Anda di halaman 1dari 6

FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

BINUS University

BINUS ONLINE LEARNING Semester: Odd/ Even *)


Period: 1 / 2 *)
 Graduate Program  Undergraduate Program
Academic Year:
 Final Exam  Others Exam:
2019/2020
Faculty / Dept. : Character Building
Student ID :
Course : CHAR6021 - Character Building Agama 1
Day/ Date : Senin – Senin/ 18 – 24 Agustus 2020
BULC : Bandung, Batam, Bekasi, Jakarta, Makassar, N a m e :
Malang, Palembang, Semarang
Class :
Time : 00.00 – 12.00 WIB
Signature :
Exam Feature : Open/ Close Books*)
Equipment : Exam Booklet / Calculator / Laptop )

) Strikethrough the unnecessary items
Please insert this test paper into the exam booklet and submit both documents after the test!!!
The penalty for CHEATING is DROP OUT!!!

PETUNJUK UJIAN
i. Jawablah setiap pertanyaan yang berada pada bagian PERTANYAAN UJIAN dibawah ini
ii. Jawaban di ketik rapi pada halaman JAWABAN UJIAN dibawah ini
iii. Jawaban dikumpulkan paling lambat tanggal 24 Agustus 2020 dalam bentuk file dan submit melalui portal ujian
iv. Format file Jawaban adalah : KodeMatakuliah-Nama Matakuliah-NIM.pdf
Contoh : ISYS6308-User Experience -2012345678.pdf
v. Soal disisipkan pada jawaban ujian sebelum di pdf kan dan di submit melalui portal ujian

RUBRIK UJIAN
LO SKORE : % dari Bobot
Level SKORE :
KONTEN / ELEMEN
3 : 71 – 100 2 : 51 – 70 1 : 0 - 50 % dari Bobot
Bobot

LO1 Penjelasan terhadap 1


Menjelaskan keterkaitan
konten lengkap,
UNDERSTAND konten secara holistik, Penjelasan konten
namun tidak
The Nature Religion disertai contoh dan singkat , tidak ada
10 menjelaskan
ilustrasi yang bukti yang mendukung
hubungan antar
mendukung.
konten yang tersirat.

Penjelasan terhadap 2
LO2 Menjelaskan keterkaitan
the roles of religions for the konten lengkap,
UNDERSTAND konten secara holistik, Penjelasan konten
namun tidak
world peace disertai contoh dan singkat , tidak ada
20 menjelaskan
ilustrasi yang bukti yang mendukung 3
hubungan antar
mendukung.
konten yang tersirat.

Penjelasan terhadap 4
LO3 Menjelaskan keterkaitan
konten lengkap,
UNDERSTAND konten secara holistik, Penjelasan konten
namun tidak
the consciousness of human disertai contoh dan singkat , tidak ada
20 menjelaskan
ilustrasi yang bukti yang mendukung
hubungan antar
mendukung.
konten yang tersirat.

Solution menunjukkan 5
Solusi menunjukkan
klasifikasi elemen, Solusi menunjukkan
klasifikasi elemen,
LO4 menjelaskan hubungan
hubungan antar
klasifikasi elemen
ANALYSIS the influence of secularism to dan memberikan yang minimal, tidak
elemen, dan
the religion identifikasi terstruktur ada hubungan antara 6
20 terstruktur,
dengan didukung data elemen dan hubungan
didukung data secara
yang rasional dan antar terstruktur
rasional
persuasif

LO5 Penjelasan terhadap 7


Menjelaskan keterkaitan
konten lengkap,
UNDERSTAND konten secara holistik, Penjelasan konten
the meaning of rituals of namun tidak
disertai contoh dan singkat , tidak ada
20 religion menjelaskan
ilustrasi yang bukti yang mendukung
hubungan antar
mendukung.
konten yang tersirat.
Solusi dapat
LO6 Solusi memiliki kebaruan Solusi tidak dilengkapi 8
diterapkan didukung
APPLY the values of religion in the atau unik, didukung elemen yang
fakta, solusi
daily life dengan banyak fakta mendukung, solusi
20 menggunakan prinsip-
dan detail. tidak bisa diterapkan.
prinsip umum.

TOTAL NILAI

PERTANYAAN UJIAN

AG | Page 1 of 5
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

Soal Essay (bobot setiap soal = 10%)

1. Salah satu peran agama bagi manusia adalah membentuk pribadi yang bermoral. Dikaitkan
dengan tahap-tahap pekembangan moral Kohlberg, jelaskan bagaimana agama berkontribusi
positif bagi perkembangan moral manusia!
2. Pandangan teologi tentang alam bisa disarikan dalam konsep eco-theology. Jelaskan secara
singkat inti pemikiran eko-teologi itu, dan apa konskuensi penting bagi kita terkait hal itu
(berkaitan dengan ecology ethics)?
3. Collin Rose dalam bukunya Accelerated Learning for the 21st Century, memperkenalkan 6
langkah rencana mengembangkan pikiran dengan rumus M-A-S-T-E-R. Jelaskan dengan baik
disertai contoh penerapan salah satu dari 6 (enam) langkah itu!
4. Dialog antarumat beragama dipandang sebagai hal yang sangat penting, mengapa, dan
bagaimana supaya dialog antarumat beragama itu bisa berlangsung dengan baik (syarat dialog
yang baik)?
5. Sebagai orang beriman, suara hati dapat dikembangkan dengan membangun relasi yang terus
menerus dengan Tuhan (relasi vertical). Bagaimana caranya membangun relasi ini? Jelaskan
dengan contoh/pemaparan konkrit!
6. Radikalisme agama bisa menurunkan atau melahirkan ideologi-ideologi ekspresif lainnya, seperti
eksklusivisme agama, fundamentalisme agama, ekstremisme agama, terorisme agama, militansi
agama, dsb. Jelaskan bagaimana radikalisme agama bisa melahirkan ideologi-ideologi ektrem
seperti itu, dan dampak-dampaknya!

Soal Kasus (jumlah bobot soal untuk setiap kasus = 20%)

Kasus 1: Kaum sekuler dan ateis Indonesia hidup di bawah bayang-bayang stigma

Citra (nama samaran), 25, adalah mahasiswi di jurusan kedokteran. Dia menjalani dua identitas
di dunia maya. Pagi dia posting fotonya berjilbab, sore, di akun yang lainnya, dia posting karangan filsafat
yang mendiskusikan argumen ketiadaan Tuhan.
Diskusi mengenai karangan dia di grup tertentu jadi ramai, tetapi di lingkaran lain, teman-teman
muslim Citra, fotonya yang memakai jilbab mendapat banyak “likes”. Citra adalah seorang ateis yang
menjalankan dua identitas untuk mencari tempat dalam masyarakat yang belum mampu menerima orang
yang meragukan agama, apalagi ateis.
Menjadi ateis di negara muslim memang tidak gampang. Di awal bulan Agustus, sebuah foto
menjadi viral di Malaysia. Foto pertemuan ateis itu tidak hanya mendorong pernyataan dari politikus dan
pejabat, tetapi banyak warga di media sosial mengatakan ateis tidak bisa diterima masyarakat bahkan
orang murtad layak dibunuh.
Meskipun Indonesia masih dikenal sebagai negara yang lebih santai dalam soal agama,
kehidupan sebagai orang ateis tetap susah karena ada stigma terhadap orang ateis dan orang sekuler.
Awal tahun ini, saya meneliti puluhan orang sekuler di Indonesia. Di antara mereka ada banyak
yang beriman, tetapi ada beberapa yang tidak percaya kepada Tuhan sama sekali. Mereka bagian dari
masyarakat Indonesia yang menjalani hidup sehari-hari yang dipengaruhi pandangan negatif tentang
sekularisme dan ateisme. Pada kenyataannya, kebanyakan dari mereka tidak sesuai dengan stigma yang
disematkan pada mereka. Misalnya, kebanyakan ateis tidak menolak sila pertama Pancasila—Ketuhanan
yang Maha Esa—karena mereka sadar bahwa agama sangat penting untuk banyak warga negara.
Negara sekuler tidak selalu memusuhi agama. Sekularisme hanya berarti bahwa negara itu
memiliki posisi yang bebas (atau netral) dari agama, tapi negara tetap bisa menilai agama sesuatu yang
penting bagi warganya. Kemudian, agama tentu saja boleh memberi semangat untuk berpolitik berdasar
nilai-nilai agama. Begitu juga dengan orang sekuler, maupun orang ateis. Tidak percaya kepada Tuhan
sama sekali tidak berarti memusuhi orang yang beragama.

Manusia sekuler Indonesia: dari beriman sampai ateis


Riset yang saya lakukan adalah tentang orang sekuler. Dan saya menemukan bahwa dalam kaum
sekuler ada macam-macam pandangan. Kebanyakan orang sekuler beriman, hanya mereka mengaku
sekuler karena menurut mereka, negara dan agama lebih baik dipisahkan supaya negara bisa menjadi
ruang netral bagi semua warga negara. Selain itu, ada orang agnostik, yaitu orang yang tidak yakin bahwa
Tuhan ada atau tidak.
Kelompok sekuler ketiga, para ateis, juga lumayan banyak di wilayah perkotaan, tapi mereka
merupakan kelompok yang tidak tampak di permukaan. Alasannya jelas, masyarakat dan negara belum
bisa menerima fakta bahwa ada bagian masyarakat Indonesia yang tidak percaya kepada Tuhan padahal
mereka melihat agama sebagai dasar kerukunan.
Orang yang mengaku tidak percaya kepada Tuhan dianggap pengganggu kerukunan. Sepertinya
sebagian besar masyarakat Indonesia belum mampu mendiskusikan masalah ateisme secara tenang
dan tanpa emosi. Bahkan, banyak yang menilai ketidakpercayaan orang lain sebagai ancaman untuk
iman sendiri.

AG | Page 2 of 5
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

Pilihan siasat: diam, terbuka, atau identitas ganda


Oleh karena itu, sebagian besar kaum sekuler, terutama yang ateis, tidak terbuka. Bahkan kaum
sekuler yang beriman seringkali tidak terbuka mengenai ideologi mereka karena mereka sadar bahwa
kata “sekuler” ini diperlakukan sebagai kata yang kotor.
Ketidakterbukaan ini bisa sejauh tetap pura-pura beriman bahkan bagi orang yang sesungguhnya
ateis. Berdasarkan temuan saya, ada ateis yang melakukan ibadah dan memakai jilbab. Agama sebagai
pertunjukan (performance) dilanjutkan, meskipun sudah tidak punya arti lagi bagi mereka.
Banyak dari mereka yang mengaku sudah tidak percaya lagi pada Tuhan mengalami masalah dengan
keluarganya. Saya menemukan kasus-kasus cerai atau orang diusir dari keluarganya atas nama agama.
Sebuah fenomena lain yang seringkali terjadi adalah rekonsiliasi antara ateis dan keluarganya: dalam
kasus seperti ini, keluarga tahu bahwa ia ateis tapi mereka tidak lagi membicarakan soal agama.
Hal yang menarik adalah ada beberapa orang ateis yang punya dua identitas, yaitu satu untuk
keluarganya dan teman-teman beragama kemudian satu identitas “nyata” untuk sahabat yang cukup
terbuka. Bahkan ada orang yang punya dua profil Facebook supaya mereka bisa muncul di dunia maya
dengan dua identitas ini.
Semua ateis yang saya wawancarai menghormati imam orang lain dan sadar bahwa agama
merupakan sesuatu yang penting untuk mayoritas Indonesia.
Lebih dari dua tahun saya mengenal puluhan orang ateis Indonesia dan berdebat dengan mereka.
Saya juga telah mewawancarai belasan dari mereka. Setelah penelitian ini, kesimpulan saya adalah:
realitas kaum ateis itu sangat tidak sesuai dengan wacana umum di Indonesia yang masih melihat
ateisme dalam konteks komunisme, perang dingin, dan propaganda Orde Baru.

Sumber: Timo Duile (Lecturer and researcher at the Institute for Oriental and Asian Studies, University
of Bonn): https://theconversation.com/kaum-sekuler-dan-ateis-indonesia-hidup-di-bawah-bayang-
bayang-stigma-79662

Bacaan Tambahan untuk kasus 1:


Sekularisme

Sekularisme, atau sekuler saja dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah
ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan negara harus berdiri terpisah
dari agama atau kepercayaan. Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari
pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan
serta tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu.
Sekularisme juga merujuk kepada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan manusia,
terutamanya yang politis, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, dan
bukan berdasarkan pengaruh keagamaan. Sekularisme memperoleh akar intelektualnya dari para filsuf
Yunani dan Romawi seperti Marcus Aurelius dan Epikuros, polimatik Islam abad pertengahan
seperti Ibnu Rusyd, para pemikir Pencerahan seperti Baron d'Holbach, Denis Diderot, Voltaire, John
Locke, James Madison, Thomas Jefferson dan Thomas Paine dan pemikir independen, agnostik dan
ateis seperti Bertrand Russell dan Robert Ingersoll.
Alasan-alasan Pendukung dan Penentangan Sekularisme
Pendukung sekularisme menyatakan bahwa meningkatnya pengaruh sekularisme dan
menurunnya pengaruh agama di dalam negara tersekularisasi adalah hasil yang tak terelakkan
dari Pencerahan yang karenanya orang-orang mulai beralih kepada ilmu
pengetahuan dan rasionalisme dan menjauhi tahayul. Namun hal tersebut juga menjaga persamaan
hak-hak sipil dalam kebebasan memeluk suatu kepercayaan dan berkeyakinan baik individu ataupun
kelompok, dengan kata lain sekularisme justru menjadi ideologi yang mendukung kebebasan beragama
tanpa ada agama superior yang dapat memvonis kepercayaan lain adalah salah dan sesat dan mendapat
konsekuensi hukum.
Penentang sekularisme melihat pandangan di atas sebagai arogan, mereka menganggap bahwa
pemerintahan sekuler menciptakan lebih banyak masalah daripada menyelesaikannya, dan bahwa
pemerintahan dengan etos keagamaan adalah lebih baik. Penentang dari golongan Kristiani juga
menunjukkan bahwa negara Kristen dapat memberi lebih banyak kebebasan beragama daripada yang
sekuler. Seperti contohnya, mereka menukil Norwegia, Islandia, Finlandia, dan Denmark, yang
kesemuanya mempunyai hubungan konstitusional antara gereja dengan negara namun mereka juga
dikenal lebih progresif dan liberal dibandingkan negara tanpa hubungan seperti itu. Seperti contohnya,
Islandia adalah termasuk dari negara-negara pertama yang melegalkan aborsi, dan pemerintahan
Finlandia menyediakan dana untuk pembangunan masjid.
Namun pendukung dari sekularisme juga menunjukkan bahwa negara-negara Skandinavia di
atas terlepas dari hubungan pemerintahannya dengan agama, secara sosial adalah termasuk negara
yang paling sekuler di dunia, ditunjukkan dengan rendahnya persentase mereka yang menjunjung
kepercayaan beragama.

AG | Page 3 of 5
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

Komentator modern mengkritik sekularisme dengan mengacaukannya sebagai sebuah ideologi


anti agama, ateis, atau bahkan satanis. Kata Sekularisme itu sendiri biasanya dimengerti secara peyoratif
oleh kalangan konservatif. Walaupun tujuan utama dari negara sekuler adalah untuk mencapai kenetralan
di dalam agama.
Beberapa filsafat politik seperti Marxisme, biasanya mendukung bahwasanya pengaruh agama di
dalam negara dan masyarakat adalah hal yang negatif. Di dalam negara yang mempunyai kepercayaan
seperti itu (seperti negara Blok Komunis), institusi keagamaan menjadi subjek di bawah negara sekuler.
Kebebasan untuk beribadah dihalang-halangi dan dibatasi, dan ajaran gereja juga diawasi agar selalu
sejalan dengan hukum sekuler atau bahkan filsafat umum yang resmi. Dalam demokrasi barat, diakui
bahwa kebijakan seperti ini melanggar kebebasan beragama.
Beberapa sekularis menginginkan negara mendorong majunya agama (seperti pembebasan dari
pajak, atau menyediakan dana untuk pendidikan dan pendermaan) tetapi bersikeras agar negara tidak
menetapkan sebuah agama sebagai agama negara, mewajibkan ketaatan beragama atau
melegalisasikan akaid. Pada masalah pajak Liberalisme klasik menyatakan bahwa negara tidak dapat
"membebaskan" institusi beragama dari pajak karena pada dasarnya negara tidak mempunyai
kewenangan untuk memajak atau mengatur agama. Hal ini mencerminkan pandangan bahwa
kewenangan duniawi dan kewenangan beragama bekerja pada ranahnya sendiri-sendiri dan ketika
mereka tumpang tindih seperti dalam isu nilai moral, kedua- duanya tidak boleh mengambil kewenangan
namun hendaknya menawarkan sebuah kerangka yang dengannya masyarakat dapat bekerja tanpa
menundukkan agama di bawah negara atau sebaliknya.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sekularisme

7. a) Dengan bertolak dari pengertian sekularisme seperti dikemukakan dalam tulisan di atas, apa
yang menjadi concern Anda terkait hal pokok yang tertuang dengan jelas dalam pengertian itu
(yang berhubungann dengan agama). Concern yang dimaksud disini bisa dalam arti persetujuan
atau penolakan). Mengapa itu menjadi concern Anda (kemukakan argumen yang menguatkan
pilihan concern Anda, dengan tetap memperhatikan dukungan dan penentangan yang ada atas
hal itu).
b) Bertolak dari sajian yang disampaikan dalam tulisan di atas perihal sekularisme, silahkan
menguraikan apa saja dampak samping negatif yang telah terjadi (yang seharusnya tidak
perlu terjadi), dan hal itu terjadi disebabkan oleh apa? Apa solusi Anda untuk mengurangi
bahkan menghilangkan dampak samping negatif itu?

Kasus 2 : Bekerja adalah Ibadah


(Oleh: Martono Tikjanto)

Bekerja itu Hukumnya Wajib


Dalam pandangan Manusia secara umum, seseorang yang sudah mempunyai keharusan untuk
membiayai dirinya dan keluarga diwajibkan kepadanya untuk mencari nafkah dengan bekerja.
Pengertian bekerja disini adalah melakukan segala kegiatan aktif dan secara spesifiknya adalah
melakukan kegiatan yang menghasilkan sebuah imbalan berupa uang. Apakah seseorang bekerja
dengan orang lain, perusahaan lain ataupun bekerja dengan dirinya sendiri, semuanya mempunyai
pengertiaan sama sebagai bekerja. Tidak bisa dikatakan apabila seaeorang bekerja sendiri sebagai
seorang pengusaha kemudian tidak bekerja. Tetap saja orang tersebut bekerja dengan melakukan
pekerjaan sebagai seorang pengusaha, sedangkan yang lainnya disebut sebagai seseorang yang
bekerja sebagai seorang pekerja.

Bekerja dalam kehidupan kita


Coba kita lihat dalam kesaharian kita sebagai seorang yang harus bekerja untuk mencarai nafkah,
Jika kita urutkan berapa banyak waktu yang kita habiskan rata-rata per hari, umumnya urutan pertama
waktu kita akan dihabiskan di pekerjaan (baik aktifitas fisik maupun pikiran), kemudian istirahat (tidur),
dan sisanya baru dibagi-bagi antara waktu untuk keluarga, sosial dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Bekerja itu adalah ibadah


IBADAH berasal dari Bahasa Arab yang berarti ketaatan, penghambaan dan penyembahan/
pengagungan. Sudah mutlak pemahamannya bahwa bekerja adalah ibadah karena seseorang
berkewajiban menafkahi diri dan keluarganya dengan niat yang ikhlas, karena apapun aktifitas yang kita
lakukan akan bernilai ibadah apabila diniatkan dengan baik dan ikhlas. Kedua, pekerjaan yang akan
dilakukan seharusnya tidak bertentangan dengan keyakinan agama seseorang. Percuma saja kita
mempunyai niat baik, tetapi yang dilakukan adalah keliru, analoginya seperti seorang yang berniat untuk
menafkahi keluarga dengan cara mencuri. Maka nilai ibadahnya akan langsung hilang berganti
dosa. Tapi terlepas dengan pemahaman di atas, hal yang ingin saya sampaikan adalah, bagaimana agar
setiap waktu yang kita habiskan di pekerjaan dapat kita maksimalkan sebagai sebuah ibadah. Logikanya

AG | Page 4 of 5
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

karena bekerja adalah bagian waktu yang paling banyak kita habiskan seharusnya juga memberikan
peluang besar apakah kita akan berbuat banyak kebaikan ataukah sebaliknya.

Bekerjalah dengan Cinta


Tidak bisa kita pungkiri bahwa sesuatu yang rutin kita kerjakan tiap hari akan membuat kita bosan,
dan semakin lama akan menjadi sebuah kebiasaan yang sudah tidak menarik lagi untuk dikerjakan.
Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk menghindari perasaan bosan ini, tapi satu hal yang
menurut saya dapat kita lakukan adalah melakukan pekerjaan kita dengan perasaan penuh dengan cinta.
Karena mencintai pekerjaan kita pasti akan menutupi apapun yang kurang dari pekerjaan dan
lingkungannya. Sehingga apapun pekerjaan itu apabila didasari dengan cinta maka hasilnya akan
menjadikan seseorang bekerja dengan benar dan sungguh-sungguh. Terlepas dari pekerjaan apapun
yang dilakukan seseorang.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Martin Luther King jr :


“If a man is called to be a street sweeper, he should sweep streets even as a Michelangelo painted, or
Beethoven composed music or Shakespeare wrote poetry. He should sweep streets so well that all the
hosts of heaven and earth will pause to say, 'Here lived a great street sweeper who did his job well.”

Bekerjalah dengan Tujuan Kebaikan


Bekerja akan bernilai ibadah apabila kita yakini di dalam setiap hal yang kita lakukan dalam
bekerja semata-mata untuk berbuat kebaikan. Seorang koki yang harus memasak buat pelangganya
akan memasak makanan dengan tulus agar menjadikan nutrisi yang baik, agar menjadikan asupan yang
sehat buat pelanggannya. Seorang room boy yang membersihkan kamar hotel, seolah sedang
membersihkan rumahnya untuk saudaranya yang akan tinggal, supaya dapat tidur dan beristirahat
dengan nyenyak. Dan banyak contoh pekerjaan lain yang apabila dilakukan dengan niat kebaikan,
layaknya seperti seorang ibu yang membuat sup hangat ketika anaknya pulang dari sekolah dengan
basah kuyup karena kehujanan. Ingatan rasa sup itu tidak akan pernah hilang karena sang ibu
memasaknya dengan sebuah ketulusan.

Tidak ada yang kebetulan dalam setiap kejadian


Dalam melakukan suatu pekerjaan sering kali kita mengahadapi kejadian-kejadian yang
membahagiakan seperti keberhasilan kita dalam menyelesaikan suatu tugas, tetapi tidak jarang pula di
dalam pekerjaan kita menghadapi sebuah benturan. Apakah atasan yang marah-marah, rekan kerja yang
mungkin tidak bisa bekerja sama dengan kita atau pelanggan yang kecewa karena produk ataupun
pelayanan yang diberikan dan benturan-benturan pekerjaan lainnya. Yakini bahwa tidak ada sesuatu
yang kebetulan dalam hidup ini, yang harus kita lakukan adalah meyakini bahwa Tuhan sedang
memberikan kesempatan buat kita untuk menyikapinya dengan baik yang akhirnya menjadi amalan
ibadah, ataukah kita menyikapinya dengan cara yang keliru dan akhirnya menjadi sesuatu yang sia-sia.
Always stay Positive.

Sumber: https://www.linkedin.com/pulse/bekerja-adalah-ibadah-martono-tikjanto

1. a) Dengan menggunakan materi topik “Makna Religius Kerja” sebagai pisau analisis, silahkan
memberikan kajian atas tulisan di atas. Apakah penjelasan dan juga penerapan seperti
dijabarkan dalam tulisan di atas dapat atau tidak dapat dianggap sejalan dengan apa yang
hendak disampaikan dalam materi CB dengan topik di atas? Silahkan mengungkapkannya
secara lebih eksplisit, sambil menambahkan catatan penting Anda (yang tujuannya semakin
membumikan pemahaman dan penerapan pesan penting dari materi CB tersebut)!
b) Tuliskan secara eksplisit dan refleksikan suatu ajaran penting agama Anda (yang berumber
dari Kitab Suci agama Anda) yang bisa diinterpretasikan sebagai pendasaran penting bahwa
kerja memiliki makna religius-spiritual. Kemudian dengan bertolak dari paparan tulisan di atas
(dan dalam kaitan dengan materi “Makna Religius Kerja”) silahkan kembangkan pemahaman
Anda untuk bisa menjelaskan bahwa implementasi perwujudan makna religius kerja itu
memiliki dampak positif, baik bagi pekerja sendiri maupun bagi oragnisasi atau perusahaan.

AG | Page 5 of 5
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

JAWABAN UJIAN

Anda mungkin juga menyukai