Anda di halaman 1dari 4

Teknologi didefinisikan sebagai pengetahuan, alat-alat, teknik dan kegiatan yang digunakan

untuk mengubah input menjadi output. Oleh karena itu, teknologi dapat dikatakan meliputi
seluruh proses transformasi yang terjadi dalam organisasi, yang juga menyangkut mesin-mesin
yang digunakan, Pendidikan dan keahlian karyawan, serta prosedur kerja yang digunakan
dalam pelaksanaan seluruh kegiatan.

Teknologi Informasi semakin berkembang pada saat ini, hal ini dikarenakan manusia yang
menuntut kecepatan untuk memenuhi segala kebutuhannya. Demikian pula halnya dengan
organisasi yang sengat membutuhkan kecepatan untuk mendukung seluruh aktivitasnya dapat
dilaksanakan secara cepat dan tentu saja dengan hasil yang baik, efektif, dan efisien. Inilah
penyebab mengapa teknologi sangat diperlukan dan semakin diperbarui dalam menjalankan
sebuah organisasi

Teknologi dalam organisasi memiliki peran penting dalam mempelajari sifat-sifat dari teknologi
suatu organisasi dan hubungan teknologi terhadap struktur organisasi, tetapi dalam
penerapannya harus didasarkan karakteristik dari organisasi tersebut. Penerapan teknologi
dalam organisasi dapat memberikan dampak yang siginifikan pada efektifitas dan efisiensi serta
meningkatkan daya saing karena teknologi informasi memberikan sejumlah data mengenai
jalannya organisasi tersebut sehingga organisasi dapat memperoleh data-data yang diperlukan
sebagai dasar mereka dalam mengambil keputusan startegis.

Sumber : BMP EKMA4157 Edisi 1 Organisasi

https://blud.co.id/wp/2020/02/pentingnya-teknologi-informasi-dalam-organisasi/

Motivasi merupakan seperangkat kekuatan yang menyebabkan orang mau melakukan sesuatu dengan
cara tertentu. Satu orang karyawan dapat termotivasi untuk bekerja keras menghasilkan sesuatu
sebanyak mungkin, namun orang lain hanya termotivasi untuk mengerjakan sesuatu secukupnya saja
sehingga manajer harus memahami perbedaan tersebut. Untuk dapat memotivasi seluruh karyawan,
ada beberapa jenis teori motivasi, yaitu:

1. Teori Klasik
Pada teori ini dinyatakan bahwa karyawan hanya termotivasi oleh uang. Oleh karena itu,
menurut Frederick W. Taylor perusahaan harus mampu menganalisis pekerjaan untuk
menemukan cara terbaik dalam melaksanakan pekerjaan tersebut untuk menghasilkan produk
yang murah , menghasilkan laba yang besar dan membayar karyawan lebih tinggi. Hal ini lah
yang dapat memotivasi karyawan untuk lebih giat dalam bekerja.
2. Teori Keperilakuan Awal
Teori ini memulai dengan percobaan Howthorne Studies. Percobaan tersebut bertujuan menguji
hubungan antara perubahan lingkungan fisik terhadap output karyawan. Hasil percobaan
tersebut menyatakan bahwa produktivitas karyawan bukan hanya disebabkan oleh lingkungan
fisik saja, melainkan juga dipengaruhi oleh teori hubungan antarmanusia. Oleh karena itu,
manajer harus membayar dengan memberikan perhatian terhadap karyawannya. Teori ini
kemudian memunculkan teori motivasi yaitu model sumber daya manusia, yaitu teori X dan
Teori Y; model hierarki kebutuhan; dan teori dua faktor.
3. Teori Motivasi Kontemporer
Teori ini meliputi Teori Pengharapan dan Teori Keadilan. Teori pengharapan menyatakan bahwa
karyawan akan termotivasi untuk bekerja agar mendapatkan penghargaan yang mereka
inginkan dan mereka percaya bahwa kesempatan atau harapan mereka akan tercapai. Teori
keadilan menyatakan bahwa keinginan karyawan untuk memberikan kontribusi kepada
perusahaan tergantung pada penilaiannya terhadap keadilan atas penghargaan yang
diterimanya.

Perusahaan dapat mengaplikasikan teori diatas tersebut untuk memotivasi karyawan agar bisa
bekerja lebih giat dan menghasilkan produk yang berkualitas karena karyawan akan bekerja
dengan sepenuh hati dan memaksimalkan tenaga dan pikiran yang digunakan.

Sumber : BMP EKMA4111 Edisi 2 Pengantar Bisnis Modul 7

Keikutsertaan Indonesia dalam globalisasi ekonomi mungkin tidak berakibat buruk jika Indonesia
memang mampu secara cepat melakukan penyesuaian-penyesuaian ekonomi sehingga
perekonomian menjadi lebih efisien dan daya saingnya meningkat. Bahkan, jika siap, pasar
Indonesia menjadi lebih luas yang akan mendorong kegairahan ekonomi domestik. Masalahnya
adalah kita tidak memiliki daya saing nasional ditengah pasar global karena adanya praktik KKN
yang terjadi diseluruh bidang kehidupan terutama pada bidang ekonomi.
Berdasarkan hasil perhitungan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia relative lebih
tinggi jauh diatas negara-negara seperti Singapura dan Malaysia. Penilaian ICOR ini
menggambarkan untuk memperoleh output yang sama kita membutuhkan input yang lebih
besar. Jadi jika pasar input juga bebas maka kita tidak dapat bersaing di pasar ASEAN terlebih di
pasar dunia. Kita umumnya memiliki daya saing atas produk-produk primer atau industry karena
ditopang input yang murah seperti produk-produk yang bersifat padat karya karena upah buruh
murah.
Dalam kondisi seperti itu, kita sulit menembus pasar global. Bahkan pasar domestik pun bisa
hilang jika situasi tersebut tidak berubah. Sebuah penelitian dari OECD & IBRD (1994)
menyimpulkan bahwa antara banyak negara anggota WTO, Indonesia merupakan anggota yang
paling banyak menderita karena adanya liberisasi perdagangan dunia.

Sumber : BMP ESPA4314 Edisi 3 Perekonomian Indonesia Modul 9

Dalam batas batas tertentu lingkungan eksternal organisasi merupakan variable yang susah
dikendalikan pihak manajemen. Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga
atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi.
Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan
pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.

Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah. Beberapa
organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis. Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak
ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-
kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi Organisasi-organisasi lain
menghadapi lingkungan yang sangat dinamis dikarenakan peraturan pemerintah cepat berubah
dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku,
preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan,
lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding
lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah
organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi
ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.

Oleh karena itu, mempertimbangkan lingkungan organisasi dalam mendesain struktur organisasi
sangatlah penting agar organisasi menjadi lebih siap dalam beroperasi.

Sumber : BMP EKMA4158 Edisi 2 Perilaku Organisasi

https://dadangpramono.wordpress.com/2014/05/01/desain-dan-struktur-organisasi/

Perencanaan yang baik dan organisasi sistem informasi yang berfungsi seperti yang diharapkan
merupakan pengendalian organisasi yang baik. Pengendalian organisasi yang baik ini akan dapat
tercapai jika ada pemisahan tugas dan pemisahan tanggung jawab yang tegas.

Pemisahan tugas dan tanggung jawab diantara departemen dapat berupa :


1. Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara pemberi wewenang transaksi dan bagian yang
menyimpan aktiva bersangkutan.
2. Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara pemberi wewenang transaksi dan bagian yang
melakukan pengolahan data.
3. Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagian penyimpanan aktiva dan bagian pelaksana.
4. Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagian pelaksanaan dan bagian yang melakukan
pengolahan data.
5. Pemisahan tugas antara bagian penyimpanan aktiva dan bagian pengolahan data.
6. Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang melakukan koreksi kesalahan transaksi dan bagian
pengolahan data.
Pemisahan tugas dan tanggung jawab perlu dilakukan setiap departemen yang ada memiliki fungsi-
fungsi utama yang berbeda yaitu :
a. Bagian pengontrol data (data control section), berfungsi sebagai penengah antara departemen-
departemen lainnya dan departemen system informasi. Personel pada bagian ini disebut dengan Data
Control Group yang menerima data dari departemen lainnya, mengagendakannya, membuat batch
control total, mengawasi jalannya pengolahan data, memonitor koreksi-koreksi kesalahanselama
pengolahan data, dan mendistribusikan output kepada pemakai yang berhak.
b. Bagian yang mempersiapkan data (data preparation section) yang berfungsi untuk mempersiapkan
data, melengkapinya (misal menambah kode-kode) dan memverifikasi kebenarannya sehingga siap
untuk dimasukkan kedalam sistem.
c. Bagian yang mengoperasikan data (data processing section) yang merupakan bagian yang berfungsi
mengolah data sampai dihasilkan laporan. Personel pada bagian ini disebut Computer Operator yang
bekerja sesuai dengan prosedur dalam manual pengoperasian.
d. Bagian penyimpanan data (data library section) yang berfungsi menjaga ruangan penyimpanan data
yang disebut dengan perpustakaan data, yang merupakan tempat data dan program disimpan dalam
bentuk media simpanan luar, dimana tujuan utamanya adalah pemisahan tugas dan tanggung jawab
antara bagian yang menyimpan data dan bagian yang akan menggunakannya untuk operasi sehingga
dapat mencegah orang yang tidak berhak untuk mengaksesnya. Personel bagian ini disebut Pustakawan.
e. Bagian pemrograman dan pengembangan system berfungsi dalam pembuatan program dan
pengembangan system informasi. Bagian ini harus dipisahkan dengan bagian operasi dan tidak boleh
terlibat dalam pengoperasian secara langsung karena dapat mengubah program yang dipergunakan
untuk maksud-maksud negative. Personel dalam bagian ini adalah pemrogram dan analis sistem.
f. Bagian pusat informasi (information center atau disebut juga dengan IC). Bagian ini ada dengan
maksud membantu para manajernya membuat program aplikasi sendiri untuk keperluan end user
computing (EUC) atau end user development (EUD).

Sumber referensi : BMP EKMA4434 Edisi 3 Sistem Informasi Manajemen MODUL 8

Anda mungkin juga menyukai