b. Kecepatan bola
v = v0 + g. t = 0 + g. t
v = g. t = 9,8. t
t (sekon) v = 9,8. t (m/s)
0 0
1 9,80
2 19,60
3 29,40
30
y (m)
20 19.6
10
4.9
0 0
0 1 2 3
t (s)
30 29.4
20 19.6
v (m/s)
10 9.8
0 0
0 1 2 3
t (s)
Contoh 2.12.
Jika bola pada contoh 2.11. dilempar ke bawah dengan kecepatan 3
m/s, saat dijatuhkan:
a. Dimana posisinya setelah 1, 2, dan 3 sekon
b. Berapa kecepatannya setelah 1, 2, dan 3 sekon
Penyelesaian:
g = 9,8 m/s2
v0 = 3 m/s
y0 = 0
a. Posisi bola
y = y0 + v0. t + ½. g. t2 = 0 + v0. t + ½. g. t2
y = v0. t + ½. g. t2 = 3. t + ½. 9,8. t2
y = 3. t + 4,9. t2
Contoh 2.13.
Seseorang melempar bola ke atas (ke udara) dengan kecepatan awal 15
m/s.
a. Hitung ketinggian yang dicapai bola
b. Hitung waktu bola di udara sebelum kembali ke tangan si pelempar
c. Hitung waktu yang diperlukan bola untuk mencapai tinggi
maksimum
d. Hitung kecepatan bola ketika kembali ke tangan si pelempar
e. Hitung pada waktu (t) berapa bola melewati suatu titik 8 m di atas
tanah
Penyelesaian:
B v=0
t
g = -9,8 m/s2
y0 = 0
v0 = 15 m/s
t=0
g = -9,8 m/s2
A C
Kesimpulan :
a. Kecepatan dan percepatan tidak selalu searah. Pada contoh
2.13. kecepatan berarah ke atas dan percepatan (g) berarah ke
bawah.
b. Pada saat kecepatan 0 percepatan tidak sama dengan 0. Pada
contoh 2.13. di titik B bola berhenti sesaat sehingga
kecepatannya 0, tetapi gaya gravitasi tetap bekerja di titik
tersebut sehingga percepatannya sebesar –g.
c. Waktu yang diperlukan bola untuk mencapai tinggi maksimum
v = v0 + g. t
0 = v0 + g. t
v 15
t 0 1,53 s
g 9,8
Berdasarkan hitungan b. waktu bola di udara sebelum kembali ke
tangan si pelempar 3,06 s, waktu untuk jatuh kembali ke titik
semula = 3,06 – 1,53 = 1,53 s. Jadi waktu yang dibutuhkan bola
untuk mencapai ketinggian maksimum sama dengan waktu yang
dibutuhkan bola untuk jatuh ke titik semula.
d. Kecepatan bola ketika kembali ke tangan si pelempar
v = v0 + g. t = 15 – 9,8. 3,06 = -15 m/s
Jadi kecepatan naik v0 sama dengan kecepatan turun
e. Waktu t bola melewati suatu titik 8 m di atas tanah
y = y0 + v0. t + ½. g. t2
8 = 0 + 15. t + ½. (-9,8). t2
4,9. t2 – 15. t + 8 = 0
(15) (15) 2 4. 4,9. 8
t1, 2
2. 4,9
15 68,2
t1, 2
9,8
15 68,2
t1 0,6879 s saat naik
9,8
15 68,2
t2 2,3733 s saat turun
9,8
G. Analisis Grafik Gerak Linear
40
30 t = 1 s
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu, t (s)
Contoh 2.14.
Sebuah mobil mengalami percepatan seragam dari keadaan diam ke 15
m/s dalam 15 sekon, setelah itu tetap dengan kecepatan konstan 15
m/s untuk 5 sekon berikutnya, dan melambat ke 5 m/s selama 5 sekon
berikutnya dan kemudian tetap pada kecepatan konstan ini.
Gambarkan grafik hubungan antara kecepatan dengan waktu (v vs t)
dan posisi dengan waktu ( s vs t).
Penyelesaian:
a. Interval 0 – A
x0 = 0 x = x0 + v0. t + ½ . a. t2 = 0 + 0. t + ½ . a. t2
v0 = 0 x = ½ . a. t2 persamaan kurva
v = 15 m/s x = ½ . 1. t2 = ½ . t2
t = 15 s t = 0 x = ½ . 02 = 0
v = v0 + a. t = 0 + a. t t = 5 x = ½ . 52 = 12,5 m
v = a. t t = 10 x = ½ . 102 = 50 m
v 15 t = 15 x = ½ . 152 = 112,5 m
a 1 m/s 2
t 15
b. Interval A – B
x0 = 112,5 m
v0 = 15 m/s
v = 15 m/s
a=0
t=5s
x = x0 + v0. t + ½ . a. t2 = 112,5 + 15. t + ½ . 0. t2
x = 112,5 + 15. t persamaan garis lurus
x = 112,5 + 15. 5 = 187,5 m
c. Interval B – C
x0 = 187,5 m
v0 = 15 m/s
v = 5 m/s
t=5s
v = v0 + a. t
v v0 5 15 10
a -2 m/s 2
t 5 5
x = x0 + v0. t + ½ . a. t2 = 187,5 + 15. t + ½ . (-2). t2
x = 187,5 + 15. t - t2 persamaan kurva
x = 187,5 + 15. 5 - 52 = 237,5 m
d. Interval C – D
x0 = 237,5 m
v0 = 5 m/s
v = 5 m/s
a=0
t=5s
x = x0 + v0. t + ½ . a. t2 = 237,5 + 5. t + ½ . 0. t2
x = 237,5 + 5. t persamaan garis lurus
x = 237,5 + 5. 5 = 262,5 m
Dari perhitungan-perhitungan sebelumnya didapat hubungan antara
posisi dengan waktu seperti pada tabel berikut ini.
Kecepatan, v (m/s)
0 0
10
5 12,5
10 50 C D
5
15 112,5
20 187,5
25 237,5 0
0 5 10 15 20 25 30
30 262,5
Waktu, t (s)
15 A B
Kecepatan, v (m/s)
10
a. Hubungan antara
C D
5 kecepatan dengan
waktu (v vs t)
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu, t (s)
300
D
C
Posisi, x (m)
200 B
x = 45 m
A t = 3 s
100 b. Hubungan antara posisi
x = 40 m
dengan waktu (x vs t)
t = 4 s
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu, t (s)
Dari grafik x vs t dapat diukur kemiringan sejumlah titik dan
memplotkan kembali kemiringan tersebut sebagai fungsi waktu.
Kemiringan kurva sama dengan kecepatan maka dari grafik x vs t dapat
dibuat grafik v vs t. Cara ini sangat berguna pada kecepatan tidak
konstan. Kemiringan kurva pada suatu titik tertentu pada grafik x vs t
merupakan kecepatan sesaat pada waktu tersebut.
Contoh 2.15.
Dengan menggunakan grafik x vs t contoh 2.14. hitung besarnya
kecepatan pada t = 10 sekon pada interval 0 – A dan pada interval A–B.
Penyelesaian :
x 40
t 10 s v 10 m/s
t 4
x 45
interval A B v 15 m/s
t 3
Contoh 2.16.
Hitung besarnya luasan kurva hubungan antara kecepatan dengan
waktu (v vs t) ) contoh soal 2.14 dan bandingkan hasilnya dengan
posisi titik D dari 0.
Penyelesaian:
Interval Luas kurva (m)
15 A B
I ½ . 5. 5 = 12,5
Kecepatan, v (m/s)
Total 262,5
150
Kecepatan, v (m/s)
125
100
75
50
25
0
0 2 4 6 8 10
Waktu, t (s)