Skripsi Baru.
Skripsi Baru.
SKRIPSI
Oleh:
Dian Puspitasari
NIM : SK. 119.149
Persetujuan Skripsi
Dian Puspitasari
NIM : SK. 119.149
Telah disetujui sebagai usulan penelitian dan dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk diseminarkan
Pembimbing I Pembimbing II
i
2
Pengesahan Skripsi
Yang berjudul :
Dian Puspitasari
NIM : SK. 119.149
Penguji I
Penguji II,
Penguji III,
Istioningsih, MAN
NIPS. 120213067
ii
3
Menyatakan bahwa karya ilmiah yang berjudul “Gambaran perilaku hidup bersih
dan FALSIFIKASI. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah tersebut
mengandung salah satu maupun beberapa dari unsur tersebut maka saya bersedia
Peneliti
(Dian Puspitasari)
iii
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya akhirnya skripsi dengan judul “ Gambaran perilaku hidup bersih dan sehat
menyelesaikan skripsi, skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
(STIKES) Kendal.
sebesar-besarnya kepada:
Keperawatan
3. Dr. Sri Rejeki, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku penguji skripsi, terima kasih
4. Yuni Puji W., M.Kep.,Ns selaku pembimbing I yang telah memberi saran
7. Orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil serta do’a
8. Para staf dosen dan tata usaha di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.
iv
5
oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
peneliti
v
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
KEASLIAN PENELITI................................................................................. iv
KATA PENGANTAR................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
7
DAFTAR TABEL
vii
8
DAFTAR GAMBAR
viii
9
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia merupakan proses yang terjadi secara alami pada setiap individu
dimana dalam setiap proses ini terjadi perubahan fisik maupun mental yang akan
berpengaruh pada berbagai fungsi dan kemampuan tubuh yang pernah dimilikinya
(Alfin, M. 2012). Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tubuhnya
berbeda-beda, hal itu benar diketahui, tetapi ada yang mengatakan itu disebabkan
oleh hormon setiap individu. Orang beranggapan lansia sebagai semacam penyakit
hal itu tidak benar karena menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari luar maupun
dari dalam tubuh. Lansia akan mengalami kemunduran baik fisik, psikis maupun
mental, secara fisik kemunduran terjadi pada area reproduksi yang ditandai dengan
Pada tahun 2050, diperkirakan ada 60 juta lansia (USA Bureau of The Cencus,
2019). Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2019 sekitar 24 juta jiwa atau 10%
jumlah penduduk. Setiap tahun lansia bertambah 450.000 orang. Jumlah lansia di
1
2
2017).
Sebagian wanita memasuki usia 50 tahun dan menjadi tua seringkali menjadi
momok yang menakutkan (Rusdi, 2019). Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran
bahwa dia akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi, kondisi
merupakan salah satu tahap yang harus dijalani seorang wanita dalam
lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi. Namun munculnya rasa
penyebab lain untuk perubahan yang terjadi tersebut. Menopause dalam kehidupan
pemikiran bahwa dia akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi,
tua dan menopause merupakan salah satu tahap yang harus dijalani seorang wanita
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada lansia yaitu kesehatan secara
fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang
berbuhungan dengan sistem, serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi
yang bebas dari penyakit atau kecacatan, melainkan bagaimana seseorang dapat
memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan (Maryam, 2018). Dampak
pada lansia yang kurang serta kebersihan pada organ reproduksi. Kebersihan diri
yang sudah tidak diperhatikan lagi pada lansia karena lansia mengalami kelemahan
kurang terjaga kebersihannya serta perilaku kurang bersih pada lansia. Dari 110
peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran perilaku hidup bersih dan sehat
B. Rumusan Masalah
Setiap tahun lansia bertambah 450.000 orang. Jumlah lansia di Jawa Tengah
hidup bersih dan sehat pada lansia harus dilakukan. Setiap tahun lansia akan
psikologis dan mental, kemunduran fisik yang terjadi pada lansia diantaranya
perilaku kurang bersih pada lansia salah satu faktor penyebab lansia mengalami
masalah pada kesehatan reproduksi dari fenomena dan latar belakang diatas maka
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
perilaku hidup bersih dan sehat kesehatan reproduksi pada lansia serta dapat
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan promosi kesehatan tentang perilaku hidup
3. Manfaat metodologis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan bahan
E. Keaslian penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang belum pernah dilakukan orang lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
1. Pengertian lansia
2019). Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu
beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh
2. Klasifikasi Lansia
(prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang
yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
9
9
dengan masalah kesehatan, lansia potensial ialah lansia yang masih mampu
lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. Menurut Kemenkes (2018), usia
lanjut dibagi menjadi kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), kelompok lansia
pertengahan (65 tahun keatas) dan kelompok lansia dengan resiko tinggi (usia
70 tahun keatas)
tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan), kebutuhan
dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan
pada 48 orang lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari,
sholat rendah dari 5 responden (100%) tidak ada yang mengalami positif OA
b. Osteoporosis
masa atau kepadatan tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe
Hasil analisa data oleh Puslitbang Gizi Depkes RI (2016) dan sebuah
Prevalensi osteopenia >55 tahun pada wanita enam kali lebih besar dari pria
dan peningkatan osteoporosis pada wanita dua kali lebih besar dari pria
c. Hipertensi
lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg,
11
dan gagal ginjal (Soeharto, 2014). Penelitian Pratiwi dan Tala (2018)
d. Diabetes Mellitus
gula darah masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa (Aprinda,
kadar gula darah sewaktu diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar
diabetes melitus tipe 2 dengan kualitas hidup lansia (p=0,018). Dari hasil
secara umum.
e. Dimensia
12
merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi pada usia lanjut
(Durand dan Barlow, 2016). Adanya riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit
Sigalingging, 2020).
Harga diri (self esteem) lansia yang mengalami demensia didapatkan hasil
(44,4%).
jantung sehingga aliran darah menuju jantung terganggu. Gejala umum yang
terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga kebingungan. Resiko
(Pudiastuti, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Meri Rosita tahun 2018 di
Rumah Sakit Islam Siti Khodijah Palembang didapatkan hasil bahwa ada
13
(p value = 0,000)
g. Kanker
sel mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih
sehat (Hanahan dan Weinberg, 2013). Sel yang berubah ini mengalami
mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi menjalankan fungsi
dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari keadaan awal (kanker)
penyakit jantung. Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua pertiga
kasus kanker terjadi di atas usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun resiko untuk
B. Kesehatan Reproduksi
1. Pengertian
tahun 2017 di Kairo, kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik,
mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
melalui sinyal sel yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan di masa
setelahnya (Bowen dkk., 2018). Gangguan sistem hormon akan diikuti oleh
berkurangnya folikel hingga menjadi menopause, dan rusaknya sel Leydig dan
sel yang akan mengarah ke kematian dan disfungsi sel, disfungsi jaringan
Salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada lanjut usia (Lansia) yaitu
masalah kesehatan reproduksi. Program kesehatan pada lanjut usia sering hanya
hipertensi, stroke, diabetes mellitus, dan radang sendi atau rematik. Padahal
lanjut usia juga mempunyai masalah dalam kesehatan reproduksi, utamanya hal
ini dirasakan oleh perempuan masa subur berakhir (menopause). Laki-laki juga
hal ini terjadi pada usia yang lebih lanjut lagi jika dibandingkan usia
reproduksi (sering juga disebut dengan kesehatan lansia) juga perlu mendapat
15
perhatian kita bersama. Masa pasca reproduksi ini ditandai dengan terjadinya
fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang
berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan
hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan. Menurut ICPD (2014)
keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan
bukan hanya sekedar tidak adanyapenyakit atau gangguan di segala hal yang
sendiri.
keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial yang utuh bukan semata- atabebas
fungsi dan proses reproduksi secara sehat dan aman, juga setiap orang berhak
tentang cara yang tepat dan disukai. Selain itu, hak untuk mendapatkan
nifas dan pelayanan bagi bayi baru lahir, kesehatan remaja, dan lain-lain perlu
di jamin.
tahapan kehidupan
geriatrik
bagi kaum usia lanjut, yang dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usia lanjut
a. Klimakterium
wanita sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif
malam yang banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga,
b. Andropause
Andro artinya pria sedangkan Pause artinya penghentian. Jadi secara harfiah
kekuatan otot dan massa otot, Lemah dan kurang energy, Perubahan
gejolak panas di sekitar leher (hot flash ), yang terjadi secara bertahap,
kelamin dan ketiak, Peningkatan lemak di daerah perut dan atas tubuh,
c. Menopause
Menopause adalah berasal dari kata “men” berarti bulan, “pause, pausis,
45 sampai 50 tahun, siklus seksual biasanya tidak teratur, dan ovulasi tidak
tahun, siklus terhenti sama sekali. Periode dimana siklus berhenti dan
(hot flush), terjadi akibat peningkatan aliran darah didalam pembuluh darah
suasana hati, pikiran motivasi, sikap, reaksi biologis, Fatigue, yaitu rasa lelah
kemunduran keadaan gizi, suatu lapisan jaringan, Pusing atau sakit kepala,
keluhan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya: karena meningginya
tidur, hal ini bisa disebabkan oleh penyebab fisik maupun psikis, Hilangnya
1. Pengertian
dan mengetahui masalah sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat
menerapkan cara cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran anggota keluarga atau keluarga dapat
21
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan
kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta
meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha,
2018).
masalah kesehatan yaitu faktor perilaku (behavioral factors) dan faktor non
perilaku hidup bersih dan sehat sehingga faktor ini menjadi pemicu atau
dan tingkat sosial ekonomi, seperti pengetahuan, sikap, keyakinan dan nilai
sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi anak-anaknya seperti air
kesehatan reproduksi.
4. Indikator
Penyediaan air bersih bukan hanya menyediakan air bersih saja tetapi
penyediaan air bersih secara fisik dan kimia. Dimana sudah 100 %
fisik dan kimia. Selain itu dalam hal penyediaan air secara kuantitas sudah
memenuhi standar dimana air yang tersedia untuk = ml per hari per orang
sebesar 100%. Dengan kata lain kebutuhan setiap orang akan air perhari
kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi
yang baik adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air yang
cukup, hal ini selalu dikerjakan sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak
tampak lagi (Aryani, 2019). Secara periodic Bowl, leher angsa dan lantai
cemplung lubang harus selalu ditutup jika jamban tidak digunakan lagi, agar
pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang
gizi untuk diterapkan setiap hari. Empat pilar gizi seimbang tersebut adalah
(PHBS), melakukan aktivitas fisik, dan memantau berat badan secara teratur
Pola Konsumsi Gizi Seimbang dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) akan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan virus, salah
satunya virus Corona. Contoh perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
atau tempat kerja adalah membeli jajanan sehat. Pilihlah jus buah, susu, atau
2012)
25
D. Kerangka Teori
Predisposposing
1. Usia
2. Pendidikan
3. Jenis kelamin
4. Agama
5. Sikap
6. Pengetahuan
Perilaku hidup
Enambling
bersih dan
1. Puskesmas
2. Transportasi sehat
3. Biaya
4. Jarak
Reinforcing
1. Keluarga
2. Lingkungan sekitar
3. Petugas kesehatan
Gambar 2.1
Kerangka teori
Hardywinoto dan Setyabudi, 2015, Notoatmodjo, 2016, Proverawati & Rahmawati,
2012
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
konsep yang diukur atau diamati melalui penelitian yang dilakukan (Riyanto &
Hatmawan, 2020). Kerangka konsep ini terdiri dari variabel independen yaitu
Variabel independent
B. Pertanyaan penelitian
C. Desain Penelitian
peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Metode survei merupakan suatu
26
27
dengan prevalensi, distribusi, dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi
1. Populasi
Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek yang
dalam penelitian ini adalah pasien lansia yang di Puskesmas Kaliwungu pada
2. Sampel
sampel dapat meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dimana kriteria
Kaliwungu.
28
= 95,67 + 3 = 99
Keterangan :
sehingga zα = 1,64
maka z β = 1,28
(Hidayat, 2015).
seperti adanya hambatan etis, menolak menjadi responden atau suatu keadaan
3. Teknik sampling
diketahui karakteristik populasi yang akan diteliti. Teknik ini sangat cocok
30
(Nursalam, 2015)
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
Instrumen
Variabel Definisi Hasil ukur Skala
penelitian
Karakteristik
Usia Lamanya Menggunakan Dinyatakan Rasio
kehidupan kuesioner yang dengan tahun
seseorang diisi oleh
dihitung sejak responden
tahun lahir tentang umur
sampai tahun responden dan
saat penelitian cara diukur
diisi sesuai
dengan umur
responden
31
Instrumen
Variabel Definisi Hasil ukur Skala
penelitian
Pendidikan Pendidikan Kuesioner 1 = Tidak Ordinal
formal/pendidi yang terdiri sekolah
kan terakhir dari 1 2 = SD
pasien pertanyaan sederajad
3 = SMP
sederajad
4 = SMA
sederajad
5 = Perguruan
tinggi
Riwayat segala macam Menggunakan Riwayat penyakit Nominal
penyakit penyakit yang kuesioner yang dikategorikan:
pernah di alami diisi oleh 1. HT
pasien responden 2. DM
tentang riwayat 3. Jantung
penyakit 4. Stroke
5. Asam urat
Status Salah satu Menggunakan 1. Menikah Nominal
tempat atau kuesioner yang 2. Janda
posisi seseorang diisi oleh
dalam kelompok responden
sosial atau tentang status
masyarakat responden
Perilaku Tindakan lansia Kuesioner Skor jawaban: Ordinal
hidup bersih dalam terdiri dari 20 Jumlah soal 20
dan sehat melakukan pertanyaan Nilai tertinggi : 80
kesehatan perilaku hidup dengan jawaban Nilai terendah : 20
bersih dan sehat tidak pernah Cut off poin
reproduksi
skor 1, jarang
Lansia skor 2, sering
skor 3, selalu
skor 4
1. Alat penelitian
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner terdiri dari 2
b. Kuesioner perilaku hidup bersih dan sehat lansia, kuesioner terdiri dari 20
pertanyaan dengan jawaban tidak pernah nilai 1, jarang nilai 2, sering nilai
3, selalu nilai 4.
Perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Losung Batu
semua dengan nilai 0,564-0,876 dan semua kuesioner reliabel dengan nilai
alpha 0,975
2. Instrumen Penelitian
3. Jenis Data
a. Data Primer
Menurut (Hasan, 2014) data primer ialah data yang diperoleh atau
pada responden.
b. Data Sekunder
sebagai berikut:
STIKES Kendal.
Kaliwungu.
pengumpulan data.
kuesioner
1. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori
huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan dari hasil perolehan
1) Status
a) Kode 1 = menikah
b) Kode 2 = janda
2) Pendidikan
b) Kode 2 = SD sederajad
3) Riwayat penyakit
a) Kode 1 = HT
b) Kode 2 = DM
c) Kode 3 = Jantung
d) Kode 4 = Stroke
4) Perilaku
a) Kode 1= kurang
b) Kode 2 = Cukup
c) Kode 3 = baik
c. Entry data
tabel.
2. Analisis Data
I. Etika Penelitian
3 bagian :
1. Prinsip manfaat
Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus
dihormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan
3. Prinsip keadilan
manusia. Peneliti menghargai privasi pasien dan peneliti bersikap adil dalam
responden dalam lembar kuesioner. Peneliti dalam hal ini tidak membeda –
J. Jadwal Penelitian
Bagian ini berisi penjelasan secara ringkas tentang alokasi waktu yang
BAB IV
HASIL PENELITIAN.
Bab ini peneliti menguraikan gambaran tempat penelitian dan hasil penelitian
tentang gambaran perilaku hidup bersih dan sehat kesehatan reproduksi pada
B. Analisa Univariat
1. Karakteristik responden
Tabel 4.1 Deskripsi usia, pendidikan, riwayat penyakit dan status (n = 99)
Menikah 79 79,8
Janda 20 20,2
sebanyak 79 (79,8%).
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Perilaku hidup bersih dan sehat lansia di
Puskesmas Kaliwungu (n = 99)
Perilaku hidup bersih dan sehat lansia Frekuensi (f) Presentase (%)
Buruk 23 23,2
Baik 76 76,8
Total 99 100,0
dan sehat lansia baik sebanyak 76 (76,8%) dan perilaku hidup bersih dan sehat
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik responden
a. Usia responden
melakukan PHBS.
Dari segi usia responden usia tua (61-70 tahun) menjadi jumlah
hasil yang positif diberbagai bidang khususnya bidang medis atau kesehatan
1
43
tingkat kesejahteraan hidup, makin tinggi pula usia harapan hidup, sehingga
hidup bersih dan sehat pada keluarga lansia di desa Damarraja Kecamatan
keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
b. Pendidikan
yakni makna maha luas, sempit dan luas terbatas. Makna secara maha luas,
sekolah dan luar sekolah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
(Wahab, 2013).
2012).
hidup bersih dan sehat pada keluarga lansia di desa Damarraja Kecamatan
45
c. Riwayat penyakit
rangsangan seefektif yang dapat dilakukan pada orang yang lebih muda.
Gangguan pengaturan glukosa darah pada lansia meliputi tiga hal yaitu
meningkatnya komposisi lemak dari 14% menjadi 30% (masa otot lebih
dari jumlah tersebut 50% adalah pasien yang berusia diatas 60 tahun.
rawan yaitu setelah usia 45 tahun. Hasil penelitian menyatakan dari 3.953
adalah terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus,
d. Status
hidup bersih dan sehat karena ada dukungan dari suami. Rahmawati (2018)
duda/janda atau tidak menikah berisiko hidup sendiri, dimana hidup sendiri
juga merupakan faktor risiko terjadinya depresi serta perilaku hidup bersih
dan sehat kurang. Lansia yang masih memiliki pasangan hidup akan
masa tua, sehingga lansia melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Naing (2010) yang menyatakan
stres (Miller, 2014). Peristiwa kehidupan yang terjadi pada lansia antara lain
bersih dan sehat lansia baik sebanyak 76 (76,8%) dan perilaku hidup bersih dan
sebagian besar responden telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
lansia yaitu menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari
Pelayanan kesehatan pada lansia harus diberikan sejak dini yaitu pada usia pra
lansia (45-59 tahun). Pembinaan kesehatan yang dilakukan pada lansia yaitu
kesehatan lansia.
kesehatan pada lansia antara lain pelayanan geriatri di rumah sakit, pelayanan
khusus, dan adanya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia atau Pos
(Utami, 2019).
seseorang.
tingkat pengetahuan yang dihubungkan dengan perilaku hidup bersih dan sehat
menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan anatara tingkat
infeksi penyakit.
lansia di kelurahan Pondok Jagung memiliki perilaku hidup bersih dan sehat
yang baik dan 48 orang (41,4%) memiliki perilaku hidup bersih dan sehat
tingkat pengetahuan yang dihubungkan dengan perilaku hidup bersih dan sehat
menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan anatara tingkat
infeksi penyakit.
PHBS dengan kategori tidak baik, masih dijumpai pada sebagian lansia.
Lansia sejumlah 53,34% lansia mempunyai PHBS kurang baik, yang dilihat
dari kebersihan dirinya kurang (Zein na, 2011). Senada peneliti lain, yang juga
23,4 % (Kustantya N, 2013); PHBS yang cukup pada sebagai besar lansia, dan
sebagian kecil lansia mempunyai PHBS kurang (8,8%) (Sulastri, 2012). Lansia
kecenderungan bertahan hidup lebih lama. Manfaat dari Perilaku sehat secara
perilaku sehat seperti mempunyai pola makan sehat, tidak merokok, dan
reproduksi secara sehat dan aman, juga setiap orang berhak mengatur jumlah
asam urat. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya kondisi
progesterone. Oleh karena pola makan dan hidup yang sehat perlu dilakukan
smear karena mereka merasa kesehatan itu sangat penting. Maka pencegahan
atau pemeriksaan dini itu penting untuk penanggulangan atau menghadapi suatu
53
penyakit. Ada yang ikut karena keinginan sendiri namun ada juga yang
disarankan oleh dokter keluarga. Ada subjek penelitian ada yang tidak
mengikuti tes pap smear karena beranggapan bahwa tes pap smeartidak penting
apalagi mengingat umur lansia yang sudah tidak muda lagi. Mereka berfikiran
untuk apa ikut tes pap smear diusia mereka yang sudah tidak produktif lagi.
penelitian pernah mengikuti tes pap smear, tapi sebagian kecil suami
beberapa faktor. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Viena V., dkk
tahun 2015 kepada lansia yang berkunjung ke Puskesmas Teling Atas Manado
cukup baik meskipun sebagian besar tidak mengetahui tanda gejala dan
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
2. Mayoritas responden dengan perilaku hidup bersih dan sehat lansia baik
sebanyak 76 (76,8%)
(81,8%)
B. Saran
1. Bagi Lansia
2. Bagi Puskesmas
agar kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat dapat dijalankan secara
afektif.
3. Penelitian selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Albar, (2018). Gambaran Kadar Asam Urat pada Wanita Menopause di. Dusun I
dan Dusun IV Wates Bumi Ratu Nuban Lampung
Bowen dkk., (2018). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta :
Salemba Medika
Calapi& Sari, (2014). Perubahan Fisik, Perilaku Seksual, dan Psikologis Pada
Wanita yang Mengalami Menopause. Jurnal STIKES RS. Baptis Kediri, Vol.
7 No. 1, Juli 2014, ISSN: 20850921
Dahlan, (2019). Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan (Edisi
5). Epidemiologi Indonesia, Jakarta
Depkes, 2018. Jumlah Penduduk Lanjut Usia Meningkat. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2020
Endang, (2018). Menjaga kesehatan di usia lanjut. Jurnal olahraga prestasi. Vol
11 No 2.
Fried LP, (2017). Experience Corps: A dual trial to promote the health of older
adults and children’s academic success. Contemp Clin Trials. 2013;36(1):1–
13.
3
Ganda Sigalingging (2020). Harga diri (self esteem) lansia yang mengalami
demensia. Skripsi
Guyton & Hall, (2017). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC
Hidayat, aziz alimul. (2015). Metode Penelitian kebidanan teknis analisis data.
In Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’budiyah.
Hida Shallyana, (2018). Keterkaitan Jenis Kelamin Perempuan dengan Lebih
Tingginya Risiko Menderita Penyakit Osteoporosis di Usia Lanjut.
Small GW, (2017). Healthy behavior and memory self-reports in young, middle-
aged, and older adults. Int Psychogeriatrics. 2013;25(6):981–9.
USA Bureau of The Cencus, (2019). National and State Population Estimates.
Kepada Yth
Calon Responden
Di Puskesmas Kaliwungu
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Dian Puspitasari
NIM : SK. 119 149
6
Dian Puspitasari
KUESIONER
A.Demografi
1. Umur : tahun
3. Agama :
8
4. Status : Menikah
Duda
Janda
5. Riwayat penyakit : HT DM
Jantung Stroke
Asam urat
sehari
Apakah anda mencuci rambut sekurang
kurangnya dua kali seminggu
Apakah anda tiap mencuci rambut menggunakan
shampo atau bahan pencuci rambut lainnya
Apakah anda sering menggunakan peralatan
rambut mandiri
Apakah anda sikat gigi setelah makan pagi dan
sebelum tidur
Apakah anda selalu menghindari makanan yang
bisa merusak gigi
Apakah anda sering melakukan pemeriksaan gigi
10 Apakah anda mencuci tangan dengan sabun
sebelum dan setelah makan
11 Apakah anda mencuci tangan dengan sabun
setelah buang air besar dan buang air kecil
12 Apakah anda mencuci kaki sebelum tidur
13 Apakah anda memotong kuku sekali dalam
seminggu
14 Apakah anda berolahraga setiap pagi
15 Apakah anda tiap berolahraga di dampingi
keluarga
16 Apakah setiap anda berolahraga lebih dari tiga
puluh menit sampai satu jam
17 Apakah anda tidur 6-7 jam dalam sehari
18 Apakah anda tidur dengan kondisi lingkungan
udara bersih, suasana tenang dan lampu tidak
silau
19 Apakah anda selalu tidur dengan lelap tanpa
terbangun tengah malam
20 Apakah anda makan dengan menu seimbang yaitu
dengan ikan, sayur,buah dan susu
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
Apakah anda menggunakan produk pembersih organ
reproduksi?
Apakah anda mengeringkan organ genitikal luar
dengan menggunkan tissue atau handuk kering setelah
buang air kecil?
Apakah menggunakan air sabun untuk membersihkan
organ reproduksi
10