Anda di halaman 1dari 8

Nama : Janeth Ramadhani

NIM : 2320190019
Akuntansi Semester 2

Mata kuliah : Studi Islam 1


Dosen : Drs.A.Faqihuddin,MA.

JAWABAN UAS
1. Nama-nama lain hari kiamat dalam Al-Qur’an :
 Yaumul Akhir

Artinya hari akhir. Terdapat dalam QS.Al-Baqoroh: 8 yang artinya: “Dan


diantara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari
akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang
beriman“.

 Yaumul Qiyamah

Artinya hari kiamat. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam QS. Al-


Baqoroh ayat 85 yang artinya: “Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi
orang-orang yang berbuat demikian diantara kamu selain kenistaan dalam
kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada azab
yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu
kerjakan“.

 Yaumul Hasrah

Artinya hari penyesalan. Allah berfirman dalam QS. Maryam: 39 yang artinya:


“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika
segala perkara telah diputus, sedang mereka dalam kelalaian dan mereka
tidak beriman“.

 Yaumul Ba’ats
Artinya hari berbangkit. Sebagaimana telah disebutkan dalam surat Ar-Rum
ayat 56 yang artinya: “…Maka inilah hari berbangkit itu, tetapi (dahulu)
kamu tidak meyakini(nya)“.

 Yaumul Hisab

Artinya hari perhitungan. Allah berfirman dalam QS. Sad:16 yang artinya:


“Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami, segerakanlah azab yang
diperuntukkan bagi kami sebelum hari perhitungan“.

 Yaumul Diin

Artinya hari pembalasan. Firman Allah dalam surat Al-Fatihah ayat 4 yang


artinya: “pemilik hari pembalasan“.

 Yaumul Haq

Artinya hari yang pasti terjadi. Firman Allah dalam QS. An-Naba: 39 yang


artinya: “Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barangsiapa menghendaki,
niscaya dia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya“.

 Yaumul Jam’i

Artinya hari berkumpul. Dalam QS. Asy-Syura’ Allah berfirman yang artinya:


“Dan demikianlah Kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu dalam bahasa Arab,
agar engkau memberi peringatan kepada penduduk ibu kota (Mekkah) dan
penduduk (negeri-negeri) disekelilingnya, serta memberi peringatan tentang
hari berkumpul (kiamat) yang tidak diragukan adanya“.

 Yaumul Khulud

Artinya hari kekekalan. Allah berfirman dalam QS. Qaf: 34 yang artinya:


“Masuklah ke (dalam surga) dengan aman dan damai. Itulah hari yang
abadi“.

 Yaumul Fasli

Artinya hari keputusan. Firman Allah dalam QS.Ad-Dukhan: 40 yang artinya:


“Sungguh hari keputusan (hari kiamat) adalah waktu yang dijanjikan bagi
mereka semuanya“.
 Yaumul Wa’id

Artinya hari terlaksananya ancaman. Dalam QS. Qaf: 20 Allah berfirman yang


artinya: “Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan“.

 Yaumul Khuruj

Artinya hari keluar dari kubur. Allah berfirman dalam QS. Qaf: 42 yang


artinya: “(Yaitu) pada hari (ketika) mereka mendengar suara dahsyat dengan
sebenarnya. Itulah hari keluar (dari kubur)“.

 Yaumu Taghabun

Artinya hari ditampakkannya kesalahan-kesalahan. Dalam QS. At-Taghabun:


9. Allah berfirman yang artinya: “(Ingatlah) pada hari (ketika) Allah
mengumpulkan kami pada hari berhimpun, itulah hari pengungkapan
kesalahan-kesalahan…”.

 Yaumu Tanad

Artinya hari panggil memanggil. Allah berfirman dalam QS. Al-Mu’min:


32 yang artinya: “Dan wahai kaumku!Sesungguhnya aku benar-benar
khawatir terhadapmu akan (siksaan) hari saling memanggil“.

 Yaumul Mau’ud

Artinya hari yang dijanjikan. Allah berfirman dalam QS. Al-Buruj: 2 yang


artinya: “Dan demi hari yang dijanjikan“.

 Yaumul Fathi

Artinya hari kemenangan. Allah berfirman dalam QS. As-Sajdah: 29 yang


artinya: “Katakanlah, “Pada hari kemenagan itu, tidak berguna lagi bagi
orang-orang kafir keimanan mereka dan mereka tidak diberi penangguhan“.

 Yaumul Kabir

Artinya hari yang besar. Allah berfirman dalam QS. Hud: 3 yang artinya:


“… Dan jika kamu berpaling, maka sungguh, aku takut kamu akan ditimpa
azab pada hari yang besar (kiamat)“.
 Yaumul ‘Asir

Artinya hari yang sulit. Allah berfirman dalam QS. Al-Mudassir: 9 yang


artinya: “Maka itulah hari yang serba sulit“.

o Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat merupakan


rukun iman yang kelima. Iman kepada hari akhir adalah meyakini
bahwa seluruh alam termasuk dunia dan seisinya akan mengalami
kehancuran.

o  Surah Al-Hajj Ayat 1-2

‫ َع ٍة َعمَّٓا‬%‫ض‬ ِ ‫ ُّل م ُۡر‬%‫ذ َه ُل ُك‬%ۡ %‫و َم َت َر ۡو َن َها َت‬%ۡ %‫ َي‬١ ‫يم‬ٞ ِ‫ ۡي ٌء َعظ‬%‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱل َّناسُ ٱ َّت ُقو ْا َر َّب ُك ۡۚم إِنَّ َز ۡل َزلَ َة ٱلسَّا َع ِة َش‬
ِ ‫اب ٱهَّلل‬
َ ‫ذ‬% َ %‫ ٰ َك َر ٰى َو ٰلَكِنَّ َع‬%‫ ٰ َك َر ٰى َو َما هُم ِب ُس‬%‫اس ُس‬ َ ‫رى ٱل َّن‬% َ %‫ت َح ۡم ٍل َح ۡملَ َها َو َت‬ِ ‫ض ُع ُك ُّل َذا‬ َ ‫ض َع ۡت َو َت‬ َ ‫أَ ۡر‬
٢ ‫ِيد‬%ٞ ‫ َشد‬ 

Artinya: 1) Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya


kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar
(dahsyat) 2) (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan
itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang
disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan
kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka
tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya (Q.S. al-Hajj:
1-2).

2. Puasa senin-kamis, pengaruh yang dirasakan yaitu keluarnya racun dalam tubuh,
menurunkan kadar lemak, menyehatkan jantung, dll.

3. Al-Qur’an : Dalam buku Ushul Fikih 1 (2018) karya Rusdaya Basri, kedudukan
Al Quran dalam Islam adalah sebagai sumber hukum umat Islam dari segala sumber
hukum yang ada di bumi. Firman Allah SWT dalam Al Quran Surat An-Nisa ayat 59
yang artinya. "Hai, orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya,
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." Al Quran dan hadis merupakan dua hal
pokok dalam ajaran Islam. Keduanya merupakan hal sentral yang menjadi jantung
umat Islam. Karena seluruh bangunan doktrin dan sumber keilmuan Islam terinspirasi
dari dua hal pokok tersebut. Kedudukan Al Quran sebagai sumber utama dan pertama
bagi penetapan hukum, maka bila seseorang ingin menemukan hukum untuk suatu
kejadian.

Sunnah : Sunnah (hadis) merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al


Quran. Sunnah juga menempati posisi yang sangat penting dan strategis dalam kajian-
kajian keislaman. Keberadaan dan kedudukannya tidak diragukan lagi. Sunnah dari
segi etimologi adalah perbuatan yang semula belum pernah dilakukan kemudian
diikuti oleh orang yang lebih baik perbuatan terpuji maupun tercela. Secara
terminologi, ahli fiqih dan hadis berbeda memberikan pengertian tentang hadis.
Menurut para ahli hadis, sunnah sama dengan hadis yaitu suatu yang dinisbahkan oleh
Rasullullah SAW baik perkataan, perbuatan maupun sikap belaiu tentang suatu
peristiwa. Para ahli fiqh makna sunnah mengandung pengertian suatu perbuatan yang
jika dikerjakan mendapat pahala, tetapi jika ditinggalkan tidak mendapat dosa. Dalam
pengertian ini sunnah merupakan salah satu dari ahkam al takhlifi yang lima, yaitu
wajib, sunnah, haram, makruh, mubah. Sunnah menurut istilah ahli ushul figh adalah
ucapan nabi dan perbuatannya dan takrirnya. Jadi sunnah artinya cara yang dibiasakan
atau cara yang dipuji. Sedangkan menurut istilah agama yaitu perbuatan nabi.
Perbuatan dan takririnya (yakni ucapan dan perbuatan sahabat yang beliau diamkan
dengan arti membenarkan). Seluruh umat Islam telah sepakat bahwa hadis rasul
merupakan sumber dan hukum Islam setelah Al Quran. Kesepakat umat Islam dalam
mempercayai, menerima dan mengamalkan segala ketentuan yang terkandung di
dalam hadis ternyata sejak Rasullullah masih hidup.

Ijma : Ijma’ menurut hukum islam pada prinsipnya ijma’ adalah


kesepakatan beberapa ahli istihan atau sejumlah mujtahid umat islam setelah masa
rasulullah tentang hukum atau ketentuan beberapa masa yang berkaitan dengan syariat
atau suatu hal. Ijma merupakan salah satu upaya istihad umat islam setalah qiyas.
Kata ijma’ berasal dari kata jam’ artinya maenghimpun atau mengumpulkan. Ijma’
mempunyai dua makna, yaitu menyusun mengatur suatu hal yang tak teratur,oleh
sebab itu berarti menetapkan memutuskan suatu perkara,dan berarti pula istilah ulama
fiqih (fuqaha). Ijma berati kesepakatan pendapat di antara mujtahid, atau persetujuan
pendapat di antara ulama fiqih dari abad tertentu mengenai masalah hukum.
Qiyas : Qiyas ialah menyamakan suatu peristiwa yang tidak ada hukumnya
dalam nash kepada kejadian yang lain yang hukumnya dalam nash karena adanya
kesamaan dua kejadian dalam illat hukumnya.Seterusnya dalam perkembangan
hukum islam kita jumpai qiyas sebagai sumber hukum yang keempat. Arti perkataan
bahasa arab “Qiyas” adalah menurut bahasa ukuran, timbangan. Persamaan (analogy)
dan menurut istilah ali ushul fiqih mencari sebanyak mungkin  persamaan antara dua
peristiwa dengan mempergunakan cara deduksi (analogical deduction).
Yaitu menciptakan atau menyalurkan atau menarik suatu garis hukum yang baru dari
garis hukum yang lama dengan maksud memakaiakan garis hukum yang baru itu
kepada suatu keadaan, karena garis hukum yang baru itu ada persamaanya dari garis
hukum yang lama.Sebagai contoh dapat dihadirkan dalam hal ini yaitu surat Al-
Maidah ayat 90,yakni :

“ hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk berhala) mengundi nasb dengan panah, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan.”(QS.Al-Maidah : ayat 90)
Menurut ketentuan nash, khamar dilarang karena memabukkan da dampak negatifnya
akan menyebabkan rusaknya badan, pikiran dan pergaulan. Dengan  demikian sifat
memabukkan dimiliki sebagai sebab bagi ketentuan hukum haram. Hal ini dapat
diqiyaskan bahwa setiap minuman yang memabukkan haram hukumnya jadi dilarang
di dalam hukum islam.
Ijtihad :  sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa
dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan
suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat
menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang.

4. Keberagaman lahir di tengah masyarakat. Dalam keberagaman ini, Muslim tak hanya
berinteraksi dengan saudaranya sesama Muslim tapi juga menjalin hubungan dengan
mereka yang beragama lain, non-Muslim.

Sayyid Sabiq dalam bukunya yang terkenal Fiqih Sunnah, mengatakan, hubungan
Muslim dengan non-Muslim adalah hubungan saling mengenal dan menolong serta
dalam hal kebaikan dan keadilan. Ia memperkuat argumentasinya dengan
menyampaikan apa yang tersurat dalam Al-Hujarat ayat 13 dan Al-Mumtahanah ayat
8.

Dalam Surat Al-Hujarat ayat 13, Allah SWT menyatakan, Dia telah menciptakan
manusia terdiri atas jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Juga menjadikan manusia
berbangsa-bangsa serta bersukusuku untuk saling mengenal. Dan orang yang paling
mulia disisi Allah adalah mereka yang saling bertakwa.
Batas-batas : tidak boleh menghadiri atau merayakan perayaan kaum non-muslim,
tidak boleh menjadikannya teman dekat, pemimpin dan orang kepercayaan, tidak
boleh menjadikannya sebagai pasangan, tidak boleh mendzoliminya, dll.

5. Keutamaan orang berilmu : orang berilmu akan dimudahkan dalam menuju surga,
akan memiliki pahala yang mengalir, orang yang akan diberikan kebaikan dan karunia
oleh Allah , dll
Keutamaan orang beriman : mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, selamat dari
azab neraka, menjadi orang yang teguh, dll

6. Akhlak : sesuatu yang mengakar kuat dalam jiwa seseorang dan


mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa harus dipikir terlebih dahulu.
Jika perbuatan yang dilakukan baik maka disebut akhlak mulia (akhlak mahmudah).
Tetapi, jika perbuatan yang dilakukan jelek maka disebut akhlak tercela (akhlak
madzmumah). Definisi ini memberikan pengertian bahwa perbuatan yang dilakukan
bukan didasari keyakinan dalam jiwa tidak disebut akhlak. Begitu juga halnya
perbuatan yang dilakukan tidak secara spontan, masih dipikir terlebih dahulu atau
dibuat-buat (pencitraan) bukan termasuk kategori akhlak.
Aqidah : apa yang menjadi keyakinan kuat seseorang di hatinya dan ia
beranggapan dengan aqidah itu ia beragama dan menyembah Allah. Termasuk di
dalam cakupan aqidah adalah tauhid kepada Allah dan beriman bahwa Allah Paha
Pencipta, Maha Pemberi Rezeki dan Allah memiliki asmaul husna dan sifat yang
tinggi.
Syariah : Syariah merupakan jalan hidup muslim yang memuat ketetapan-
ketetapan Allah dan ketentuan Rasul-Nya, baik berupa larangan maupun berupa
suruhan, meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia.

Anda mungkin juga menyukai