Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR
Vol. 01 Nomor 01 Agustus 2020 Hal. 109 - 117
ABSTRAK
Guna menjamin mutu tenaga kesehatan di Indonesia pemerintah membuat suatu sistem berupa penerbitan
STR (Surat Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Ijin Praktek). STR dapat diterbitkan setelah tenaga kesehatan
tersebut mengikuti dan dinyatakan lulus dalam uji kompetensi dan berdasarkan STR tersebut Kepala
Dinas Kesehatan Kab/Kota menerbitkan SIP. STR dan SIP merupakan kewajiban bagi tenaga kesehatan
yang menjalankan praktek. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis mutu tenaga kesehatan di puskesmas
berdasarkan kepemilikan STR dan SIP serta pengawasannya di puskesmas. Penelitian ini merupakan
analisis data Riset Ketenagaan Kesehatan tahun 2017. Analisis dilakukan terhadap tenaga kesehatan yang
menjalankan praktek yakni dokter, dokter gigi, bidan, perawat dan farmasi yang bekerja di puskesmas
sebanyak 195.168 responden. Hasil utama menunjukkan bahwa sebanyak 78,8% nakes memiliki STR
yang masih berlaku sementara 12,5% STR sudah tidak berlaku. Dokter (95,6%) dan dokter gigi (96,6%)
merupakan profesi terbanyak yang memiliki STR yang masih berlaku. Hal yang sama terjadi pada
kepemilikan SIP. Dokter (93,0%) dan dokter gigi (92,4%) merupakan profesi terbanyak memiliki SIP.
Sebanyak 63,9% nakes tidak memiliki SIP. Pengawasan mutu nakes dilakukan oleh puskesmas tempat
nakes bekerja. Pengawasan mutu nakes meliputi inspeksi berkala kepemilikan STR/SIP, peringatan dan
tindak lanjut bagi nakes tanpa STR/SIP, serta pemberian sanksi rekomendasi pencabutan SIP bagi yang
terbukti melakukan pelanggaran disiplin. Simpulan utamapenelitian ini ditemukan pengawasan mutu
nakes merupakan hal yang penting bagi nakes dalam upaya bersaing di era pasar bebas. Namun belum
semua tenaga kesehatan yang menjalankan praktek, memiliki STR dan SIP. Perlu dilakukan sosialisasi
dan penerapan peraturan perundang-undangan di bidang pengembangan nakes agar mutu nakes Indonesia
lebih baik lagi.
Kata kunci: STR, SIP, mutu, tenaga kesehatan, puskesmas
ABSTRACT
In order to guarantee the quality of health workers in Indonesia the government established a system in
the form of issuance of STR (Registration Certificate) and SIP (Practice License). Research objectives,
analysis of the quality of health workers in puskesmas based on STR and SIP ownership and supervision
in puskesmas. Method of this research is an analysis of Health-Workers-Research data in 2017. The
analysis was conducted on health workers who carry out the practice of doctors, dentists, midwives,
nurses and pharmacy who worked at primary health care as many as 195,168 respondents. Main results
shows that 78.8% of health workers have a valid STR while 12.5% STR is no longer valid. Doctors
(95.6%) and dentists (96.6%) are the most professions that have a valid STR. The same thing happened to
SIP ownership. Doctors (93.0%) and dentists (92.4%) were the most professions having SIP and 63.9% of
health workers do not have SIP. Quality control of health workers is carried out by the health center
where health workers work. Quality control of health workers includes periodic inspection of ownership
of STR / SIP, warnings and follow-up for health workers without STR / SIP, as well as sanctioning the
recommendation for revocation of SIP for those proven to have committed disciplinary violations Main
conclusion, monitoring the quality of health workers is important thing to compete in the free market era.
But not all health workers who practice, have STR and SIP. Socialization and application of laws and
regulations in the field of health worker development need to be carried out for better quality.
Keywords: STR, SIP, quality, health workers, primary health care
109
AN-Nur: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR
Vol. 01 Nomor 01 Agustus 2020 Hal. 109 - 117
110
AN-Nur: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR
Vol. 01 Nomor 01 Agustus 2020 Hal. 109 - 117
pada Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) dan blok VII nomor 7047 dan nomor 7048
Kementerian Kesehatan sampai akhir tahun mengenai SK penetapan puskesmas,
2016 dan mengisi kuesioner saat pembinaan mutu tenaga kesehatan dan
pengumpulan data Risnakes 2017. Rincian pengawasan mutu tenaga kesehatan. Analisis
data yang digunakan adalah kuesioner data dilakukan secara deskriptif terhadap jenis
Risnakes petugas puskesmas (P2) blok III tenaga kesehatan yang menjalankan praktek,
nomor 3007, nomor 3021 dan nomor 3022 yakni dokter, dokter gigi, bidan, perawat dan
mengenai jenis tenaga, kepemilikan STR dan farmasi yang bekerja di puskesmas sebanyak
kepemilikan SIP), dan Kuesioner Risnakes 195.168 responden.
induk puskesmas (P1) blok IV nomor 4003
95.6 96.6
81.7 84.3
100 70.4
STR masih berlaku STR sudah tidak berlaku Tidak ada STR
111
AN-Nur: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR
Vol. 01 Nomor 01 Agustus 2020 Hal. 109 - 117
Namun banyak keluhan dari nakes dalam Sementara itu perawat (70,4%)
pengurusan STR. Keluhan yang ada antara merupakan nakes yang memiliki persentase
lain karena prosedur birokrasi yang panjang paling kecil terkait kepemilikan STR yang
dan waktu penyelesaian STR yang lama masih berlaku. Hal ini terkait dengan jumlah
karena memakan waktu berbulan-bulan kelulusan uji kompetensi perawat. Penelitian
bahkan tahun. Dibuatlah suatu terobosan lain menyatakan bahwa masih ada 31,39%
Kementerian Kesehatan Melalui MTKI, mahasiswa ners yang belum lulus uji
dalam upaya memotong prosedur birokrasi kompetensi nasional.6 Terdapat beberapa
yang sebelumnya panjang dan memakan faktor yang mempengaruhi kelulusan uji
waktu lama menjadi lebih singkat. Jika dulu kompetensi. Faktor yang berhubungan dengan
pengurusan STR hanya bisa dilaksanakan tingkat kelulusan uji kompetensi adalah
secara manual, maka sekarang pengurusan kesiapan uji kompetensi, prestasi akademik
STR bisa dilaksanakan secara online. atau nilai IPK dan motivasi perawat.7-9 Untuk
Pengurusan STR secara online mulai meningkatkan tingkat kelulusan uji
diberlakukan mulai bulan Maret 2016 dan kompetensi perlu ditingkatkan motivasi
secara bertahap pengurusan STR secara perawat serta meningkatkan prestrasi belajar
manual akan dihapus. Sistem Pelayanan dengan cara optimalisasi pembelajaran. Perlu
pembuatan STR secara online diberlakukan di pengaturan yang kuat untuk menjamin
Kantor Dinas Kesehatan Provinsi.4 Surat kompetensi lulusan perawat melalui
Tanda Registrasi (STR) berfungsi sebagai pengaturan sistem pendidikan tinggi
10
pengakuan atas kualifikasi profesi yang keperawatan di Indonesia. Kompetensi
dikeluarkan oleh pemerintah sebagai nakes akan mempengaruhi kualitas pelayanan
pemangku kepentingan yang bertanggung kesehatan yang diberikan dan citra pelayaan
jawab terhadap mutu tenaga kesehatan. kesehatan secara umum.
Dengan STR kesehatan tersebut maka tenaga Tabel 2. Distribusi Tenaga Kesehatan dengan
kesehatan dianggap layak dan mampu untuk Kepemilikan SIP, Risnakes 2017
melakukan pelayanan kesehatan kepada Jenis Memiliki SIP Tidak memiliki SIP
Nakes N % N %
masyarakat. Tenaga kesehatan yang tidak
Dokter 13.330 93,0 1.011 7,0
memiliki STR atau STR nya sudah tidak Dokter
5.811 92,4 476 7,6
berlaku namun masih melakukan praktek gigi
Bidan 29.543 33,9 57.693 66,1
pelayanan kesehatan, dapat dikenai sanksi Perawat 19.175 24,5 59.249 75,5
baik secara perdata, pindana maupun Farmasi 2.502 28,2 6.378 71,8
5 Total 70.361 36,1 124.807 63,9
administrasi.
112
AN-Nur: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR
Vol. 01 Nomor 01 Agustus 2020 Hal. 109 - 117
113
AN-Nur: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR
Vol. 01 Nomor 01 Agustus 2020 Hal. 109 - 117
yang perlu dilakukan oleh stakeholder yang Hasil penelitian juga menunjukkan
terkait dengan profesi tenaga kesehatan bahwa pengawasan mutu tenaga kesehatan
tersebut.(13),Selain itu upaya peningkatan mutu lebih banyak dilakukan oleh puskesmas
nakes akan memberikan hasil yang maksimal didaerah perkotaan dibandingkan dengan
jika disertai dengan adanya pengawasan. Hal daerah pedesaan dan daerah terpencil/sangat
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang terpencil. Hal ini dikarenakan jumlah dan
menyatakan bahwa peningkatan mutu nakes distribusi nakes lebih banyak ada di daerah
akan gagal memberikan manfaat yang perkotaan.15 Namun walaupun jumlah nakes di
diharapkan jika tidak disertai dengan luar daerah perkotaan lebih sedikit, tidak
14
pengawasan yang memadai. membuat pengawasan terhadap mutu nakes
Upaya pengawasan terhadap mutu tidak perlu dilakukan.
nakes meliputi input, proses pengembangan Stakeholder terkait pembinaan dan
karir sampai dengan outputnya. Kegiatan pengawasan mutu nakes meliputi Organisasi
pengawasan tersebut dilakukan dalam upaya Profesi nakes, Institusi terkait jenjang yang
pengendalian kualitas nakes melalui inspeksi lebih tinggi (contoh Badan PPSDM
berkala pembuktian dokumen-dokumen legal Kesehatan, MTKI), Badan Kepegawaian
nakes seperti ijazah, STR, SIP dan lainnya. Daerah, Bagian/bidang horizontal terkait
Pengawasan juga dilakukan pada praktek dalam institusi (contoh bagian kepegawaian
mandiri untuk mencegah pelayanan yang dan bidang pelayanan dasar), dan aparat
tidak sesuai standar. Kegiatan ini dilakukan penegak hukum. Perlu adanya integrasi dari
untuk memanta pelaksanaan aturan/standar berbagai pihak dalam upaya pelaksanaan
yang telah dilakukan. Dalam upaya pengawasan mutu nakes. Berbagai pihak yang
pengawasan mutu tersebut juga diberlakukan perlu berpartisipasi dalam mewujudkan nakes
pemberian sanksi bagi nakes yang terbukti yang kompeten dan ber etika adalah
melakukan pelanggaran disiplin. Upaya masyarakat pengguna, pemerintah pusat,
pelaksanaan disiplin atau taat kepada hukum organisasi profesi, institusi pendidikan,
dan peraturan yang berlaku dimulai dengan pemerintah daerah, komite etika profesi,
memberikan peringatan sampai dengan komite disiplin serta lembaga swadaya
16
mengeluarkan sanksi berupa rekomendasi masyarakat. Koordinasi dan harmonisasi
pencabutan STR/SIP nakes tersebut. Upaya antar sistem perlu dilakukan sehingga masing-
disiplin tersebut dilakukan agar nakes dapat masing pihak mampu mengidentifikasi peran
menghormati perjanjian kerja dengan dan kemampuannya dalam upaya peningkatan
2
organisasi sesuai dengan keahliannya. mutu nakes.
KESIMPULAN
114
AN-Nur: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR
Vol. 01 Nomor 01 Agustus 2020 Hal. 109 - 117
Belum semua tenaga kesehatan baik lanjut dalam rangka meningkatkan mutu
dokter, dokter gigi, perawat, bidan dan tenaga kesehatan di Indonesia. Perlu
farmasi yang memiliki STR yang masih koordinasi dari berbagai pihak terkait dan juga
berlaku. Demikian juga terkait SIP, belum stakeholder untuk bekerjasama dalam
semua tenaga kesehatan memilikinya. merumuskan dan juga melakukan pengawasan
Meskipun begitu sebagian besar dokter dan agar mutu tenaga kesehatan di Indonesia dapat
dokter gigi telah memiliki STR yang masih lebih baik lagi.
berlaku dan juga SIP. Perawat merupakan UCAPAN TERIMAKASIH
nakes yang paling banyak memiliki STR yang Kami berterima kasih kepada
tidak berlaku dan tidak memiliki STR. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Pengawasan mutu tenaga kesehatan telah (Litbangkes) Kementerian Kesehatan yang
dilakukan oleh sebagian besar puskesmas baik mengizinkan kami menggunakan karya
melalui inspeksi berkala kepemilikan, berharganya yakni Riset Ketenagaan di
maupun peringatan dan tindak lanjut bagi Bidang Kesehatan (Risnakes) tahun 2017.
nakes yang diketahui tidak memilki STR/SIP. DAFTAR PUSTAKA
Hanya sedikit puskesmas yang memberikan 1. Bappenas. Visi dan Arah
sanksi berupa pencabutan SIP bagi nakes yang Pembangunan Jangka Panjang (PJP)
terbukti melakukan pelanggaran disiplin. tahun 2005-2025. Badan Perenc
Pengawasan mutu tenaga kesehatan lebih Pembang Nas [Internet]. 2005;142.
banyak dilakukan oleh puskesmas didaerah Available from:
perkotaan dibandingkan dengan daerah https://www.bappenas.go.id/files/1814/
pedesaan dan daerah terpencil/sangat 2057/0437/RPJP_2005-2025.pdf
terpencil. 2. Lestari TRP. Analisis Ketersediaan
SARAN Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kota
Dalam era globalisasi di dunia serta Mamuju Provinsi Sulawesi Barat
pendapat bahwa Indonesia sebagai pasar Tahun 2014. Kaji Vol 21 No 1 Maret
potensial bagi masyarakat dunia termasuk 2016 hal 75 - 8876. 2016;1:75–88.
dalam pelayanan kesehatan, perlahan tapi 3. Kementerian Kesehatan BL. Laporan
pasti kita tidak dapat mencegah masuknya Riset Ketenagaan Kesehatan tahun
jasa-jasa pelayanan kesehatan asing. Untuk 2017. 2017.
itu, hal ini perlu dipesiapkan dengan baik 4. Harianto BA. Implementasi Kebijakan
sejak dini mutu tenaga kesehatan Indonesia Pembuatan Surat Tanda Registrasi
agar mampu memenangkan kompetisi (STR) bagi Tenaga Kesehatan Provinsi
terutama didalam negeri. Perlu upaya lebih Kalimantan Tengah. Pencerah Publik,
115
AN-Nur: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR
Vol. 01 Nomor 01 Agustus 2020 Hal. 109 - 117
Vol 6 Issue 1 April 2019, Page 26 - Adm Publik Oktober 2016, Vol 2 No
34. 2019;(April). 2, hal 373 - 380 e-ISSN 2460-1586.
5. Widyorini SR. KORELASI 2016;2(2):373–80.
REGISTRASI TENAGA 10. Lestari TRP. Pendidikan Keperawatan:
KESEHATAN TERHADAP Upaya Menghasilkan Tenaga Perawat
KOMPENTENSI TENAGA Berkualitas. Nurs Educ. 2014;5(1):1–
KESEHATAN DALAM 10.
PELAYANAN KESEHATAN 11. Wahyudi S. Tanggung Jawab Rumah
MASYARAKAT. Huk DAN Din Sakit Terhadap Kerugian Akibat
Masy VOL16 NO2 April 2019 ISSN Kelalaian Tenaga Kesehatan Dan
NO 0854-2031. 2019;16(0854):192–9. Implikasinya. J Din Huk.
6. Syah DZR. Hubungan Prestasi 2011;11(3):505–21.
Akademik Dan Faktor Eksternal 12. Mamarimbing, M., Fatimawali dan
Dengan Kelulusan Uji Kompetensi Bodhi W. Evaluasi Kelengkapan
Mahasiswa Keperawatan Stikes Resep dari Dokter Spesialis Anak
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. J padaTiga Apotek di Kota Manado. J
Keperawatan Muhammadiyah. Pharmachon [Internet]. 2012;Vol
2018;2(2). 1(2):45–51. Available from:
7. Yuniarti AM, Hadi H, Adiyanti M. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
Analisis Faktor-Faktor yang pharmacon/article/viewFile/485/378%
Berhubungan dengan Tingkat 0Ahttps://ejournal.unsrat.ac.id/index.p
Kelulusan Uji Kompetensi Mahasiswa hp/pharmacon/article/view/485
S1 Keperawatan di STIKES Majapahit 13. Hidayat Putra PP, Arso S, Wigati P.
Mojokerto. Medica Majapahit. Analisis Peran Stakeholder Dalam
2014;6(2):59–77. Kebijakan Surat Tanda Registrasi
8. Hartina A, Tahir T, Nurdin N, Djafar Tenaga Kesehatan Masyarakat Di Kota
M. Faktor Yang Berhubungan Dengan Semarang. J Kesehat Masy.
Kelulusan Uji Kompetensi Ners 2017;5(3):33–8.
Indonesia (Ukni) Di Regional 14. Griffiths F, Babalola O, Brown C, De
Sulawesi. J Persat Perawat Nas Kadt J, Malatji H, Thorogood M, et al.
Indones. 2018;2(2):65. Development of a tool for assessing
9. Alvin A. Analisis Faktor-Faktor Yang quality of comprehensive care
Mempengaruhi Kelulusan Uji provided by community health
Kompetensi Ners Indonesia. J Penelit workers in a community-based care
116
AN-Nur: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR
Vol. 01 Nomor 01 Agustus 2020 Hal. 109 - 117
117