Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP PENDEKATAN, STRATEGI, MODEL DAN METODE


PEMBELAJARAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran SKI MTs

Dosen Pengampu:

Busahdiar S,Pd.I, M.A.

Disusun oleh:
Ahmad Hanif Ilman
Fikhi Dzikrullah
Miftahul Anaam Hasbullah
Rifki Nurfauziah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah antara guru sebagai pihak
pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Menurut Dimyati Mudjiono bahwa
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk
membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Berdasarkan pengertian tersebut maka ada tiga aspek penting dari proses pembelajaran
tersebut yakni, guru, siswa dan sumber belajar. Apabila salah satu dari ketiga aspek ada
yang kurang, maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung. Oleh karena itu,
pembelajaran dianggap sebagai proses yang paling mendasar dalam pendidikan
disekolah.
Kegiatan pembelajaran merupakan lingkungan interaksi yang memungkinkan bagi
peserta didik memperoleh kemudahan belajar dalam rangka mewujudkan ketercapaian
suatu kompetensi atau meraih hasil belajar yang diharapkan dan dapat berlangsung setiap
saat dalam berbagai latar serta melalui berbagai sumber belajar. Kegiatan pembelajaran
yang demikian perlu pengelolaan secara tepat agar tercipta suasana kondusif, sehingga
keterlaksananya dapat berlangsung secara efektif dan aefesien dalam memfasilitasi
peserta didik sampai terwujudnya hasil yang diharapkan.
Ketika suatu proses pembelajaran dilaksanakan, maka guru akan menyampaikan suatu
bahan ajar sehingga siswa sebagai peserta didiknya dapat benar-benar memahami apa
yang disampaikan oleh guru. Agar siswa dapat menerima dan memahami materi yang
diberikan, maka seorang guru pertama-tama harus melakaukan beberapa pendekatan
kepada siswanya. Ketepatan memilih suatu pendekatan akan menjadi pedoman atau
orientasi dalam pemilihan komponen kegiatan pembelajaran lainnya terutama strategi
dan metode pembelajaran. Untuk mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif dan
efesien maka diperlukan suatu pendekatan yang dalam pelaksanaannya menggunakan
strategi dan metode pembelajaran tertentu. Sehubungan dengan itu, maka kedudukan
pendekatan disini memberikan orientasi terhadap pengelolaan kegiatan pembelajaran
dalam berbagai tahapan yang mencerminkan cara bagaimana peserta didik hendak
mempelajari bahan ajar yang akan disajikan secara efektif, efesien dan seoptimal
mungkin. Fungsi pendekatan disini adalah lebih kepada sebagai acuan pengorganisasian
bahan ajar yang akan dipelajari oleh peserta didik selama proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep pada pendekatan pembelajaran
2. Apa saja strategi pembelajaran yang efektif untuk diterapkan
3. Apa saja model-model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
4. Apa saja metode-metode dalam pembelajaran

C. Tujuan Masalah
1. Agar mengetahui dan memahami konsep pendekatan pembelajaran
2. Agar mempraktikan strategi apa saja yang dapat digunakan dalam pembelajaran
3. Agar mengetahui medel-model pembelajaran
4. Agar mengetahui metode-metode dalam pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep pendekatan pembelajaran
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum. Roy Kellen (1998) mencatat bahwa terdapat
dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-
centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered).
Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan,
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran
inkuiri dan discoveri serta pembelajaran induktif.
Menurut Sanjaya (2008:127) “Pendekatan dapat dikatakan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada
pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum”. Berdasarkan
kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan
suatu ide dalam memandang suatu masalah atau objek kajian, yang akan menentukan
arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap
masalah atau objek kajian yang akan ditangani.
Variable utama dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Tidak akan
terjadi kegiatan pembelajaran apabila kedua variable ini tidak ada. Berdasarkan hal
tersebut, maka pendekatan dalam pembelajaran secara umum dibagai menjadi dua yaitu
pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru (teacher centered apporoaches) dan
pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa (student centered apporoaches). Hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Kellen, Roy dalam bukunya yang berjudul
Effective teaching Strategis (1998) mengemukakan bahwa ada dua pendekatan dalam
kegiatan pembelajran yaitu:
a. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru (teacher centered apporoaches)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai objek dalalm belajar dan kegiatan belajar bersifat
klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan diri sebagai orang yang serba tahu
dan sebagai satu-satunya sumber belajar. b. Pendekatan pembelajaran berorientasi
pada siswa (Student Centered Approaches) Pendekatan pembelajaran berorientasi
pada siswa adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek
belajar dan kegiatan belajar bersifat modern. Pendekatan pembelajaran berorientasi
pada siswa, manajemen, dan pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada pendektan
ini siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan
mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat
dan keinginannya. dengan menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiry
serta strategi pembelajaran induktif.
Namun, disamping itu ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1. Pendekatan tujuan pembelajaran
Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai. Sebenarnya
pendekatan ini tercakup juga ketika seorang guru merencanakan pendekatan lainnya,
karena suatu pendekatan itu dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Semua
pendekatan dirancang untuk keberhasilan suatu tujuan. Sebagai contoh : Apabila
dalam tujuan pembelajaran tertera bahwa siswa dapat mengelompokan makhluk
hidup, maka guru harus merancang pembelajaran, yang pada akhir pembelajaran
tersebut siswa sudah dapat mengelompokan makhluk hidup. Metode yang digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut dapat berupa metode tugas atau karyawisata.
2. Pendekatan konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing
memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya.
Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang
menjadi focus dalam pembelajaran. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk
memahami konsep.
3. Pendekatan lingkungan
Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu
proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Beberapa
pembelajaran juga dapat dilaksanakan dilingkungan yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan
sehari–hari sering digunakan pendekatan lingkungan.
4. Pendekatan inkuiri
Penggunaan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan
situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik yaitu dengan
menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli peneliti ( Dettrick, G.W., 2001 ).
Pendekatan inkuiri dibedakan menjadi inkuiri terpempin dan inkuiri bebas atau
inkuiri terbuka. Perbedaan antara keduanya terletak pada siapa yang mengajukan
pertanyaan dan apa tujuan dari kegiatannya.
5. Pendekatan penemuan
Penggunaan pendekatan penemuan berarti dalam kegiatan belajar mengajar siswa
diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena
ilmiah. Penemuan tidak terbatas pada menemukan sesuatu yang benar–benar baru.
Pada umumnya materi yang akan dipelajari sudah ditentukan oleh guru, demikian
pula situasi yang menunjang proses pemahaman tersebut. Siswa akan melakukan
kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan hal yang akan ditemukan.
6. Pendekatan proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa,
merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan
proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan
proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.
7. Pendekatan interaktif (Pendekatan pertanyaan anak)
Pendekatan ini memberi kesempata pada siswa uuntuk mengajukan pertanyaan untuk
kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka
ajukan ( Faire & Cosgrove, 1988 dalam Herlen W, 1996 ). Pertanyaan yang diiajukn
siswa sangat bervariasi sehingga guru perlu melakukan llangkah – langkah
mengumpulkan, memilih, dan mengubah pertanyaan tersebut menjadi suatu kegiatan
yng spesifik.
8. Pendekatan pemecahan masalah
Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan
melalui praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan ini ada dua versi. Versi
pertama siswa dapat menerima saran tentang prosedur yang digunakan, cara
mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang
mengarah ke pemecahan masalah. Versi kedua, hanya masalah yang dimunculkan,
siswa yang merancang pemecahannya sendiri. Guru berperan hanya dalam
menyediakan bahan dan membantu memberi petunjuk.
9. Pendekatan sains teknologi dan masyarakat (STM)
Hasil penelitian dari National Science Teacher Association (NSTA) (Dalam
Poedjiadi, 2000) menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan
pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara
biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan aplikasi bahan pelajaran,
kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru
dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama
diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini
tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan pada
masalah yang ditemukan sehari-hari, yang dalam pemecahannya menggunakan
langkah–langkah ilmiah.
10. Pendekatan terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih
dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada
prinsip keterkaitan antar satu unsur dengan unsur lain, sehingga diharapkan terjadi
peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena satu
pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang. Pendekatan terpadu dapat
diimplementasikan dalam berbagai model pembelajaran.

B. Strategi Pembelajaran
Strategi adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki atau
yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lebih lanjut
ditunjukkan bahwa strategi pembelajaran itu banyak ragamnya. Strategi menunjukan
komponen umum suatu set bahan ajar instruksional dan prosedur yang akan digunakan
bersama bahan ajar tersebut untuk memperoleh hasil belajar tertentu.
Strategi identik dengan teknik dan siasat berperang. Ada banyak strategi pembelajaran
yang dapat digunakan oleh guru guna memaksimalkan proses dan hasil belajar siswa
dalam setiap mata pelajaran yang disampaikan, namun kesemuanya tetap harus
didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tetrtentu seperti keadaan perkembangan
siswa, materi pelajaran yang disampaikan (teoritis atau aplikaktif) dan lain sebagainya.
Artinya ini menuntut adanya pemahaman guru terhadap prinsip-prinsip umum
penggunaan umum strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang juga berarti
langkah-langkah kegiatan atau prosedur yang digunakan dalam menyajikan bahan ajar
untuk mencapai tujuan, kompetensi dan hasil belajar disini ada bermacam-macam,
diantaranya adalah:
1. Strategi discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya. tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
2. Strategi Inkuiri Learning didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge,
1973) sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk
melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin
melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas
pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang
lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
3. Strategi Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang
bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik
belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh
pengetahuan (Duch,1995).
4. Strategi Project Based Learning adalah pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar. 
5. Strategi Saintifik Learning adalah Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar  peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
 
C. Model Pembelajaran
1. Model berbasis sistem, mengembangkan teori sistem atau pendekatan sistem dalam
pelaksanaannya.
Memiliki ciri:
 Jumlah komponen relatif banyak
 Seringkali diawali dengan analisis kebutuhan
 Memisahkan penilaian proses belajar dan penilaian terhadap program belajar
 Merupakan prosedur pengembangan, karena adanya alur feedback dan komponen
revisi
2. Model materi ajar atau pengetahuan ( content based ), menitikberatkan bagaimana
suatu topik yang menjadi bagian dari suatu materi atau mata ajaran disampaikan
kepada pebelajar.
Memiliki ciri:
 Komponen yang ada tidak banyak dan cenderung tidak lengkap
 Strategi penyampaian cenderung memberikan masukan bagaimana cara
menjelaskan atau menyajikan materi di kelas.
 Kebanyakan mengacu kepada materi bersifat kognitif
 Lingkupnya sempit
 Tidak mencerminkan upaya pebelajar untuk menguasai kompetensi yang harus
dicapai
3. Model Produk, ditandai dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
memproduksi suatu bahan ajar.
Memiliki Ciri:
 Memiliki beberapa tahapan, yakni; tahap perancanaan (rumusan tujuan dan analisis
kebutuhan), tahap pengembangan (pengembangan topik, penyusunan draft, produksi
prototipe ), tahap penilaian ( ujicoba prototipe produk dan perbaikannya)
 Terkonsentrasi atas produksi bahan ajar tertentu
 Model dan cara kerja relatif sederhana
 Tidak ada kejelasan secara langsung tentang pelaksanaan kbm
4. Model Kegiatan belajar mengajar (Classroom oriented), memandu seorang instruktur
bagaimana mengelola atau menciptakan interaksi belajar mengajar yang tepat.
Memiliki ciri:
 Relatif lebih banyak komponennya
 Tidak jarang aspek perbaikan juga dicantumkan di dalamnya
 Sangat memperhatikan pebelajar
 Mengisyaratkan ada aspek pengelolaan kelas
 Menyiratkan peran guru dalam menyampaikan materi
 Dapat diterapkan oleh instruktur sendiri tanpa tim khusus.
 Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu
5. Model ASSURE, yang merupakan:
 Analyze Learner (menganalisa pembelajaran)
 State Objective (merumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi)
 Select Method, media, and materials (memilih metode, media dan bahan ajar)
 Utilize media and materials (menggunakan media dan bahan ajar)
 Require Learner participacion (mengembangkan peran serta pebelajar)
 Evaluate and Revise (menilai dan memperbaiki)

D. Metode Pembelajaran
Beberapa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah :
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode
ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat
bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang
menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya
diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting
dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat
mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima
informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan
mengarahkan diri.
2. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan
mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan
daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok
– pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat
menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada
berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan
apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan
dibahas.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam
diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan
pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam
mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan
teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting
melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran
bersama.
4. Metode belajar kooperatif
Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan
kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling
membantu. Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar
kooperatif model jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang
berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya.
5. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu
proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan
alat – alat bantu pengajaran seperti benda – benda miniatur, gambar, perangkat alat –
alat laboratorium dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok
adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan
menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat
skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain peragaan konsep serta fakta
yang memungkinkan.
6. Metode ekspositori atau pameran
Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua
dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat
untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
7. Metode karyawisata/widyamisata
Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa
mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih
luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi
karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan
dan persiapan yang tidak sebentar.
8. Metode penugasan
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk
belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina
kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit
mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
9. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan
percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas
suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya
pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih
lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk
merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan.
10. Metode bermain peran
gbPembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara
seolah – olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman
tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif
sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi
memerlukan waktu lama.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan
yang berpusat pada siswa (student-centered approaches), pendekatan yang berpusat
pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction),
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran inquiri
dan discoveri serta pembelajaran induktis.
Setiap model pembelajaran ada keunggulan dan kelemahannya, untuk
mengatasi kelemahan dari sebuah model pembelajaran bergantung kepada bagaimana
guru mengimplementasikan model pembelajaran tersebut dalam bentuk kemasan
yang lebih efektif dan efisien. Hasil ujicoba sementara menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dapat diterapkan
di sekolah dasar sebagai alternatif pembelajaran dengan keunggulan antara lain:
dapat meningkatkan perolehan hasil belajar; dapat memotivasi anak; anak lebih aktif
dan kreatif; hubungan guru dengan anak cukup akrab sehingga siswa lebih berani
bertanya. Pendekatan dan model apapun yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, diharapkan selalu mendudukkan siswa sebagai pusat perhatian dan
Pendekatan dan Model Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa. Peranan guru dalam
pembentukan pola kegiatan pembelajaran di kelas bukan ditentukan oleh didaktik
metodik “ apa yang akan dipelajari” saja, melainkan pada “bagaimana menyediakan
dan memperkaya pengalaman belajar anak”.
DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318131/pendidikan/PERENCANAAN+
PEMBELAJARAN+EKONOMI.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/10897/4/bab1.pdf
Abdullah, Abdullah. "Pendekatan dan model pembelajaran yang mengaktifkan
siswa." EDURELIGIA: Jurnal Pendidikan Agama Islam 1.1 (2017): 45-62.

Anda mungkin juga menyukai