BINUS University
PETUNJUK UJIAN
i. Jawablah setiap pertanyaan yang berada pada bagian PERTANYAAN UJIAN dibawah ini
ii. Jawaban di ketik rapi pada halaman JAWABAN UJIAN dibawah ini
iii. Jawaban dikumpulkan paling lambat tanggal 24 Agustus 2020 dalam bentuk file dan submit melalui portal ujian
iv. Format file Jawaban adalah : KodeMatakuliah-Nama Matakuliah-NIM.pdf
Contoh : ISYS6308-User Experience -2012345678.pdf
v. Soal disisipkan pada jawaban ujian sebelum di pdf kan dan di submit melalui portal ujian
RUBRIK UJIAN
LO SKORE : % dari Bobot
Level SKORE :
KONTEN / ELEMEN
3 : 71 – 100 2 : 51 – 70 1 : 0 - 50 % dari Bobot
Bobot
Penjelasan terhadap 2
LO2 Menjelaskan keterkaitan
the roles of religions for the konten lengkap,
UNDERSTAND konten secara holistik, Penjelasan konten
namun tidak
world peace disertai contoh dan singkat , tidak ada
20 menjelaskan
ilustrasi yang bukti yang mendukung 3
hubungan antar
mendukung.
konten yang tersirat.
Penjelasan terhadap 4
LO3 Menjelaskan keterkaitan
konten lengkap,
UNDERSTAND konten secara holistik, Penjelasan konten
namun tidak
the consciousness of human disertai contoh dan singkat , tidak ada
20 menjelaskan
ilustrasi yang bukti yang mendukung
hubungan antar
mendukung.
konten yang tersirat.
Solution menunjukkan 5
Solusi menunjukkan
klasifikasi elemen, Solusi menunjukkan
klasifikasi elemen,
LO4 menjelaskan hubungan
hubungan antar
klasifikasi elemen
ANALYSIS the influence of secularism to dan memberikan yang minimal, tidak
elemen, dan
the religion identifikasi terstruktur ada hubungan antara 6
20 terstruktur,
dengan didukung data elemen dan hubungan
didukung data secara
yang rasional dan antar terstruktur
rasional
persuasif
TOTAL NILAI
PERTANYAAN UJIAN
AG | Page 1 of 5
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
1. Salah satu peran agama bagi manusia adalah membentuk pribadi yang bermoral. Dikaitkan
dengan tahap-tahap pekembangan moral Kohlberg, jelaskan bagaimana agama berkontribusi
positif bagi perkembangan moral manusia!
2. Pandangan teologi tentang alam bisa disarikan dalam konsep eco-theology. Jelaskan secara
singkat inti pemikiran eko-teologi itu, dan apa konskuensi penting bagi kita terkait hal itu
(berkaitan dengan ecology ethics)?
3. Collin Rose dalam bukunya Accelerated Learning for the 21st Century, memperkenalkan 6
langkah rencana mengembangkan pikiran dengan rumus M-A-S-T-E-R. Jelaskan dengan baik
disertai contoh penerapan salah satu dari 6 (enam) langkah itu!
4. Dialog antarumat beragama dipandang sebagai hal yang sangat penting, mengapa, dan
bagaimana supaya dialog antarumat beragama itu bisa berlangsung dengan baik (syarat dialog
yang baik)?
5. Sebagai orang beriman, suara hati dapat dikembangkan dengan membangun relasi yang terus
menerus dengan Tuhan (relasi vertical). Bagaimana caranya membangun relasi ini? Jelaskan
dengan contoh/pemaparan konkrit!
6. Radikalisme agama bisa menurunkan atau melahirkan ideologi-ideologi ekspresif lainnya, seperti
eksklusivisme agama, fundamentalisme agama, ekstremisme agama, terorisme agama, militansi
agama, dsb. Jelaskan bagaimana radikalisme agama bisa melahirkan ideologi-ideologi ektrem
seperti itu, dan dampak-dampaknya!
Kasus 1: Kaum sekuler dan ateis Indonesia hidup di bawah bayang-bayang stigma
Citra (nama samaran), 25, adalah mahasiswi di jurusan kedokteran. Dia menjalani dua identitas
di dunia maya. Pagi dia posting fotonya berjilbab, sore, di akun yang lainnya, dia posting karangan filsafat
yang mendiskusikan argumen ketiadaan Tuhan.
Diskusi mengenai karangan dia di grup tertentu jadi ramai, tetapi di lingkaran lain, teman-teman
muslim Citra, fotonya yang memakai jilbab mendapat banyak “likes”. Citra adalah seorang ateis yang
menjalankan dua identitas untuk mencari tempat dalam masyarakat yang belum mampu menerima orang
yang meragukan agama, apalagi ateis.
Menjadi ateis di negara muslim memang tidak gampang. Di awal bulan Agustus, sebuah foto
menjadi viral di Malaysia. Foto pertemuan ateis itu tidak hanya mendorong pernyataan dari politikus dan
pejabat, tetapi banyak warga di media sosial mengatakan ateis tidak bisa diterima masyarakat bahkan
orang murtad layak dibunuh.
Meskipun Indonesia masih dikenal sebagai negara yang lebih santai dalam soal agama,
kehidupan sebagai orang ateis tetap susah karena ada stigma terhadap orang ateis dan orang sekuler.
Awal tahun ini, saya meneliti puluhan orang sekuler di Indonesia. Di antara mereka ada banyak
yang beriman, tetapi ada beberapa yang tidak percaya kepada Tuhan sama sekali. Mereka bagian dari
masyarakat Indonesia yang menjalani hidup sehari-hari yang dipengaruhi pandangan negatif tentang
sekularisme dan ateisme. Pada kenyataannya, kebanyakan dari mereka tidak sesuai dengan stigma yang
disematkan pada mereka. Misalnya, kebanyakan ateis tidak menolak sila pertama Pancasila—Ketuhanan
yang Maha Esa—karena mereka sadar bahwa agama sangat penting untuk banyak warga negara.
Negara sekuler tidak selalu memusuhi agama. Sekularisme hanya berarti bahwa negara itu
memiliki posisi yang bebas (atau netral) dari agama, tapi negara tetap bisa menilai agama sesuatu yang
penting bagi warganya. Kemudian, agama tentu saja boleh memberi semangat untuk berpolitik berdasar
nilai-nilai agama. Begitu juga dengan orang sekuler, maupun orang ateis. Tidak percaya kepada Tuhan
sama sekali tidak berarti memusuhi orang yang beragama.
AG | Page 2 of 5
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
Sumber: Timo Duile (Lecturer and researcher at the Institute for Oriental and Asian Studies, University
of Bonn): https://theconversation.com/kaum-sekuler-dan-ateis-indonesia-hidup-di-bawah-bayang-
bayang-stigma-79662
Sekularisme, atau sekuler saja dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah
ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan negara harus berdiri terpisah
dari agama atau kepercayaan. Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari
pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan
serta tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu.
Sekularisme juga merujuk kepada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan manusia,
terutamanya yang politis, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, dan
bukan berdasarkan pengaruh keagamaan. Sekularisme memperoleh akar intelektualnya dari para filsuf
Yunani dan Romawi seperti Marcus Aurelius dan Epikuros, polimatik Islam abad pertengahan
seperti Ibnu Rusyd, para pemikir Pencerahan seperti Baron d'Holbach, Denis Diderot, Voltaire, John
Locke, James Madison, Thomas Jefferson dan Thomas Paine dan pemikir independen, agnostik dan
ateis seperti Bertrand Russell dan Robert Ingersoll.
Alasan-alasan Pendukung dan Penentangan Sekularisme
Pendukung sekularisme menyatakan bahwa meningkatnya pengaruh sekularisme dan
menurunnya pengaruh agama di dalam negara tersekularisasi adalah hasil yang tak terelakkan
dari Pencerahan yang karenanya orang-orang mulai beralih kepada ilmu
pengetahuan dan rasionalisme dan menjauhi tahayul. Namun hal tersebut juga menjaga persamaan
hak-hak sipil dalam kebebasan memeluk suatu kepercayaan dan berkeyakinan baik individu ataupun
kelompok, dengan kata lain sekularisme justru menjadi ideologi yang mendukung kebebasan beragama
tanpa ada agama superior yang dapat memvonis kepercayaan lain adalah salah dan sesat dan mendapat
konsekuensi hukum.
Penentang sekularisme melihat pandangan di atas sebagai arogan, mereka menganggap bahwa
pemerintahan sekuler menciptakan lebih banyak masalah daripada menyelesaikannya, dan bahwa
pemerintahan dengan etos keagamaan adalah lebih baik. Penentang dari golongan Kristiani juga
menunjukkan bahwa negara Kristen dapat memberi lebih banyak kebebasan beragama daripada yang
sekuler. Seperti contohnya, mereka menukil Norwegia, Islandia, Finlandia, dan Denmark, yang
kesemuanya mempunyai hubungan konstitusional antara gereja dengan negara namun mereka juga
dikenal lebih progresif dan liberal dibandingkan negara tanpa hubungan seperti itu. Seperti contohnya,
Islandia adalah termasuk dari negara-negara pertama yang melegalkan aborsi, dan pemerintahan
Finlandia menyediakan dana untuk pembangunan masjid.
Namun pendukung dari sekularisme juga menunjukkan bahwa negara-negara Skandinavia di
atas terlepas dari hubungan pemerintahannya dengan agama, secara sosial adalah termasuk negara
yang paling sekuler di dunia, ditunjukkan dengan rendahnya persentase mereka yang menjunjung
kepercayaan beragama.
AG | Page 3 of 5
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sekularisme
7. a) Dengan bertolak dari pengertian sekularisme seperti dikemukakan dalam tulisan di atas, apa
yang menjadi concern Anda terkait hal pokok yang tertuang dengan jelas dalam pengertian itu
(yang berhubungann dengan agama). Concern yang dimaksud disini bisa dalam arti persetujuan
atau penolakan). Mengapa itu menjadi concern Anda (kemukakan argumen yang menguatkan
pilihan concern Anda, dengan tetap memperhatikan dukungan dan penentangan yang ada atas
hal itu).
b) Bertolak dari sajian yang disampaikan dalam tulisan di atas perihal sekularisme, silahkan
menguraikan apa saja dampak samping negatif yang telah terjadi (yang seharusnya tidak
perlu terjadi), dan hal itu terjadi disebabkan oleh apa? Apa solusi Anda untuk mengurangi
bahkan menghilangkan dampak samping negatif itu?
AG | Page 4 of 5
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
karena bekerja adalah bagian waktu yang paling banyak kita habiskan seharusnya juga memberikan
peluang besar apakah kita akan berbuat banyak kebaikan ataukah sebaliknya.
Sumber: https://www.linkedin.com/pulse/bekerja-adalah-ibadah-martono-tikjanto
1. a) Dengan menggunakan materi topik “Makna Religius Kerja” sebagai pisau analisis, silahkan
memberikan kajian atas tulisan di atas. Apakah penjelasan dan juga penerapan seperti
dijabarkan dalam tulisan di atas dapat atau tidak dapat dianggap sejalan dengan apa yang
hendak disampaikan dalam materi CB dengan topik di atas? Silahkan mengungkapkannya
secara lebih eksplisit, sambil menambahkan catatan penting Anda (yang tujuannya semakin
membumikan pemahaman dan penerapan pesan penting dari materi CB tersebut)!
b) Tuliskan secara eksplisit dan refleksikan suatu ajaran penting agama Anda (yang berumber
dari Kitab Suci agama Anda) yang bisa diinterpretasikan sebagai pendasaran penting bahwa
kerja memiliki makna religius-spiritual. Kemudian dengan bertolak dari paparan tulisan di atas
(dan dalam kaitan dengan materi “Makna Religius Kerja”) silahkan kembangkan pemahaman
Anda untuk bisa menjelaskan bahwa implementasi perwujudan makna religius kerja itu
memiliki dampak positif, baik bagi pekerja sendiri maupun bagi oragnisasi atau perusahaan.
AG | Page 5 of 5
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
JAWABAN UJIAN