Anda di halaman 1dari 17

SAWERIGADING

Volume 15 No. 2, Agustus 2009 Halaman 245—260

SISTEM KODE CERPEN INDONESIA POPULER DALAM


KUMPULAN CERPEN DAMARCINNA KARYA BUSTAN BASIR
MARAS: PENDEKATAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)
(Code System of Indonesian Popular Short Story in Short Story Collection
Damarcinna by Bustan Basir Maras: Semiotical Approach of Roland Barthes)

Adri
Balai Bahasa Ujung Pandang
Jalan Sultan Alauddin Km 7 Tala Salapang, Makassar
Telepon (0411)882401, Fax, (0411)882403
Pos-el: adri8888888@yahoo.com
Diterima: 4 Maret 2009; Disetujui: 8 Juni 2009

Abstract
Semiotics is a sign study and every thing which are related to the sign like sign system
and process of sign usage of a sign system, and as a language sign system in
literary text is not only related to the first level meaning, but also more on the
second level meaning. Code systems include, action code, puzzle code, culture code,
connotative code, and simbolic code.

Key words: semiotics, code

Abstrak
Semiotik adalah studi tentang tanda dan segala sesuatu yang berkaitan dengan tanda,
seperti sistem tanda dan proses penggunaan tanda dalam suatu sistem tanda.
Sebagai suatu sistem tanda bahasa dalam teks sastra tidak hanya berkaitan dengan
makna tingkat pertama, tetapi juga pada makna tingkat kedua. Sistem kode termasuk
kode aksi, kode teka-teki, kode budaya, kode konotatif, dan kode simbolik.

Kata Kunci: semiotik, kode

1. Pendahuluan (kurang dari 10.000 kata) yang


Prosa juga disebut fiksi, teks dimaksudkan memberikan kesan tunggal
naratif atau wacana naratif (dalam yang dominan dalam cerita memusatkan
pendekatan struktural dan semiotik). diri pada suatu tokoh dalam situasi, pada
Istilah ini berarti cerita rekaan atau cerita suatu ketika (Sudjiman (ed.) 1984 dalam
khayalan. Karya fiksi atau prosa fiksi Anshari 2000:7). Akan tetapi sebuah cerita
dapat dibedakan dalam berbagai macam yang pendek belum tentu dapat
bentuk, salah satunya adalah cerpen (cerita digolongkan ke dalam cerita pendek.
pendek). Cerita pendek adalah wadah yang
Cerita pendek ialah kisahan pendek biasa dipakai oleh pengarang untuk

245
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260

menceritakan sebagian kecil kehidupan pembaca akan lebih paham tentang isi dari
tokoh yang paling menarik perhatian cerpen tersebut karena objek kajiannya
pengarang. Kepaduan merupakan syarat lebih luas dan secara tidak langsung
mutlak yang harus ada pada cerita pendek, pembaca dapat memperoleh wawasan luas
sebuah cerita pendek senantiasa hanya pula tentang sistem kode Roland Barthes.
akan memusatkan perhatiannya pada
tokoh utama dan permasalahannya yang 2. Pengertian Semiotik
paling menonjol dan menjadi pokok cerita Semiotik berasal dari kata Yunani
pengarang. Kuno “semeton” yang berarti tanda atau
Kumpulan cerpen Damarcinna “sign” dalam bahasa Inggris. (Wahid:
adalah kumpulan cerpen yang akan 2004:86). Ferdinand de Saussure yang
dianalisis oleh penulis, kumpulan cerpen sering disebut-sebut sebagai Bapak
tersebut berjumlah 17 cerita. Tetapi Linguistik Modern, dalam bukunya Cours
penulis hanya akan mengkaji 6 cerpen de Linguistique Generale (1916), juga
yakni: Tamalanre, Damarcinna, Lelaki mengajukan konsep signe (Inggris:
Kamar Mandi, Pak Soleh, Goresan Noktah signified) atau “yang diartikan” dan
Hitam, dan kereta sudah Berangkat. significant (Inggris: signifier) atau yang
Peneliti memilih kumpulan cerpen mengartikan yang wujudnya berupa bunyi-
Damarcinna karena penulis ingin mengkaji bunyi bahasa. Signified an significant
karya sastra yang dikarang oleh pengarang sebagai signe Linguistique merupakan
sedaerah dan kumpulan cerpen tersebut suatu kesatuan yang merujuk kepada satu
cocok dianalisis berdasarkan pendekatan referen, yaitu sesuatu yang berupa benda
semiotika. Semiotika adalah ilmu tentang atau hal yang berada di luar bahasa.
tanda, bagaimana meneliti dan bagaimana (Chaer, 1995: 14, dalam Wahid, 2004:14).
cara kerja suatu tanda dalam membentuk Salah satu titik tolak Ferdinand de
suat kesatuan arti atau suatu kesatuan Saussure adalah bahwa harus dipelajari
makna baru saat ia digunakan. Ilmu sebagai suatu sistem tanda, tetapi ia pun
tentang tanda ini menganggap bahwa menegaskan bahwa tanda bahasa bukanlah
fenomena masyarakat/sosial dan kebu- satu-satunya tanda. Atas dasar itulah
dayaan itu merupakan tanda-tanda. Ilmu muncul pemikirannya bahwa ilmu bahasa,
semiotic mempelajari system, aturan, dan yang dianggap sebagai studi mengenai
konvensi yang memungkinkan tanda-tanda jenis tanda tertentu, mestinya mendapat-
yang ada memiliki arti. kan tempat di dalam ilmu tanda mencipta-
Kumpulan cerpen di atas akan kan ilmu tanda bukanlah urutan-nya,
dianalisis berdasarkan pendekatan semio- melainkan dia telah memikirkan sebuah
tika, karena semiotik sangat besar nama untuknya yakni semiologi. Kata
peranannya untuk mengungkapkan makna semiologi di samping kata semiotika,
tanda-tanda, sehingga pembaca dapat sampai sekarang masih dipakai kedua
memahami isi cerita. istilah ini mengandung pengertian yang
Berdasarkan alasan tersebut di persis sama, walaupun penggunaan salah
atas, maka penulis mencoba mendeskrip- satu dari kedua istilah tersebut biasanya
sikan cerpen tersebut dengan menggu- menunjukkan pemikiran pemakainya,
nakan pendekatan semiotika yakni sistem mereka yang bergabung dengan Pierce
kode Roland Barthes yang terdiri atas menggunakan “semiotika”, dan mereka
kode aksi, kode teka teki, kode budaya, bergabung dengan Ferdinand dengan
kode konotatif, dan kode simbolik, karena menggunakan “semiologi” Zoest yang

246
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….

dikutip Soekawati (dalam Wahid, dorongan kreatif yang subjektif


2004:86). pengarang.
Teori Pierce mengatakan bahwa Pemaknaannya juga mengacu kepada
sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika sesuatu yang lain, selain teks, yakni
ia mewakili sesuatu yang lain. Sebuah mengacu kepada dimensi makna yang
tanda acuannya, hal itu adalah fungsi sering kali bersifat kompleks (Semi, dalam
utama tanda itu, misalnya anggukan Wahid, 2004:88).
kepala mewakili persetujuan, gelengan Berdasarkan pendapat para ahli
mewakili ketidaksetujuan (Nurgiyanto, tentang teori semiotika, dapat disimpulkan
2000:40 dalam Wahid, 2004:87). bahwa semiotika merupakan cabang ilmu
Berdasarkan teori tanda yang dikemu- yang berurusan dengan pengkajian tanda
kakan oleh Pierce dan Saussure, maka dan segala sesuatu yang berhubungan
dapat disimpulkan bahwa ilmu semiotika dengan tanda seperti sistem tanda yang
berarti ilmu tentang tanda-tanda. berlaku bagi penggunaan tanda.
Semiotika dapat diartikan sebagai Pandangan semiotik yang berasal
cabang ilmu yang berurusan dengan dari teori Saussure bahasa merupakan
pengkajian tanda dan segala sesuatu yang sebuah sistem tanda, dan sebagai suatu
berhubungan dengan tanda, seperti sistem sistem tanda bahasa yang mewakili
tanda dan proses yang berlaku bagi sesuatu yang lain yang disebut makna.
penggunaan tanda. Pendapat yang sama Bahasa sebagai suatu sistem tanda dalam
dikemukakan oleh Hoed yang dikutip teks kesastraan hanya menyaran pada
Nurgiyantoro bahwa “semiotika adalah sistem makna tingkat pertama, tetapi
ilmu atau metode analisis untuk mengkaji terlebih pada sistem makna tingkat kedua.
tanda” (dalam Wahid, 2004:87).
Menurut Junus yang dikutip 3. Cerita Pendek
Jabrohim bahwa semiotik merupakan Menurut Esten 1990, lebih melihat
lanjutan atau perkembangan structural- cerita pendek merupakan pengungkapan
isme tidak dapat dipisahkan dengan suatu kesan yang hidup dari fragmen
semiotik. Alasannya adalah karya sastra (potongan) kehidupan manusia.
itu merupa-kan struktur tanda-tanda yang Daripadanya tidak dituntut terjadinya
bermakna. Tanpa memperhatikan sistem suatu perubahan nasib dari pelaku-
tanda, tanda dan maknanya, dan konvensi pelakunya. Hal ini sejalan dengan apa
tanda, struktur karya sastra tidak dapat yang dikatakan Fachruddin, A.E. dkk.
dimengerti secara optimal (dalam Wahid, (1984) bahwa cerpen ialah jenis cerita
2004: 87). rekaan yang melukiskan sebagian kecil
Pendekatan semiotik bertolak dari kehidupan pelakunya.
asumsi bahwa karya sastra memiliki suatu Menurut Edgen Allan Poe yang
sistem sendiri yang memiliki dunianya dikutip Jassin 1961: 72 (dalam Burhan
sendiri, sebagai suatu realitas yang hadir Nurgiyantoro, 2002) yang sastrawan
atau dihadirkan di hadapan pembaca yang kenamaan di Amerika itu, mengatakan
di dalamnya terkandung potensi bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang
komunikatif yang ditandai dengan adanya sekali dibaca dalam sekali duduk, kira-kira
lambing-lambang kebahasaan sastra berkisar setengah sampai dua jam. Suatu
memiliki nilai artistik atau dramatik. hal yang kiranya tidak mungkin dilakukan
Lambang kebahasaan sastra memiliki nilai untuk sebuah novel.
artistik atau dramatik itu diakibatkan suatu

247
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260

Cerpen atau cerita pendek adalah 4. Sistem Kode Roland Barthes


karangan prosa yang berisi sebuah Sistem kode Roland Barthes yang
peristiwa kehidupan manusia pelaku/tokoh dijadikan rujukan pertama oleh penulis
dalam cerita tersebut, dalam karangan adalah dikutip dari tulisan (Juanda, 2006:
tersebut terdapat pula peristiwa lain tetapi 92-111) dalam memahami makna teks
peristiwa tersebut tidak dikembangkan sastra, Barthes pertama-tama mem-bedah
sehingga kehadirannya hanya sekedar teks baris demi baris. Baris demi baris itu
sebagai pendukung peristiwa pokok agar dikonkretisasikan menjadi ‘satuan-satuan
cerita tampak wajar. Ini berarti cerita makna tersendiri’. Setelah satuan-satuan
hanya dikonsentrasikan pada suatu makna itu diperoleh Barthes kemudian
peristiwa yang menjadi pokok ceritanya. mencoba mengklasifika-sikan dan
Singkatnya, sebuah cerpen benar- merangkum ke dalam lima sistem kode
benar pendek. Pendek peristiwa dan yang memperhatikan setiap aspek
penyampaiannya. Jadi, peristiwa yang signifikan. Kode-kode itu mencakupi
disampaikannya itu terasa sepintas aspek sintagmatik dan semantik.
sekalipun dalam kepintasannya itu Khusus di dalam analisis ini, teks
menampilkan berbagai kemungkinan tafsir cerpen tidak akan dibedah baris demi
yang barangkali bias panjang sedangkan baris, tetapi akan langsung dipusatkan
keterpaduannya dan keutuhan antara unsur pada lima sistem kode. Langkah ini
-unsur yang membangunnya dalam bentuk diambil bukan berarti mengesampingkan
yang pendek merupakan kepadatan sebuah prosedur pemaknaan sastra secara
cerpen. Boleh dikatakan sebuah cerpen struktural (semiotik) seperti yang
adalah sebuah cerita yang utuh yang tidak disarankan oleh Barthes. Alasannya ialah
mungkin atau tidak dimungkinkan terlahir dalam menentukan totalitas makna teks
dalam bentuk yang panjang seperti roman sastra, Barthes lebih memusatkan
atau novel, akan tetapi sangat mungkin perhatian pada lima kode itu daripada
bila cerita tersebut dibentuk menjadi satuan-satuan makna yang telah dijabarkan
roman atau novel. terlebih dahulu. Oleh sebab itu, lima kode
Ukuran fisik secara nyata akan itulah yang dipaparkan dan dibahas dalam
panjang pendeknya sebuah cerpen studi ini. Kelima kode yang dimaksudkan
memang tidak ada akan tetapi “sebuah itu sebagai berikut.
cerita yang memakan seratus halaman
tentu bukan sebuah cerpen”, demikian kata 4.1 Kode Aksi/Tindakan/Proairetik
H.B. Jassin (dalam Suroto 1989: 18). (Proairetic Code)
Ukuran yang dipergunakan hanyalah Dalam Kamus Besar Bahasa
kesingkatan dan kepa-datan ceritanya serta Indonesia (Alwi (Editor), 2005:16) aksi
penonjolan suatu cerita yang benar-benar adalah gerakan, tindakan atau sikap yang
dianggap penting oleh pengarangnya. dibuat-buat. Kode ini merupakan perleng-
Walaupun keduanya pendek kapan utama teks. Setiap aksi atau
panjang cerpen itu sendiri bervariasi. Ada tindakan dalam cerita dapat disusun atau
cerpen yang pendek (short story), bahkan disistematisasikan (codification), misal-
mungkin pendek sekali berkisar 500-an nya, mulai dari terbukanya pintu, sampai
kata, ada cerpen yang panjangnya cukupan pada petualangan yang lebih jauh. Dalam
(middle short story) serta ada cerpen yang hal ini, tindakan adalah sintagmatik,
panjang (long shot story) yang terdiri dari berangkat dari titik yang satu ke titik yang
puluhan bahkan puluhan ribu kata. lain. Tindakan-tindakan tersebut saling

248
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….

berhubungan walaupun sering tumpang 4.2 Kode Teka-teki/Hermeneutik


tindih. Pada praktiknya, Barthes (Hermeneutik Code)
menerapkan juga prinsip penyeleksian, Dalam Kamus Besar Bahasa
yaitu dengan mengenali gerak, aksi, atau Indonesia (Alwi (ed.), 2005:915), teka-teki
peristiwa. adalah soal yang berupa kalimat, cerita
Dalam cerpen “Pelajaran Menga- atau gambaran yang dikenakan secara
rang”, aksi atau tindakan yang dilakukan samar-samar. Kode ini berkisar pada
oleh tokoh utama (Sandra) tidak banyak, tujuan atau harapan untuk mendapatkan
bahkan hanya menempati satu titik, yaitu “kebenaran” atas teka-teki (pertanyaan)
diam dan duduk di kursi dalam kelas yang mungkin muncul di dalam teks. Jika
selama 60 menit ketika pelajaran menga- jawaban atas pertanyaan yang muncul
rang berlangsung. Akan tetapi, dalam dapat ditemukan di dalam teks itu pula,
kediamannya pikiran Sandra sangat semua itu termasuk ke dalam pembicaraan
dinamis karena selama 60 menit itu ia kode teka-teki. Seperti halnya kode, aksi,
teringat oleh kenyataan-kenyataan yang kode teka-teki juga termasuk aspek
disaksikannya setiap hari di rumah. Dalam sintagmatik.
angan-angannya tergambar ibunya adalah Kode teka-teki agaknya muncul
seorang wanita dewasa berwajah pucat, cukup bagus dalam cerpen “Pelajaran
mata kuyu, selalu pulang larut malam, Mengarang”. Siapakah sebenarnya Sandra
bangun selalu kesiangan, selalu pergi me- seorang bocah kecil berusia 10 tahun yang
menuhi janji di kamar hotel, dan seterus- harus menghadapi kenyataan pahit di
nya. Sementara itu, gambaran nenek justru rumahnya, tidak diketahui oleh siapa pun,
tertuju kepada sosok seorang wanita yang baik oleh teman-teman sekelas ataupun
oleh ibunya dipanggil “Mami”. oleh Ibu Guru Teti. Sementara itu,
Secara keseluruhan, aksi tokoh siapakah sesungguhnya ibu Sandra yang
mengindikasikan gerak aktif dan dinamis bernama Marti, apakah dia seorang
ketika ia berhadapan dengan ingatannya pelacur sungguhan, juga tidak diketahui
tentang kenyataan buruk di rumahnya, dan oleh siapa pun kecuali Sandra sendiri.
sebaliknya, aksi tokoh mengindikasikan Meskipun dalam karangannya Sandra
juga suatu gerak yang pasif dan statis menulis “Ibuku Seorang Pelacur”, teka-
ketika ia harus berhadapan dengan judul- teki mengenai siapa sebenarnya Sandra
judul karangan yang ditawarkan oleh Ibu dan siapa ibu Sandra tetap menjadi
Guru Teti. Hal itu terbukti, selama 60 misteri. Hal demikian terbukti, di akhir
menit, tindakan Sandra hanya diam, tidak cerita, misteri tersebut tetap terjaga,
mampu menceritakan dan menuliskan seperti tampak dalam kutipan berikut.
pengalaman hidupnya ke dalam karangan,
dan yang dapat dia tulis hanyalah sebuah “… di rumahnya, sambil menonton
kalimat: Ibuku Seorang Pelacur. RCTI, Ibu Guru Teti yang belum
Oleh sebab itu, kode aksi/tindakan/ berkeluarga memeriksa pekerjaan
proairetik yang terdapat di dalam teks murid-muridnya setelah membaca
separuh dari tumpukan keterangan
cerpen ini cukup bermakna, dan hal itu
itu, Ibu Guru Teti berkesimpulan,
terlihat melalui oposisi gerak: diam yang
murid-muridnya mengalami masa
dinamis atau dinamis dalam diam. kanak-kanak yang indah. Ia memang
belum sampai pada karangan
Sandra, yang hanya berisi kalimat
sepotong: Ibuku seorang pelacur. …”

249
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260

Dengan akhir cerita seperti di atas, di dalam cerpen “Pelajaran Mengarang”


identitas mengenai Sandra tidak diketahui misalnya tampak dalam kutipan berikut.
oleh Ibu Guru Teti. Jadi, teka-teki
mengenai keluarga Sandra hanya diketahui “Tentu saja Sandra selalu ingat apa
oleh Sandra sendiri, sedangkan teka-teki yang tertulis dalam pagar ibunya.
mengenai Sandra hanya diketahui oleh Setiap kali pagar itu berbunyi, kalau
pembaca (real reader). sedang merias diri di muka cermin,
wanita itu selalu meminta Sandra me-
mencet tombol dan membacakannya.
4.3 Kode Budaya (Cultural Code) DITUNGGU DI MANDARIN,
Menurut Taylor yang dikutip KAMAR 505, PKL. 20.00
Munandar dan Machfud: 1998 (dalam Tim Sandra tahu, setiap kali pagar ini
Dosen ISBD UNM, 2004: 81) kebudayaan menyebut nama hotel, nomor kamar,
adalah keseluruhan pengetahuan yang dan sebuah jam pertemuan, ibunya
kompleks berupa kepercayaan, seni, akan pulang terlambat. Kadang-
moral, hukum, adat istiadat, kebiasaan, kadang malah tidak pulang.
dan segala kemampuan serta kebiasaan
yang diperoleh sebagai anggota Dalam kutipan tersebut jelas
masyarakat. Kebudayaan adalah hasil bahwa kehadiran atau sosok ibu Sandra
usaha manusia untuk memenuhi digambarkan sebagai seorang wanita
kebutuhan-nya. panggilan tingkat tinggi (high-class)
Kluckhohn (dalam Tim Dosen karena ia dikodifikasi dengan kode-kode
ISBD UNM, 2004: 82) merangkum budaya seperti yang tersirat dalam kata
pengertian kebudayaan sebagai nama hotel Mandarin. Karena hotel
keseluruhan cara hidup yang diperoleh tersebut memiliki kamar nomor 505, yang
dari kelompoknya. Pemahaman lebih berarti kamar nomor 5 di lantai 5, jelas
praktis yang dikemukakan oleh Joseph bahwa hotel tersebut cukup besar dan
Eilers (dalam Tim Dosen ISBD UNM, megah, dan pada umumnya hotel semacam
2004: 82) disebutkan kebudayaan sebagai itu hanya ada di kota besar. Selain itu,
desain pola hidup, menjadikannya acuan frase memencet tombol juga
dan perencanaan yang diadaptasikan mengindikasikan adanya kode budaya
dalam kehidupan. mengenai gaya hidup modern karena
Berdasarkan pendapat di atas, jarang sekali dijumpai rumah penduduk
dapat disimpulkannya bahwa kebudayaan sederhana yang memiliki aiphon, apalagi
adalah seperangkat pola hidup untuk pagar (alat komunikasi intern).
mengatur berbagai aspek kehidupan
individu dan masyarakat dalam menata 4.4 Kode Konotatif (Connotative Code)
hidup sehari-hari. Dalam Kamus Besar Bahasa
Kode ini berkaitan dengan Indonesia (Alwi (ed.), 2005:459),
berbagai sistem pengetahuan atau sistem konotatif adalah perkataan yang
nilai yang tersirat di dalam teks, misalnya memunyai makna tautan (berkaitan dan
adanya bahasa atau kata-kata mutiara, berhubungan). Kode ini berkenaan dengan
benda-benda yang telah dikenal sebagai tema-tema yang dapat disusun lewat
benda budaya, stereotip pemahaman proses pembacaan teks. Konotasi ialah
realitas manusia, dan sejenisnya. Jadi, kata yang mengandung arti tambahan,
kode ini merupakan acuan atau referensi perasaan tertentu, nilai rasa tertentu selain
teks. Salah satu kode budaya yang terdapat makna dasar. Jika di dalam teks dijumpai

250
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….

konotasi kata, frase atau bahkan kalimat yang tertulis, apa yang kita dengar dari
tertentu, semua itu dapat dikelompokkan seseorang yang berfungsi sebagai alat
ke dalam konotasi kata, frase, atau kalimat komunikasi disebut lambang atau simbol
yang mirip. Jika di dalam teks ditemukan (Djajasudarma, 1999: 22). Kode simbolik
sekelompok konotasi, berarti di dalamnya berkaitan dengan tema dalam arti
dapat ditemukan tema tertentu. Jika sebenarnya sehingga erat hubungannya
sejumlah konotasi hadir menempel, dengan kode konotatif, yaitu tema dalam
misalnya, pada nama tokoh tertentu, keseluruhan teks cerita. Simbol
berarti dapat dikenali pula tokoh merupakan aspek pengodean fiksi yang
dengan ciri-ciri tertentu. khas bersifat struktural. Hal tersebut
Dalam cerpen “Pelajaran dilandasi oleh suatu gagasan bahwa makna
Mengarang”, tokoh Sandra adalah tokoh dapat diformulasikan dari berbagai oposisi
pendiam yang mencoba melakukan biner (binary oppositions), misalnya,
tanggapan terhadap kehidupan di seorang anak dapat (belajar) mengetahui
rumahnya melalui pelajaran mengarang di perbedaan antara ayah dan ibunya
kelas. Kode konotatif yang tampak kuat sehingga ia juga dapat belajar bahwa
dalam cerpen ini adalah kode dirinya berbeda atau sama dengan yang
pemberontakan. Tokoh Sandra ingin lain. Dalam teks verbal, oposisi simbolik
melakukan protes terhadap kekerasan semacam ini dapat dikodekan melalui
hidup yang dijumpai di rumah, tetapi ia berbagai istilah retorik.
tidak mampu berbuat apa-apa. Oleh sebab Cerpen “Pelajaran Mengarang”
itu, di sini terdapat kontras yang sangat menyembunyikan suatu klimaks dalam
menarik, yaitu bahwa walaupun Sandra rentetan kilas dan sorot balik. Seorang
hanya duduk dan diam, angan-angannya gadis kecil dengan keperihan dan
secara dinamis tertuju kepada kepahitan kepedihannya mencoba meng-counter
hidup yang dialami, sehingga akibatnya ia kondisi kehidupan di rumahnya melalui
tidak mampu menulis atau menyelesaikan pelajaran mengarang di kelas. Oleh karena
karangannya. Dengan demikian, itu, terhadap oposisi yang sangat menarik,
konotasinya ialah kegetiran hidup di yaitu antara kepolosan seorang bocah usia
rumah berakibat pada kegagalan di 10 tahun dengan kekerasan yang
kelas. dilihatnya setiap saat di rumah. Selain itu,
terdapat juga oposisi antara judul-judul
4.5 Kode Simbolik (Symbolik Field) karangan yang ditawarkan oleh gurunya
Dalam Kamus Besar Bahasa dengan kepahitan yang terbayang-bayang
Indonesia (Alwi (ed.), 2005:840), di kepalanya sehingga sang bocah tidak
simbolik adalah lambang sedangkan pernah berhasil menyelesaikan
lambang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, karangannya. Ledakan yang tragis terjadi
Alwi (ed.), 1990:490) adalah sesuatu pada bagian akhir ketika disadari bahwa si
seperti tanda yang menyatakan suatu hal bocah itu sungguh-sungguh anak seorang
atau mengandung maksud tertentu. pelacur.. Akan tetapi, kesadaran demikian
Menurut Plato (dalam Djajasudarma, dikontraskan dengan ketidaksadaran tokoh
1999: 22). lambang adalah kata dalam lain, misalnya Ibu Guru Teti. Secara
suatu bahasa. Lambang atau simbol simbolik hal itu menunjukkan bahwa
memiliki hubungan tidak langsung dalam kepahitan hidup yang dicoba untuk
kenyataan. Tanda dalam bentuk huruf- diungkapkan tidak mampu terungkapnya.
huruf disebut lambang atau simbol apa Inilah suatu ironi hidup, dan ironi inilah

251
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260

wujud kode simbolik. atas termasuk kode aksi karena merupakan


tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
5. Analisis Sistem Kode Roland Barthes tokoh dalam cerita.
dalam Cerpen Lelaki Kamar Mandi “… aku mungkin sedang berada
dalam Kumpulan Cerpen Damar- dalam rumahku yang damai, mengisap
cinna Karya Bustan Basir Maras sebatang rokok, sambil sesekali
menyeruput kopi yang masih hangat
5.1 Kode Aksi …” (Maras,2005:35).
Kode aksi berhubungan dengan
“… jawabku pelan sambil membuka
aksi naratif yang dapat terjadi dalam
pintu …” (Maras, 2005: 36).
berbagai sekuen. Kode aksi yang terdapat
dalam Lelaki Kamar Mandi dalam “… menyeretku ke atas sepeda motor
kumpulan cerpen Damarcinna Karya dan mendudukkanku di atas sepeda
Bustan Basir Maras sebagai berikut. motor itu, menyuruhku duduk di
depan sementara ia sendiri
“… terakhir aku ketemu dengannya membonceng di belakangku, sambil
sejak aksi demonstrasi kami yang tetap memegangi pinggangku sekuat-
terakhir, menentang calon presiden kuatnya, lalu membawaku pergi
dari militer, money politik dalam meninggalkan rumahku yang
pemilu serta mahalnya biaya sunyi…” (Maras, 2005: 37).
pendidikan yang melonjak tinggi pada
tahun ajaran kali ini, dan membuat “… dengan sedikit gugup, tanganku
seluruh rakyat menjerit, tak sanggup menarik gas sepeda motor lebih
lagi menjalankan hidup yang kian kencang …” (Maras,
berat ini…” (Maras, 2005: 10). 2005: 38).

“… waktu itu, setelah kami terjebak “… istriku yang terbaring lemah di


kontak fisik dengan aparat keamanan sisinya hanya bisa memegangi
yang mencoba membubarkan barisan tanganku dan mengecupnya….”
kami, aku Anre dan kawan-kawan (Maras, 2005: 40).
yang lain segera mengakhiri aksi itu
dengan damai, dan seluruh kawan- “…lepas tengah malam, kubangunkan
kawan dari berbagai elemen, segera tubuhku yang letih, kuambil air
membubarkan diri lalu lalu pulang ke wudhu yang suci, dan melangkah
rumah, ke kost masing- menuju meja di sudut ruangan, kuraih
masing…” (Maras, 2005: 10). beberapa lembar kertas, pulpen, dan
mulailah aku menulis beberapa
“… sambil menyusuri bangsal rumah calon nama yang hendak
sakit lamunanku yang cukup panjang kuhadiahkan pada anakku nantinya.
tiba-tiba terhenti …” (Maras, 2005: Lewat shalat istikharah kupilih nama
11). itu satu persatu, tapi juga tak
kudapatkan …” (Maras, 2005: 41).
Dalam kutipan di atas terdapat
kode aksi yakni kunyalakan lampu, “… sebab setiap kali aku pulang
kubuka album, aksi demonstrasi, kontak kerja, aku sering membawakan oleh-
fisik dengan aparat, membubarkan diri, oleh untuknya…” (Maras, 2005: 43).
pulang ke rumah, lamunanku yang
panjang tiba-tiba terhenti. Hal tersebut di

252
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….

“… menyaksikan semua itu, istriku “… kudapati anakku Damarcinna


hanya bias geleng-geleng kepala dan sedang tidur pulas …” (Maras, 2005:
menghembuskan senyumnya yang 58).
tipis …” (Maras, 2005: 44).
Dalam kutipan-kutipan tersebut di
“… setelah memijit punggungku atau atas, terdapat kode aksi yakni: mengisap
menghafalkan nama-nama rasul, ia rokok, menyeruput kopi, membuka pintu,
lalu bergegas pergi keluar dari rumah,
duduk, memegangi pinggangku, pergi
membagi oleh-oleh itu pada teman-
meninggalkan rumah, menarik gas,
temannya, hingga kadang ibunya
sendiri tak sempat mencicip oleh-oleh terbaring, mengecupnya, kubangunkan
itu … (Maras, 2005: 44). tubuhku, pulang kerja, membawakan oleh-
oleh, geleng-geleng kepala, senyum,
“… ia cukup rajin ikut ngaji dengan memijit punggungku, menghafal nama-
teman-temannya di Masjid kampung nama Rasul, pergi keluar dari rumah,
kami, dan tak pernah putus shalat membagi-bagikan oleh-oleh, mencicipi
jamaah di masjid …” (Maras, 2005: oleh-oleh itu, ikut ngaji, salat jamaah di
45). masjid, bangun dari tidurnya, mencium
pipinya, smack down sambil berguling-
“… setiap pagi, sebelum ia benar-
guling, meninju perutku, tertawa
benar bangun dari tidurnya, aku
selalu mendatangi tempat tidurnya,
kegirangan, beli indomie, cuci piring,
sambil mencium pipinya yang memegangi pergelangan tanganku,
lembut dan menggemaskan. Ia selalu menginjak gas mobil dan tidur pulas. Hal
mengajakku smack down sambil tersebut di atas termasuk kode aksi karena
berguling-guling di atas kasur. merupakan tindakan-tindakan yang
Meninju perutku berkali-kali hingga dilakukan oleh tokoh dalam cerita.
kami tertawa kegirangan dan
setelah itu barulah ia mau mandi “… Ketika ia sedang memasuki kamar
sambil bermain bebek-bebekan mandi …” (Maras, 2005: 91).
…” (Maras, 2005: 45).
“… Membuat kamar mandi baru
“… ibunya kadang menyuruhnya beli khusus buat dirinya …” (Maras, 2005:
indomie, di rumah bu RT …” (Maras, 92).
2005:45).
“… di suatu sore yang cerah, sepulang
“… jika ibunya sedang mencuci dari kantor, Supardi suaminya kembali
piring, ia ikut membantu cuci piring melakukan aktivitasnya. Supardi
walaupun tidak benar-benar mulai mempersiapkan berbagai
bersih…” (Maras, 2005: 46). perlengkapannya seperti buku, kertas-
kertas kosong, alat-alat tulis, dan
“… tanpa banyak bicara, bayangan itu segera melangkah memasuki kamar
langsung menubrukku, memegangi mandi, menguncinya rapat-rapat
pergelangan tanganku, menyeretku hingga badannya yang tinggi
keluar dari ruangan …” (Maras, 2005: semampai itu benar-benar hilang di
55). balik pintu kamar mandi misterius itu
…” (Maras, 2005: 98).
“… kakiku menginjak gas mobil yang
kami tumpangi kian dalam “… Rukiah semakin bingung
…” (Maras, 2005: 56). …” (Maras, 2005: 99).

253
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260

“…Langsung mendobrak pintu kamar kesal dan seperti tidak sabar


mandi …” (Maras, 2005: 100). menunggu gilirannya untuk dicukur
Pak Soleh …” (Maras, 2005: 161).
“… tegas seorang polisi melaporkan
…” (Maras, 2005: 100). Dalam kutipan di atas terdapat
beberapa kode aksi yang terdapat dalam
“… komandannya memasuki kamar cerpen Pak Soleh ini di antaranya: Pak
mandi …” (Maras, 2005: 101). Soleh datang membuka dan mempersiap-
kan alat cukurnya, menunggu, berdiri,
“… selesai menggunakan kamar
membuat antrean, mencukur, mengusap
mandi pribadinya itu dan keluar
dengan keadaan berseri-Seri keringat, menanyai Pak Soleh. Ini
…” (Maras, 2005: 93). termasuk kode aksi karena ini merupakan
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
“… Supardi sengaja bunuh diri tokoh dalam cerpen tersebut.
…” (Maras, 2005: 102).
5.2 Kode Teka-teki
Dalam kutipan tersebut di atas Kode teka-teki berhubungan
terdapat kata masuk kamar mandi, dengan penafsiran di mana teka-teki dan
membuat kamar mandi, bingung, kebingungan harus dipecahkan.
mendobrak kamar mandi, keluar, “… Tamalanrea telah hilang,
melaporkan, bunuh diri, pulang kantor Tamalanrea telah tiada, setelah
mempersiapkan berbagai perlengkapan- berbulan-bulan kami tak bertemu lagi.
nya, mengunci rapat-rapat. Semua kata Aku berkesimpulan bahwa ia benar-
tersebut merupakan kode aksi karena benar telah mati, setidajnya dengan
keyakinanku ini, sedikit banyak aku
merupakan tindakan yang dilakukan oleh
mengurangi beban beratku. Tamalan-
tokoh dalam cerita.
rea telah meninggal entah di mana
kuburannya, atau hanya sekedar
“… Pak Soleh datang di tempat itu pergi saja …” (Maras, 2005: 7).
dan membuka serta mempersiapkan
segala kelengkapan alat-alat cukurnya “… ia tak pernah mengirim kabar
…” (Maras, 2005: 159). untukku ataupun kepada ayah dan
ibunya atau mungkin dengan teman-
“… orang-orang yang sudah teman pergerakannya sekalipun.
menunggu di tempat itu pasti langsung Sudah ia telah hilang entah di mana
pada berdiri dan segera mungkin rimba-nya…” (Maras, 2005: 8).
membuat antrian panjang …” (Maras,
2005: 159).
“… sambil berjalan menyusuri bangsal
rumah sakit, lamunanku yang cukup
“… cara mencukur Pak Soleh rapi,
panjang tiba-tiba berhenti. Tak
bersih, …” (Maras, 2005: 159).
kusadari aku telah berada di depan
pintu laboratorium praktek bedah:
“… sambil mengusap keringat yang
sebuah ruangan di mana kami akan
bercucuran …” (Maras, 2005: 161).
melakukan praktek dan pengenalan
sistem cara kerja jantung manusia
“… itu masih lama ngggak sih, pak?”
…” (Maras, 2005: 12).
orang yang pakai jaket hitam itu
menanyai Pak Soleh dengan sedikit
cemas. Di matanya nampak terlihat

254
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….

“… sungguh aku tak percaya Kutipan tersebut di atas berulang


penglihatanku. Mayat yang akan ketika Damarcinna akan meninggal
menjadi bahan praktek kami pagi itu, bayangan putih itu kembali menjemput
adalah mayat Tamalanre…” (Maras, ayah Damarcinna di kantornya untuk
2005: 12). menyaksikan anaknya pergi (meninggal)
seperti ketika bayangan itu menjemput
Dalam kutipan di atas ditemukan
ayah Damarcinna ketika ia akan lahir.
kode teka-teki yakni ketidakjelasan
Jadi, teka-teki yang terdapat dalam cerpen
meninggalnya Tamalanre. Tamalanre,
Damarcinna adalah siapakah sosok
Tamalanre meninggal hanya Fanny: yakni
bayangan putih itu sedangkan tokoh dalam
kekasih Anre, yang mengetahui-nya,
cerita pun tak ada yang mengetahui tetapi
keluarga baik ayah, ibu maupun teman-
menurut interpretasi peneliti yang juga
temannya tak ada yang tahu keberadaan
bertindak sebagai pembaca, cahaya putih
Anre. Bagi mereka Anre masih menjadi
itu adalah cahaya cinta yang dating dalam
misteri.
wujud seperti manusia. Sesuai dengan
Dalam cerpen Damarcinna ini
judul cerpen tersebut yakni Damarcinna
terdapat kode teka-teki, kode tersebut
yang artinya cahaya cinta (Damar berasal
dapat dilihat dalam kutipan di bawah ini:
dari bahasa Jawa yakni cahaya sedangkan
“… tiba-tiba mataku tertuju pada cinna berasal dari bahasa Mandar yakni
sebuah bayangan yang aku sendiri tak suka atau cinta).
mengerti apa namanya sosok
bayangan putih yang tak kumengerti 5.3 Kode Budaya
apa namanya. Sosok bayangan putih Kebudayaan merupakan keseluruh-
yang putih yang tak kumengerti dari an sistem, gagasan, tindakan, dan hasil
mana datangnya dan juga asalnya. karya manusia untuk memenuhi kebu-
Cahaya itu menyinari seluruh isi tuhannya. Kode budaya dalam cerpen
rumahku. Tembok dan perabot- Tamalanre dapat dilihat pada kutipan-
perabotnya seketika berubah menjadi
kutipan di bawah ini:
kristal-kristal yang indah. Ruangan itu
seketika menjadi terang menderang
“… terakhir aku ketemu dengannya
padahal sebelumnya lampu di ruangan
sejak aksi demonstrasi kami yang
tengah telah kumatikan, entahlah aku
terakhir menentang calon presiden dari
tak tahu apa yang sedang
militer…”
terjadi…” (Maras, 2005:36).

“… cepat sedikit” kata bayangan putih Dalam kutipan di atas terdapat


itu sambil memukul-mukulkan kode budaya yakni demonstrasi. Hal ini
tangannya di atas bahuku yang basah biasa dilakukan oleh masyarakat untuk
kuyup…” (Maras, 2005:38). menyampaikan tuntutannya mengenai
suatu hal.
“… ya, pak … eh … salah, eh … Bu
… eh … salah …!” jawabku bingung “… kami akhirnya kehilangan banyak
menyebut dia apa. Sebab ia bukan laki waktu untuk berdua bahkan untuk
-laki, tapi juga perempuan. Tapi weekend sekalipun …”.
suaranya seperti perempuan setengah
baya …” (Maras, 2005: 38). Dalam kutipan tersebut di atas
terdapat kata weekend yang artinya

255
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260

bermalam Minggu panjang. Hal ini biasa “… anakku sayang, maafkanlah


dilakukan pejabat-pejabat atau orang- ayahmu sebab ketika kau lahir dan
orang besar untuk mendekatkan diri menyelinap keluar dari rahim ibumu,
dengan keluarganya. menyaksikan dan melihat dunia yang
Kata pemilu merupakan kode benar-benar fana ini, aku tak
melihatmu …” (Maras, 2005: 59).
budaya dalam cerita Tamalanre ini karena
Pemilu sering dilakukan untuk mencapai Dalam kutipan tersebut di atas,
kesepakatan dalam memilih wakil-wakil terdapat kata maaf yang sering dilakukan
rakyat (aparat pemerintahan). Hal ini dapat oleh masyarakat untuk memperbaiki
dilihat pada kutipan di bawah ini. hubungan dari kekhilafan yang
dilakukannya.
“… menentang calon Presiden dari
Budaya tolong menolong terdapat
militer, money politic dalam Pemilu
serta mahalnya biaya Pendidikan yang dalam cerpen Damarcinna ini yakni
melonjak tinggi …”. menolong kaum yang lemah atau kaum
yang tertindas ini dapat dilihat dalam
Kode budaya yang terdapat dalam kutipan sebagai berikut.
cerpen Damarcinna adalah sebagai berikut.
“… kulihat ia sering bepergian ke
“Assalamu Alaikum Warahmatullahi berbagai pulau, membantu saudara-
Wabarakatuh …!” tiba-tiba dari balik saudaranya yang lemah menjadi
pintu kudengar suara …” (Maras, relawan bagi kaum yang tertindas.
2005: 36). Bersama kawan-kawannya, ia meng-
angkat derajat pendidikan orang-orang
“Waalaikumsalam warahmatullahi terpinggirkan…” (Maras, 2005: 49).
wabarakatuh …!” jawabku pelan
…” (Maras, 2005:36). Dalam cerpen Lelaki Kamar Mandi
juga terdapat kode budaya yakni:
Dalam kutipan tersebut di atas,
merupakan kode budaya umat Islam “… ia selalu menjin-jing buku-
apabila hendak memasuki sebuah tempat bukunya, kertas-kertas kosong,
handphone, alat tulis menulis,
harus mengucapkan salam dan orang yang
…” (Maras, 2005:93).
mendengarnya wajib menjawab salam
tersebut.
Dalam kutipan di atas terdapat kata
handpone yang dapat di bawa ke mana-
“… akhirnya kuputuskan menelpon
dengan HP saya. Tapi baru saja mana yang merupakan salah satu
meraih HP ku …” teknologi yang diciptakan sebagai sarana
(Maras, 2005: 54). komunikasi, sedang teknologi juga masuk
ke dalam unsur budaya.
Dalam kutipan di atas terdapat kata
menelpon dengan HP. Kata tersebut 5.4 Kode Konotatif
termasuk kode budaya, karena salah satu Konotatif adalah perkataan yang
unsur budaya adalah teknologi yang memiliki makna tautan, mengandung
diciptakan oleh manusia untuk memenuhi makna konotasi. Konotasi adalah tautan
kebutuhannya dalam berkomunikasi. pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada
seorang ketika berhadapan pada sebuah
kata, makna yang ditambahkan pada

256
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….

makna denotasi. Pada cerpen Tamalanre “… angin bertiup ganas, hujan tiba-
terdapat makna konotatif yakni sebagai tiba turun menderai bumi …” (Maras,
berikut: 2005: 33).

“… aku harus menghadapi dengan Dalam kutipan di atas, kata angina


keheningan hati dan dengan dada bertiup ganas termasuk kode konotatif
berlapang-lapang …” (Maras, 2005:7) yang memiliki makna angina bertiup
. sangat kencang.
Dalam kutipan di atas terdapat kata
kebeningan hati dan dada berlapang- “… aku tak berada di samping ibumu
lapang, kata tersebut merupakan kode yang bersusah payah, bermandi
konotatif karena pada makna denotatifnya keringat melahirkanmu ke dunia ini
menghadapi dengan hati yang bening dan …” (Maras, 2005: 39).
dada yang berlapang-lapang, tetapi kata
tersebut mengalami penambahan makna Dalam kutipan di atas terdapat kata
yang disebut konotatif yakni dengan hati bermandi keringat. Kata tersebut termasuk
yang tabah. kode konotatif yang memiliki makna
ibunya banyak mengeluarkan keringat
“… bahwa peristiwa yang menimpa saat ia melahirkan Damarcinna.
Tamalanre dan kawan-kawanku
yang lain dan belum juga kembali “…pasti berlayar ke dalam tidur
hingga hari ini akan segera panjang…” (Maras, 2005: 60).
kukubur dalam-dalam dan aku tak
perlu terlalu lama larut dalam gejolak Kutipan di atas termasuk kode
jiwa ini …” (Maras, 2005: 11). konotatif yang mengandung makna
Damarcinna telah meninggal.
Dalam kutipan di atas dikandung
makna denotasi yakni mengubur peristiwa 5.5 Kode Simbolik
yang dialaminya, sedangkan makna Simbolik pada umumnya
konotatifnya melupakan masalah yang disamakan dengan lambing. Dalam
dihadapinya. pengertian yang luas symbol bersinonim
dengan tanda. Simbol dapat dianalisis
“… aku lalu berteriak sekeras- melalui suku kata, kalimat, alinea, bab,
kerasnya, menyekah mulutku yang bahkan juga melalui tanda baca dan huruf.
kaku memunguti air mataku, Simbol juga dapat dianalisis dengan
selebihnya aku tak tahu …” (Maras, memanfaatkan lokalisasi.
2005: 13).
Dalam cerpen Tamalanre terdapat kode
simbolik yakni sebagai berikut:
Dalam kutipan tersebut terdapat
kata memunguti air mata yang merupakan “Ting … Ting … Ting …!” Sebuah
kode konotatif yang memiliki makna gerobak bakso masuk di ujung gang
menghapus air matanya. dan sebentar lagi lewat depan
Dalam cerpen Damarcinna juga rumahku …” (Maras, 2005: 6).
terdapat kode konotatif yakni sebagai
berikut: Dalam kutipan di atas terdapat
kode simbolik yakni dengan adanya bunyi
Ting … Ting … Ting …! yang menanda-

257
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260

kan penjual bakso ada di sekitarnya. nampak kebiru-biruan melogam …”


(Maras, 2005: 187).
“… cakrawala yang semula biru Kutipan di atas menandakan Eko
keputih-putihan … “ sedang sakit karena terdapat luka memar
(Maras, 2005: 34). di matanya yang diakibatkan oleh sebuah
benda.
Kutipan di atas menandakan “… dari wajahnya, cara berbaikan-
bahwa cahaya langit sangat cerah. nya, rambutnya yang panjang,
celananya yang dedikit agak
“… dusss …! Prakk …!” segerombol nyentrik, jaketnya yang sudah mulai
ranting kering tiba-tiba jatuh atap robek-robek, kaos yang dipakainya
rumah …” (Maras, 2005: 34). pun bergambar tokoh revolusi
…” (Maras, 2005: 189).
Dalam kutipan ini terdapat makna
simbolik yakni Dusss …! Prakk …!”. Kutipan di atas merupakan
Kutipan tersebut menandakan bahwa lambang bahwa Eko adalah seorang
sebuah benda telah terjatuh. mahasiswa pergerakan.

“ … cahaya kuning kemerah-merahan 6. Simpulan


…” (Maras, 2005: 52). Sistem kode Roland Barthes yang
terdapat dalam cerpen Indonesia populer
Kutipan di atas merupakan tanda dalam kumpulan cerpen Damarcinna dapat
bahwa senja telah tiba. dinyatakan bahwa dalam cerpen tersebut
terdapat sistem kode Roland Barthes yang
Brukkk …!” pintu kamar mandi itu terdiri atas kode aksi, kode teka-teki, kode
terkuak dengan keras …” (Maras, budaya, kode konotatif, dan kode
2005:100).
simbolik. Hasil penelitian menunjukkan
sistem kode cerpen Indonesia populer
Dalam kutipan di atas terdapat
dalam kumpulan cerpen Damarcinna
kode simbolik yakni bunyi bruk yang
yakni: 1) kode aksi (demonstrasi, baying-
merupakan tanda adanya sesuatu yang
an putih menjemput ayah Damarcinna,
terjatuh atau terbuka dengan paksa.
keluar masuk kamar mandi, mencukur,
kakek Alina memikirkan perbuatannya
“… dibentangkan spanduk berukuran
sedang, bertuliskan “Potong rambut pada masa lampau dan saat mendengar
Pak Soleh” begitulah bunyi spanduk kereta sudah berangkat ia kembali
…” (Maras, 2005: 157). tertidur untuk selama-lamanya, 2) kode
teka-teki (hilangnya Tamalanre, tentang
Kutipan di atas merupakan kode bayangan putih dalam wujud manusia
simbolik karena spanduk yang bertuliskan yang menjemput ayah Damarcinna
“Potong rambut Pak Soleh” itu dapat sewaktu istrinya akan melahirkan
menandakan adanya tukang cukur rambut Damarcinna dan pada saat Damarcinna
di tempat itu. meninggal penyebab Supardi bunuh diri
dan apa yang dilakukan di kamar mandi,
“… urut-urutnya jelas memegang sebab hilangnya Pak Soleh sebagai tukang
yang nampak lewat ekspresi cukur, terbunuhnya kakek pacar pertama
wajahnya yang kusut. Bola matanya Alina, 3) kode budaya (demonstrasi, week-
juga memerah, di pinggir matanya

258
Adri: Sistem Kode Cerpen Indonesia Populer….

end, pemilu mengucapkan dan menjawab Dola, Abdullah, 2006. Apresiasi Prosa Fiksi
salam, meminta maaf, saling menolong, dan Drama. Makassar: BSID, FBS,
handphone, telpon rumah, patuh kepada UNM.
suami dan atasan, antri dan bertaubat Djajasudarma, T. Fatimah. 1999. Semantik 1.
kepada Allah swt, 4) kode konotatif Bandung, PT. Refika Aditama
(kebeningan hati dan dengan dada
berlapang-lapang, mengubur peristiwa, Enre, Fachruddin Ambo. 1995. “Pembinaan
angina bertiup ganas, bermandi keringat, Generasi Penerus melalui kegiatan
tidur panjang, mengotori pikiran, wajah Sastra” Makalah Ujung Pandang:
Seminar Himpunan Pembinaan dan
yang kecut, lembah hitam kelam, catatan
Pengembangan Bahasa Indonesia.
hitam kelam, 5) kode simbolik, Ting …
ting … ting, cakrawala yang biru keputih- Juanda, 2004. Teori Sastra. Makassar: FBS,
putihan. Dus, …! Prakk …!, Brukk …!, UNM.
cahaya kuning kemerah-merahan, spanduk
--------, 2006. Pengkajian Prosa Fiksi.
yang bertuliskan tukang cukur Pak Soleh,
Makassar: FBS, UNM.
bola mata yang memerah dan di pinggir
matanya yang nampak kebiru-biruan, cara Kutha Ratna, Nyoman, 2004. Teori, Metode,
berpakaian Eko yang menandakan dia Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta.
adalah mahasiswa pergerakan, Akan Pustaka Pelajar.
tetapi, perlu diketahui tidak semua cerpen
Maarisit, Marthen, I… 13 April 2007.
tersebut di atas memiliki kelima sistem Semiotika, http: // www, glorianet,
kode Roland Barthes tersebut misalnya org / kolom / kolom 071.htm.
pada cerpen Goresan Noktah Hitam tidak
ditemukan kode simbolik dan juga pada Maras, Bustan Basir. 2005. Kumpulan Cerpen
cerpen Pak Soleh tidak terdapat kode Damarcinna. Yogyakarta.
konotatif. Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
DAFTAR PUSTAKA
Rapi Tang, Muhammad. 2005. Bahan Ajar
Teori Sastra yang Relevan. Makassar:
Alwi, Hasan (Editor), 2005. Kamus Besar BSID, FBS, UNM.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Surato, 1989. Apresiasi Sastra Indonesia.
Pustaka.
Jakarta: Erlangga.
Anonim, 13 April 2007. Semiotika. (www.
Google, com. D:/ internetfiles / Teuw, A. 1994. Sastra dan Ilmu Sastra
semiotika dahan pinus. htm.). (Pengantar Teori Sastra). Jakarta:
Dunia Pustaka Jaya.
Anshari. 2000. Tentang Fiksi “Pengantar
Singkat Apresiasi Cerita Pendek dan Tim Dosen ISBD. 2004. Ilmu Sosial Budaya
Novel”. Makassar, FBS, UNM. Dasar. Makassar: UNM.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal.


1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Jakarta: Balai Pustaka.

259
Sawerigading, Vol. 15, No. 2 Agustus 2009: 245—260

Pradopo, Djoko Rahmat. 2001. Metodologi


Penelitian Sastra. PT. Hanindika
Graha Widia, Yogyakarta.
Wahid, Sugira. 2004. Kapita Selekta Kritik
Sastra. Makassar: BSID, FBS, UNM,
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas
berbahasa Indonesia, 10 April 2007.
Semiotika. http://id. Wikipedia.org/
wiki/semiotika.

260
���������������������������������������������������������������������������
���������������������������������������������������������������������������������
�����������������������������������������������������

Anda mungkin juga menyukai