net/publication/335449888
CITATIONS READS
0 127
2 authors, including:
Hendro Priyatman
Tanjungpura University
6 PUBLICATIONS 7 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Hendro Priyatman on 07 May 2020.
Universitas Tanjungpura
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro
Tel. 0561 740186; Fax. 0561 740186 ;kode pos 78124; email: priyatmanhendro@rocketmail.com
Pontianak, Kalimantan Barat.
ABSTRAK
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) skala kecil sumber dayanya mudah diperoleh karena
potensi intensitas radiasi matahari di wilayah khatulistiwa cukup tinggi dan merata yaitu 4,5kWh/m2.
Data yang didapat memperlihatkan jumlah kebutuhan rata-rata daya untuk beban penerangan dan
elektronika sebesar 310watt dengan perincian daya penerangan 200watt yang digunakan rata-rata
selama 8 jam dan elektronika 110watt selama 7 jam rata-rata setiap hari di lokasi desa terpencil.
Dengan PLTS skala kecil yang dirancang, beban penerangan dan elektronika dapat digunakan secara
bersamaan atau bergantian siang dan malam sesuai dengan pola pemakaian. Dengan PLTS skala
kecil yang dirancang ini kebutuhan energi listrik terutama untuk penerangan sudah terpenuhi, untuk
beban elektronika seperti pengeras suara, televisi, radio panggil, cas hp, kipas angin sudah dapat
dipenuhi dengan mengatur lamanya waktu beban saat beroperasi. PLTS skala kecil dapat menghemat
biaya operasional dibandingkan dengan generator set (genset). Biaya per tahun untuk PLTS skala
kecil Rp. 3.184.250 tanpa mengalami gangguan dalam melayani beban serta dapat digunakan setiap
saat. Pada saat pagi hingga sore hari PLTS skala kecil digunakan tanpa batas waktu, sedangkan
generator set dengan daya yang sama memerlukan biaya Rp. 9.350.000 dengan banyak gangguan
teknis sehingga hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan dengan waktu operasional hanya 5 jam
untuk setiap 3 liter bahan bakar.
PENDAHULUAN
Energi surya merupakan sumber daya alternatif karena energi surya merupakan sumber energi yang
dapat diperbarui. Program listrik desa dari pemerintah untuk daerah terpencil dan tertinggal belum
semuanya mencapai lokasi sasaran. Umumnya daerah terpencil tersebut terdapat minimal satu sekolah
dasar dan pelayanan umum yang berada dilokasi bangunan. Kebutuhan energi listrik sangat penting
bagi aktivitas warga desa dalam meningkatkan produktivitas kerja dan pendidikan. Untuk itu perlu
diadakan pembangkit energi listrik yang mudah dalam penggunaan dan murah operasional serta
perawatannya. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) skala kecil sumber dayanya murah dan
mudah diperoleh karena potensi intensitas radiasi matahari di wilayah khatulistiwa cukup tinggi dan
merata yaitu 4,5kWh/m2. Masyarakat dusun hingga saat ini menggunakan generator set skala kecil
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pada rumah tangganya. Sering terjadi kerusakan komponen
dan sulitnya mendapatkan bahan bakar membuat keterbatasan aktivitas warga. Pembangkit listrik
Pembangkit listrik tenaga surya selanjutnya disebut sebagai PLTS itu konsepnya sederhana. yaitu
mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk
energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk
memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi
listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, sehingga sistem sel surya
sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.
Bandingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan memerlukan bahan bakar
untuk dapat menghasilkan listrik. Menghasilkan polusi udara. Selain itu gas buang yang dihasilkan
dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak
ekosistem.
PLTS merupakan pembangkit listrik tenaga surya yang mana energi listrik yang dihasilkan
dari modul photovoltaic berupa listrik arus searah (DC) yang dapat langsung digunakan atau disimpan
ke dalam baterai untuk dipergunakan pada saat lain ketika diperlukan dalam kondisi tidak ada cahaya
matahari (dalam cuaca mendung/malam hari).
Unit PLTS di pasang pada setiap rumah (desentralisasi/menyebar) atau (sentralisasi/terpusat) yang
sangat memerlukan sumber energi listrik. Dalam perencanaan untuk pembangunannya benar-benar
jelas untuk peruntukannya. PLTS dapat digunakan hampir diseluruh sektor kehidupan yang
memerlukan energi listrik tanpa terkecuali.
Komponen utama PLTS skala kecil terdiri dari:
- Sel surya, merupakan bagian utama pembangkit listrik
- Aki, terdiri dari aki berfungsi sebagai penyimpan energi listrik.
- Pengendali pengisian dan pelepasan listrik, merupakan komponen pengendali.
- Beban, seperti lampu, televisi, radio, pengeras suara dan kipas angin.
Kebutuhan energi listrik khususnya untuk penerangan yang tidak tersedia menjadi kendala utama
bagi warga desa dalam beraktifitas pada malam hari, hal ini karena kondisi penerangan yang terbatas
hanya dengan menggunakan lampu petromaks dan generator set dengan daya 200w – 300w yang
membutuhkan biaya mahal dalam operasionalnya dan terbatasnya komponen jika rusak serta bahan
bakar nya susah untuk mendapatkannya di lokasi yang bersangkutan. Kegiatan belajar mengajar juga
terbatas hanya pada siang hari. Jika hari mendung atau hujan aktifitas belajar terhenti.
Data berikut merupakan kebutuhan maksimal daya listrik yang digunakan setiap hari di beberapa
rumah desa terpencil,
Berdasarkan jumlah total daya maksimal yang digunakan, maka akan dibutuhkan modul surya
sebanyak 545Wh : 150Wh = 3,6 unit modul surya dengan kapasitas masing-masing modul sebesar
50Wp, sebagai alternatif dapat juga digunakan 2 unit panel 80wp.
Berikut ini merupakan data yang akan membandingkan secara ekonomis antara PLTS skala
kecil dan Generator set 1,2kVA yang umumnya digunakan warga dusun dan desa, dalam melayani
beban yang sama yaitu, 545watt. Lembaran tabel data berikut ini akan diisi sesuai dengan kebutuhan
warga yang nantinya digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengambil kesimpulan.
Pada kasus dan analisis yang dilakukan diatas keberadaan PLTS skala kecil sangat
memungkinkan digunakan oleh masyarakat yang jauh dari jangkauan listrik milik PT. PLN (Persero).
Pengoperasiannya dianggap sangat mudah, tidak berisik dan yang utama menghemat biaya operasional
dibandingkan generator set. Pada kondisi nyatanya umumnya generator set yang digunakan oleh
penduduk dusun sering mengalami kerusakan setiap 2 minggu atau 3 minggu sekali bahkan hampir
setiap minggunya, hal ini dikarenakan karena kualitas mesin yang digunakan tidak sesuai dengan
karakteristik beban terpasang dan juga kualitas bahan bakarnya tidak sesuai dengan spesifikasi mesin,
bahan bakar yang berada didaerah terpencil umumnya sudah bercampur dengan fluida oli dan
sejenisnya. Efek dari tegangan yang dihasilkan oleh generator set yang pernah rusak sering
menyebabkan lampu jenis apapun yang dipakai sering rusak lebih cepat dan peralatan elektronik yang
digunakan juga sering rusak, hal ini disebabkan karena tegangan keluaran genset tersebut beregulasi
sangat ekstrim dan tidak stabil setiap saat.
KESIMPULAN