01 Pengantar-2-1213
01 Pengantar-2-1213
Examples:
CO2 / H2S and aqueous ethanolamines
CO2 / H2S and aqueous hydroxides
CO and aqueous Cu ammonium salt
SO2 and aqueous dimethyl aniline
HCN and aqueous NaOH
HCl / HF and aqueos NaOH
Contoh:
Distilasi larutan etanol-air, dimana uap mengandung konsentrasi etanol
yang lebih besar dari pada didalam liquid.
Uap, P, T, yA dan yB
Liquid, P, T, xA dan xB
Perhatikan uap dan liquid yang berkontak satu sama lain seperti dalam
Gambar.
Molekul-molekul liquid secara kontinyu menguap dan bersamaan dengan
itu molekul-molekul uap mengembun.
Bila ada dua komponen, pada umumnya mereka akan menguap dan
mengembun dengan rate yang berbeda.
Dalam keadaan kesetimbangan, suhu, tekanan dan fraksi mol dari kedua
fase tidak lagi berubah.
Meskipun molekul-molekul itu secara terus menerus menguap dan
mengembun, rate penguapan dari suatu spesies sama dengan rate
pengembunannya
Dilihat dari skala molekular proses berjalan terus, namun dilihat secara
skala makro, dimana pada umumnya proses diobservasi, tidak ada
perubahan pada suhu, tekanan dan komposisi.
Pada keadaan kesetimbangan,
1. Dari tabel data (bila ada). Ini bisa dilihat pada handbooks atau
buku-buku unit operasi
2. Bila tidak ada tabel data, dapat digunakan hukum Henry, terutama untuk
larutan encer
pA = HA xA
yA = HA’ xA
dimana:
HA’ = HA / P
Perlu diperhatikan bahwa HA hanya fungsi suhu, sedang HA’ merupakan fungsi
suhu dan tekanan total P.
pA = PA xA yA = PA xA / P
Henry’s Law is valid at low concentrations of solute i, approximately less than 10%.
Kontak Kesetimbangan Single–Stage
V1 V2
L0 L1
Proses single–stage :
• Dua phase yang berbeda dikontakkan satu sama lain (L0 + V2)
L0 + V2 = L1 + V1 = M
xA + xB + xC = 1
V1 V2 V3 Vn Vn+1 VN VN+1
L0 1 2 n N
L1 L2 Ln-1 Ln LN-1 LN
L0 + VN+1 = LN + V1 = M
Ln xn V1 y1 L0 x0
yn 1 → operating Line
Vn 1 Vn 1
Ln
Slope
yN+1 Vn !
Operating line
y4
4
fraksi mol, y
y3
3 Equilibrium line
y2
2
y1
1
x0 x1 x2 x3 x4 = xN
fraksi mol, x
Immiscible stream :
V Stream : A+B ( no C)
L stream : A+C ( no B)
L & V berubah → slope berubah → garis lengkung
L & V konstan → slope konstan → garis lurus
Contoh 10.3-2