Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Karakteristik Dan Konsep APTL Berdasarkan Teori


Analisis Transaksional
Di susun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : analisis perubahan tingkah laku
Dosen Pengampu : Fatkhur Rohman,S.Pd.M.Pd

Di susun oleh :
Nama : Dwiki Firmansyah
Nim : 202031022

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Karakteristik dan konsep APTL berdasarkan teori analisis transaksional ”.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan sehingga dapat menjadi bekal hidup kita, baik di dunia maupun
akhirat.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Analisis pengubahan tingkah laku”. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Karakteristik dan konsep APTL
berdasarkan teori analisis transaksional” bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami menyadari, tersusunnya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fatkhur
Rohman,S.Pd.M.Pd. selaku dosen pada mata kuliah Analisis pengubahan tingkah
laku yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua guna
penyempurnaan makalah ini.

Kudus,30 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….2
Daftar isi………………………………………………………………………...3
BAB I
A. Latar Belakang………………………………………….…………………….4
B. Rumusan Masalah………………………………….…………………………5
C. Tujuan………………………………………….……………………………..5
BAB II
A. Konsep dasar pandangan AT tentang manusia ………………………………6

B. Sruktur Kepribadian…………………………………………………………..7

C. Perkembangan Kepribadian ………………………………………………….8

D. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah…………………….……………………..9


BAB III
A. SIMPULAN .................................................................................................. 11

B. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..…….. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis Transaksional (AT) adalah psikoterapi transaksional yang
dapat di gunakan dalam terapi individual, terapi lebih cocok untuk di
gunakan dalam terapi kelompok. AT berbeda dengan sebagian besar terapi
lain karena merupakan suatu terapi kontraktual dan desisional. AT
melibatkan suatu kontrak yang di buat oleh klien, yang dengan jelas
menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses terapi. AT juga berfokus pada
putusan-putusan awal yang di buat oleh klien dan menekankan
kemampuan klien untuk membuat putusan-putusan baru. AT menekankan
aspek-aspek kognitif rasional-behavioral dan berorientasi kepada
peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat putusan-
putusan baru dan mengubah cara hidupnya.
Pendekatan ini dikembangkan oleh Eric Berne, berlandaskan suatu teori
kepribadian yang berkenaan dengan analisis structural dan transaksional.
Teori ini menyajikan suatu kerangka bagi analisis terhadap tiga kedudukan
ego yang terpisah, yaitu: orang tua, orang dewasa, dan anak. Pernyataan-
pernyataan operasional yang jelas menandai AT ini. Teori berne
menggunakan beberapa kata utama dan menyajikan suatu kerangka yang
bias di mengerti dan di pelajari dengan mudah. Kata-kata utamanya adalah
orang tua, orang dewasa, anak, putusan, putusan ulang, permainan,
sekenario, pemerasan, dicampuri, pengabaian, dan ciri khas. Karena sifat
operasional AT, dengan kontraknya , taraf perubahan klien bisa di bentuk.
Sifat kontraktual proses terapeutik AT cenderung mempersamakan
kekuasaaan terapis dan klien. Adalah menjadi tanggung jawab klien untuk
menentukan apa yang akan di ubahnya. Agar perubahan menjadi
kenyataan, klien mengubah tingkah lakunya secara aktif. Selama

4
pertemuan terapi, klien melakukan evaluasi terhadap arah hidupnya,
berusaha memahami putusan putusan awal yang telah di buatnya, serta
menginsafi bahwa sekarang dia menetapkan ulang dan memulai suatu arah
baru dalam hidupnya. Pada dasarnya, AT berasumsi bahwa orang-orang
bisa belajar mempercayai dirinya sendiri, berfikir dan memutuskan untuk
dirinya sendiri, dan mengungkapkan perasaan-perasaannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar pandangan AT tentang manusia?
2. Apa pengertian Struktur kepribadian?
3. Bagaimana Perkembangan kepribadian?
4. Apa itu Asumsi tingkah laku bermasalah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu konsep dasar pandangan at tentang
manusia
2. Untuk mengetahui pengertian struktur kepribadian.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kepribdian
4. Untuk mengetahui asumsi tingkah laku bermasalah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pandangan AT Tentang Manusia


Dalam sub pokok bahasan ini menurut Lutfi Fauzan (1994:49)
mengemukakan pandangan dasar tentang hakikat manusia, Menurut Eric Berne
sebagai pendiri dan pengembang utama, konseling analisis transaksional memiliki
pandangan yang optimis tentang hakikat manusia yaitu manusia pada dasarnya
baik. Pandangan ini dapat dikemukakan secara singkat sebagai berikut :
 Manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan untuk hidup sendiri.
Meskipun pengalaman-pengalaman masa lalu terutama perkembangan awal
ketika SEO dan SEA mulai terbentuk atau orang tua/orang penting lainnya
banyak pegang peran bagi kehidupan anak sangat mempengaruhi kehidupannya
pada masa sekarang. Namun Berne yakin bahwa manusia memiliki potensi untuk
mengelola dirinya, termasuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya
sehingga ia menjadi individu yang otonom dan mandiri-terlepas dari
ketergantungan terhadap yang lain.
Berkaitan dengan pandangan dasar diatas, Berne meyakini bahwa manusia
mempunyai kemampuan untuk membuat rencana-rencana kehidupan kemudian
memilih dan memutuskan rencana-rencana terbaik bagi dirinya rencana-rencana
yang telah dibuatnya itu terus dimiliki sesuai dengan irama perkembangan
hidupnya ia dapat memutuskan rencana yang lebih baik lagi bagi kehidupan
selanjutnya. Berdasarkan keyakinan ini, Berne beranggapan bahwa klien yang
,mengalami masalah tanpa pemperhatikan tingkat kesulitan emosionalnya tidak
hanya Manusia adalah makhluk yang memiliki potensi untuk membuat keputusan.
 Dapat dibantu melainkan dapat disembuhkan secara total.
 Manusia dalah makhluk yang bertanggung jawab.

6
 Manusia bukan hanya mampu hidup mandiri atau membuat keputusan untuk
dirinya, namun ia dapat juga mampu bertanggung jawab atas pilihan dan putusan
yang diambilnya dan konsekuensi yang diakibatkannya.
B. Struktur Kepribadian
Analisis transaksional meyakini pada diri individu terdapat unsur-unsur
kepribadian yang terstruktur dan itu meruakan satu kesatuan yang disebut dengan
“ego state”. Adapun unsur kepribadian itu terdiri dari:
 Ego State Orang Tua (Parent)
Ego state orang tua cenderung memiliki ciri-ciri antara lain : menasehati,
kritik, berperilaku sesuai dengan aturan atau ketentuan instuisi yang berperan
penting selama masa pendidikan seseorang. Terdapat dua jenis ego state orang
tua, yaitu:
 Orang tua yang membimbing (nurturing parent)
Ciri –ciri orang tua yang membimbing adalah empatik dan penuh
pengertian, peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, serta
menilai dan memberi batasan benar salah yang tegas.
 Orang tua yang mengkritik (critical parent)
Ciri-cirinya adalah keras. Sering kali mengatakan “tidak”, “jangan”.
Pada saat berbicara pada umumnya sambil menunjuk.
 Ego State Orang Dewasa (Adult)
Ciri-ciri dari ego state ini adalah berpikir logis berdasarkan fakta-fakta
obyektif dalam mengambil keputusan, nalar, tidak emosional, dan bersifat
rasional. Ego state orang dewasa adalah bagian dari obyektif dari individu di
mana ia menerima, menyimpan, memproses, dan mengirim informasi kembali
berasarkan opini dan perasaan.
 Ego State Anak-anak (Child)
Ego state anak-anak terdiri dari perasaan, impuls-impuls dan spontanitas.
Biasanya ditandai dengan ciri-ciri spontan, memiliki kebutuhan, perasaan, dan
keinginan untuk bereksplorasi atas peristiwa-peristiwa internal yang direspon
dengan melihat, mendengar, dan memahami sesuatu, menipulasi lingkungan

7
seperti menunjukkan sikap manja dan menangis. Terdapat tiga jenis ego state
anak, yaitu:
a) Anak yang alamiah (natural child), Cirinya adalah spontan
mengungkapkan perasaan dan keinginannya baik emosi positif
maupun negatif.
b) Profesor kecil (the little professor), Anak yang menunjukkan
“kebijaksanaan” anak-anak. Cirinya adalah egosentris, manipulatif,
dan kreatif.
c) Anak yang menyesuaikan diri (adapted child), Ego state yang
melakukan penyesuaian diri terhadap ego state orang tua yang
dimainkan orang lain. Terdapat dua jenis ego state dalam ego state
anak yang menyesuaikan diri, yaitu:
1. Anak yang penurut (conforming child) Ego state yang
melakukan apa yang dikehendaki orang lain bukan ungkapan
perasaan dan keinginan sebenarnya.
2. Anak yang pemberontak (rebellious child) Ego state yang
melakukan apa yang bertentangan dengan kehendak orang lain.
Misalnya : ungkapan “tidak mau”, “masa bodoh.”
C. Perkembangan Kepribadian
Ada 2 ciri struktur perkembangan kepribadian yaitu:
 Ciri-ciri kepribadian sehat menurut Hansen (dalam Taufik, 2009: 111)
adalah:
 Individu dapat menampilkan ego statenya secara luwes sesuai
tempat ia berada.
 Individu berusaha menemukan masalah hidupnya secara bebas
serta memungkinkan pula ia memperoleh sentuhan secara bebas
pula.
 Memilih posisi hidup revolusioner, saya OK kamu OK.
 Ego statenya bersifat fleksibel tidak kaku dan tidak cair.

8
 Ciri-ciri kepribadian yang abnormal adalah:
 Kecenderungan untuk memilih posisi devolusioner, obvolusioner
dan pada dirinya ada unsur tidak OK.
 Kecenderungan untuk menggunakan ego state yang tunggal untuk
situasi yang berbeda.
 Ego state yang ditampilkannya terlalu cair sehingga tidak ada batas
antara ego state yang satu dengan yang lainnya.
 Ego statenta tercemar, misalnya ego state adult dicemari oleh ego
state child, dan ego state parent.
D. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
Pendekatan analisis transaksional berlandaskan suatu teori kepribadian yang
berkenaan dengan analisis struktural dan transaksional. Teori ini menyajikan suatu
kerangka bagi analisis terhadap tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu: orang
tua, dewasa, anak. Sifat kontraktual proses terapeutik analisis transaksional
cenderung mempersamakan kedudukan konselor dan klien. Adalah menjadi
tanggung jawab klien untuk menentukan apa yang akan diubahnya. Pada
dasarnya, analisis transaksional  berasumsi bahwa manusia itu:
 Manusia memiliki pilihan-pilihan dan tidak dibelenggu oleh masa lampaunya
(Manusia selalu berubah dan bebas untuk menentukan pilihanya). Ada tiga
hal yang membuat manusia selalu berubah, yaitu :
 Manusia (klien) adalah orang yang “telah cukup lama menderita”, karena itu
mereka ingin bahagia dan mereka berusaha melakukan perubahan.
 Adanya kebosanan, kejenuhan atau putus asa. Manusia tidak puas dengan
kehidupan yang monoton, kendatipun tidak menderita bahkan
berkecukupan.
 Keadaan yang monoton akan melahirkan perasaan jenuh atau bosan, karena
itu individu terdorong dan berupaya untuk melakukan perubahan.
Analisis transaksional didesain untuk mendapatkan pemahaman tentang
emosional dan juga intelektual, tetapi harus difokuskan pada aspek-aspek yang

9
jelas dan rasional, konselor memiliki karakteristik sebagian besar sebagai penaruh
perhatian pada isu kognitif dan didaktif. Konselor membantu klien dalam hal
menemukan kondisi maa lalu yang tidak menguntungkan, yaitu menentukan
keputusan awal, menggunakan rencana hidup, serta mengembangkan strategi
dalam hal menangani orang-orang yang pada saat ini ingin mereka pertimbangkan
kembali.Konselor tidak memainkan peran sebagai pakar superior yang terpisah,
dan berjauhan tempatnya, yang ada disana untuk menyembuhkan “pasien yang
sakit”. Sebagian besar dari teoritikus AT menekankan pada pentingnya hubungan
yang sederajat dan menunjuk pada kontrak terapi sebagai bukti bahwa konselor
dan klien adalah mitra dalam proses konseling itu. Maka, konselor membawa
pengetahuan mereka dalam konteks kontrak yang jelas dan khas yang
diinisiatifkan oleh klien.

Karakteristik terapis adalah sebagai penolong klien untuk mendapatkan


perangkat yang dibutuhkan untuk mendapatkan perubahan.Konselor mendorong
serta mengajar klien untuk menaruh kepercayaan pada Orang Dewasa, mereka
sendiri dan bukan Orang Dewasanya konselor.Praktek AT kontemporer
menekankan bahwa tugas kunci konselor adalah untuk membantu klien
menemukan kekuatan internal mereka untuk mendapatkan perubahan dengan
jalan mengambil keputusan yang lebih cocok sekarang, sebagai lawan dari terus
saja hidup berdasarkan keputusan yang kuno yang telah klien buat pada masa
kanak-kanak.Karakteristik sebenarnya dari konselor adalah membiarkan
klien/konseli menemukan kekuatan mereka sendiri.

10
BAB III

PENUTUP

Simpulan
Analisis transaksional merupakan salah satu pendekatan Psychotherapy yang
menekankan pada hubungan interaksional. Transaksional maksudnya ialah
hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain

Pendekatan Analisis transaksional dikembangkan oleh Eric Berne. Dalam


mengembangkan pendekatan ini Eric Berne menggunakan berbagai bentuk
permainan orang tua, orang dewasa, dan anak. Dari eksperimen ini Berne
mengamati bahwa kehidupan sehari-hari banyak ditentukan oleh bagaimana
ketiga statuz ego (anak,dewasa dan orang tua) saling berinteraksi dan hubungan
antara ketiga status ego itu dapat mendorong pertumbuhan diri seseorang, tetapi
juga dapat merupakan sumber-sumber gangguan psikologis.

11
Daftar pustaka

Nurkhomisah.2015.Pendekatan Konseling Analisis Transaksional.Dikutip dari


https://nurukomisa.wordpress.com/2015/06/12/pendekatan-konseling-analisis-
transaksional/ diakses pada September 2021
Tuasikal,Jumadi.2016.Konseling Analisis Transaksional(Berne).Dikutip dari
https://lenterakonseling.blogspot.com/2016/03/konseling-analisis-transaksional-
berne.html diakses pada september 2021
file:///C:/Users/Acer/Downloads/79-Article%20Text-88-1-10-20180327%20(1).pdf
https://pembelajaranbimbingandankonseling.blogspot.com/2016/11/teori-analisis-
transaksional.html diakses pada september 2021
Nuriah,Enung Sinta.2017.Teori Konseling Analisis Transaksional.Dikutip dari
http://eshintanuriah.blogspot.com/2017/09/teori-konseling-analisis-transaksional.html
diakses pada september 2021

12

Anda mungkin juga menyukai