Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, jamur (fungi) dikelompokkan sebagai tumbuhan. Namun,
dalam sistem klasifikasi lima atau enam kingdom oleh Whittaker, jamur dikelompokkan dalam
kingdom tersendiri, yaitu kingdom Fungi (jamur).
A. Ciri Jamur
Ciri/karakteristik jamur diantaranya yaitu eukariotik, memiliki dinding sel, dan tidak memiliki
klorofil. Jamur tidak memiliki klorofil, sehingga jamur tidak dapat membuat makanannya sendiri
yang berupa bahan organik. Bahan organik diperoleh dari lingkungannya, baik dari makhluk
hidup lain ataupun didapatkan dari sisa makhluk hidup.
3. Cara Hidup
Jamur hidup menyerap zat organik dari lingkungannya. Jamur bersifat heterotrof atau
memperoleh zat organik dari hasil sintesis organisme lain. Zat organik dapat berasal dari sisa-
sisa organisme mati dan bahan tak hidup atau pun dari organisme yang hidup. Berdasarkan
cara memperoleh makanannya, jamur dibedakan menjadi jamur yang bersifat saprofit, parasit,
dan mutual.
a. Saprofit
Jamur ini memperoleh zat organik dari sisa-sisa organisme mati dan bahan tak hidup. Misalnya
serasah (misalnya ranting-ranting/daun yang telah gugur dan melapuk), daun, pakaian, dan
kertas. Jamur ini berperan sebagai pengurai (dekomposer) utama. Penguraian oleh jamur
menyebabkan pelapukan dan pembusukan.
b. Parasit
Jamur yang bersifat memperoleh zat organik dari organisme hidup lain. Jamur dengan sifat ini
merugikan organisme inangnya karena dapat menyebabkan penyakti.
c. Mutual
Jamur ini saling menguntungkan dengan organismee inangnya. Contohnya, jamur yang
bersimbiosis dengan ganggang biru atau ganggang hijau membentuk lumut kerak (lichen).
Jamur membantu ganggang dalam menyerap air dan juga mineral, sedangkan ganggang akan
menyediakan bahan organik hasil fotosintesisnya bagi jamur. Contoh lain adalah jamur yang
bersimbiosis dengan akar tanaman tingkat tinggi membentuk mikoriza (jamur pada akar). Jamur
akan meningkatkan penyerapan air dan mineral dari tanah oleh akar tumbuhan
4. Habitat
Habitat jarmur berada di darat (terestrial) dan di tempat-tempat yang lembap. Namun demikian,
banyak pula jenis jamur yang hidup pada organisme/sisa-sisa organisme di laut atau air tawar.
Jamur ada yang dapat hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang asam. Dapat pula
hidup pada konsentrasi gula yang tinggi misalnya pada aselai. Jamur yang bersimbiosis dengan
ganggang membentuk lumut kerak dapat hidup di gurun, gunung salju, dan kutub. Ada pula
jenis jamur lain dapat hidup pada tubuh organisme lain secara parasit maupun simbiosis.
5. Reproduksi
Jamur melakukan reproduksi secara aseksual maupun secara seksual. Secara
aseksual (tidak kawin) terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur
uniseluler, serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan
spora aseksual (spora vegetatif) pada jamur multiseluler. Spora aseksual dapat berupa
sporangiopora atau konidiospora (spora konidia/konidia)/ sporangiospora dihasilkan
dari pembelahan mitosis sel dalam kotak spora (sporangium) yang terdapat pada ujung
sporangiofor.
Reproduksi secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan
secara singami (penyatuan sel atau hifa yang berbeda jenis).