Anda di halaman 1dari 3

In_7C_21_SYAHRIAL DWI APRIYA SERIES_PA Korupsi

1. Apakah yang dimaksud dengan Tipikor (Tindak Pidana Korupsi)?


Tipikor (Tindak Pidana Korupsi) adalah tindakan setiap orang yang secara melawan
hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000 (dua
ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah). Secara
umum, Tindak Pidana Korupsi adalah semua perbuatan atau tindakan melawan hokum,
memperkaya diri sendiri orang/badan lain, menyalahgunakan kewenangan dalam jabatan
yang dapat merugikan keuangan/perekonomian Negara. Termasuk penyuapan,
penggelapan, pemerasan, dan gratifikasi.

2. Jelaskan siapa pelaku Tipikor dalam kasus tersebut.


Pelaku yang terlibat dalam kasus tipikor tersebut adalah mantan Direktur Utama Asuransi
Jiwasraya (AJS) Hendrisman Rahim, mantan Direktur Keuangan AJS Hary Prasetyo,
Kepala Divisi Investasi dan Keuangan AJS Syahmirwan, dan Direktur PT Maxima
Integra Joko Hartono Tirto, Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Heru Hidayat dan
Direktur Utama PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro.

3. Jelaskan Tipikor yang dilakukan terdakwa Heru Hidayat.


Heru Hidayat dinyatakan bersalah melakukan korupsi yang merugikan keuangan negara
sebesar Rp 16,807 triliun serta melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Tindakan pidana yang dilakukan Heru dinyatakan sebagai sebuah perbuatan korupsi yang
terorganisasi dengan baik, sehingga sulit untuk mengungkap perbuatannya. Selain itu,
Heru disebut menggunakan pihak lain dalam jumlah banyak untuk menjadi nomine.

4. Buktikan bahwa vonis Hakim sesuai dengan Pasal yang dilanggar terdakwa Heru
Hidayat.
Heru Hidayat divonis dengan penjara seumur hidup dan denda sebesar Rp. 5 milyar
subsider 1 tahun penjara. Vonis tersebut berdasarkan dakwaan pertama dari Pasal 2 Ayat
(1) jo Pasal 18 UU Tipikor jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP dan dakwaan kedua dari
Pasal 3 Ayat (1) huruf c UU Nomor 15 Tahun 2002 sebagai telah diubah dengan UU
Nomor 25 Tahun 2003 tentang TPPU dan dakwaan ketiga Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU. Selain menghukum penjara, Heru
juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp 10.728.783.375.000. Dikarenakan
tindakan pidana yang dilakukan Heru dinyatakan sebagai sebuah perbuatan korupsi yang
terorganisasi dengan baik, sehingga sulit untuk mengungkap perbuatannya. Selain itu,
Heru disebut menggunakan pihak lain dalam jumlah banyak untuk menjadi nominee.
Majelis hakim pun menilai, Heru tidak merasa bersalah dan tidak menyesali
perbuatannya, sehingga sikap sopan dan status sebagai kepala keluarga terhapus.

5. Jika terdakwa tidak diadili di Pengadilan tempat terjadinya Tipikor, apa yang terjadi?
Pengadilan tersebut dianggap tidak sah dan harus diulang di pengadilan yang berwenang
yakni pengadilan Tipikor. Pengadilan Tipikor merupakan satu-satunya pengadilan yang
diberi wewenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak pidana korupsi.
6. Tulis referensi Pasalnya, apakah terdakwa dapat divonis pidana mati?
Pasal 2 Ayat (2) di UU Nomor 31 tahun 1999 "Dalam hal tindak pidana korupsi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati
dapat dijatuhkan. " Pasal 2 ayat 2 UU Nomor 20 Tahun 2001 “Pasal 2 ayat (2) Yang
dimaksud dengan "keadaan tertentu" dalam ketentuan ini adalah keadaan yang dapat
dijadikan alasan pemberatan pidana bagi pelaku tindak pidana korupsi yaitu apabila
tindak pidana tersebut dilakukan terhadap dana-dana yang diperuntukkan bagi
penanggulangan keadaan bahaya, bencana alam nasional, penanggulangan akibat
kerusuhan sosial yang meluas, penanggulangan krisis ekonomi dan moneter, dan
pengulangan tindak pidana korupsi.”
Dalam kasus tersebut belum bisa divonis hukuman mati karena berdasarkan pasal
berikutnya yakni pasal 12 UU Nomor 31 tahun 1999 berdasarkan Kitab Undang-undang
Hukum Pidana pasal 419, 420, 423 425 dan 435 Kitab Undang – undang Hukum Pidana
terduga tertangkap melakukan korupsi dan mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp
16,807 triliun. Sehingga tidak dikenakan pidana mati dan dikenakan pidana paling
singkat penjara 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp
200.000.000,00 dan paling banyak 1.000.000.000,00.

7. Jelaskan jumlah uang yang di korupsi menurut Pasal 18 (1) b UU 31/1999 jo. UU 20/2001
Menurut pasal 18 (1) b UU 31/199 jo.UU20/21 jumlah uang yang dikorupsi adalah
seluruh nilai seluruh harta benda yang diperoleh dari tindakan korupsi tersebut. Dalam
kasus diatas pelaku terbukti merugikan negara dengan jumlah uang sebesar Rp 16,807
triliun.

8. Jelaskan peran terdakwa Heru Hidayat menurut Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Peran terdakwa menurut Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP adalah sebagai orang yang
melakukan peristiwa pidana yakni salah menggunakan kekuasaan jabatan untuk
melakukan korupsi dan pencucian uang serta tidak mendukung program pemerintah
dalam penyelenggaraan pemerintah yang bebas korupsi, kolusi, nepotisme; serta bersifat
terstruktur, sistematis dan masif terhadap asuransi Jiwasraya.

9. Sebutkan sanksi yang diterima terdakwa Heru Hidayat sesuai vonis majelis hakim dan 4
(empat) sanksi sosial dari masyarakat.
Sanksi hukuman yang didapatkan vonis sebesar Rp. 5 milyar subsider 1 tahun penjara
sesuai dengan pengajuan oleh jaksa penuntut umum serta dengan pertimbangan hakim.
Sanksi sosial yang diterima oleh terdakwa berupa cap koruptor, masa depan lebih suram,
keluarga akan mendapat gunjingan karna anggota keluarganya merupakan koruptor, tidak
dapat berpartisipasi dalam politik.

10. Mengapa taruna STMKG wajib mendapat mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi?
Taruna STMKG wajib mendapatkan mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi karena setiap
taruna STMKG adalah calon pegawai yang akan berdinas di BMKG, sehingga diperlukan
pembekalan terkait Pendidikan Korupsi sehingga taruna STMKG mempunyai jiwa anti
korupsi pada dirinya. Mengetahui dan memahami serta menjalankan peraturan
perundang-undangan yang berlaku terkait tindak korupsi sehingga dapat terhindar dari
tindak pidana korupsi baik yang disengaja maupun tidak disengaja ketika menjadi pejabat
maupun ASN pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai