Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah, tekanan darah 140/90 mmHg untuk
orang dewasa pada usia dibawah 60 tahun dan 150/90 mmHg pada usia diatas 60 tahun. 1
Prevalensi hipertensi secara global sekitar 1 miliar dan berkontribusi lebih dari 7,1 juta
kematian pertahun. Prevalensi hipertensi tertinggi yaitu Afrika dan prevalensi terendah
Amerika. Berdasarkan jenis kelamin prevalensi hipertensi lebih tinggi pada wanita
dibandingkan dengan pria.2
Menurut Word Health Organization (WHO) hipertensi merupakan masalah
kesehatan secara global. Hal tersebut dikarenakan hipertensi dapat meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskular, stroke, gagal ginjal hingga kematian dini. Tahap awal hipertensi
jarang menimbulkan gejala sehingga masih banyak pasien hipertensi yang tidak
terdiagnosis, bahkan masih banyak pasien hipertensi yang terdiagnosis dan sudah
mendapatkan pengobatan tetapi tekanan darahnya belum mencapai target. Secara global
penyakit kardiovaskuler menyebabkan kematian hampir sepertiga dari sekitar 17 juta
kematian pertahun. Dari jumlah tersebut 9,4 juta kematian merupakan komplikasi
hipertensi, 45% akibat penyakit jantung dan 51% akibat stroke.3
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, di Indonesia
prevalensi hipertensi mencapai 26,5%. Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%),
Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), dan Jawa Barat (29,4%). 4 Dalam
profil kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat bahwa jumlah estimasi
penderita hipertensi di Kabupaten Bangka Barat sendiri mencapai 45.160 jiwa. 5 Prevalensi
hipertensi pada pedesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan, serta cenderung lebih tinggi
pada kelompok dengan pendidikan lebih rendah.4 Faktor risiko yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi adalah genetik, jenis kelamin, usia, pola asupan garam, stres, dan
obesitas sedangkan salah satu faktor yang memperberat terjadinya hipertensi adalah
kualitas tidur.6,7
Tidur adalah suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan
dengan pemberian rangsangan sensorik atau dengan ransangan lainnya. Tidur merupakan
kebutuhan manusia yang mendasar, sehingga jika terjadi gangguan tidur dapat
mengakibatkan dampak negatif terhadap kesehatan. Kualitas tidur dipengaruhi oleh 2
aspek utama, yaitu aspek kualitatif berupa durasi tidur dan aspek kuantitatif berupa
kedalaman dan perasaan tenang saat tertidur.8

1
Secara fisiologis tekanan darah menurun sekitar 10-20% pada saat tidur normal,
apabila terjadi gangguan tidur maka terjadi penurunan aktivitas saraf simpatis yang
mengakibatkan pembuluh darah mengalami penyempitan sehingga tekanan darah
meningkat.9 Kualitas tidur yang buruk merupakan faktor yang memperberat terjadinya
hipertensi yang merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular seperti
penyakit jantung koroner serta gangguan metabolik dan endokrin.10,7 Menurut penelitian
Intan Asmarita pada tahun 2015, bahwa ada hubungan yang bermakna antara kualitas tidur
dengan tekanan darah pada pasien hipertensi dan menurut Kai Lu et al bahwa ada
hubungan antara kualitas tidur buruk dan durasi tidur yang singkat pada pasien
hipertensi.11,12 Namun hasil yang berbeda didapat dari penelitian Raden Taufiq et al, bahwa
tidak terdapatnya hubungan antara pola tidur dengan tekanan darah pada pasien
hipertensi.13
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien hipertensi poli pelayanan
umum Puskesmas Tempilang. Adapun alasan dilakukannya penelitian di Puskesmas
Tempilang dikarenakan banyaknya penderita hipertensi yang tidak mengetahui
penyakitnya dan tidak rutin untuk mengomsumsi obat.

1.2 Rumusan Masalah


Hipertensi merupakan salah satu penyakit terbanyak yang ditemukan di unit
pelayanan umum Puskesmas Tempilang. Kualitas tidur yang tidak baikpun turut
dikeluhkan oleh pasien hipertensi. Terdapat beberapa penelitian yang mengaitkan antara
hipertensi dengan kualitas tidur. Sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui bagaimana hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien
hipertensi di unit pelayanan umum di Puskesmas Tempilang tahun 2021.

1.3. Pertanyaan Penelitian


Apakah ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien
hipertensi di poli pelayanan umum Puskesmas Tempilang tahun 2021?

1.4. Tujuan
1.4.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada
pasien hipertensi di poli pelayanan umum Puskesmas Tempilang tahun 2021.

2
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran kualitas tidur pada pasien hipertensi di poli pelayanan
umum Puskesmas Tempilang tahun 2021.
2. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah pada pasien hipertensi di poli
pelayanan umum Puskesmas Tempilang tahun 2021.

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat untuk Puskesmas
Mendapatkan informasi mengenai hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan
darah pada pasien hipertensi dan untuk dijadikan sebuah masukan sebagai sarana edukasi
dan tindakan pencegahan.

1.5.2 Manfaat untuk masyarakat


Memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur
yang baik.

1.5.3 Manfaat untuk peneliti


Menambah pengetahuan dan wawasan terkait hubungan antara kualitas tidur
dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di poli pelayanan umum Puskesmas
Tempilang tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai