Liabilitas Jangka Panjang (Eko Sulistio Dan Trio Caesar)
Liabilitas Jangka Panjang (Eko Sulistio Dan Trio Caesar)
1. Liabilitas jangka pendek - liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam
jangka pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran
(hutang dagang, gaji, pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari
utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek
(misalnya dari pembelian peralatan), dan lain-lain.
2. Liabilitas jangka panjang - liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu periode
akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang jangka panjang, obligasi
pensiun, dan lain-lain.
Utang jangka panjang menurut Kieso (2008 : 238) “terdiri dari pengorbanan manfaat
ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak
dibayarkan dalam satu tahun atau siklus operasi perusahaaan. Menurut PSAK 1 (Revisi
2013) Penyajian Laporan Keuangan, suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas
jangka pendek jika:
1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya;
2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan
setalah periode pelaporan;
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Liabilitas yang tidak termasuk kelompok tersebut dikategorikan sebagai liabilitas jangka
panjang. Beberapa contoh liabilitas jangka panjang adalah utang obligasi, wesel bayar,
liabilitas sewa, liabilitas pensiun, dan liabilitas pajak tangguhan.
Utang Obligasi
Utang obligasi terjadi apabila perusahaan memenuhi kebutuhan tambahan modal kerja
dengan cara mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi adalah sebuah kontrak yang memuat
janji untuk membayar sejumlah uang pada tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan, dan
bunga periodik dengan tingkat tertentu dari nilai nominal. Harga jual obligasi tergantung
pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin
tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin
rendah.
Penerbitan Obligasi
Dwi Martani dkk. (2015:58) mengungkapkan bahwa harga wajar obligasi (harga jual) dapat
berbeda dari nilai nominalnya. Nilai nominal adalah nilai yang dijanjikan akan dibayarkan
oleh penerbit liabilitas pada saat jatuh tempo. Apabila harga jual lebih tinggi dari nilai
nominal maka liabilitas dijual dengan harga premium, sedangkan apabila harga jual lebih
rendah dari nilai nominal maka liabilitas dijual dengan harga diskon. Perbedaan tersebut
timbul apabila tingkat suku bunga efektif berbeda dengan tingkat suku bunga kupon.
Contoh:
Pada tanggal 1 Januari 2016, PT Gogo menerbitkan obligasi dengan nilai nominal
Rp100.000.000 dan tingkat bunga kupon 10% yang dibayar semesteran tiap tanggal 1 Januari
dan 1 Juli. Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal 1
Januari 2021. PVIF (4%,10) anuitas = 8,1109 an PVIF (4%, 10) single sum = 0,6756.
Harga obligasi:
Nilai sekarang dari pokok utang:
Rp100.000.000 x 0,6756 Rp67.560.000
Nilai sekarang dari bunga:
(Rp100.000.000 x 10% x 6/12) x 8,1109 Rp40.554.000
Total Rp108.114.000
Obligasi dijual pada harga premium:
Kas 108.114.000
Utang obligasi 100.000.000
Premium obligasi 8.114.000
Jenis dan Peringkat Obligasi
Kieso dalam bukunya “Akuntansi Intermediate Jilid 2” menyebutkan bahwa ada beberapa
jenis obligasi yang biasanya dijumpai, yaitu:
Obligasi Konversi
Pada tanggal 1 Maret 2015 PT Kartika menerbitkan 5.000 lembar olbigasi konversi dengan
nilai nominal Rp.100.000/ lembar. Jangka waktu jatuh tempo obligasi tersebut adalah 5 tahun
dan tingkat bunga sebesar 8 % . nilai wajar dari obligasi yang serupa tanpa elemen konversi
adalah Rp.460.000.000. pada tanggal 1 Maret 2015. PT Kartika harus memisahkan nilai
obligasi konversi menjadi komponen liabilitas dan komponen ekuitas sebagai berikut :
Nilai obligasi koversi (5.000 x Rp.100.000) Rp.500.000.000
Nilai wajar komponen liabilitas Rp.460.000.000
Nilai komponen ekuitas Rp.40.000.000
Perhitungan Amortisasi
Melanjutkan pada contoh 12.2 untuk menentukan biaya perolehan diamortisasi, serta beban
bunga dan jumlah amortisasi premium tiap preiode, maka perlu dibuat table amortisasi
sebagai berikut:
Tabel Amortisasi
Liabilitas jangka panjang diatas dapat diterbitkan di antara tanggal pembayaran bunga. Pada
pembayaran bunga berikutnya pembeli akan menerima pembayaran bunga penuh.
Beban bunga yang diakui pada tanggal 1 juli 2015 adalah sebesar Rp.15.000.000 (6% x
Rp.500.000.000 x 6/12 )
Tangga Keterangan Debit Kredit
l
1 juli 2012 Beban Bunga 15.000.000 -
Kas - 15.000.000
PENGEHENTIAN PENGAKUAN
Entitas menghentikan pengakuan (mengeluarkan dari laporan posisi keuangan) jika
kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan kedaluwarsa
Penghentian Pengakuan
PT Kirana meminjam uang dari bank sebesar Rp.1.000.000.000 kesulitan keuangan yang
dihadapi perusahaan membuat perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban terkait pinjaman
bank tersebut. Perusahaan memutuskan untuk melakukan negosiasi dengan bank dan berhasil
memperoleh kesepakatan pelunasan pinjaman dengan menyerahkan proporti milik
perusahaan dengan nilai pasar Rp.900.000.000 untuk melunasi seluruh pinjaman. Nilai
tercatat property tersebut di pembukuan perusahaan sebesar Rp.940.000.000
Keuntungan yang diakui perusahaan dari pelunasan tersebut sebesar
Rp.1.000.000.000 dikurangi nilai wajar property Rp.900.000.000 yaitu Rp.100.000.000.
Perusahaan juga mencatat kerugian dari pelepasan properti sebesar selisih nilai wajar dan
nilai tercatat properti yaitu rugi sebesar Rp.40.000.000.
Jika entitas membeli kembali atau melunasi hanya sebagian dari liabilitas keuangan, maka
entitias mengalokasikan nilai tercatat dari liabilitas keuangan berdasarkan nilai relatifnya
pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya.
Pada tanggal 1 Januari 2018 perusahaan membeli 50% dari obligasi tersebut yang beredar
pasar dengan harga Rp.246.000.000. nilai tercatat bagian dari obligasi tersebut pada tanggal
penarikan adalah Rp.248.291.882. (50% x Rp.496.583.764). keuntungan yang timbul dari
pelunasan tersebut adalah Rp.248.291.882 – Rp.246.000.000 = Rp.2.291.882
Nilai kini utang berdasarkan modifikasi utang (tingkat bunga awal 6% dan jangka waktu 5
tahun)
Pokok pinjaman (Rp.1.800.000.000 x PVIF 6%.5 ) Rp. 1.345.064.711
Bunga (Rp.1.800.000.000. x 5% x PVIF 6%.5 ) Rp. 379.112.741
Total Rp.1.724.177.452
Perbedaan antara nilai kini utang lama dan utang baru = Rp.2.120.000.000 –
Rp.1.724.177.452 = Rp.395.822.548 atau 18,67% lebih rendah dibandingkan nilai kini utang
lama. Karena perbedaannya lebih dari 10% maka restrukturisasi utang tersebut memenuhi
kriteria untuk diakui sebagai penghapusan utang lama dan mengakui utang baru. Nilai utang
baru, sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2014). Harus diakui sebesar nilai wajar. Nilai wajar
dari utang tersebut dihitung dengan mengacu ke tingkat bunga pasar pada tanggal
restrukturisasi. Apabila pada saat restrukturisasi tingkat bunga yang berlaku adalah 10%
maka nilai kini dari utang baru adalah :
Pokok pinjaman (Rp.1.800.000.000 x PVIF10%.5 ) Rp.1.117.658.382
Bunga ( Rp.1.800.000.000 x 5% x PVIF10%.5 ) Rp. 341.170.809
Total Rp.1.458.829.191
Diskonto dari utang baru berarti sebesar Rp.341.170.809 (Rp.1.800.000.000 –
Rp.1.458.829.191) dan keuntungan dari restrukturisasi utang sebesar Rp.66.170.809
(Rp.2.120.000.000 utang lama – Rp.1.458.829.191 utang baru).
Ayat jurnal untuk mencatat penghapusan utang lama dan pengakuan utang baru tersebut
adalah
Keterangan Debit Kredit
Utang Bank (lama) 2.000.000.000 -
Utang Bunga 120.000.000 -
Diskonto Utang Bank(baru) 341.170.809 -
Utang Bank (baru) - 1.800.000.000
Keuntungan dari restrukturisasi - 66.170.809
Pengungkapan
PSAK 60 Instrumen keuangan: pengungkapan mengatur dengan rinci persyaratan
pengungkapan untuk instrumen keuangan. Beberapa persyaratan pengungkapan yang terkait
dengan liabilitas jangka panjang adalah :
1. Menyediakan informasi yang cukup untuk memungkinkan rekonsiliasi terhadap setiap bris
pos liabilitas jangka panjang yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
2. Nilai tercatat liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
3. Mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan
4. Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan jangka panjang menunjukkan sisa jatuh tempo
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Rasio keuangan yang terkait dengan liabilitas jangka panjang :
Debt to equity ratio = Total Utang
Total Ekuitas
Debt to equity ratio = = Total Utang
Total Aset
Total utang mencakup utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
Rasio keuangan lain terkait utang jangka panjang adalah Times Interest Earned :
Times Interest Earned = Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Beban Bunga
Rasio ini mengukur sejauhmana laba tersedia untuk menutupi beban bunga, yang
mencerminkan perlindungan bagi kreditur. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi
perlindungan bagi kreditur terkait pembayaran bunga.