Anda di halaman 1dari 9

Sistem Hukum Nasional

Sebelum menjadi sebuah negara merdeka, Indonesia pernah mengalami penjajahan dari
bangsa Eropa, seperti Inggris, Portugis, dan Belanda. Keinginan untuk lepas dari penjajahan
mencapai puncaknya pada 17 Agustus 1945. Pada saat itulah bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan sebagai awal berdirinya negara Indonesia. Berdirinya
negara Indonesia terbentuk atas beberapa unsur yang menjadi satu kesatuan. Unsur tersebut
meliputi rakyat, wilayah, pemerintahan yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain.

Dalam suatu negara tentu terdapat kepentingan warga negara yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, diperlukan adanya hukum agar kepentingan antarwarga negara tidak saling berbenturan.
Hukum memiliki pengaruh terhadap kelangsungan negara Indonesia. Sebagai negara hukum,
segala aspek yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia diatur
oleh hukum yang sah. Hukum yang sah dan sedang berlaku disebut hukum positif. Kehadiran
hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat membantu dalam menciptakan
keteraturan sosial.

Hakikat Hukum

Hukum dan warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Setiap warga negara tentu memiliki keinginan dan kepentingan
berbeda-beda. Untuk melindungi kepentingan warga negara dari pihak yang tidak
bertanggung jawab, hadirlah hukum di tengah masyarakat. Hukum tanpa adanya masyarakat
sama saj a nihil; Hukum merupakan unsur penting untuk mengatur kepentingan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Definisi hukum belum dapat
ditentukan secara pasti dan konkret.

a. Pengertian Hukum Menurut Ahli


Para ahli memberikan pendapatnya berkaitan dengan definisi hukum. Pendapat mengenai
pengertian hukum disampaikan oleh tokoh-tokoh sebagai berikut:
I) B.M. Maven

B.M. Mayors dalam bukunya yang berjudul De Algemene begrippen van het Burgerlijk
Recht berpendapat bahwa hukum adalah semua peraturan yang mengandung pertimbangan
kesusilaan, ditujukan pada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan menjadi pedoman
bagi penguasa negara dalam menjalankan tugasnya.

2) Leon Duguit

Leon Duguit adalah seorang ahli hukum dari Prancis yang pernah menempuh pendidikan di
Universitas Bordeaux. Tokoh ini merupakan salah satu pemikir hukum paling revolusioner.
Ia berpendapat hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan daya
penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai suatu jaminan
dari kepentingan bersama dan pelanggaran terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama
terhadap pelakunya

3) Van Kan

Van Kan berpendapat bahwa hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat
memaksa dan bertujuan untuk melindungi kepentingan manusia dalam masyarakat.

4) Aristoteles

Aristoteles adalah. seorang ahli berasal dari Yunani. Ia dijuluki sebagai bapak ilmu
pengetahuan. Ahli ini memiliki dua pandangan terhadap definisi hukum. Menurut Aristoteles,
hukum dalam arti sempit adalah hukum ketika masyarakat menaati dan menerapkannya
terhadap anggotanya, sedangkan hukum secara universal adalah hukum alam.

5) J. C. T. Simorangkir dari Woerdjono Sastropranoto

J .C.T. Simorangkir dan Woerdjono Sastropranoto mengemukakan pengertian hukum dalam


buku yang disusun bersama dengan judul Pelajaran Hukum Indonesia. Dalam buku tersebut,
hukum didefinisikan sebagai peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang menentukan
tingkah laku manusia dalam masyarakat. Peraturan-peraturan tersebut dibuat oleh badan-
badan resmi yang berwajib dan pelanggaran terhadapnya mengakibatkan diambilnya
tindakan, yaitu hukuman tertentu.

6) Wiryono Kusumo

Wiryono Kusumo berpendapat bahwa hukum adalah keseluruhan peraturan, baik yang ditulis
maupun yang tidak ditulis yang mengatur tata tertib dalam masyarakat dan pelanggarnya
akan dikenakan sanksi.

7) Ifhillip S. James

Phillip S. J ames berpendapat hukum adalah bagian aturan yang menjadi acuan atau dasar
tingkah laku manusia yang diberlakukan dan ditegakkan bagi seluruh anggota masyarakat di
suatu wilayah negara.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian hukum secara umum
yaitu seperangkat aturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Hukum dibuat Oleh pihak-pihak yang berwenang sehingga berdampak pada
munculnya sifat-sifat hukum. Sifat-sifat hukum tersebut sebagai berikut:

Hukum Bersifat Mengatur


Hukum memberikan suatu gambaran sekaligus pandangan mengenal perilaku yang boleh
dilakukan dan dilarang menurut hukum. Pada hakikatnya hukum hadir dalam kehldupan
manusia untuk mengatur tingkah laku manusia agar sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam
masyarakat. Hukum diciptakan agar setiap manusia tidak berperilaku sesuka hatinya tanpa
mempedulikan orang lain dan lingkungan sekitar. Jika masyarakat telah mampu berperilaku
sesuai hukum yang berlaku, tujuan hukum akan terwujud, yaitu menciptakan lingkungan
yang damai dan tertib hukum.

Hukum Bersifat Memaksa

Jika suatu aturan hukum dibuat dengan tidak sungguh-sungguh, aturan tersebut tentunya akan
diabaikan dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, hukum memiliki sifat memaksa. Setiap
produk hukum yang dihasilkan mengandung sanksi tegas bagi para pelanggamya sehingga
hukum hams ditaati. Adanya sanksi tersebut bertuj uan untuk menegakkan aturan hukum
dalam kehidupan masyarakat.

Hukum Bersifat Mengikat

Sifat mengikat yang dimiliki oleh hukum mengandung makna bahwa hukum berlaku bagi
semua orang, tanpa kecuali. Aturan hukum dibuat oleh pihak dan lembaga yang berwenang.
Hukum tidak hanya berlaku bagi orang-orang tertentu, tetapi berlaku bagi setiap orang yang
berada dalam wilayah setempat. Dengan demikian, hukum akan mengikat semua orang yang
ada dalam wilayah tersebut. . ' ' .

Hukum Bersifat Memaksa

Jika suatu aturan hukum dibuat dengan tidak sungguh-sungguh, aturan tersebut tentunya akan
diabaikan dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, hukum memiliki sifat memaksa. Setiap
produk hukum yang dihasilkan mengandung sanksi tegas bagi para pelanggamya sehingga
hukum hams ditaati. Adanya sanksi tersebut bertuj uan untuk menegakkan aturan hukum
dalam kehidupan masyarakat.

Hukum Bersifat Mengikat

Sifat mengikat yang dimiliki oleh hukum mengandung makna bahwa hukum berlaku bagi
semua orang, tanpa kecuali. Aturan hukum dibuat oleh pihak dan lembaga yang berwenang.
Hukum tidak hanya berlaku bagi orang-orang tertentu, tetapi berlaku bagi setiap orang yang
berada dalam wilayah setempat. Dengan demikian, hukum akan mengikat semua orang yang
ada dalam wilayah tersebut.

Hukum Bersifat Memaksa

Jika suatu aturan hukum dibuat dengan tidak sungguh-sungguh, aturan tersebut tentunya akan
diabaikan dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, hukum memiliki sifat memaksa. Setiap
produk hukum yang dihasilkan mengandung sanksi tegas bagi para pelanggamya sehingga
hukum hams ditaati. Adanya sanksi tersebut bertuj uan untuk menegakkan aturan hukum
dalam kehidupan masyarakat.

Hukum Bersifat Mengikat

Sifat mengikat yang dimiliki oleh hukum mengandung makna bahwa hukum berlaku bagi
semua orang, tanpa kecuali. Aturan hukum dibuat oleh pihak dan lembaga yang berwenang.
Hukum tidak hanya berlaku bagi orang-orang tertentu, tetapi berlaku bagi setiap orang yang
berada dalam wilayah setempat. Dengan demikian, hukum akan mengikat semua orang yang
ada dalam wilayah tersebut.

Pengertian Sistem Hukum

Sistem terdiri atas berbagai macam unsur yang membentuk suatu kesatuan dan saling terikat
satu sama lain. Sistem hukum merupakan satu kesatuan susunan dari aturan-aturan hidup
yang saling terikat satu sama lain. Sistem hukum nasional merupakan sistem hukum yang
diberlakukan di suatu negara serta memiliki batas teritorial berlakunya hukum nasional.
Hukum positif juga termasuk sistem hukum nasional. Sebagai negara hukum, Indonesia
memiliki produk hukum. Sebagian besar produk hukum Indonesia, baik hukum pidana
maupun perdata mendapat pengaruh sistem hukum Eropa Kontinental dan Anglo Saxon.
Pengaruh sistem hukum Eropa Kontinental ditunjukkan denganadanya hukum tertulis yang
berlaku di indonesia, sepertiundang-nndang, KUHP, dan KUHAP. Sebagian besar produk
hukum pidana maupun perdata merupakan hasil terjemahan dari Belanda yang
dikodiflkasikan. Pengaruh sistem hukum Anglo Saxon terlihat pada berlakunya yurisprudensi
sebagai sumber hukum da-lam memutuskan sebuah perkara yang belum diatur oleh undang-
undang. Pengaruh sistem hukum Barat tersebut disebabkan Indonesia merupakan negara
bekas jajahan Belanda.

Pengertian Sistem Hukum

Sistem terdiri atas berbagai macam unsur yang membentuk suatu kesatuan dan saling terikat
satu sama lain. Sistem hukum merupakan satu kesatuan susunan dari aturan-aturan hidup
yang saling terikat satu sama lain. Sistem hukum nasional merupakan sistem hukum yang
diberlakukan di suatu negara serta memiliki batas teritorial berlakunya hukum nasional.
Hukum positif juga termasuk sistem hukum nasional. Sebagai negara hukum, Indonesia
memiliki produk hukum. Sebagian besar produk hukum Indonesia, baik hukum pidana
maupun perdata mendapat pengaruh sistem hukum Eropa Kontinental dan Anglo Saxon.
Pengaruh sistem hukum Eropa Kontinental ditunjukkan denganadanya hukum tertulis yang
berlaku di indonesia, sepertiundang-nndang, KUHP, dan KUHAP. Sebagian besar produk
hukum pidana maupun perdata merupakan hasil terjemahan dari Belanda yang
dikodiflkasikan. Pengaruh sistem hukum Anglo Saxon terlihat pada berlakunya yurisprudensi
sebagai sumber hukum da-lam memutuskan sebuah perkara yang belum diatur oleh undang-
undang. Pengaruh sistem hukum Barat tersebut disebabkan Indonesia merupakan negara
bekas jajahan Belanda.

Unsur-Unsur Hukum:

1) Merupakan suatu aturan tentang tingkah laku manusia dalam masyarakat.


2) Terdiri atas perintah dan larangan
3) Dibuat oleh pihak dan lembaga yang berwenang.
4) Setiap aturan hukum yang diciptakan memiliki sifat mengatur, memaksa, dan mengikat
bagi warga negaranya.
5) Sanksi bersifat tegas dan nyata bagi para pelanggarnya.

Tujuan Adanya Hukum

Hukum dibutuhkan dalam kehidupan manusia untuk menjembatani kepentingan manusia.


Dibuatnya aturan Hukum bukan scmala-mata sebagai aturan tertulis, melainkan memiliki
tujuan & manfaat bagi kehidupan manusia. Menurut O. Noto Hamidjojo, hukum memiliki
tiga tujuan sebagai berikut:
1) Mendatangkan kehidupan yang damai dalam masyarakat.
2) Mewujudkan keadilan.
3) Menjaga supaya manusia diperlakukan sesuai harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Berdasarkan ketiga tujuan tersebut, tujuan
paling mendasar dari suatu hukum ialah untuk menghargai sesama manusia. Memperlakukan
manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya tanpa membedakan yang lemah dan yang kuat

Secara umum hukum memiliki tujuan sebagai berikut:


1) Menciptakan suasana damai dan tertib dalam lingkungan masyarakat.
2) Melindungi kepentingan masyarakat dari pihak yang tidak bertanggungjawab.
3) Memberikan kepastian hukum bagi warga negaranya.
4) Mencegah perilaku sewenang-wenang warga masyarakat terhadap orang lain.

Hukum yang hidup dalam masyarakat harus berasaskan keadilan. Hukum sebagai sarana
untuk menyelesaikan permasalahan. Penyelesaian masalah tidak dilakukan dengan cara main
hakim sendiri, serta bertindak sewenang-wenang terhadap orang lain. Setiap perkara hukum
hendaknya diselesaikan di pengadilan dengan perantara hakim melalui proses peradilan
sesuai undang-undang.

Jenis-Jenis Penggolongan Hukum

Sebagai suatu aturan yang mengatur tingkah laku manusia, hukum dapat digolongkan
menjadi beberapa jenis. Penggolongan hukum tersebut menyesuaikan dengan perkembangan
kebutuhan manusia. Meskipun demikian, hukum memiliki fungsi dan tujuan sama.
Penggolongan hukum dijabarkan sebagai berikut:
1) Berdasarkan Sumbernya
Hukum berdasarkan sumbernya digolongkan sebagai berikut:

a) Undang-Undang, melupakan peraturan tertulis yang dikeluarkan oleh pemerintah. Undang-


undang disusun oleh lembaga legislatif kemudian disahkan oleh presiden dan diundangkan
dalam lembaran negara.

b) Perjanjian antarnegara atau disebut traktat. Traktat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
perjanjian bilateral dan multilateral. Perjanjian bilateral merupakan perjanjian yang dilakukan
oleh dua negara saja, sedangkan perjanjian multilateral merupakan perjanjian yang dilakukan
oleh lebih dari dua negara. Traktat bersifat mengikat dan terbuka bagi negara anggota
perjanjian. Contoh perjanjian multilateral ialah keikutsertaan Indonesia menjadi anggota
ASEAN.

e) Yurisprudensi, merupakan salah satu sumber hukum yang dijadikan sebagai pedoman
hakim dalam memutuskan suatu perkara yang sebelumnya belum diatur dalam undang,
undang. Dalam memutuskan suatu perkara, hakim perlu mempelajari putusan-putusan hakim
terdahulu yang berhubungan dengan perkara sejenis yang akan diputuskan

d). Kebiasaan dan adat istiadat. Kebiasaan merupakan salah satu hukum tidak tertulis dalam
kehidupan masyarakat. Kebiasaan dijadikan sebagai sumber hukum karena keberadaannya
diakui sebagai norma dalam masyarakat. Kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama. Hukum adat merupakan hukum yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat dan dilakukan secara turun temurun

e) Doktrin merupakan pendapat ahli mengenai perkara hukum tertentu. Doktrin dijadikan
sebagai salah satu sumber hukum dalam memutuskan perkara serta dapat juga dijadikan
sebagai pertimbangan pembentukan suatu peraturan perundang-undangan

Berdasarkan Isinya
Berdasarkan isi atau kepentingan yang diatur, hukum dibedakan menjadi dua sebagai berikut:

a) Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur kepentingan antar warga negara. Hukum privat
lebih bersifat personal dan cara mempertahankannya dilakukan oleh tiap-tiap individu yang
berkepentingan. Contoh hukum privat ialah hukum perdata dan hukum dagang

b) Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur kepentingan publik atau kepentingan umum.
Hukum publik mengatur hubungan warga negara dengan negaranya. Upaya mempertahankan
hukum publik dilakukan oleh aparat negara. Hukum publik terdiri atas hukum tata negara,
hukum acara pidana, dan hukum internasional publik.

Berdasarkan bentuknya
Hukum berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a) Hukum tertulis, merupakan peraturan yang dapat kita lihat dan rasakan, serta kita ketahui,
Keberadaan peraturan tersebut berbentuk tulisan yang dicantumkan dalam lembaran negara
Hukum tertulis terdiri atas:
(1) Hukum tertulis yang dikodifrkasikan, yaitu hukum yang tersusun secara lengkap dan
sistematis, teratur dan dibukukan, sehingga tidak memerlukan lagi peraturan pelaksanaan,
Contoh KUH Pidana, KUH Perdata, dan KUH Dagang.
(2) Hukum tertulis yang tidak dikodifrkasikan, yaitu hukum yang bentuknya tertulis, tetapi
tidak disusun secara sistematis sehingga memerlukan peraturan pelaksanaan dalam
penerapannya. Contohnya undang-undang, peraturan pemerintah, dan keputusan presiden.

b) Hukum tidak tertulis atau kebiasaan, yaitu hukum yang hidup dan diyakini oleh warga
masyarakat. Hukum tersebut timbul karena adanya suatu kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama. Adanya kebiasaan dalam masyarakat dijadikan
sebagai norma hukum dan keberadaannya dipatuhi oleh masyarakat. Kebiasaan lahir dan
tumbuh dalam masyarakat itu sendiri. Hukum tidak tertulis dalam' masyarakat seperti adat
istiadat sedangkan hukum tidak tertulis dalam kegiatan kenegaraan berwujud konvensi.
Contoh konvensi ialah pidato presiden setiap 16 Agustus di depan MPR

Berdasarkan Cara Mempertahankannya


Berdasarkan cara mempertahankan hukum dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hukum
materiel dan hukum formil. Penjelasan hukum berdasarkan cara mempertahankannya sebagai
berikut:

a) Hukum materiel, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat.
Hukum materiel merupakan peraturan yang mengandung perintah dan larangan yang berlaku
umum. Hukum rpateriel memberikan pandangan tentang perilaku yang diperbolehkan dan
dilarang menurut hukum. Perintah dan larangan tersebut tertuang dalam peraturan, seperti
KUHPidana, KUH Perdata, dan undang-undang.

b) Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur tata cara melaksanakan dan mempertahankan
hukum materiel. Hukum formal disebut hukum acara. Contohnya hukum acara pidana dan
hukum acara perdata serta hukuman-hukuman yang dijatuhkan. Hukum formal terdiri atas
ketentuan yang mengatur pelaksanaan dari hukum materiel dan bersifat memaksa.

Berdasarkan Waktu Berlakunya Berdasarkan waktu berlakunya hukum dibedakan atas dua
jenis Sebagai berikut:

a) ius constitutuum (hukum positif), yaitu hukum yang sedang berlaku saat ini pada suatu
tempat dan waktu tertentu. Contoh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
b) Ius constituendum (hukum yang dicita-citakan), yaitu hukum yang akan ditetapkan pada
masa yang akan datang. Sebagai contoh rancangan undang-undang (RUU).

Berdasarkan Tempat Berlakunya Berdasarkan tempat berlakunya hukum dibedakan atas dua
jenis sebagai berikut.

a) Hukum nasional, yaitu hukum yang dibuat oleh suatu negara tertentu dan hanya berlaku
dalam batas-batas Wilayah tertentu.

b) Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan antarnegara. Cakupan


wilayah berlakunya tidak dibatasi oleh batas-batas negara. Hukum internasional berlaku
umum dan terbuka. Hukum ini mengikat negara anggota yang menjadi bagian dari hukum
internasional. Misalnya mengikat negara yang melakukan perjanjian internasional.

Berdasarkan Kekuatan Berlakunya atau Sifatnya


Menurut kekuatan berlakunya hukum dapat dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut.

a) Hukum yang bersifat memaksa, yaitu aturan hukum yang dalam keadaan konkret menjadi
prioritas untuk dilaksanakan. Hukum ini tidak dapat dikesampingkan oleh pihak-pihak yang
terliba. Aturan hukum harus dijalankan dan dipatuhi oleh pihak-pihak tersebut. Sebagai
contoh, pelaksanaan hukum pidana. Seseorang yang melakukan tindak pidana wajib
mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum dan tidak boleh mengesampingkan
aturan pidana yang menjeratnya.
b) Hukum yang bersifat mengatur, yaitu aturan hukum yang dapat dikesampingkan para
pihak yang bersangkutan. Hukumbbukan menjadi prioritas utama, melainkan menjadi
pelengkap jika diperlukan. Contohnya dalam perjanjian utang piutang pihak yang terlibat
dalam utang piutang tersebut dapat menyepakati akan menggunakan peraturan hukum atau
tidak selama perjanjian tersebut berlangsung

Berdasarkan Wujudnya
Berdasarkan wujudnya hukum dibedakan atas dua jenis sebagai berikut:

a) Hukum objektif, yaitu hukum yang lebih menekankan pada substansi hukum itu sendiri.
Hukum objektif mengatur semua hubungan hukum yang terjadi dalam masyarakat, baik antar
masyarakat maupun masyarakat dengan negara. Hukum objektif tidak hanya mengatur
kelompok tertentu, karena hukum objektif bersifat umum

b) Hukum subjektif, yaitu hak dan kewajiban seseorang yang diperoleh berdasarkan hukum
objektif yang berlaku. Hukum subjektif lebih menitik beratkan pada pelaksanaan hukum
objektif yang berpusat pada subjek hukum tertentu. Contohnya perjanjian sewa-menyewa
tempat usaha. Orang yang menyewa tempat usaha memiliki kewajiban untuk membayar
harga sewa sesuai kesepakatan. Setelah penyewa membayarnya akan timbul haknya, yaitu
menempati dan menjadikan tempat yang disewa sebagai tempat usaha. Kewajiban yang
muncul pada pemilik tempat ialah berkewajiban menyewakan tempat usaha tersebut setelah
dilakukan pembayaran. Pemilik tempat memiliki hak untuk menerima pembayaran
penyewaan tempat yang telah disepakati bersama.

Berdasarkan luas berlakunya


Berdasarkan luas berlakunya hukum digolongkan menjadl dua Jenis sebagai berikut:

a) Hukum umum adalah aturan hukum yang dibuat oleh pihak dan lembaga yang berwenang.
Hukum ini berlaku pada umumnya. Hukum umum berlaku bagi setiap orang tanpa kecuali.
Contohnya, peraturan lalu lintas yang mengatur etika berkendara dl Jalan raya.

b) Hukum khusus adalah aturan hukum yang dibuat hanya berlaku untuk aspek dan golongan
tertentu yang bersifat khusus. Hukum ini hanya berlaku bagi aspek tertentu dan bagi orang-
orang tertentu serta tidak berlaku secara umum. Contoh hukum khusus ini ialah berlakunya
hukum pidana militer. Hukum pidana militer hanya berlaku bagi para prajurit militer dan
tidak berlaku untuk masyarakat umum.

Anda mungkin juga menyukai