, Bustan Basir. 2005. Kumpulan Cerpen
cerpen Pak Soleh tidak terdapat kode Damarcinna. Yogyakarta.
konotatif. Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
DAFTAR PUSTAKA
Rapi Tang, Muhammad. 2005. Bahan Ajar
Teori Sastra yang Relevan. Makassar:
Alwi, Hasan (Editor), 2005. Kamus Besar BSID, FBS, UNM.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Surato, 1989. Apresiasi Sastra Indonesia.
Pustaka.
Jakarta: Erlangga.
Anonim, 13 April 2007. Semiotika. (www.
Google, com. D:/ internetfiles / Teuw, A. 1994. Sastra dan Ilmu Sastra
semiotika dahan pinus. htm.). (Pengantar Teori Sastra). Jakarta:
Dunia Pustaka Jaya.
Anshari. 2000. Tentang Fiksi “Pengantar
Singkat Apresiasi Cerita Pendek dan Tim Dosen ISBD. 2004. Ilmu Sosial Budaya
Novel”. Makassar, FBS, UNM. Dasar. Makassar: UNM.
259
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260
260
���������������������������������������������������������������������������
���������������������������������������������������������������������������������
�����������������������������������������������������