6427 13986 1 PB
6427 13986 1 PB
2 – November 2015
Abstract: The traditional Javanese wedding ceremony is a heritage palace that used to
be held by the royal family, but also with the times, wedding cultural customs prevalent in
society to foreign countries. One of the indigenous culture of marriage is still held is being
washed cultural customs Javanese wedding custom bridal spray Javanese culture has an
idea of watering or bathing the bride in order to groom the holy birth and his inner clean
and ready to begin married life.
Supplies spray bride among others, tumpeng lengkap, tumpeng robyong, tumpeng
gundul, jajan pasar, bunga tujuh rupa, kendi yang berisi dari tujuh sumber mata air
bertuah, kain batik wahyu tumurun, cendol, uang kreweng dari tanah liat, kloso bongko,
daun tolak balak, and others. Attachments are presented have meaning and philosophy
of life guidance so that the bride can wade life happy and prosperous.
Indigenous culture Javanese wedding splash at the present time are widespread in
various layers of the Java community both in domestic and in foreign countries, even The
alien keen to learn, because have noble philosophy, for it needs to be socialized by the
media about the culture of indigenous customary marriage Java completely.
Abstrak: Upacara perkawinan adat Jawa merupakan warisan tradisi keraton yang dulu
hanya boleh diselenggarakan oleh keluarga keraton saja, akan tetapi dengan
perkembangan zaman, adat budaya perkawainan berkembang luas di masyarakat
sampai manca Negara. Salah satu dari adat budaya perkawinan yang sampai saat ini
masih dilaksanakan adalah adat budaya siraman pengantin Jawa, adat budaya siraman
pengantin Jawa mempunyai pengertian menyirami atau memandikan calon pengantin
agar pengantin bersih suci lahir dan batinnya dan siap memulai kehidupan berumah
tangga.
Perlengkapan siraman pengantin antara lain, tumpeng lengkap, tumpeng robyong,
tumpeng gundul, jajan pasar, bunga tujuh rupa, kendi yang berisi dari tujuh sumber mata
air bertuah, kain batik wahyu tumurun, cendol, uang kreweng dari tanah liat, kloso
bongko, daun tolak balak, dan lain-lain. Perlengkapan yang disajikan mempunyai makna
dan filosofi tuntunan hidup agar calon pengantin dapat mengarungi kehidupanyang
bahagia dan sejahtera.
Adat budaya siraman pengantin Jawa pada masa kini berkembang luas diberbagai
lapisan masyarakat Jawa baik di nusantara maupun di manca Negara, bahkan orang
asingpun tertarik untuk mempelajarinya, karena…….mempunyai filosofi yang luhur, untuk
itu perlu disosialisasi dengan berbagai media tentang adat budaya perkawinan adat Jawa
dengan lengkap.
1
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
dalam setiap pesan yang disampaikan kurang dari tujuh sampai dengan sembilan
kepada kedua mempelai sebagai tuntunan orang. Pertama yang menyirami adalah
bekal hidup berumah tangga. Dan ayah, ibu, lalu kerabat lainnya dan terakhir
menurut pesan Bapak H. Susilo adalah perias pengantin dan masing-
Bambang Yudhoyono Presiden RI dalam masing sesepuh melaksanakan siraman
rangka melaksanakan hajat mantu putera sebanyak tiga kali dengan gayung dari
ke dua, “Benar menurut agama, indah tempurung kelapa (Perkawinan, 2002 :
menurut budaya” (Nova, 2011 : 6). Salah 111). Jumlah sembilan orang sesepuh,
satu dari adat budaya pengantin Jawa menurut budaya keraton Surakarta untuk
mengenai siraman pengantin. Adat pengertian adalah mengenang keluhuran
budaya siraman pengantin dengan segala wali songo (wali sembilan) yang bermakna
kelengkapannya mengandung nilai filosofi manunggalnya Jawa dengan Islam. Selain
yang penuh pesan tentang tatanan itu angka sembilan juga bermakna
kehidupan yang akan diarungi oleh “Bababan bawa songo” yang harus
pengantin berdua, adat budaya siraman dikendalikan (Mahligai, 2007 : 22).
pengantin dengan segala kelengkapannya Perlengkapan-perlengkapan dan
bermula dari zaman Islam masuk di tanah syarat-syarat lain yang disiapkan
Jawa yang tercermin dari salah satu mengandung simbol-simbol nilai filosofi
prosesi siraman yaitu berwudhu dengan dan tuntunan hidup, antara lain : tumpeng
air kendi yang diambil dari tujuh bagian lengkap, tumpeng robyong, tumpeng
sumber mata air yang bertuah, menurut gandul, jajan pasar, jambangan yang diisi
KRAY. TG Ami Soekardi dalam tulisannya dengan air dan bunga tujuh rupa (manca
mengenai prosesi pengantin adat Solo warna), kendi yang berisi dari tujuh
(Mahligai, 2007 : 22). Acara siraman sumber mata air bertuah, dll.
dilakukan sehari sebelum akad nikah
adapun tujuan dari prosesi siraman PEMBAHASAN
pengantin ialah memandikan calon 1. Tinjauan Tentang Siraman
pengantin agar bersih dan suci lahir dan Pengantin
batin. Upacara perkawinan adat Jawa
Syarat untuk menyirami calon merupakan warisan tradisi keraton yang
pengantin harus dipilih yaitu orang yang dulu hanya boleh diselenggarakan oleh
sudah menikah atau sesepuh keluarga keluarga keraton saja. Sebagai warisan
yang menjadi teladan, dikarenakan tradisi keraton tak pelak tata cara
diharapkan berkahnya, jumlah ganjil tidak pernikahan adat Jawa ini merupakan
2
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
3
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
4
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
5
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
6
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
7
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
Saran
Adat budaya siraman pengantin
Jawa merupakan aset budaya bangsa
Indonesia yang harus dilestarikan dan
disosialisasikan di beberapa media baik
media cetak atau media elektronik
dengan berbagai bahasa agar dapat
dikenal oleh kalangan luas dari berbagai
bangsa. Bangsa yang besar adalah
bangsa yang mau menjunjung adat
budaya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA