Anda di halaman 1dari 7

Ekonomi Kelas 11| Teori Permintaan dan

Penawaran Uang
 

Sst... disini siapa yang tidak ingin memiliki banyak uang? Bisa membeli apa saja dari barang hingga
jasa, membayar utang-utang dan menimbun kekayaan tentunya. Uang hampir tidak bisa dilepaskan
dari kehidupan sehari-hari. Apa-apa butuh uang. Dalam perekonomian, uang diibaratkan sebagai bahan
bakar yang diperlukan untuk menggerakkan mesin perekonomian. Tapi tahukah kamu pergerakan uang
dalam perekonomian dipengaruhi oleh adanya teori permintaan dan penawaran uang lho. Penasaran apa
itu teori permintaan dan penawaran uang? Keep scrolling! 

Permintaan uang tentu saja memiliki bahasan yang lebih kompleks daripada sekadar meminta uang jajan!

Permintaan uang sendiri merupakan istilah bagi para ekonom dalam menjelaskan alasan individu atau
perusahaan memegang sejumlah uang. Hmm, apa nih¸ alasanmu memegang uang sehari-hari? Mungkin
untuk beli snack di minimarket atau untuk cash on delivery saat online shopping, deh.

Hal yang perlu diingat selalu, uang yang dimaksud adalah uang dalam bentuk fisiknya ya…

Dilihat secara garis besar, ada dua alasan kenapa individu atau perusahaan memegang uang:

1. Transaction demand, yaitu kebutuhan untuk melakukan transaksi.


2. Asset demand, yaitu kebutuhan untuk berjaga-jaga.
Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan uang. Umumnya, faktor-faktor tersebut sejalan
dengan teori pendapatan yang dikemukakan J.M. Keynes.

Ini dia faktor-faktor tersebut:

1. Meningkatnya kekayaan
2. Pendapatan nasional mengalami perubahan karena besar-kecilnya pembelanjaan negara
3. Meningkatnya kebutuhan transaksi dengan uang sebagai alat tukar
4. Kebutuhan untuk berjaga-jaga
5. Kebutuhan membuat spekulasi

Permintaan uang disini diartikan sebagai suatu kebutuhan masyarakat akan uang tunai. Jadi kalau
masyarakat butuh uang bearti muncul permintaan uang. Nah, berdasarkan teorinya permintaan uang
dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Teori Liquidity Preference Keynes

Menurut Teori Keynes ada tiga motivasi orang memegang uang, yaitu untuk transaksi, berjaga-jaga, dan
memperoleh keuntungan. Nah,  berikut penjelasannya:

a) Motif Transaksi 

Masyarakat memegang uang dengan tujuan untuk mempermudah kegiatan transaksi sehari-hari.
Contohnya, kalau kamu ingin membeli pensil di koperasi bayarnya harus dengan uang cash  (transaksi
jual beli).
b) Motif Berjaga-jaga 

Squad, arti dari berjaga-jaga disini adalah untuk persiapan menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan
atau yang tidak terduga. Misalnya, sakit atau mengalami kecelakaan kalau tidak punya tabungan,
bagaimana bayarnya hayo?

c) Motif Mendapatkan Keuntungan

Nama lain dari motif ini adalah motivasi spekulasi. Misalnya, kamu membeli emas saat harga emas
sedang rendah dan menjualnya kembali saat harga emas tersebut naik. Nah, disinilah maksud dari
sepkulan, selisih harga beli dan jual dapat menghasilkan keuntungan.

 2. Teori Kuantitas (Klasik)

Teori klasik ini membahas tentang hubungan antara penawaran dan permintaan, menitikberatkan uang
dari sudut pandang kuantitas. Eits, ternyata dalam teori ini muncul dua pandangan dari dua tokoh besar
yaitu David Ricardo dan Irving Fisher. 

Teori nilai uang.

Uang menjadi sarana penting yang selalu kita butuhkan di dalam hidup ini. Pasalnya, dengan adanya uang
maka bisa memenuhi berbagai kebutuhan hidup, termasuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi. Hal
ini menjadi salah satu alasan utama mengapa sebagian besar orang akan selalu berusaha menghasilkan
lebih banyak uang dari waktu ke waktu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, uang diartikan sebagai alat tukar atau standar pengukur nilai
yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain yang
dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu. Ada banyak teori yang berkaitan dengan teori nilai uang,
namun pada bahasan kali ini kita hanya akan menjelaskan dua teori nilai uang yaitu Teori Kuantitas Uang
dan Teori Saldo Kas.

Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money)

Teori Kuantitas Uang yaitu persediaan uang dan tingkat harga dalam suatu perekonomian merupakan
hubungan saling mempengaruhi secara langsung. Perubahan pasokan uang akan berdampak pada
perubahan tingkat harga, begitu pula sebaliknya.

Teori ini dikemukan oleh Irving Fisher yang termuat dalam bukunya The Purchasing Power of Money
(Teori Daya Beli Uang). Ia mengemukakan perubahan jumlah uang beredar akan menimbulkan
perubahan harga barang. Secara umum konsep teori kuantitas ini dimulai pada abad ke 16, ketika Eropa
yang giat mencetak koin dari emas dan perak yang dikirim dari benua baru Amerika, sehingga terjadilah
peningkatan inflasi.

Gejala tersebut membuat para ekonom sampai pada dua kesimpulan, antara lain : lebih banyak uang
beredar sama saja dengan lebih banyak inflasi, serta peningkatan jumlah uang beredar tidak selalu berarti
peningkatan outout ekonomi. Maka, hubungan antara jumlah uang beredar dan tingkat harga ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :

M.V = P.T

Keterangan :

M = money (jumlah uang beredar)

V = Velocity of money (kecepatan uang beredar)

P = Price (tingkat harga)

T = trade (volume perdagangan)

Oleh karena itu, secara umum Teori Kuantitas Uang akan membawa kita pada kesimpulan sebagai
berikut:

 Nilai riil atau daya beli uang ditentukaan oleh jumlah uang yang beredar. Atau, permintaan uang
(money demand) berbanding terbalik dengan pasokan uang (money supply). Semakin banyak
uang beredar semakin rendah daya belinya, begitupula sebaliknya.
 Jumlah uang beredar identik dengan tingkat harga umum yang berlaku. Atau, pasokan uang
sebanding dengan tingkat harga. Pertambahan pasokan uang akan berdampak kenaikan harga,
begitupula sebaliknya.

Teori Saldo Kas (Cash Balance Theory)

Teori nilai uang yang kedua adalah Teori Saldo Kas. Teori ini memiliki pengertian, tinggi rendahnya nilai
riil ditentukan oleh besar kecil jumlah uang yang disimpan sebagai saldo kas. Jumlah saldo kas
masyarakat berbanding lurus dengan nilai rill uang. Semakin besar jumlah saldo kas masyarakat semakin
tinggi nilai rill uang, begitupun sebaliknya.
Teori ini dicetuskan oleh Alfred Marshal yang sering juga disebut Teori Sisa Tunai. Teori ini menyatakan
bahwa tinggi rendahnya daya beli uang ditentukan jumlah uang yang disimpan masyarakat sebagai saldo
kas. Besar kecilnya jumlah saldo kas masyarakat ini sangat tergantung pada jumlah pendapatan yang
diterima. Berdasarkan ketentuan tersebut, Teori Persediaan Kas dapat dirumuskan sebagai berikut :

M = k . P. Y

Keterangan :

M = Money ( jumlah uang beredar)

k =Koefisien (keinginan untuk menahan uang sebagai persediaan kas)

P = Price (tingkat harga-harga umum)

Y = income (pendapatan)

Oleh karena itu, Teori Saldo Kas akan membawa kita pada kesimpulan berikut :

 Jika pendapatan masyarakat tinggi, jumlah saldo kas cenderung besar karena masih cukup uang
untuk belanja kebutuhan. Besarnya jumlah saldo kas masyarakat mengindikasikan tingginya daya
beli uang.
 Jika pendapatan masyarakat rendah, jumlah saldo kas cenderung kecil karena akan terpakai untuk
belanda kebutuhan. Kecilnya jumlah saldo kas masyarakat mengindikasikan rendahnya daya beli
uang.
Penawaran uang tentu saja bukan dilakukan seseorang dengan menawarkan uang ke orang-orang di
sekitarnya, ya! 

Penawaran uang mengacu pada jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Kamu mungkin
ingat suatu kebijakan negara berupa kebijakan moneter untuk mengatur penawaran uang atau jumlah uang
yang beredar. Nah, dari situ kita tahu bahwa penawaran uang adalah tugas negara yang dilakukan oleh
Bank Indonesia.

Dalam penawaran uang, kamu akan menemukan istilah M1, M2, M3. M1 merupakan uang logam, uang
kertas, dan rekening giro. Jika M1 ditambahkan dengan tabungan non-giral dan rekening bank yang tidak
dapat dicairkan dalam bentuk cek, akan diperoleh M2. Jika M2 ditambahkan dengan kesepakatan
pembelian kembali dalam jangka panjang, deposito jangka panjang, dan aset lain, akan diperoleh M3.

Tidak hanya ketiga istilah tersebut, near money juga termasuk dalam penawaran uang. Near money
adalah kekayaan bentuk lain yang bisa dikonversi ke dalam bentuk likuid serta dapat dihitung sebagai
uang, misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan Bank Indonesia pada saat melakukan tugasnya
dalam mengatur penawaran uang.

Ini dia faktor-faktor yang dimaksud:

1. Tingkat bunga
2. Tingkat inflasi
3. Tingkat produksi dan pendapatan nasional
4. Kondisi kesehatan dunia perbankan
5. Nilai tukar rupiah

Nah, sekarang kamu tahu bahwa permintaan dan penawaran uang sangat berbeda ya daripada permintaan
dan penawaran barang atau jasa.
Soal Latihan :

Diketahui uang yang beredar dalam masyarakat Rp 35 milyar, Laju peredaran uang 25 kali, serta jumlah barang
dan /atau yang akan dijual 35 unit. Hitung tingkat harga menurut teori kuantitas!

Jawab :

Diketahui :

M = Rp 35 milyar

V = 25 kali

T = 35 unit

Ditanya P = ?

MV = PT

35 milyar x 25 = P x 35

875 milyar = P x 35

P = 25 milyar

Jadi, tingkat harga sebesar Rp 25 milyar.

Anda mungkin juga menyukai