Anda di halaman 1dari 2

Ujian Tengah Semester

Program Studi Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,

UIN Sunan Ampel

Nama: Hanifah Intan Rahmadani

NIM: 10010121011

Kelas: A smester 1

Mata Kuliah : Studi Hadis

Kode Matakuliah : UIN12105

Semester : 1 (Satu)

Dosen Pengampu: Dr. H. Ahmad Suyuthi, M.Ag. MA.

1. Jelaskan perkembangan dan pembukuan Hadits Nabi dari masa Nabi

Muhammad saw. hingga masa tabi’in!

2. Jelaskan pengertian ulum al-Hadits serta sejarah perkembangannya!

3. Sebutkan klasifikasi Hadits Nabi dari segi kualitasnya!

4. Jelaskan pengertian Hadits Sahih Li dzatihi dan Hadits Sahih Li

ghayrih

5. Jelaskan pengertian Hadits Hasan dan Hadits Hasan Li dzatihi!

Jawaban:

1. Sejarah pertumbuhan al-hadis mulanya Rasulullah melarang menulis al-hadis. Namun,


pernah suatu ketika Rasulullah saat berpidato, tiba-tiba seorang laki-laki yang berasal dari
Yaman yang bernama Abu Syah berdiri dan bertanya kepada Rasulullah. Ujarnya: ،‫يا رسول هللا‬
‫اكتبوالي‬:‫اكتبوالي‬. " ya Rasulullah! Tulislah untukku!" Jawab Rasulullah: " tulislah oleh kamu
sekalian untuknya!". Menurut Abu ‘Abdi’r Rahman bahwa tidak ada satupun riwayat tentang
perintah menulis hadits yang lebih sah, selain hadist ini. Sedang sistem meriwayatkan Al-
hadist dengan lafadh yang masih asli dari Rasulullah dan dengan maknanya saja, sedang
reaksinya disusun sendiri oleh orang yang meriwayatkannya. Hal itu disebabkan karena
mereka sudah tidak ingat betul kepada lafadz aslinya, disamping mereka hanya
mementingkan dari segi isinya yang benar-benar dibutuhkan di saat itu.
Setelah agama Islam tersiar dengan luas di masyarakat, dipeluk dan dianut oleh
penduduk yang bertempat tinggal di luar jazirah Arabia, dan para sahabat mulai terpencar di
beberapa wilayah bahkan tidak sedikit jumlahnya yang meninggal dunia. Maka terasalah
perlunya Al-hadis diabadikan dalam bentuk tulisan dan kemudian dibukukan dalam dewan
hadist. Urgensia ini menggerakkan hati Khalifah Umar bin Abdul Aziz-seorang Khalifah dari
Bani Umayyah yang menjabat Khalifah antara tahun 99 sampai tahun 101 hijiriah-untuk
menulis dan membukukan al-hadis. Untuk menghilangkan kekhawatiran akan hilangnya Al-
hadist dari bercampurnya dengan hadits-hadits palsu, beliau mengintruksikan kepada
seluruh pejabat dan ulama yang memegang kekuasaan di wilayah kekuasaannya untuk
mengumpulkan al-hadis. Beliau menginstruksikan kepada walikota Madinah, Abu Bakar bin
Muhammad bin Amr bin Hazm untuk mengumpulkan hadis yang ada padanya dan tahabiin
wanita, Amrah binti Abdurrahman.

2. Kata ulum al-hadis terdiri dari atas 2 kata, yaitu ‘ulum dan al-hadis. Kata ‘ulum dalam
bahasa Arab adalah bentuk jamak dari ‘ilm, jadi berarti“ilmu-ilmu”, sedangkan al-hadis di
kalangan Ulama Hadis berarti “segala Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
SAW berupa perbuatan, Perkataan, taqir, atau sifat.” Jadi secara bahasa ilmu hadis adalah
ilmu Yang membahas segala hal yang bersumber dari Rasulullah saw. Para muhadditsin
membagi ilmu hadis menjadi dua yaitu: Ilmu hadis dan Ushul al-Hadis.Tujuan memahami
ilmu hadist adalah agar mengetahui hadist-hadist shohih dan dari yang lainnya, yaitu
mengetahui keadaan hadist apakah hadist tersebut shohih ,hasan, ataupun dho’if (lemah
sehingga tidak dapat dijadikan pegangan). Adapun pembahasan ilmu hadist dibagi menjadi 2
yaitu : sanad (isnad) dan matan. Sanad(isnad) adalah silsilah (rantai periwayatan) perawi
yang menghubungkan kepada suatu matan. Matan adalah ucapan atau kalimat yang
berhenti pada sebuah (rantai) sanad.
Pada dasarnya ilmu hadist telah lahir sejak dimulainya periwayatan hadist didalam
Islam, terutama setelah Rosulullah SAW wafat, ketika itu seluruh umat Islam merasakan
perlunya menghimpun hadist-hadist dikhawatirkan hadist-hadist tersebut akan hilang atau
lenyap, begitu banya kaidah-kaidah metode yang digunakan dan juga memerintah orang
beriman untuk meneliti dan berhati-hati, dan juga mempertanyakan berita-berita yang
datangnya dari orang fasik.

3. Hadist ada 3 yakni; Hadist Shahih, Hadist Hasan, dan Hadits Dhaif.
 Hadist shahih; hadist yang dinukil (diriwayatkan) oleh rawi yang adil. Sempurna
ingatan, sanadnya bersambung-sambung, tidak ber illat dan tidak janggal.
 Hadist Hasan : hadist yang pada sanadnya tiada terdapat orang yang tertuduh dusta,
tiada terdapat kejanggalan pada mantannya, dan hadist itu diriwayatkan tidak dari
satu jurusan (mempunyai banyak jalan) yang sepadan maknanya.
 Hadist dhaif : Hadist yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadist
shahih atau hadist hasan.

4. Hadis Shahih li dzatih : ialah hadis shahih yang terpenuhi seluruh syarat-Syarat hadis shahih.
Hadis Shahih Li Ghairihi: ialah hadis shahih yang tidak terpenuhi syarat-syarat hadis shahih.
Hadis shahih li-ghoirih adalah hadis hasan li-dzatih yang diriwayatkan melalui jalan lain oleh
perawi yang sama kualitasnya atau yang lebih kuat dari padanya.

5. Hasan li-dzatih, yaitu hadis yang hasan dengan sendirinya. Artinya, hadis yang memenuhi
kriteria hadis hasan.hadis hasan lidzatih dapat naik menjadi shahih lighairih jika ada hadis
lain yang menguatkan kandungan matannya atau ada hadis lain yang meriwayatkan hadis
yang sama (muttabi’ atau syahid).
Hasan lighairih, yaitu hadis hasan bukan dengan sendirinya. Hadis hasan lighairih adalah
ahdis yang menduduki kualitas hasan dibantu oleh keterangan lain, baik karena adanya
syahid maupun muttabi’. Hasan lighairihi asalnya merupakan hadis dha’if.

Anda mungkin juga menyukai