Anda di halaman 1dari 18

F.

Benda Jatuh Bebas


Salah satu contoh paling umum tentang gerak dipercepat beraturan
adalah gerak benda yang dibiarkan jatuh bebas ke permukaan
bumi. Menurut Galileo Galilei mengenai jatuh bebas bahwa semua
benda akan jatuh dengan percepatan sama yaitu sebesar
percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2). Hal ini tercapai apabila tidak
ada pengaruh hambatan udara. Efek hambatan udara sering
diabaikan pada kondisi yang pengaruh hambatan udara tersebut
kecil. Efek hambatan udara diperhatikan apabila benda yang jatuh
cukup berat dan tinggi jatuh cukup besar.
Persamaan-persamaan yang digunakan pada benda jatuh bebas
sama dengan persamaan-persamaan pada gerak dipercepat
beraturan, hanya diadakan penyesuaian yaitu: a diganti g, x diganti
y dan x0 diganti y0. Jadi persamaan-persamaan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
v = v0 + g. t
y = y0 + v0. t + ½. g. t2
v2 = v02 + 2. g. (y – y0)
Contoh 2.11.
Sebuah bola dijatuhkan dari menara setinggi 70 m.
Berapa jauh bola akan jatuh setelah 1, 2, dan 3 sekon?.
Berapa kecepatan bola setelah 1, 2 dan 3 sekon?.
Penyelesaian:
g = 9,8 m/s2
v0 = 0
y0 = 0
a. Posisi bola
y = y0 + v0. t + ½. g. t2 = 0 + 0. t + ½. g. t2
y = ½. g. t2 = ½. 9,8. t2 = 4,9. t2
t (sekon) y = 4,9. t2 (m)
0 0
1 4,90
2 19,60
3 44,10

b. Kecepatan bola
v = v0 + g. t = 0 + g. t
v = g. t = 9,8. t
t (sekon) v = 9,8. t (m/s)
0 0
1 9,80
2 19,60
3 29,40

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

y = 4,9 m, v = 9,8 m/s


setelah 1 s
y = 19,6 m, v = 19,6 m/s
setelah 2 s

y = 44,1 m, v = 29,4 m/s


setelah 3 s
50
44.1
40

30

y (m)
20 19.6

10
4.9

0 0
0 1 2 3
t (s)

30 29.4

20 19.6
v (m/s)

10 9.8

0 0
0 1 2 3
t (s)
Contoh 2.12.
Jika bola pada contoh 2.11. dilempar ke bawah dengan kecepatan 3
m/s, saat dijatuhkan:
a. Dimana posisinya setelah 1, 2, dan 3 sekon
b. Berapa kecepatannya setelah 1, 2, dan 3 sekon
Penyelesaian:
g = 9,8 m/s2
v0 = 3 m/s
y0 = 0
a. Posisi bola
y = y0 + v0. t + ½. g. t2 = 0 + v0. t + ½. g. t2
y = v0. t + ½. g. t2 = 3. t + ½. 9,8. t2
y = 3. t + 4,9. t2

t (sekon) y = 3. t + 4,9. t2 (m)


0 0
1 7,90
2 25,60
3 53,10
b. Kecepatan bola
v = v0 + g. t = 3 + 9,8. t

t (sekon) v = 3 + 9,8. t (m/s)


0 3,00
1 12,80
2 22,60
3 32,40

Contoh 2.13.
Seseorang melempar bola ke atas (ke udara) dengan kecepatan awal 15
m/s.
a. Hitung ketinggian yang dicapai bola
b. Hitung waktu bola di udara sebelum kembali ke tangan si pelempar
c. Hitung waktu yang diperlukan bola untuk mencapai tinggi
maksimum
d. Hitung kecepatan bola ketika kembali ke tangan si pelempar
e. Hitung pada waktu (t) berapa bola melewati suatu titik 8 m di atas
tanah
Penyelesaian:

B v=0
t
g = -9,8 m/s2

y0 = 0
v0 = 15 m/s
t=0
g = -9,8 m/s2
A C

a. Ketinggian yang dicapai bola


v2 = v02 + 2. g. (y – y0) = v02 + 2. g. (y – 0) = v02 + 2. g. y
v2 = v02 + 2. g. y
v 2  v02 02  152  225
y    11,4796 m
2.g 2.(9,8)  19,6
b. Waktu bola di udara
y = y0 + v0. t + ½. g. t2 = 0 + v0. t + ½. g. t2
y = v0. t + ½. g. t2
0 = 15. t + ½. (-9,8). t2 = 15. t - 4,9. t2
0 = (15 - 4,9. t). t
- t = 0  Titik A (t = 0 ; y = 0)
15
t  3,06 s  Titik C (t  3,06 s , y  0)
4,9
Jadi bola berada di udara selama 3,06 sekon.

Kesimpulan :
a. Kecepatan dan percepatan tidak selalu searah. Pada contoh
2.13. kecepatan berarah ke atas dan percepatan (g) berarah ke
bawah.
b. Pada saat kecepatan 0 percepatan tidak sama dengan 0. Pada
contoh 2.13. di titik B bola berhenti sesaat sehingga
kecepatannya 0, tetapi gaya gravitasi tetap bekerja di titik
tersebut sehingga percepatannya sebesar –g.
c. Waktu yang diperlukan bola untuk mencapai tinggi maksimum
v = v0 + g. t
0 = v0 + g. t
v  15
t 0   1,53 s
g  9,8
Berdasarkan hitungan b. waktu bola di udara sebelum kembali ke
tangan si pelempar 3,06 s, waktu untuk jatuh kembali ke titik
semula = 3,06 – 1,53 = 1,53 s. Jadi waktu yang dibutuhkan bola
untuk mencapai ketinggian maksimum sama dengan waktu yang
dibutuhkan bola untuk jatuh ke titik semula.
d. Kecepatan bola ketika kembali ke tangan si pelempar
v = v0 + g. t = 15 – 9,8. 3,06 = -15 m/s
Jadi kecepatan naik v0 sama dengan kecepatan turun
e. Waktu t bola melewati suatu titik 8 m di atas tanah
y = y0 + v0. t + ½. g. t2
8 = 0 + 15. t + ½. (-9,8). t2
4,9. t2 – 15. t + 8 = 0
 (15)  (15) 2  4. 4,9. 8
t1, 2 
2. 4,9
15  68,2
t1, 2 
9,8

15  68,2
t1   0,6879 s  saat naik
9,8

15  68,2
t2   2,3733 s  saat turun
9,8
G. Analisis Grafik Gerak Linear

Suatu mobil bergerak dengan kecepatan konstan 36 km/jam (10 m/s).


x0 = 0
a=0
v = v0 = 10 m/s
x = x0 + v0. t + ½. a. t2
x = 0 + v. t + ½. 0. t2
x = v. t = 10. t
x
Kemiringan   kecepatan
t
60
50
x = 10 m
Posisi, x (m)

40
30 t = 1 s
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu, t (s)
Contoh 2.14.
Sebuah mobil mengalami percepatan seragam dari keadaan diam ke 15
m/s dalam 15 sekon, setelah itu tetap dengan kecepatan konstan 15
m/s untuk 5 sekon berikutnya, dan melambat ke 5 m/s selama 5 sekon
berikutnya dan kemudian tetap pada kecepatan konstan ini.
Gambarkan grafik hubungan antara kecepatan dengan waktu (v vs t)
dan posisi dengan waktu ( s vs t).
Penyelesaian:
a. Interval 0 – A
x0 = 0 x = x0 + v0. t + ½ . a. t2 = 0 + 0. t + ½ . a. t2
v0 = 0 x = ½ . a. t2  persamaan kurva
v = 15 m/s x = ½ . 1. t2 = ½ . t2
t = 15 s t = 0  x = ½ . 02 = 0
v = v0 + a. t = 0 + a. t t = 5  x = ½ . 52 = 12,5 m
v = a. t t = 10  x = ½ . 102 = 50 m
v 15 t = 15  x = ½ . 152 = 112,5 m
a    1 m/s 2
t 15
b. Interval A – B
x0 = 112,5 m
v0 = 15 m/s
v = 15 m/s
a=0
t=5s
x = x0 + v0. t + ½ . a. t2 = 112,5 + 15. t + ½ . 0. t2
x = 112,5 + 15. t  persamaan garis lurus
x = 112,5 + 15. 5 = 187,5 m
c. Interval B – C
x0 = 187,5 m
v0 = 15 m/s
v = 5 m/s
t=5s
v = v0 + a. t
v  v0 5  15  10
a    -2 m/s 2
t 5 5
x = x0 + v0. t + ½ . a. t2 = 187,5 + 15. t + ½ . (-2). t2
x = 187,5 + 15. t - t2  persamaan kurva
x = 187,5 + 15. 5 - 52 = 237,5 m
d. Interval C – D
x0 = 237,5 m
v0 = 5 m/s
v = 5 m/s
a=0
t=5s
x = x0 + v0. t + ½ . a. t2 = 237,5 + 5. t + ½ . 0. t2
x = 237,5 + 5. t  persamaan garis lurus
x = 237,5 + 5. 5 = 262,5 m
Dari perhitungan-perhitungan sebelumnya didapat hubungan antara
posisi dengan waktu seperti pada tabel berikut ini.

Waktu, t (sekon) Posisi, x (m) 15


A B

Kecepatan, v (m/s)
0 0
10
5 12,5
10 50 C D
5
15 112,5
20 187,5
25 237,5 0
0 5 10 15 20 25 30
30 262,5
Waktu, t (s)
15 A B

Kecepatan, v (m/s)
10

a. Hubungan antara
C D
5 kecepatan dengan
waktu (v vs t)
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu, t (s)

300
D
C
Posisi, x (m)

200 B
x = 45 m
A t = 3 s
100 b. Hubungan antara posisi
x = 40 m
dengan waktu (x vs t)
t = 4 s
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu, t (s)
Dari grafik x vs t dapat diukur kemiringan sejumlah titik dan
memplotkan kembali kemiringan tersebut sebagai fungsi waktu.
Kemiringan kurva sama dengan kecepatan maka dari grafik x vs t dapat
dibuat grafik v vs t. Cara ini sangat berguna pada kecepatan tidak
konstan. Kemiringan kurva pada suatu titik tertentu pada grafik x vs t
merupakan kecepatan sesaat pada waktu tersebut.

Contoh 2.15.
Dengan menggunakan grafik x vs t contoh 2.14. hitung besarnya
kecepatan pada t = 10 sekon pada interval 0 – A dan pada interval A–B.
Penyelesaian :
x 40
t  10 s  v    10 m/s
t 4
x 45
interval A B  v    15 m/s
t 3
Contoh 2.16.
Hitung besarnya luasan kurva hubungan antara kecepatan dengan
waktu (v vs t) ) contoh soal 2.14 dan bandingkan hasilnya dengan
posisi titik D dari 0.
Penyelesaian:
Interval Luas kurva (m)
15 A B
I ½ . 5. 5 = 12,5
Kecepatan, v (m/s)

10 II 0–A ½ . 5. (5 + 10) = 37,5


III ½ . 5. (10 + 15) = 62,5
5 II III IV V C D
IV A–B 5. 15 = 75
I VI
0 V B–C ½ . 5. (15 + 5) = 50
0 5 10 15 20 25 30
VI C–D 5. 5 = 25
Waktu, t (s)

Total 262,5

Luas kurva = 262,5 m, sama dengan posisi titik D pada x = 262,5 m.


Kesimpulan:
Perpindahan total antara dua waktu sembarang sama dengan luas di
bawah grafik
Contoh 2.17.
Sebuah pesawat ruang angkasa mengalami percepatan seragam dari 50
m/s pada t = 0 ke 150 m/s pada t = 10 s. Hitung berapa jauh pesawat
bergerak antara t = 2 s dan t = 6 s.
Penyelesaian :

150
Kecepatan, v (m/s)

125
100
75
50
25
0
0 2 4 6 8 10
Waktu, t (s)

x = ½ . (6 - 2). (70 + 110) = 360 m

Anda mungkin juga menyukai