Anda di halaman 1dari 17

Analisis Perbedaan Pengungkapan Aspek Sebelum dan Setelah Penerapan

Prinsip Materialitas pada Penyusunan Laporan Keberlanjutan


(Studi pada Perusahaan Gas Negara)
Ihsani Mazelfi
ihsani.mazelfi@mail.ugm.ac.id

Program Magister Akuntansi


Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada
Jl. Sosio Humaniora No.1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281
ABSTRAK
Global Reporting Initiative (GRI) menerapkan prinsip materialitas dalam proses penentuan
aspek yang akan diungkapkan pada laporan keberlanjutan entitas. Prinsip ini baru mulai diterapkan
pada pedoman pelaporan keberlanjutan GRI 4. Pada artikel ini, peneliti ingin mengidentifikasi
perbedaan antara kerangka pedoman pelaporan sebelum dan sesudah penerapan prinsip materialitas,
serta perbedaan aspek yang diungkapkan pada laporan keberlanjutan tahun sebelum dan sesudah
diterapkannya prinsip materialitas. Penelitian ini menggunakan kerangka pedoman pelaporan
keberlanjutan dan laporan keberlanjutan Perusahaan Gas Negara. Teknik analisis data menggunakan
analisis data kualitatif, mengikuti konsep Spradley (1980). Hasil identifikasi menampilkan bahwa
ada 44 aspek yang diungkapkan pada laporan keberlanjutan sebelum penerapan prinsip materialitas
namun tidak diungkapkan pada laporan keberlanjutan setelah penerapan prinsip materialitas.
Kata Kunci : Laporan keberlanjutan, pedoman pelaporan keberlanjutan, prinsip materialitas.
ABSTRACT

The Global Reporting Initiative (GRI) applies the principle of materiality in the process of
determining the aspects to be disclosed in the entity’s sustainability report. This principle has just
begun to be applied in the GRI 4 sustainability report-ing guidelines. In this article, the researcher
wishes to identify the differences bet-ween the reporting guideline frameworks before and after the
application of mate-riality principles, as well as the different aspects expressed in the sustainability
report years before and after the introduction of the principle of materiality. This research uses the
framework of sustainability reporting and sustainability report of Perusahaan Gas Negara. The data
analysis technique used is qualitative data analy-sis, following the concept of Spradley (1980). The
results of the identification show that there are 44 aspects expressed in the sustainability report prior
to the appli-cation of the principle of materiality but not disclosed in the sustainability report after
the application of the principle of materiality.
Keywords: Sustainability report, sustainability reporting guidelines, materiality principles.

PENDAHULUAN orang orang di sekitarnya. Perusahaan harus


mengungkapkan tanggung jawab mereka, terha-
Data statistik menunjukkan bahwa per- dap lingkungan dan orang orang disekitarnya
tumbuhan positif dari peningkatan kehidupan yang terkena dampak dari aktifitas yang dilaku-
dari banyak orang di seluruh dunia berbanding kan oleh perusahaan.
terbalik dengan informasi mengenai kondisi Pengungkapan laporan keberlanjutan (sus-
lingkungan, beban kemiskinan dan tingkat kela- tainability report) merupakan suatu bentuk ko-
paran jutaan orang lainnya. Kondisi kontras ini mitmen perusahaan dalam mempublikasikan la-
menciptakan dilema yang paling menantang ba- poran keberlanjutan. Laporan keberlanjutan
gi abad ke 21 (Pedoman Laporan Keberlanjutan memberikan informasi tentang pertanggungja-
GRI-3.0). Perusahaan sebagai entitas yang mela- waban perusahaan terhadap lingkungan dan so-
kukan aktifitas untuk mendapatkan laba, akan sial. Ada lima kerangka teratas yang mengatur
bersentuhan langsung dengan lingkungan dan
laporan keberlanjutan menurut Measurable atas aspek yang banyak. Namun, pada Pedoman
(2014) yaitu CDP (Carbon Disclosure Project), pelaporan keberlanjutan GRI-4 dan Standar
DJSI (Dow Jones Sustainability Indexes), GRI GRI, hal ini akan diminimalisir dengan adanya
(Global Reporting Initiative), GRESB (Global pemilihan aspek yang material, yang tentunya
Real Estate Sustainability Benchmark) dan akan menghilangkan aspek dan topik relevan
SASB (Sustainability Accounting Standards yang dianggap tidak material. Pemilihan ini ber-
Board). Diantara lima kerangka tersebut, GRI dasarkan penilaian oleh penyusun terhadap ma-
adalah kerangka yang paling banyak digunakan sing masing aspek relevan. Proses penilaian ini
dalam proses pelaporan keberlanjutan (Sadji- memberikan peluang bagi pelapor untuk tidak
arto, 2011). Panduan GRI terpilih sebagai ke- menampilkan hal hal buruk yang terjadi pada
rangka kerja pelaporan yang paling bermanfaat, perusahaannya dan hal hal yang seharusnya di-
paling kredibel, dan disukai perusahaan dan or- ketahui oleh para pembaca, dengan cara menilai
ganisasi, disamping CDP dan DJSI (GRI, 2013). bahwa aspek tersebut tidak material untuk di-
Laporan keberlanjutan yang ada di Indonesia ungkapkan.
saat ini, hampir sebagian besar berdasarkan stan-
dar pengungkapan GRI (OJK, 2017). Rumusan Masalah
GRI mengatur aspek yang akan diungkap- Berdasarkan keinginan pelapor untuk mendapat-
kan pada laporan keberlanjutan, dimana aspek kan level yang lebih tinggi tadi, maka laporan
tersebut mencerminkan keseluruhan aktivitas keberlanjutan yang diterbitkan oleh perusahaan
sosial perusahaan, baik kepada lingkungan mau- menggunakan Pedoman pelaporan keberlanjut-
pun kepada orang orang yang memiliki dampak an GRI-3.1 akan menampilkan aspek yang ba-
atas aktifitas perusahaan. Pada bulan Mei 2013, nyak, sehingga informasi yang sebenarnya ingin
Global Reporting Initiative menerbitkan Pedo- disampaikan oleh pelapor tidak sampai kepada
man pelaporan keberlanjutan GRI-4 (GRI, para pembaca. Pedoman versi setelahnya (Pedo-
2014). Pada tahun sebelumnya penyusun lapo- man pelaporan keberlanjutan GRI-4) membuat
ran keberlanjutan menggunakan Pedoman pela- perubahan dengan adanya prinsip materialitas
poran keberlanjutan GRI-3.1. Hal penting yang dalam proses membuat laporan keberlanjutan.
ditekankan pada Pedoman pelaporan keberlan- Prinsip materialitas ini memberikan kesempatan
jutan GRI-4 adalah prinsip materialitas dalam kepada pelapor untuk memilih aspek material
penentuan aspek material yang akan diungkap- yang akan diungkapkan.
kan. Prinsip ini akan memberikan kesempatan Jones (2016) membahas bahwa Pedoman
kepada penyusun laporan keberlanjutan untuk pelaporan keberlanjutan GRI-4 dapat menye-
melakukan penilaian tersendiri pada masing ma- babkan laporan yang lebih pendek, karena peru-
sing aspek dan topik relevan yang selanjutnya sahaan mengungkapkan informasi tentang daftar
dipilih untuk menjadi topik material. Proses ini aspek material yang lebih terfokus, 'namun
akan membuat laporan menjadi lebih pendek. memperingatkan bahwa' perusahaan perlu meru-
Prinsip materialitas ini dipertahankan pada Stan- muskan dan mendokumentasikan proses mate-
dar GRI yang merupakan pembaharuan dari Pe- rialitasnya, termasuk analisis pemangku kepen-
doman pelaporan keberlanjutan GRI-4. tingan, metode yang digunakan dan mengung-
Berbeda dengan pendahulunya Pedoman kapkan hal ini dalam laporan mereka. Prinsip
pelaporan keberlanjutan GRI-3.1, yang lebih Materialitas dalam pemilihan aspek baru dite-
menekankan untuk mengungkapkan sebanyak- rapkan pada pedoman pelaporan keberlanjutan
banyaknya (GRI, 2011). GRI 3.1 menyediakan GRI 4. Standar GRI sebagai pembaruan dari pe-
kriteria report application level, dimana jika pe- doman pelaporan keberlanjutan GRI 4 memper-
lapor bisa melakukan pengungkapan yang lebih tahankan penerapan prinsip materialitas dalam
banyak, maka report application level nya akan pengungkapan aspek ini. Peneliti ingin mem-
semakin baik (teori terkait hal ini akan dijelas- buktikan apakah benar jika menggunakan prin-
kan lebih lanjut pada poin 2.1.5 terkait pedoman sip materialitas, sebuah laporan bisa menjadi le-
pelaporan keberlanjutan 3.1). Pelapor agar men- bih pendek, karena jumlah aspek yang diung-
dapatkan level yang lebih tinggi, maka akan kapkan lebih sedikit, tanpa mengurangi info
mengupayakan untuk mengungkapkan lebih ba- penting yang harus diketahui oleh pembaca
nyak aspek. Hal ini menyebabkan laporan terdiri laporan? Peneliti memilih laporan keberlanjutan
terbaik agar mendapatkan informasi yang dii-
nginkan. Laporan keberlanjutan terbaik dapat perbedaan antara laporan keberlanjutan Perusa-
diketahui berdasarkan hasil ajang penghargaan haan Gas Negara tahun 2011 dan 2012 dengan
Sustainability Reporting Award yang diadakan 2013, 2014, 2015 dan 2016.
oleh National Center for Sustainability Re-
porting (NCSR). Perusahaan Gas Negara Laporan Keberlanjutan
dipilih karena meraih penghargaan Best Overall Laporan keberlanjutan (sustainability report)
pada Sustainability Reporting Award 2016. adalah praktek pengukuran, pengungkapan dan
upaya akuntabilitas dari kinerja perusahaan
Pertanyaan Penelitian dalam mencapai tujuan pembangunan berkelan-
Adapun pertanyaan pada penelitian ini, yaitu jutan kepada para pemangku kepentingan baik
a. Apakah laporan keberlanjutan yang disusun internal maupun eksternal. ‘Laporan keberlan-
menggunakan prinsip materialitas, aspek jutan’ merupakan sebuah istilah umum yang
yang diungkapkan menjadi lebih sedikit jika dianggap sinonim dengan istilah lainnya untuk
dibandingkan dengan laporan keberlanjutan menggambarkan laporan mengenai dampak eko-
yang belum menerapkan prinsip materialitas? nomi, lingkungan, dan sosial (misalnya triple
b. Apakah ada aspek pada laporan keberlanjutan bottom line, laporan pertanggungjawaban peru-
setelah menerapkan prinsip materialitas, yang sahaan, dan lain sebagainya) (Pedoman Laporan
dianggap tidak material serta tidak diungkap- Keberlanjutan GRI-3.0)
kan bagi pelapor namun diungkapkan pada Menaurut Elkington (1997) laporan keber-
laporan keberlanjutan sebelum penerapan lanjutan memuat informasi kinerja keuangan
prinsip materialitas? Jika ada, bagaimanakah dan informasi non keuangan. Informasi non keu-
tingkat pentingnya aspek yang tidak diung- angan terdiri dari informasi aktivitas dan tang-
kapkan pada laporan keberlanjutan se-telah gung jawab kepada sosial dan lingkungan peru-
penerapan prinsip materialitas bagi para sahaan. Laporan keberlanjutan juga memung-
pembaca? kinkan perusahaan agar mampu tumbuh secara
berkesinambungan (sustainable perfor-mance).
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang sudah dipapar- Stakeholder Theory
kan di atas, maka tujuan penelitian ini, yaitu Menurut Ghozali dan Chariri (2007), teo-
a. Mengetahui perbedaan aspek yang diungkap- ri stakeholder menyatakan bahwa perusahaan
kan pada laporan keberlanjutan sebelum dan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
setelah penerapan prinsip materialitas. kepentingan sendiri, namun harus memberikan
b. Mengidentifikasi aspek pada laporan keber- manfaat kepada seluruh stakeholder-nya (peme-
lanjutan setelah menerapkan prinsip material- gang saham, kreditor,konsumen, supplier, pe-
itas, yang dianggap tidak material serta tidak merintah, masyarakat, analis, dan pihak lain).
diungkapkan bagi pelapor namun diungkap- Kelompok stakeholder inilah yang menjadi
kan pada laporan keberlanjutan sebelum pe- bahan pertimbangan bagi manajemen perusaha-
nerapan prinsip materialitas, serta tingkat an dalam mengungkap atau tidak suatu infor-
pentingnya aspek yang tidak diungkapkan masi di dalam laporan perusahaan tersebut.
pada laporan keberlanjutan setelah penerapan Tujuan utama dari teori stakeholder adalah un-
prinsip materialitas bagi para pembaca. tuk membantu manajemen perusahaan dalam
meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan
Penelitian ini dilakukan menggunakan data meminimalkan kerugian yang mungkin muncul
pedoman pelaporan keberlanjutan dan laporan bagi stakeholder.
keberlanjutan Perusahaan Gas Negara. Peneliti- Donaldson dan Preston (1995) juga
an ini akan membahas mengenai perbedaan an- memberikan pernyataan bahwa stakeholder
tara pedoman pelaporan keberlanjutan sebelum theory memperluas tanggungjawab organisasi
dan setelah penerapan prinsip materialitas, yaitu kepada seluruh pemangku kepentingan tidak
perbedaan antara GRI-3.1 dengan GRI-4 dan hanya kepada investor atau pemilik. Ullman
Standar GRI. Penelitian ini juga akan membahas (1985) berpendapat bahwa power stakeholder
perbedaan laporan keberlanjutan sebelum dan berhubungan dengan postur strategis (strategic
setelah penerapan prinsip materialitas, yaitu posture) yang diadopsi oleh perusahaan.
Menurutnya, strategic posture menggambarkan
model reaksi yang ditunjukkan oleh pengambil
keputusan kunci perusahaan terhadap tuntutan
sosial. Teori stakeholder ini menguatkan peru-
sahaan untuk mengungkapkan laporan keberlan-
jutan yang berisi informasi terkait aktivitas bis-
nisnya, karena perusahaan bukan hanya untuk
dirinya sendiri namun ada para pemangku ke-
pentingan yang terkait dengan operasi bisnis
perusahaan.
Gambar 1 Kriteria Report Application Level
Legitimacy Theory (GRI, 2011, p.AL.2)
Dowling dan Pfeffer (1975) menjelaskan bahwa
teori legitimasi sangat bermanfaat dalam meng- Report application level terdiri atas C, C+, B,
analisis perilaku organisasi dengan sebab B+, A dan A+. Masing-masing level memiliki
Karena legitimasi adalah hal yang penting kriteria pelaporan yang mencerminkan cakupan
bagi organisasi, batasan-batasan yang penerapan atas aspek yang diatur dalam
ditekankan oleh norma-norma dan nilai- Pedoman pelaporan keberlanjutan GRI-3.1. Le-
nilai sosial, dan reaksi terhadap batasan vel C memiliki pengungkapan aspek yang lebih
tersebut mendorong pentingnya analisis sedikit dibandingkan level B, dan yang terbaik
perilaku organisasi dengan memperhatikan adalah level A. Sebuah organisasi dapat me-
lingkungan. (p.131): nyatakan nilai “plus” (+) pada setiap tingkatan
(misalnya C+ , B+, A+), jika telah menggunakan
Legitimacy theory dan stakeholders theory report eksternally assured. Indikator penentuan
merupakan teori yang menjelaskan moti-vasi level dijelaskan pada gambar 1.
para manajer atau organisasi untuk mela-kukan
pengungkapan laporan berkelanjutan. Jika teori Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI-4
stakeholders dimotivasi oleh pertang- Prinsip materialitas dalam Pedoman pelaporan
gungjawaban kepada para pemangku kepen- keberlanjutan GRI-4 yaitu laporan harus menca-
tingan, maka legitimacy theory menggunakan kup aspek yang mencerminkan dampak ekono-
motivasi untuk mendapatkan pengesahan atau mi, lingkungan dan sosial yang signifikan dari
penerimaan dari masyarakat. Legitimacy theory organisasi atau secara substansial memengaruhi
menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya asesmen dan keputusan pemangku kepentingan.
untuk memastikan bahwa mereka beroperasi Prinsip materialitas ini memberikan kesempatan
dalam bingkai dan norma yang ada dalam kepada pelapor untuk menentukan sendiri kon-
masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan ten yang akan dilaporkan. Pelapor diberikan ke-
berada, dimana mereka berusaha untuk memas- bebasan untuk memilih dan melakukan peni-
tikan bahwa aktifitas mereka (perusahaan) dite- laian akan aspek yang ada. Aspek yang dinilai
rima oleh pihak luar sebagai suatu yang sah. material akan menjadi aspek material dan diung-
kapkan dalam laporan keberlanjutan.
Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI-3.1 Pedoman pelaporan keberlanjutan GRI-4
Laporan keberlanjutan yang menggunakan Pe- memberikan penjelasan mengenai langkah yang
doman pelaporan keberlanjutan GRI-3.1, meng- akan dilakukan oleh organisasi pelapor dalam
haruskan pembuat laporan untuk menyatakan menentukan konten laporan keberlanjutannya.
pada tingkatan mana Pedoman Pelaporan GRI- Langkah tersebut dirancang untuk memandu
3.1 yang mereka gunakan. Pernyataan ini pelapor dalam menerapkan prinsip prinsip pada
disesuaikan dengan “tingkatan penerapan GRI- proses penentuan konten. Langkah dalam me-
3.1” yang telah diatur dalam pedoman. Tingkat nentukan aspek material dan boundary dalam
penerapan yang digunakan oleh pelapor akan Pedoman pelaporan keberlanjutan GRI-4 adalah
memberikan gambaran mengenai aspek Pedo-
man pelaporan keberlanjutan GRI-3.1 mana saja Langkah 1 : Identifikasi.
yang telah digunakan dalam menyiapkan lapo- Proses ini dimulai dengan melakukan
ran. identifikasi aspek dan topik relevan lainnya, dan
boundary, yang dipertimbangkan untuk dilapor- dalam periode pelaporan sebelumnya tetapi juga
kan. Identifikasi ini didasarkan pada prinsip mempertimbangkan kembali prinsip pelibatan
konteks keberlanjutan dan pelibatan pemangku pemangku kepentingan dan konteks keberlan-
kepentingan. Saat menilai sejumlah kemung- jutan. temuan-temuan dari kegiatan ini akan
kinan topik yang relevan, organisasi harus mela- memberikan informasi dan masukan bagi lang-
kukan uji yang mendasari kedua prinsip ter- kah identifikasi pada siklus pelaporan beri-
sebut. Organisasi harus mengidentifikasi aspek kutnya
atau topik lainnya yang relevan berdasarkan
dampak yang terkait dengan semua kegiatan, Standar Pelaporan Keberlanjutan (Standar GRI)
produk, layanan dan hubungan, terlepas dari Laporan keberlanjutan dibuat berdasarkan pedo-
apakah dampak tersebut terjadi di dalam atau di man pelaporan keberlanjutan, namun pada tahun
luar organisasi. Bagi organisasi yang baru 2016, Global Sustainability Standards Board
mengenal pelaporan keberlanjutan biasanya (GSSB) menerbitkan standar pelaporan keber-
akan fokus pada dampak yang terjadi di dalam lanjutan yang disebut Standar GRI. Standar GRI
organisasi, selanjutnya sejalan dengan semakin dibuat berdasarkan masukan dari para pemang-
matangnya praktik pelaporan, dampak di luar ku kepentingan yang ahli dalam waktu yang
organisasi yang lebih luas harus dipertim- lama. Mereka merupakan perwakilan praktik
bangkan. ekonomi, lingkungan dan sosial dari berbagai
belahan dunia. Standar GRI diperkenalkan di
Langkah 2 : Prioritas. Indonesia pada tanggal 8 Juni 2017 di Jakarta.
Langkah selanjutnya dalam menentukan Standar ini wajib diterapkan untuk laporan atau
konten laporan adalah memprioritaskan aspek materi lain yang dipublikasikan pada atau
dan topik relevan lainnya dari langkah 1. Prio- setelah 1 Juli 2018. Beberapa perusahaan yang
ritas dilakukan untuk mengidentifikasi hal-hal ada di Indonesia, telah terlebih dahulu menerap-
material yang akan dilaporkan. Prioritas harus kan Standar GRI ini untuk laporan keberlanjutan
berdasarkan prinsip materialitas dan pelibatan tahun 2016 yang dipublikasikan pada 2017. Hal
pemangku kepentingan. Saat menetapkan ting- ini terjadi karena sifat dari pengungkapan lapo-
kat prioritas, organisasi harus melakukan uji ran keberlanjutan di Indonesia, bersifat sukarela
yang mendasari kedua prinsip ini. (OJK, 2017). Hal yang perlu ditekankan, bahwa
sebelumnya panduan dalam menyusun laporan
Langkah 3 : Validasi. hanya berupa pedoman, namun sekarang diganti
Langkah ini diikuti dengan validasi. Validasi menjadi sebuah standar.
menerapkan prinsip kelengkapan dan pelibatan Hal baru di dalam Standar GRI ini adalah
pemangku kepentingan untuk mematangkan adanya struktur modular yang baru. Standar GRI
proses identifikasi konten laporan. Saat memva- adalah seperangkat modular yang saling terkait.
lidasi aspek material yang teridentifikasi (atau Standar ini merupakan gabungan dari pedoman
topik material lainnya), organisasi harus mela- GRI 4 dan pedoman pelaksanaan. Terdapat tiga
kukan uji yang mendasari kedua prinsip ini. kategori umum dan tiga kategori khusus di
Hasil dari tiga langkah pertama di atas adalah dalam standar ini. Format dan kalimat di dalam
daftar aspek material (dan topik material lain- standar ini dibuat lebih jelas sehingga memu-
nya) dan boundary. Daftar final aspek material dahkan dalam membedakan persyaratan, reko-
(dan topik material lainnya) akan menentukan mendasi dan panduan. Perbaikan juga dilakukan
daftar pengungkapan standar khusus apa yang pada bagian cara untuk mendefinisikan batasan
harus disusun oleh organisasi terkait dengan topik, melaporkan topik yang tidak tercakup
aspek tersebut, yang harus diungkapkan dalam dalam laporan, serta aspek mengenai karyawan
laporan. dan pekerja dibuat lebih jelas. Beberapa aspek
yang mengalami pengulangan pada pedoman
Langkah 4 : Reviu pelaporan keberlanjutan GRI 4, mengalami
Terakhir, setelah laporan diterbitkan, organi- penggabungan pada Standar GRI ini untuk
sasi harus melakukan reviu terhadap laporannya memperbaiki arus logis Standar. Konsep utama
– langkah 4. Reviu ini dilakukan saat organisasi yang telah ada pada pedoman pelaporan
sedang menyiapkan siklus pelaporan berikutnya. keberlanjutan GRI 4 tetap dibawa, bahwa ada-
Reviu berfokus tidak hanya pada aspek material nya penekanan yang dilaporkan hanyalah pada
topik yang material. Hal ini meminimalisir dam- analysis adalah suatu teknik untuk menghasil-
pak yang akan terjadi pada proses pelaporan. kan sebuah kesimpulan yang dapat ditiru dan
valid dari teks dan konteksnya (Krippendorff,
Tinjauan Pustaka 2013).
Lamborghini (2013) melakukan penelitian untuk Sumber data penelitian ini adalah sumber
menemukan perbedaan pada setiap aspek indi- data tertulis dan wawancara. Sumber data ter-
kator kinerja, seperti ekonomi, lingkungan dan tulis diperoleh dari pedoman pelaporan keber-
sosial. Sosial terdiri dari sub aspek tenaga kerja lanjutan dan laporan keberlanjutan Perusahaan
praktek dan pekerjaan yang layak, hak asasi ma- Gas Negara. Pedoman pelaporan keberlanjutan
nusia, masyarakat dan tanggung jawab produk. yang digunakan terdiri atas Pedoman pelaporan
Lamborghini memberikan penjelasan atas pen- keberlanjutan GRI 3.1, GRI 4, dan Standar GRI.
dapatnya, mengenai alasan beberapa perbedaan Laporan keberlanjutan Perusahaan Gas Negara
antara pedoman versi sebelumnya (GRI-3.1) de- yang digunakan tahun 2011, 2012, 2013, 2014,
ngan pedoman versi baru (GRI-4). 2015 dan 2016. Laporan keberlanjutan Perusa-
Wagner (2017) juga melakukan penelitian haan Gas Negara tahun 2011 dan 2012 menggu-
berdasarkan kacamata politik teori Corporate nakan pedoman pelaporan keberlanjutan GRI
Social Responsibility (CSR). Wagner menyim- 3.1, sedangkan laporan keberlanjutan Perusa-
pulkan beberapa hal, pertama bahwa GRI-4 haan Gas Negara tahun 2013 sampai 2015
membuat hambatan yang lebih banyak untuk menggunakan pedoman pelaporan keberlanjutan
diadopsi karena banyaknya persyaratan, namun GRI 4, serta laporan keberlanjutan Perusahaan
hambatan itu bisa berkurang, karena adanya Gas Negara tahun 2016 menggunakan Standar
prinsip materialitas yang memberikan peluang GRI.
kepada pelapor untuk memilih aspek yang ingin Wawancara dilakukan menggunakan media
diungkapkan. Kedua, gagasan materialitas mem- kuesioner. Kuesioner bertujuan untuk membuat
buat tidak adanya tolak ukur yang sebanding, penilaian terkait aspek yang ditemukan tidak
sehingga mempersulit penilaian kualitas bagi diungkapkan setelah penerapan prinsip materi-
para pemangku kepentingan. alitas, namun aspek tersebut diungkapkan
Penelitian ini terdiri dari analisa yang lebih sebelum penerapan prinsip materialitas. Kue-
mendalam dibandingkan dua penelitian diatas. sioner ditujukan kepada responden yang
Dua penelitian diatas hanya berfokus pada mewakili penilaian pembaca akan penting atau
perbedaan yang ada pada pedoman pelaporan tidaknya informasi terkait aspek tersebut
keberlanjutan sebelum dan setelah dite- diungkapkan dalam laporan keberlanjutan. Res-
rapkannya prinsip materialitas. Sedangkan, pada ponden yang dipilih untuk mengisi kuisioner ini
penelitian ini setelah mengetahui perbedaan adalah akademisi (dosen) dan praktisi (auditor).
yang ada pada pedoman pelaporan keber- Dosen yang dipilih adalah dosen Akuntansi
lanjutan, peneliti melakukan identifikasi pada dengan konsentrasi akuntansi keuangan. Auditor
laporan keberlanjutan Perusahaan Gas Negara yang dipilih adalah auditor internal. Pertanyaan
untuk mengetahui perbedaan aspek yang diung- kuesioner dibuat setelah mendapatkan kesim-
kapkan oleh Perusahaan Gas Negara sebelum pulan dari analisis konten laporan keberlanjutan.
dan setelah penerapan prinsip materialitas Teknik pengumpulan data yang dilaku-
METODE PENELITIAN kan dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dokumen dan kuesioner. Me-
Penelitian ini memiliki tujuan studi deskriptif. nurut Sugiyono (2008) dokumen merupakan
Sekaran (2013) menjelaskan bahwa, studi des- catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa
kriptif menampilkan data yang bermakna de- berbentuk tulisan, gambar atau karya lainnya.
ngan maksud untuk (1) memahami karakteristik Dokumen yang digunakan berupa laporan
atas suatu kelompok, (2) memikirkan berbagai keberlanjutan dan pedoman pelaporan keber-
aspek dalam situasi tersebut, (3) menimbulkan lanjutan. Penulis memperoleh laporan keberlan-
gagasan untuk penelitian lebih lanjut, dan (4) jutan Perusahaan Gas Negara dengan mengakses
menyimpulkan keputusan sederhana terkait pe- website resmi Perusahaan Gas Negara dan
nelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan memperoleh Pedoman pelaporan keberlanjutan
pendekatan penelitian content analysis. Content GRI-4 dengan mengakses website resmi GRI.
Pada penelitian ini kuesioner diberikan domain bukanlah keserupaan dalam domain,
melalui media elektronik, dengan mengirimkan tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang
link google form kuesioner kepada para respon- kontras. Pada penelitian ini, setelah peneliti
den yang sesuai dengan kriteria yang telah mengetahui aspek yang ada pada pedoman
dijelaskan pada poin 3.3 terkait jenis data. pelaporan keberlanjutan GRI-3.1, GRI-4 dan
Proses pengiriman dapat melalui aplikasi Standar GRI, lalu dilakukan perbandingan
perpesanan dan melalui surat elektronik. untuk mencari perbedaan aspek antara pedoman
Responden dapat menjawab pertanyaan yang pelaporan keberlanjutan GRI-3, GRI-4, dan
telah disediakan pada google form dengan Standar GRI.
mengisi terlebih dahulu data pribadi responden
yang bersangkutan. Responden hanya butuh Tabel 1 Format tabel perbandingan aspek
memilih angka yang sesuai dengan penilian pedoman pelaporan keberlanjutan
mereka terhadap masing masing aspek. GRI 3.1 GRI 4 Standar GRI
Responden dapat menjawab dimanapun respon-
den berada, selama terhubung dengan internet
dan memiliki alat elektronik yang mendukung,
seperti telepon pintar atau komputer jinjing. Tabel 1 membantu peneliti dalam memu-
Jawaban dari para responden langsung dapat dahkan proses identifkasi perbandingan. Peneliti
peneliti lihat pada akun google peneliti. memulai dengan memasukkan aspek dan indi-
Teknik analisis data yang digunakan dalam kator yang ada pada pedoman pelaporan keber-
penelitian ini adalah analisis data kualitatif, lanjutan GRI-3 pada kolom sebelah kiri. Kemu-
mengikuti konsep Spradley (1980) dan dise- dian peneliti mengidentifikasi indikator yang
suaikan dengan tahapan penelitian ini. Menurut memiliki kesamaan tujuan pada pedoman
Spradley, analisis dalam data kualitatif pelaporan keberlanjutan GRI-4 dengan pedoman
disesuaikan dengan tahapan dalam penelitian : pelaporan keberlanjutan GRI-3. Indikator pada
GRI 4 yang memiliki kesamaan tujuan dengan
1) Analisis Domain (Domain Analysis) GRI 3.1, diletakkan pada baris yang sama.
Analisis domain dilakukan untuk memperoleh Aspek dan indikator tambahan pada GRI 4 yang
gambaran umum dan menyeluruh tentang objek belum ada pada GRI 3.1 diletakkan pada baris
penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan un- selanjutnya, dengan posisi kosong pada kolom
tuk memperoleh gambaran umum pedoman pe- sebelah kiri (kolom GRI 3.1).
laporan keberlanjutan. Peneliti mengidentifika- Aspek dan indikator pada standar GRI
si berbagai kategori yang ada pada masing- mendapatkan perlakuan yang sama dengan
masing pedoman pelaporan keberlanjutan GRI langkah yang dilakukan sebelumnya. Peneliti
3.1, GRI 4 dan Standar GRI. mengidentifikasi indikator pada Standar GRI
yang memiliki kesamaan tujuan dengan GRI 4,
2) Analisis Taksonomi (Taxonomic Analysis
kemudian meletakkan pada baris yang sama.
Analisis taksonomi dilakukan setelah menge-
Aspek dan indikator tambahan pada Standar
tahui domain yang ada pada penelitian. Domain
GRI yang belum ada pada GRI 4 diletakkan pada
terpilih selanjutnya dijabarkan menjadi lebih
baris selanjutnya, dengan posisi kosong pada
rinci untuk mengetahui struktur internalnya.
kolom tengah (kolom GRI 4). Pada tahap ini,
Pada penelitian ini setelah diketahui kategori
peneliti sudah bisa menemukan perbedaan
pada setiap pedoman pelaporan keberlanjutan,
antara aspek dan indikator yang diatur antar
selanjutnya dilakukan identifikasi aspek yang
kerangka pelaporan keberlanjutan.
ada pada masing masing kategori pada
Peneliti kemudian melakukan identifikasi
pedoman pelaporan keberlanjutan.
terkait masing masing aspek tersebut di dalam
laporan keberlanjutan Perusahaan Gas Negara.
3) Analisis Komponensial (Componential
Peneliti menggunakan tabel 2 untuk memu-
Analysis)
dahkan proses identifikasi. Peneliti mencantum-
Analisis dengan mencari ciri spesifik pada
kan halaman yang menampilkan aspek yang
setiap struktur internal dengan cara mengkon-
sesuai dengan kerangka pedoman pada baris
traskan antar elemen. Pada analisis komponen-
yang sama. Laporan keberlanjutan Perusahaan
sial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam
Gas Negara tahun 2011 dan 2012 berdasar pada 2013 sampai 2015. Laporan keberlanjutan Peru-
pedoman pelaporan GRI 3.1. Pedoman sahaan Gas Negara tahun 2016 menggunakan
pelaporan GRI 4 menjadi kerangka untuk lapo- kerangka Standar GRI.
ran keberlanjutan Perusahaan Gas Negara tahun

Tabel 1 Format tabel perbandingan aspek pedoman pelaporan keberlanjutan dan


identifikasi pada laporan keberlanjutan Perusahaan Gas Negara
GRI 2011 2012 GRI 2013 2014 2015 Standar 2016
3.1 (hal) (hal) 4 (hal) (hal) (hal) GRI (hal)

Langkah selanjutnya, setelah selesai meng- analisis tema dilakukan dengan membuat perta-
identifikasi aspek apa saja yang diungkapkan nyaan dalam bentuk kuesioner. Kuisioner digu-
pada laporan keberlanjutan Perusahaan Gas nakan untuk membahas aspek yang diung-
Negara, dilakukan perbandingan antara laporan kapkan pada laporan keberlanjutan Perusahaan
keberlanjutan sebelum menerapkan prinsip ma- Gas Negara sebelum penerapan prinsip mate-
terialitas dan setelah menerapkan prinsip rialitas (tahun 2011 dan 2012), namun tidak
materialitas. Laporan keberlanjutan Perusahaan diungkapkan secara menyeluruh pada laporan
Gas Negara tahun 2011 dan 2012 belum mene- keberlanjutan setelah penerapan prinsip mate-
rapkan prinsip materialitas terkait pemilihan rialitas (tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016).
aspek, namun untuk tahun 2013 sampai tahun Kuisioner memiliki tujuan untuk menanyakan
2016, Perusahaan Gas Negara menerapkan prin- pendapat dan penilaian responden akan penting
sip materialitas. Jadi, bisa disimpulkan bahwa atau tidaknya aspek tersebut diungkapkan oleh
perbandingan yang akan dilakukan, merupakan Perusahaan Gas Negara sebagai kacamata
perbandingan antara hasil identifikasi aspek pembaca yang butuh informasi terkait tanggung
pada laporan keberlanjutan tahun 2011 dan 2012 jawab perusahaan. Kuesioner diberikan kepada
dengan laporan keberlanjutan tahun 2013, 2014, dosen sebagai perwakilan akademis, dan auditor
2015 dan 2016. sebagai perwakilan praktisi.
Perbandingan antara aspek pada laporan
keberlanjutan sebelum dan setelah penerapan Teknik Pengujian Data
prinsip materialitas dalam pemilihan aspek Dalam menetapkan keabsahan data, Moleong
dilakukan dengan cara, peneliti melihat apakah (2014) menentukan empat kriteria teknik peme-
ada aspek yang diungkapkan pada laporan riksaan, yaitu derajat kepercayaan (credibility),
keberlanjutan sebelum penerapan prinsip mate- keteralihan (transferability), kebergantungan
rialitas (tahun 2011 dan 2012) namun aspek (dependability), dan kepastian (confirmability).
terkait tersebut tidak diungkapkan pada laporan Derajat kepercayaan memiliki tujuan melaksa-
keberlanjutan setelah penerapan prinsip mate- nakan proses bertanya dan mencari tahu jawaban
rialitas (tahun 2013 sampai 2016). Hal ini terhadap pertanyaan penelitian sehingga tingkat
berlaku jika kerangka pedoman pelaporan kepercayaan penemuan dapat dicapai. Pada pe-
keberlanjutan sama sama mengatur terkait aspek nelitian ini, peneliti melakukan proses penda-
tersebut melalui indikatornya. Proses ini dapat laman dan pemahaman berulang, pada pedoman
dilakukan dengan dibantu tabel 3.2 yang telah pelaporan keberlanjutan dan standar keberlan-
diisi sebelumnya. Peneliti dapat mengidenti- jutan, untuk dapat menemukan jawaban dari
fikasi di setiap baris yang ada pada tabel 3.2. pertanyaan penelitian, terkait perbedaan antara
Aspek pada baris yang sama menunjukkan ketiga pedoman yang diteliti. Peneliti juga mela-
tujuan aspek yang sama. kukan pendalaman dan pemahaman berulang,
pada laporan keberlanjutan Perusahaan Gas Ne-
4) Analisis Tema (Discovering Themes) gara, untuk dapat menjawab pertanyaan pene-
Analisis tema merupakan upaya untuk mencari litian, terkait mengidentifikasi aspek yang di-
benang merah dari hasil analisis domain, takso- ungkapkan pada laporan keberlanjutan Perusa-
nomi, dan komponensial. Pada penelitian ini haan Gas negara tahun 2011 sampai 2016.
Kriteria keteralihan sebagai persoalan empi- Secara umum, kerangka inti dari pedoman
ris yang bergantung pada persamaan antara kon- pelaporan keberlanjutan versi lama dan versi
teks pengirim dan penerima, sehingga peneliti baru ini masih sama. Pedoman ini terdiri atas
harus mencari dan mengumpulkan kejadian pembuka berupa pengenalan terkait profil orga-
empiris tentang kesamaan konteks. Peneliti juga nisasi yang kemudian diikuti pengungkapan
harus bertanggung jawab menyediakan data mengenai ekonomi, lingkungan dan sosial.
deskriptif secukupnya untuk membuat kepu- Secara lebih rinci, terdapat berbagai aspek yang
tusan. Kriteria kebergantungan yang merupakan ditambahkan untuk menambah detailnya pedo-
substitusi istilah reliabilitas, dimana dilakukan man pelaporan ini dan juga berbagai aspek yang
replikasi studi. Reliabilitas tercapai jika dilaku- digabungkan atau dihilangkan.
kan pengulangan suatu studi dalam suatu kondisi Dimulai dari bagian profil, pada GRI 3.1
yang sama dan hasilnya secara esensial sama profil dikelompokkan menjadi lima kategori
(Moleong, 2014). yaitu strategi dan analisis; profil organisasi;
Penelitian ini peneliti dibantu oleh parameter Laporan; tata kelola, komitmen, dan
seorang mahasiwa Magister Akuntansi Uni- perjanjian; dan pendekatan manajemen dan
versitas Gadjah Mada. Dia akan melakukan indikator kinerja. Pada GRI 4 bagian profil
analisa data dengan teknik analisa data yang mengalami perubahan menjadi bagian pengung-
sama dengan yang peneliti lakukan, serta dengan kapan standar umum. Pengungkapan standar
data yang sama dengan data yang peneliti umum ini dikelompokkan menjadi tujuh bagian.
gunakan. Terakhir kriteria kepastian yang ber- Kategori pendekatan manajemen dan indikator
asal dari konsep objektivitas. Sesuatu objektif kinerja yang sebelumnya di GRI 3.1 dimasukkan
atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa kepada bagian profil, namun pada GRI 4 dima-
orang terhadap pandangan, pendapat dan pene- sukkan kepada standar khusus yang melebur
muan seseorang. Jadi, objektivitas-subjektivitas- dengan kategori ekonomi, lingkungan dan sosi-
nya suatu hal bergantung pada orang seorang al. Pada GRI 4 juga ditambahkan tiga kategori di
(Moleong, 2014). Pada penelitian ini, objekti- pada pengungkapan standar umum ini, yaitu
vitas bisa didapatkan berdasarkan data kuisioner aspek material dan boundary teridentifikasi,
yang diperoleh dari beberapa responden. Res- keterlibatan pemangku kepentingan, dan etika
ponden akan memberikan pendapat berupa peni- dan integritas. Aspek material dan boundary ter-
laian pada berbagai aspek yang ditemukan pene- identifikasi, dan keterlibatan pemangku kepen-
liti pada langkah ketiga teknik penelitian ini. tingan yang merupakan kategori tambahan,
sebelumnya telah ada pada pedoman GRI 3.1
HASIL PENELITIAN DAN namun digabung dengan kategori lainnya dan
PEMBAHASAN belum berdiri sendiri. Kategori etika dan integ-
Analisis Domain (Domain Analysis) ritas sebagai sesuatu yang baru dalam pedoman
Analisis domain dilakukan untuk memperoleh pelaporan keberlanjutan, untuk pedoman yang
gambaran umum dan menyeluruh tentang objek lebih baik. Pada Standar GRI, kategori di bagian
penelitian. Penelitian ini dimulai dengan mela- pengungkapan umum tidak mengalami peruba-
kukan identifikasi untuk memperoleh gambaran han jika dibandingkan dengan kategori pada
umum pedoman pelaporan keberlanjutan. Pene- pengungkapan standar umum pedoman GRI 4.
liti menemukan berbagai kategori yang ada pada Bagian kedua pedoman yang merupakan
pedoman pelaporan keberlanjutan GRI-3.1, inti dari laporan keberlanjutan, pada pedoman
GRI-4 dan Standar GRI. Kategori yang ada pada pelaporan GRI 3.1 dikelompokkan menjadi
pedoman pelaporan keberlanjutan secara umum enam bagian, sedangkan pada pedoman GRI 4
sama, namun terdapat perbedaan pengelompok- dan Standar GRI hanya dikelompokkan menjadi
kan yang dibuat di pedoman terbaru selanjutnya. tiga bagian saja, yaitu kategori ekonomi, lingku-
Secara umum, pedoman pelaporan keberlan- ngan dan sosial. Kategori hak asasi manusia,
jutan terdiri atas profil dan strategi organisasi, masyarakat dan tanggung jawab produk yang
kemudian dilanjutkan penjelasan mengenai sebelumnya pada pedoman GRI 3.1 berdiri sen-
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang diri, pada pedoman GRI 4 dan pedoman Standar
dilakukan perusahaan terkait. GRI dimasukkan ke dalam kategori sosial.
Analisis Taksonomi (Taxonomic Analysis) pedoman GRI 3.1 tidak sama secara detail
Analisis taksonomi dilakukan setelah mengeta- dengan pedoman GRI 4 dan Standar GRI,
hui domain yang ada pada penelitian. Domain namun secara umum aspek dan indikator yang
itu selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci dimiliki hampir sama dengan sedikit perbedaan
untuk mengetahui struktur internalnya. Pada yang tidak terlalu berarti. Penjelasannya akan
penelitian ini, setelah diketahui kategori pada dibahas sebagai berikut.
setiap pedoman pelaporan keberlanjutan GRI Pembahasan dimulai pada bagian pengenalan
3.1, GRI 4, dan Standar GRI, dilakukan perusahaan. Indikator yang menjelaskan menge-
identifikasi aspek yang ada pada masing masing nai struktur operasi diatur oleh pedoman GRI 3
kategori pada pedoman pelaporan keberlanjutan namun hal ini dihilangkan pada pedoman GRI 4
tersebut. dan Standar GRI. Pada pedoman GRI 4 terdapat
indikator G4-12 dan pada Standar GRI indikator
Perbedaan Aspek antara Pedoman Pelapo-ran 102-9, tentang rantai pasokan. Indikator ini
Keberlanjutan GRI 3.1, GRI 4 dan Standar GRI. sebelumnya tidak ada pada pedoman GRI 3.1.
Aspek dalam pedoman pelaporan keberlanjutan Indikator rantai pasokan ditambahkan pada GRI
merupakan penjelasan lebih lanjut dari kategori 4 di kategori profil organisasi, dan hal ini diper-
utama pedoman tersebut. Aspek juga akan tahankan pada Standar GRI. Informasi mengenai
dijelaskan lebih lanjut oleh indikator indikator karyawan dan pekerja lainnya diwakilkan oleh
yang dimiliki oleh masing masing aspek indikator G4-10 pada pedoman GRI 4 dan
tersebut. Indikator membantu para penyusun indikator 102-8 pada Standar GRI , yang juga
dalam menyiapkan laporan keberlanjutan. Pada masuk ke dalam kategori pengungkapan umum.
lampiran 4 ditampilkan perbedaan aspek dan Berbeda dengan pedoman GRI 3.1, informasi
indikator antara pedoman pelaporan keberlan- mengenai karyawan digabungkan saja pada
jutan GRI 3.1, GRI 4 dan Standar GRI yang kategori sosial.
lengkap. Aspek dan indikator yang ada pada

Tabel 4. 1 Perbedaan Aspek antara Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI 3.1, GRI 4 dan Standar
GRI.
Standar
Pengungkapan GRI 3.1 GRI 4
GRI
Struktur Operasi Ada Tidak ada Tidak Ada
Rantai Pasokan Tidak ada Ada Ada
Proses Pelimpahan Otoritas Tidak ada Ada Ada
Evaluasi Kinerja Badan Tata Kelola Tertinggi Tidak ada Ada Ada
Remunerasi dan Insentif Tidak ada Ada Ada
Strategi dan Perencanaan mengelola lingkungan masa Ada Tidak Ada Tidak Ada
depan
Dampak Transportasi pada Lingkungan Ada Ada Tidak Ada
Mekanisme Pengaduan Masalah Tidak Ada Ada Tidak Ada
Penilaian Lingkungan Pemasok Tidak Ada Ada Ada
Asesmen pemasom atas ketenagakerjaan Tidak Ada Ada Tidak Ada
Operasi yang telah direviuw dampak HAM Ada Ada Tidak Ada
Pencegahan dampak negatif aktual terhadap masyarakat Ada Tidak Ada Tidak Ada
lokal
Nilai Moneter denda yang signifikan Ada Ada Tidak Ada
Penilaian sosial pemasok baru Tidak Ada Ada Ada
Tabel 4. 1 Perbedaan Aspek antara Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI 3.1, GRI 4 dan Standar
GRI.
Standar
Pengungkapan GRI 3.1 GRI 4
GRI
Mekanisme pengaduan dampak terhadap masyarakat Tidak Ada Ada Tidak Ada

Pembahasan dimulai pada bagian pengenalan ekonomi tidak ada aspek yang berbeda antar
perusahaan. Indikator yang menjelaskan menge- edisi pedoman ini. Pada bagian lingkungan,
nai struktur operasi diatur oleh pedoman GRI 3 terdapat hal yang disayangkan pada pedoman
namun hal ini dihilangkan pada pedoman GRI 4 terbaru, bahwa pada pedoman GRI 3.1 telah
dan Standar GRI. Pada pedoman GRI 4 terdapat memperhatikan bagaimana strategi, kegiatan sa-
indikator G4-12 dan pada Standar GRI indikator at ini, dan perencanaan organisasi di masa depan
102-9, tentang rantai pasokan. Indikator ini dalam mengelola dampak pada lingkungan. Na-
sebelumnya tidak ada pada pedoman GRI 3.1. mun, hal ini dihilangkan pada pedoman GRI 4
Indikator rantai pasokan ditambahkan pada GRI dan Standar GRI, padahal ini merupakan suatu
4 di kategori profil organisasi, dan hal ini diper- indikator yang juga diperlukan pembaca dalam
tahankan pada Standar GRI. Informasi mengenai memahami tindakan organisasi. Masih pada
karyawan dan pekerja lainnya diwakilkan oleh kategori lingkungan, hal terkait dampak trans-
indikator G4-10 pada pedoman GRI 4 dan portasi kepada lingkungan dan jumlah investasi
indikator 102-8 pada Standar GRI , yang juga untuk lingkungan menjadi perhatian pada
masuk ke dalam kategori pengungkapan umum. pedoman GRI 3.1 dan GRI 4. Namun, pada edisi
Berbeda dengan pedoman GRI 3.1, informasi terbarunya Standar GRI, hal ini dihilangkan dan
mengenai karyawan digabungkan saja pada tidak dijelaskan melalui indikator lagi. Hal
kategori sosial. terkait mekanisme pengaduan masalah lingku-
Hal terkait tata kelola, informasi mengenai ngan yang diajukan dan diselesaikan hanya ada
proses pelimpahan otoritas atau wewenang pada pedoman GRI 4 dan dihilangkan pada
diatur oleh GRI 4 melalui indikator G4-35 dan pedoman terbarunya Standar GRI. Terakhir
oleh Standar GRI melalui indikator 102-19. pedoman ini melakukan perbaikan dengan
Pedoman GRI 3.1 belum ada mengatur indikator menambahkan penilaian lingkungan pemasok
terkait bagaimana proses pelimpahan otoritas pada pedoman GRI 4 dan Standar GRI, yang
ini. Kompetensi dan evaluasi kinerja badan tata sebelumnya tidak ada diperhatikan pada GRI
kelola tertinggi menjadi satu aspek pada kategori 3.1.
tata kelola GRI 4 dan Standar GRI, namun GRI Bagian ketiga, terkait kategori sosial.
3.1 belum menyiapkan aspek terkait hal ini di Pedoman GRI 4 membuat inovasi dengan
dalam pedomannya. Peran badan tata kelola mengatur aspek asesmen pemasok atas praktik
tertinggi dalam mengevaluasi kinerja ekonomi, ketenagakerjaan dan mekanismen pengaduan
lingkungan, dan sosial juga menjadi satu aspek masalah ketenagakerjaan, namun aspek ini
pada kategori tata kelola GRI 4 dan Standar GRI, dihilangkan kembali pada pedoman terbaru
namun GRI 3.1 belum menyiapkan aspek terkait Standar GRI. Standar GRI juga menghilangkan
hal ini. Remunerasi dan insentif menjadi suatu aspek asesmen terkait persentase operasi yang
aspek yang cukup banyak menyita perhatian telah melakukan reviu atau asesmen dampak hak
pedoman GRI 4 dan Standar GRI dengan enam asasi manusia, serta aspek terkait mekanisme
indikator yang menjelaskan terkait hal tersebut. dalam pengaduan masalah hak asasi manusia,
Pedoman GRI 3.1 hanya membahas hal ini yang sebelumnya ada pada pedoman GRI 3.1
dengan satu indikator yang hanya membahas dan GRI 4. Terkait dengan masyarakat lokal,
hubungan kompensasi dan kinerja, tanpa GRI 3.1 mengatur tindakan pencegahan akan
membahas bagaimana proses dalam menentukan dampak negatif aktual terhadap masyarakat
remunerasi, rasio kompensasi dan remunerasi lokal, mengatur bagaimana posisi organisasi
yang diberikan. dalam kebijakan publik, namun indikator ini
Pembahasan selanjutnya kita lihat pada dihilangkan pada pedoman GRI 4 dan Standar
pengungkapan standar khusus pedoman pelapo- GRI.
ran keberlanjutan berbagai edisi ini. Pada bagian
Pada bagian aspek kepatuhan, Standar GRI dalam laporan keberlanjutan Perusahaan Gas
menghilangkan indikator yang menjelaskan nilai Negara. Hasil dari identifikasi tersebut ditam-
moneter denda yang signifikan, jumlah total pilkan pada lampiran 4 beserta halaman dimana
sanksi non-moneter atas ketidakpatuhan aspek terkait ditemukan pada laporan keber-
terhadap undang-undang dan peraturan, yang lanjutan.
sebelumnya telah diatur dalam pedoman GRI Perubahan penerapan prinsip materialitas ter-
3.1 dan GRI 4. Dibalik semua hal yang jadi pada pedoman pelaporan keberlanjutan GRI
dihilangkan pada Standar GRI , aspek penilaian 4, sehingga laporan keberlanjutan yang dibuat
sosial pemasok yang baru ada di GRI 4 menggunakan pedoman pelaporan keberlanjutan
dipertahankan pada pedoman terbaru ini. Aspek GRI 3.1 disebut sebagai laporan keberlanjutan
mekanisme pengaduan dampak terhadap sebelum adanya perubahan. Laporan keberlan-
masyarakat yang baru diatur dalam pedoman jutan yang dibuat menggunakan pedoman pela-
GRI 4 dihilangkan kembali pada Standar GRI . poran keberlanjutan GRI 4 dan Standar GRI
Terakhir, pedoman GRI 3,1 dan GRI 4 disebut sebagai laporan keberlanjutan setelah
memisahkan aspek pelabelan dengan aspek adanya perubahan. Perbandingan hasil identi-
pemasaran, namun pada Standar GRI , hal ini fikasi aspek pada laporan keberlanjutan sebelum
digabungkan menjadi aspek pemasaran dan adanya perubahan (tahun 2011 dan 2012)
pelabelan. Sehingga indikator antara dua aspek dengan setelah adanya perubahan (tahun 2013,
di pedoman sebelumnya, digabungkan oleh 2014, 2015 dan 2016) dibuat dengan kolom
Standar GRI . terpisah untuk memudahkan dalam membaca
hasil perbandingan peneliti ini. Pada Lampiran
Analisis Komponensial (Componential Ana- 4 ditampilkan perbandingan aspek dan hasil
lysis) identifikasi tersebut.
Analisis komponensial merupakan analisis de- Laporan keberlanjutan Perusahaan Gas Ne-
ngan mencari ciri spesifik pada setiap struktur gara tahun 2011 mengungkapkan 107 indikator
internal dengan cara mengkontraskan antar ele- dari 126 indikator yang disediakan pedoman
men. Pada analisis komponensial, yang dicari pelaporan laporan keberlanjutan GRI 3.1. La-
untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah poran keberlanjutan Perusahaan Gas Negara
keserupaan dalam domain, tetapi justru yang tahun 2012 mengungkapkan lebih banyak aspek
memiliki perbedaan atau yang kontras. dari tahun sebelumnya, yaitu 123 indikator dari
Pada langkah sebelumnya peneliti telah 126 indikator yang disediakan pedoman
mengidentifikasi aspek dan perbedaan yang ada pelaporan laporan keberlanjutan GRI 3.1.
pada Pedoman pelaporan keberlanjutan GRI- Setelah diterbitkan pedoman pelaporan laporan
3.1, GRI-4 dan Standar GRI. Pada lampiran 4, keberlanjutan GRI 4 dengan prinsip mate-
pedoman GRI 3 diletakkan di kolom sebelah rialitasnya, laporan keberlanjutan Perusahaan
kiri, lalu GRI 4 di kolom tengah dan diikuti Gas Negara tahun 2013 mengungkapkan lebih
Standar GRI di kolom kanan. Aspek yang sedikit aspek dari tahun sebelumnya, yaitu 73
memiliki keterkaitan diletakkan di baris yang indikator dari 149 indikator yang disediakan
sama, sehingga pedoman pelaporan GRI 3 di pedoman pelaporan laporan keberlanjutan GRI
kolom sebelah kiri berurutan dari atas ke bawah, 4. Kemudian, laporan keberlanjutan Perusahaan
berbeda dengan pedoman GRI 4. Pedoman GRI Gas Negara tahun 2014 mengungkapkan lebih
4 peneliti susun barisnya tidak berurutan dari banyak aspek dari pada tahun 2013, namun tetap
atas ke bawah, karena setiap aspek pada GRI 4 lebih sedikit dibandingkan tahun 2012, yaitu 78
diletakkan sebaris dengan aspek GRI 3 yang indikator dari 149 indikator yang disediakan
memiliki makna yang sesuai. Begitu juga pedoman pelaporan laporan keberlanjutan GRI
dengan Standar GRI yang mengikuti baris dari 4. Laporan keberlanjutan Perusahaan Gas
GRI 4. Negara tahun 2015 bahkan mengungkapkan
Langkah selanjutnya dilakukan identifikasi lebih sedikit aspek dari pada tahun 2014 dan
terkait masing masing aspek tersebut di dalam tetap lebih sedikit dibandingkan tahun 2012,
laporan keberlanjutan Perusahaan Gas Negara. yaitu 74 indikator dari 149 indikator yang
Identifikasi dilakukan dengan membaca laporan disediakan pedoman pelaporan laporan
keberlanjutan Perusahaan Gas Negara dibantu keberlanjutan GRI 4. Sebagai penutup, dengan
dengan referensi silang yang disediakan di
Standar GRI yang baru, laporan keberlanjutan sebelum adanya perubahan namun tidak
Perusahaan Gas Negara tahun 2016 mengung- diungkapkan pada laporan keberlanjutan setelah
kapkan jauh lebih sedikit aspek dari pada tahun adanya perubahan. Pada tabel lampiran 4 dapat
2015, apalagi dibandingkan dengan tahun 2012, dilihat bagian kolom yang diwarnai berbeda.
yaitu 58 indikator dari 136 indikator yang Baris dengan warna berbeda menunjukkan
disediakan Standar GRI. aspek yang diungkapkan pada laporan
Langkah identifikasi ini dapat menjawab keberlanjutan Perusahaan Gas Negara tahun
pertanyaan pertama pada penelitian ini, yaitu 2011 dan/atau tahun 2012 namun tidak
apakah aspek dalam laporan keberlanjutan yang diungkapkan pada laporan keberlanjutan
disusun menggunakan pedoman pelaporan Perusahaan Gas Negara tahun 2013 sampai 2016
keberlanjutan GRI-4 (prinsip materialitas) secara keseluruhan. Pembantu peneliti pada
menjadi lebih sedikit? Peneliti dapat menjawab penelitian ini melakukan analisa sampai pada
ya, karena berdasarkan penjelasan diatas, dapat tahap ini. Dia menemukan aspek yang sama
diketahui bahwa aspek yang diungkapkan pada dengan yang peneliti temukan. Terdapat 44 buah
laporan keberlanjutan yang disusun mengguna- aspek yang diungkapkan pada laporan keber-
kan prinsip materialitas, jauh lebih sedikit jika lanjutan sebelum penerapan prinsip materialitas
dibandingkan dengan aspek yang diungkapkan namun tidak diungkapkan pada laporan
pada tahun sebelumnya. keberlanjutan setelah penerapan prinsip mate-
Peneliti kemudian melakukan identifikasi rialitas (nomor aspek berikut digunakan sebagai
pada aspek yang ada pada lampiran 4. Untuk perwakilan aspek terkait di pembahasan
setiap baris, peneliti melihat apakah ada aspek selanjutnya), ditampilkan pada tabel 4.
yang diungkapkan pada laporan keberlanjutan

Tabel 4 Daftar aspek yang tidak diungkapkan PGN


Standar
No Aspek terkait GRI 3.1 GRI 4
GRI
1 Dampak penting, risiko, dan peluang 1.2 G4-2 102-15
Pimpinan tata kelola tertinggi yang juga merupakan
2 4.2 G4-39 102-23
pejabat eksekutif
3 Komposisi badan tata kelola tertinggi 4.3 G4-38 102-22
Proses konsultasi antara pemangku kepentingan
4 4.4 G4-37 102-21
dengan badan tata kelola
Proses badan tata kelola tertinggi menghindari konflik
5 4.6 G4-41 102-25
kepentingan
6 Memilih badan tata kelola tertinggi 4.7 G4-40 102-24
Peran badan tata kelola dalam menetapkan tujuan,
7 4.8 G4-42 102-26
nilai dan strategi
Mengidentifikasi dan mengelola dam-pak ekonomi,
8 4.10 G4-45 102-29
lingkungan dan sosial
Peran badan tata kelola tertinggi dalam pelaporan
9 4.9 G4-48 102-32
keberlanjutan
10 Kebijakan remunerasi 4.5 G4-51 102-35
Implikasi finansial, risiko dan peluang lain akibat dari
11 EC2 G4-EC2 201-2
perubahan iklim
12 Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah EC4 G4-EC4 201-4
13 Proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal EC6 G4-EC9 204-1
14 Material input dari daur ulang EN2 G4-EN2 301-2
15 Konsumsi energi di luar organisasi EN4 G4-EN4 302-2
16 Pengurangan kebutuhan energi EN6 G4-EN7 302-5
17 Sumber air yang dipengaruhi proses pengambilan air EN9 G4-EN9 303-2
18 Penggunaan air daur ulang EN10 G4-EN10 303-3
Tabel 4 Daftar aspek yang tidak diungkapkan PGN
Standar
No Aspek terkait GRI 3.1 GRI 4
GRI
Lokasi operasi yang berdekatan dengan kawasan
19 EN11 G4-EN11 304-1
lindung dan nilai keanekaragaman hayati
Dampak dari kegiatan, produk, dan jasa pada
20 EN12 G4-EN12 304-2
keanekaragaman hayati
21 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan EN13 G4-EN13 304-3
22 Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung lainnya EN17 G4-EN17 305-3
23 Pengurangan emisi gas rumah kaca EN18 G4-EN19 305-5
24 Emisi bahan perusak ozon (BPO) EN19 G4-EN20 305-6
25 Tumpahan yang signifikan EN23 G4-EN24 306-3
26 Pengangkutan limbah berbahaya EN24 G4-EN25 306-4
Badan air yang dipengaruhi oleh pelepasan dan/atau
27 EN25 G4-EN26 306-5
limpahan air
Tingkat mitigasi dampak produk dan jasa terhadap
28 EN26 G4-EN27 301-3
lingkungan
29 Produk yang terjual dan reklamasi kemasannya. EN27 G4-EN28 301-3
Ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan
30 EN28 G4-EN29 307-1
peraturan tentang lingkungan hidup
Dampak lingkungan dari pengang-kutan produk,
31 EN29 G4-EN30
barang lain, bahan dan/atau tenaga kerja.
Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah
32 LA15 G4-LA3 401-3
cuti melahirkan
Perjanjian dan kontrak investasi yang berkaitan
33 HR1 G4-HR1 412-3
dengan hak asasi manusia
Penapisan pemasok baru menggu-nakan kriteria hak
34 HR2 G4-HR10 412-1
asasi manusia
Insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan yang
35 HR4 G4-HR3 406-1
dilakukan
Operasi dan pemasok yang hak kebebasan berserikat
36 HR5 G4-HR4 407-1
dan perundingan kolektifnya mungkin berisiko
Operasi dan pemasok yang berisiko melakukan
37 HR6 G4-HR5 408-1
pekerja anak.
Operasi dan pemasok yang berisiko melakukan kerja
38 HR7 G4-HR6 409-1
paksa atau wajib kerja
39 Insiden pelanggaran hak-hak masyarakat adat HR9 G4-HR8 411-1
Dampak negatif potensial operasi terhadap
40 SO9 G4-SO2 413-2
masyarakat lokal
41 Kontribusi politik SO6 G4-SO6 415-1
Dampak kesehatan dan keselamatan dari berbagai
42 PR1 G4-PR1 416-1
kategori produk dan jasa
Insiden ketidakpatuhan terkait dampak kesehatan
43 PR2 G4-PR2 416-2
dan keselamatan dari produk dan jasa
Ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan
44 PR9 G4-PR9 419-1
peraturan di bidang sosial dan ekonomi

Analisis Tema (Discovering Themes) kan. Pada penelitian ini analisis tema dilakukan
Analisis tema merupakan upaya untuk mencari dengan membuat pertanyaan dalam bentuk
benang merah dari hasil analisis domain, kuesioner. Kuesioner bertujuan untuk menilai
taksonomi, dan komponensial yang telah dilaku- penting atau tidaknya aspek yang berkurang,
pada laporan keberlanjutan Perusahaan Gas 20 orang berasal dari pendidikan pascasarjana,
Negara, bagi para pembaca. Penting atau dan 20 orang lainnya dengan pendidikan sarjana.
tidaknya ini dengan dasar bahwa, setiap aspek Hasil kusioner ditampilkan pada Lampiran 6.
jika dianggap penting, maka baik hal terkait Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat responden
aspek tersebut terjadi atau tidak terjadi, namun menilai pentingnya aspek, paling rendah sebesar
tetap harus diungkapkan keterjadian maupun 58% atau 25 orang dari 43 orang, di nomor 15
ketidak-terjadiannya. yang mewakili aspek ‘Konsumsi energi di luar
Pertanyaan kuesioner dibuat berdasarkan 44 organisasi’. Paling tinggi penilaian responden
aspek yang diungkapkan pada laporan keberlan- sebesar 95% atau 41 orang dari 43 orang di
jutan sebelum adanya perubahan, namun tidak nomor 18 yang mewakili ‘penggunaan air daur
diungkapkan pada laporan keberlanjutan setelah ulang’, di nomor 27 yang mewakili ‘badan air
adanya perubahan. Kemudian kuesioner diberi- yang dipengaruhi oleh pelepasan dan/atau
kan kepada responden yang berprofesi sebagai limpahan air’ dan di nomor 28 yang mewakili
dosen untuk perwakilan akademis, dan respon- ‘tingkat mitigasi dampak produk dan jasa
den yang berprofesi sebagai auditor untuk per- terhadap lingkungan’. Dapat disimpulkan dari
wakilan praktisi. Setelah dilakukan permintaan 43 orang responden, minimal 58% menganggap
untuk mengisi kuesioner kepada para responden, ‘penting’ untuk mengungkapkan aspek, yang
didapatkan 43 tanggapan yang berasal dari 21 tidak diungkapkan oleh Perusahaan Gas Negara,
orang Dosen dan 22 orang Auditor. Responden pada laporan keberlanjutan di tahun setelah
ini terdiri dari berbagai tingkat pendidikan, tiga adanya perubahan.
orang dengan latar belakang pendidikan doktor,

Tabel 5 Daftar penilaian responden


Tidak Tidak
No Penting No Penting
Penting Penting
1 37 86% 6 14% 23 34 79% 9 21%
2 36 84% 7 16% 24 35 81% 8 19%
3 35 81% 8 19% 25 34 79% 9 21%
4 39 91% 4 9% 26 38 88% 5 12%
5 40 93% 3 7% 27 41 95% 2 5%
6 35 81% 8 19% 28 41 95% 2 5%
7 39 91% 4 9% 29 37 86% 6 14%
8 38 88% 5 12% 30 38 88% 5 12%
9 37 86% 6 14% 31 37 86% 6 14%
10 35 81% 8 19% 32 31 72% 12 28%
11 38 88% 5 12% 33 37 86% 6 14%
12 29 67% 14 33% 34 38 88% 5 12%
13 33 77% 10 23% 35 36 84% 7 16%
14 34 79% 9 21% 36 37 86% 6 14%
15 25 58% 18 42% 37 37 86% 6 14%
16 33 77% 10 23% 38 40 93% 3 7%
17 35 81% 8 19% 39 39 91% 4 9%
18 41 95% 2 5% 40 40 93% 3 7%
19 38 88% 5 12% 41 33 77% 10 23%
20 39 91% 4 9% 42 38 88% 5 12%
21 35 81% 8 19% 43 38 88% 5 12%
22 36 84% 7 16% 44 37 86% 6 14%

Simpulan jutan yang menggunakan prinsip materialitas,


Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu untuk aspek yang diungkapkan menjadi lebih sedikit
mengevaluasi apakah sebuah laporan keberlan- dibandingkan laporan keberlanjutan sebelum
penerapan prinsip materialitas, tanpa menghi- Century Business, karya Elkington.
langkan aspek yang penting untuk diungkapkan, Capstone: Oxford, April.
serta membuat penilaian terkait aspek yang tidak Donaldson, T. dan L. E. Preston .1995. “The
diungkapkan oleh Perusahaan Gas Negara pada Stakeholder Theory of the Corporation:
laporan keberlanjutan tahun 2013 sampai tahun Concepts, Evidence, and Implications”.
2016 secara keseluruhan, namun diungkapkan Academy of Management Review, VoLM,
pada tahun 2011 dan 2012. Berdasarkan analisis No. 1, B5-91.
yang dilakukan, maka penelitian ini dapat Dowling, J. and Pfeffer, J. 1975.
disimpulkan sebagai berikut : “Organizational legitimacy: Social values
a) Aspek yang diungkapkan pada laporan and organizational behaviour”, Pacific Social
keberlanjutan Perusahaan Gas Negara yang Review, Vol. 18 No. 1 pp. 122-136
disusun menggunakan prinsip materialitas, Elkington, J. 1997. Cannibals with Forks: The
yaitu tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016, jauh Triple Bottom Line of 21st Century Business.
lebih sedikit jika dibandingkan dengan Capstone: Oxford.
aspek yang diungkapkan pada laporan Ernst and Young. 2013. Value of Sustainability
keberlanjutan Perusahaan Gas Negara tahun Reporting. Boston : Boston College Carroll
sebelumnya, yaitu tahun 2011 dan 2012. School of Management.
b) Hasil perbandingan aspek yang diung- Ghozali, I. dan A. Chariri. 2007. Teori
kapkan pada laporan keberlanjutan Perusa- Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit
haan Gas Negara sebelum penggunaan prin- Universitas Diponegoro.
sip materialitas dalam memilih aspek (tahun GRI. 2014. Frequently Asked Questions.
2011 dan 2012) dengan setelah penggunaan Diakses pada 3 Juli 2017.
prinsip materialitas (tahun 2013 sampai www.globalreporting.org.
2016), ditemukan ada 44 aspek yang diung- GRI. 2006. Pedoman pelaporan keberlanjutan
kapkan sebelumnya namun tidak diungkap- 3.0. Diakses pada 20 November 2015.
kan pada tahun berikutnya. Responden www.globalreporting.org
memberikan penilaian kepada 44 Aspek, GRI. 2011. Pedoman pelaporan keberlanjutan
terkait penting atau tidaknya aspek tersebut 3.1. Diakses pada 20 November 2015.
diungkapkan oleh Perusahaan Gas Negara, www.globalreporting.org
dengan kesimpulan bahwa minimal 58% GRI. 2013. Pedoman pelaporan keberlanjutan
responden setuju bahwa 44 Aspek yang G4. Diakses pada 3 Juli 2017.
‘hilang’ tersebut penting untuk diung- https://www.globalreporting.org/information
kapkan. /g4/Pages/ default.aspx
GRI. 2013. Ranking the standards: Which
Saran sustainability frameworks are best?. Diakses
a) Perusahaan Gas Negara sebaiknya memper- pada 9 Maret 2018. https://www.globalre-
timbangkan penilaian materil 44 aspek yang porting.org/information/news-and-press-
tidak diungkapkan agar diungkapkan pada center/Pages/Ranking-the-standards-Which-
laporan keberlanjutan Perusahaan Gas sustainability-frameworks-are-best-.aspx.
Negara tahun berikutnya, karena melihat Gray, K. dan Laver. 1995. The Role of Forecast
hasil penilaian yang diberikan oleh para Information in Investment Decision, in
responden. Public Reporting of Corporate Financial
b) Penilaian pentingnya sebuah aspek diung- Forecast. Chicago: Commerce Clearing
kapkan, menggunakan dasar bahwa jika hal House, hal. 53-54
terkait aspek tersebut dianggap penting, Jones, P., D. Comfort dan D. Hillier. 2016.
maka harus diungkapkan terjadi atau tidak “Managing materiality: a preliminary
terjadinya hal terkait aspek tersebut pada examination of the adoption of the new GRI
laporan keberlanjutan. G4 guidelines on materiality within the
business community”. Journal of Public
DAFTAR PUSTAKA Affairs. Volume 16 Number 3 pp 222–230
(2016).
Berkovics, D. 2010. Ulasan dari Cannibals with
Forks: The Triple Bottom Line of 21st
Jones, P., D. Comfort dan D. Hillier. 2016. Sadjiarto, A. 2011. Pelaporan Aktivitas
“Materiality in corporate sustainability Lingkungan dan Akuntansi Lingkungan.
reporting within UK retailing”. Journal of Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Public Affairs Volume 16 Number 1 pp 81– Universitas Kristen Petra.
90 (2016) Sekaran, U. dan R. Bougie. 2013. Research
Krippendorff, K. Content Analysis an Method for Business. Chichester: John Wiley
Introduction to Its Methodology. United & sons.
States of America: SAGE Publications, Inc. Spradley, J. 1980. Participant Observation.
Laan, S. 2009. “The Role of Theory in United States of America : Holt, Rinehart and
Explaining Motivation for Corporate Social Winston.
Disclosures: Voluntary Disclosures vs Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian
Solicited Disclosures”. Australasian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Accounting Business and Finance Journal, Sustainability Reporting Award. 2016. Daftar
Volume 3, Issue 4. Pemenang SRA 2016. Diakses pada 10
Lamborghini, F. L. 2013. Comparison Between Agustus 2017. http://sra.ncsr-id.org/winner-
GRI G3.1 and GRI G4 Exposure Draft. sra-2016/
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarigan, J. dan H. Semuel. 2014.
Brawijaya. “Pengungkapan Sustainability Report dan
Measurabl. 2014. The Top 5 Sustainability Kinerja Keuangan.” Jurnal Akuntansi dan
Reporting Frameworks You Should Know. Keuangan, Vol. 16, No. 2, November 2014,
Diakses pada 9 Maret 2018. 88-101.
https://www.measurabl.com/blog/the-top- Tugiman, H. 2003. Standar Profesional Audit
five-sustainability-reporting-frameworks- Internal. Yogyakarta : Kanisius.
you-shouldknow/ Ullmann, A.A. 1985. “Data in Search of a
Moleong, L, J. 2014. Metodologi Penelitian Theory: A Critical Examination of the
Kualitatif. Cetakan 33. Bandung : PT Remaja Relationship among Social
Rosdakarya. Performance,Social Disclosure, and
OJK. 2017. Infografis Lembaga Jasa Keuangan Economic Performance of U.S. Firms”.
dan Emiten Penerbit Sustainability Report. Academy of Management Review,Vol. 10,
Diakses pada 9 Maret 2018. No. 3, pp. 540-557.
http://www.ojk.go.id Wagner, R. dan P. Seele. 2017. “Uncommitted
Perusahaan Gas Negara. 2010. Laporan Deliberation? Discussing Regulatory Gaps
Keberlanjutan 2010. Diakses pada 10 by Comparing GRI 3.1 to GRI 4.0 in Political
Agustus 2017. http://ir.pgn.co.id CSR Perspective”. Journal Bus Ethics. DOI
Perusahaan Gas Negara. 2011. Laporan 10.1007/s10551-017-3654-8 (2017)
Keberlanjutan 2011. Diakses pada 10
Agustus 2017. http://ir.pgn.co.id
Perusahaan Gas Negara. 2012. Laporan
Keberlanjutan 2012. Diakses pada 10
Agustus 2017. http://ir.pgn.co.id
Perusahaan Gas Negara. 2013. Laporan
Keberlanjutan 2013. Diakses pada 10
Agustus 2017. http://ir.pgn.co.id
Perusahaan Gas Negara. 2014. Laporan
Keberlanjutan 2014. Diakses pada 10
Agustus 2017. http://ir.pgn.co.id
Perusahaan Gas Negara. 2015. Laporan
Keberlanjutan 2015. Diakses pada 10
Agustus 2017. http://ir.pgn.co.id
Perusahaan Gas Negara. 2016. Laporan
Keberlanjutan 2016. Diakses pada 10
Agustus 2017. http://ir.pgn.co.id

Anda mungkin juga menyukai