Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 10

DASAR DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING


KEGIATAN PENDUKUNG BK

DOSEN PEMBINA:
Triave Nuzila Zahri, M.Pd.

OLEH :
ADE MAHARANI
21006001

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
1. Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi instrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik
dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-
tes(Panduan Pengembangan Diri untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
2006). Kemudian, tujuan umum aplikasi instrumentasi adalah diperolehnya data hasil
pengukuran terhadap kondisi tertentu klien (Prayitno, 2006).
Oleh karena itu, melalui pengaplikasian instrumen ini, Guru BK akan
dapat mengungkapkan bagaimana kondisi peserta didiknya.Pada umumnya data
yang diperoleh dari aplikasi instrumentasi seperti konsep diri, motivasi belajar,
serta hambatan-hambatan yang dirasa siswa cukup mengganggu proses
pembelajarannya. Mengetahui konsep diri siswa dianggap penting, karena Semakin
positif konsep diri yang dimilikinya semakin tinggi pula motivasi belajarnya
sebaliknyaapabila konsep dirinya negatif maka rendah pula motivasi belajarnya. Untuk
meningkatkan motivasibelajar yang rendah diperlukan pembentukan konsep diri
yang baik pula(Saragi, Iswari, & Mudjiran, Kontribusi Konsep Diri dan Dukungan
Orangtua Terhadap Motivasi Belajar Siswa dan Implikasinya dalam Pelayanan
Bimbingan dan Konseling, 2016).Serta mengetahui kebutuhan siswa itu
berbeda-beda. Misalnya, Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikanantara motivasi belajar siswa yang berjeniskelamin perempuan dan
laki-laki(Saragi & Suryani, Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Berjenis Kelamin
Perempuan dan Laki-Laki SMK Swasta Bandung, 2018).Sehingga, layanan BK
yang diberikan akan dirasakan manfaatnya oleh siswa dantepat guna apabila Guru
BK melaksanakan aplikasi instrumentasi ini dalam pemberian pelayanan BK di
sekolah. Karena setelah dilakukan aplikasi instrumentasi, hasilnya akan ditafsirkan,
disikapi,dan kemudian digunakan oleh Guru BK dalam pemberian layanan BK di
sekolah.
Aplikasi instrumentasi dapat dipandang sebagai kegiatan utama dan pertama
dalam layanan bimbingan dan konseling. Utama dimaknai sebagai penting dan
tidak bisa ditinggalkan. Artinya seluruh layanan bimbingan dankonseling tidak
akan berjalan dengan baik tanpa didahului pemahaman diri danlingkungan siswa.
Pemahaman tersebut hanya akan terjadi jika konselor memiliki data atau informasi
siswa, yang diperoleh melalui kegiatan aplikasi instrumentasi tersebut. Pertama,
karena kegiatan aplikasi instrumentasi merupakan kegiatan berawal dari kegiatan
bimbingan konseling lainnya (Putera & Muis, 2013).

2. Himpunan Data
Layanan Himpunan Data adalah upaya guru bimbingan konseling untuk
mengumpulkan data, digolong-golongkan dan dikemas dalam bentuk tertentu guna
keperluan pelayanan bimbingan dan konseling. Winkel (2005:253) menjelaskan
himpunan data mencakup semua usaha untuk memperoleh data tentang siswa,
menganalisis dan menafsirkan data, serta menyimpan data itu.
Salah satu di antara tugas guru pembimbing adalah melaksanakan segenap program
kegiatan pendukung dalam layanan bimbingan dan konseling. Himpunan data merupakan
bagian dari kegiatan pendukung dalam layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan
penyelenggaraan himpunan data menurut Prayitno (2004:18) meliputi perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan laporan. Penyelenggaraan himpunan data dimaksudkan untuk
mengumpulkan seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Nova Scoti (2007:44-45) menjelaskan
bahwa konselor harus menyadari pentingnya data komulatif. Hal ini adalah sesuatu yang
dilakukan oleh seorang guru bimbingan dan konseling untuk menjadi acuan penilaian
perkembangan siswa. Data yang dihimpun merupakan hasil dari upaya aplikasi
instrumentasi dan apa yang menjadi isi dari himpunan data dimanfaatkan
sebesarbesarnya dalam kegiatan layanan sesuai dengan kebutuhannya. Selanjutnya
Winkel (2005:254) menjelaskan tujuan dari pengumpulan data ialah mendapatkan
pengertian yang lebih luas, lebih lengkap, dan lebih mendalam tentang peserta didik,
serta membantu peserta didik memperoleh pemahaman tentang dirinya, sehingga
pelayanan lebih bersifat objektif.
Ada lima jenis data yang harus dikumpulkan untuk menjadi isi dari himpunan data,
yaitu: data identitas anak, catatan hasil sekolah, catatan hasil tes, laporan penilaian diri,
laporan lain yang berguna. Himpunan data itu dibuat untuk memberikan informasi yang
berarti secara sistematik tentang pertumbuhan dan perkembangan siswa/klien dalam
beberapa waktu. Ada tiga fungsi dari himpunan data: pertama laporan tentang keadaan
siswa termasuk masalah yang dialaminya, kedua keefisienan pengajaran, dan ketiga
bimbingan yang diberikan kepada siswa. Dari pemaparan beberapa ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa sistem himpunan data adalahsuatu komponen yang berinteraksi
dalam kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik,
yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan
bersifat rahasia.

3. Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan pendukung BK untuk membahas permasalahan
yang dialami siswa dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang
diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan dan kemudahan bagi terentaskannya
permasalahan siswa. Pertemuan dalam konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Adapun tujuan dilaksanakannya konferensi kasus menurut Prayitno(2004:322)
sebagai berikut:
a. Diperolehnya gambaran yang jelas, mendalam dan menyeluruh tentang permasalahan
siswa.
b. Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan bersangkutan, sehingga penanganan masalah itu menjadi lebih
mudah dan tuntas.
c. Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan
itu lebih efektif dan efisien.

4. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah adalah kegiatan pendukung BK untuk memperoleh data keterangan
serta kemudahan bagi terentaskan masalah siswa melalui kunjungan kerumah siswa.
Kunjungan rumah tidak dilakukan pada seluruh siswa tetapi hanya untuk siswa yang
permasalahannya menyangkut dengan rumah atau orangtua. Kegiatan kunjungan rumah
menurut Prayitno (2004: 424) memiliki tiga tujuan utama yaitu:
a. Memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa, khususnya yang bersangkut
paut dengan keadaan rumah/orangtua.
b. Menyampaikan kepada orangtua tentang permasalahan anaknya
c. Membangun komitmen orangtua terhadap permasalahan anaknya
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru pembimbing berkenaan dengan
kegiatan kunjungan rumah yaitu:
1) Guru pembimbing menyampaikan perlunya kunjungan rumah kepada siswa yang
bersangkutan,
2) Menyusun rencana dan agenda yang konkrit dan menyampaikannya kepada
orangtua dan kunjungan rumah tidak dapat dilakukan sebelum orangtua
mengizinkannya.

5. Tampilan Kepustakaan
Kegiatan Pendukung Tampilan Kepustakaan (PTK) merupakan “plus” dari “BK Pola
17”. Tampilan kepustakaan ini dimaksudkan membantu permasalahan klien dengan cara
memanfaatkan permasalahan klien dengan cara memanfaatkan pustaka, karena pustaka
itu merupakan gudang ilmu yang terekam melalui buku, majalah, koran, tabloid, film.
Berbagai uraian, penjelasan, cerita, ide, contoh dan bermacam-macam. Informasi sebagai
hasil budaya manusia tersimpan dipustaka.
Semua yang ada pada pustaka dapat memperkuat dan memantapkan atau menjadi
bahan perbandingan serta menambahan wawasan klien serta mempertajam analisis
terhadap permasalahan klien. Tentang tampilan kepustakaan ini Prayitno (2006:2)
mengemukakan sebagai berikut:
“Kegiatan pendukung tampilan kepustakaan (TKP) membantu klien dalam
memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami dan
dibahas bersama konselor”.
Adapun tujuan umum tampilan kepustakaan dalam rangka pelayanan konseling ialah:
a. Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis dan/atau
rekaman lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan.
b. Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam tampilan kepustakaan
untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan.

6. Alih Tangan Kasus


Alih tangan merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang
lebih cepat, tepat dan tuntas masalah yang dihadapi siswa dengan memindahkan
penanganan kasus dari satu pihak kepihak lainnya. Dalam permendikbud nomor 81 A
menyebutkan bahwa alih tangan kasus yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan
masalah peserta didik kepihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli yang dimaksud.
DAFTAR PUSTAKA

Saragi, Muhammad Putra Dinata. 2018. Pelaksanaan Aplikasi Instrumentasi. Enlighten:


Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Volume 1, Nomor 1
Prasetyoaji, Ari. Handayani, Sulastri. 2017. Sistem Himpunan Data Berbasis Web Dalam
Layanan Bimbingan Dan Konseling. Jurnal Konseling GUSJIGANG. Volume 3,
Nomor 2
Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Halen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Press

Anda mungkin juga menyukai