2.2.2. Pengujian Menggunakan PUNDIT (UPV Test)
PUNDIT adalah singkatan dari portable ultrasonic non-destructive digital
indicating tester atau dapat juga disebut UPV Test (Ultrasonic Pulse Velocity Test).
Alat ini termasuk salah satu alat uji non-destructive atau pengujian tanpa merusak
objek struktur yang diuji. Alat ini digunakan untuk mendapatkan/mengetahui nilai
porositas/kepadatan pada struktur beton. Dari kepadatan tersebut kita dapat
mengetahui mutu pada beton tersebut.
Cara kerja alat ini menggunakan gelombang ultrasonik yang dipancarkan
dari satu titik ke titik satunya. Cepat rambat gelombang tersebut dipengaruhi oleh
kepadatan beton/benda uji. Semakin padat dan homogen suatu beton maka makin
cepat pula gelombang merambat dari satu titik ke titik satunya, begitu pula
sebaliknya. Alat ini akan memberikan nilai waktu yang diperlukan gelombang
ultrasonik untuk mencapai dari satu titik ke titik satunya. Terdapat ketentuan dalam
melakukan pengujian dangan menggunakan pundit sebagai berikut:
1. Jika beton yang diuji terdapat tulangan maka akan mempengaruhi kecepatan
rambat gelombang dan mempengaruhi nilai cepat rambat 1,2 hingga 1,9
dibandingkan beton tanpa tulangan. Oleh karena itu sebelum alat digunakan
dilakukan kalibrasi untuk menentukan angka koreksi dan dijadikan standar.
Atau adapula nilai kalibrasi pundit 25,8 x 10-6 s.
2. Untuk panjang lintasan (L) 400 mm switch yang dipilih pada 1 µS.
3. Untuk panjang lintasan (L) 400 mm switch yang dipilih pada 0,1 µS.
Dalam pengujian dilapangan dengan menggunakan alat pundit tidak selalu
objek yang ditinjau dapat mudah dilakukan pengujian. Oleh sebab itu pengujian
dengan menggunakan alat pundit dapat dilakukan dengan 3 cara seperti penjelasan
berikut ini:
1. Direct transmission (secara langsung) seperti pada Gambar 8,
Gambar 10. Metode pengujian dengan alat pundit secara semi langsung.
Dalam memperkirakan hubungan kecepatan gelombang dengan kondisi
beton tidaklah mudah. Sebab kondisi beton tersebut dapat mempengaruhi kerja alat
pundit, berikut faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya:
1. Perbandingan komposisi campuran beton yang digunakan
2.3. Analisis Struktur
Analisis struktur dilakukan untuk mendapatkan nilai gaya-gaya dalam yang
terjadi pada struktur tersebut. Analisis struktur yang dilakukan beserta
ketahanannya terhadap beban gempa yang mengacu pada Tata Cara Perencanaan
Ketahan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 03-1726-
2012)
2.3.1. Pembebanan
Dalam melakukan pemodelan analisis struktur dilakukan pembebanan yang
meliputi Beban Mati, Beban Hidup, Beban Angin dan Beban Gempa. Beban mati,
beban hidup dan beban angin mengacu pada PPPURG tahun 1987 dan SNI 1727-
2013. Untuk beban gempa didapatkan dengan analisis gempa statik ekuivalen dan
gempa dinamik yang mengacu pada SNI 03-1726-2012.Beban-beban tersebut
nantinya akan dimasukan ke dalam pemodelan.
2.3.2. Kombinasi Pembebanan
Beban-beban yang digunakan dalam analisis struktur harus dianggap
bekerja dalam kombinasi-kombinasi beban tertentu. Dari beberapa kombinasi
tersebut akan menghasilkan berbagai macam dampak yang terjadi pada
beban
bangunan gedung. Menurut SNI 1727-2013 terdapat kombinasi pembebanan
sebagai berikut,
1) D
2) D + L
3) D + (Lr atau S atau R)
4) D + 0,75L + 0,75(Lr atau S atau R)
5) D + (0.6 W atau 0,7 E)
6.a) D + 0,75L + 0,75(0,6W) + 0,75 (Lr atau S atau R)
6.b) D + 0,75L + 0,75(0,7E) + 0,75S
7) 0,6D + 0,6W
8) 0,6D + 0,7E
Keterangan:
D = Beban mati
L = Beban hidup
Lr = Beban hidup atap
S = Beban salju
R = Beban hujan
W = Beban angin
E = Beban gempa
2.3.3. Analisis Kapasitas Struktur
Analisis kapasitas struktur dapat dilakukan dengan cara pemodelan
dilakukan struktur setiap komponen struktur seperti balok, kolom, pelat dan
lainnya. Analisis yang dilakukan meliputi meliputi kapasitas lentur, kapasitas geser,
dan kapasitas torsi. Dalam perhitungannya analisis kapasitas struktur mengacu pada
SNI 2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.
1. Analisis Kapasitas Kolom Terhadap Aksial dan Lentur
Dalam SNI 2847-2013 dijelaskan bahwa elemen struktur kolom harus
mampu untuk menahan gaya aksial dari beban terfaktor pada semua lantai atau atap
dan momen maksimum dari beban terfaktor pada satu bentang lantai atau atap
bersebelahan dengan yang ditinjau. Berikut ini adalah tahap-tahap perhitungan
kapasitas dan lentur kolom diantaranya:
…………………………………………(persamaan 3)
Keterangan:
Q = Indeks stabilitas
∑Pu = Jumlah gaya aksial terfaktor semua kolom pada lantai
yang ditinjau
Δo = Simpangan antar lantai pada lantai yang ditinjau
Vu = Jumlah gaya lateral terfaktor semua kolom pada lantai yang
ditinjau
𝑙𝑐 = Tinggi kolom lantai yang ditinjau