Anda di halaman 1dari 25

PERANCANGAN MINI STADION OLYMPIC

DI TELUK BAYUR KABUPATEN BERAU


KALIMANTAN TIMUR
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

LAPORAN

PENGEMBANGAN KONSEP TUGAS AKHIR

SRI RAHAYU NINGSIH


5180911248

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2021
PERANCANGAN MINI STADION OLYMPIC
DI TELUK BAYUR KABUPATEN BERAU
KALIMANTAN TIMUR
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

LAPORAN

PENGEMBANGAN KONSEP TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

SRI RAHAYU NINGSIH


5180911248

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2021

2
HALAMAN PENGESAHAN
PENGEMBANGAN KONSEP TUGAS AKHIR

PERANCANGAN MINI STADION OLYMPIC DI TELUK


BAYUR KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR
NEO -VERNAKULAR
Disusun oleh:

SRI RAHAYU NINGSIH


5180911248

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

…………. Pembimbing …………. ………..

Laporan Pengembangan Konsep Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Arsitektur

Yogyakarta 29 September 2021


Ketua Program Studi Arsitektur

Dr. Ir. Endang Setyawati, MT


NIK: 100615029

2
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Sri Rahayu Ningsih


NIM : 5180911248
Program Studi : S1 - Arsitektur
Fakultas : Sains & Teknologi

Menyatakan bahwa laporan pengembangan konsep tugas akhir dengan judul


“PERANCANGAN MINI STADION OLYMPIC DI TELUK BAYUR KALI-
MANTAN TIMUR DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO-VER-
NAKULAR” ini adalah hasil karya saya sendiri, tidak mengandung plagiat dan
semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan mengi-
kuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang benar.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelanggaran seperti yang dinyatakan di atas,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Yogyakarta, 19 Sempetember 2021


Penulis,

Sri Rahayu Ningsih


5180911248

3
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan Pengembangan Konsep Tugas
Akhir dengan judul “Perancangan Mini Stadion Olympic di Teluk Bayur Kalimantan
Timur dengan pendekatan arsitektur Neo-vernakular”. Pengembangan Konsep Tugas
Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan di Program Studi Arsitektur,
Universitas Teknologi Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada orang-orang yang penulis hormati yang membantu secara langsung dan tidak
langsung pembuatan laporan ini :
1. Kedua orang tua yang selalu mendo’akan serta memberi semangat yang luar
biasa dan memberi dukungan moril maupun materi
2. Ibu, Dr. Ir. Endang Setyawati, MT. selaku Ketua Program Studi Arsitektur,
Universitas Teknologi Yogyakarta.
3. Ibu Hestin Mulyandari, S.T., M.T selaku dosen pembimbing
Pengembangan Konsep Tugas Akhir.
4. Ibu Marcelina Dwi Setyowati, S.T., M.Sc selaku Dosen Wali
5. Seluruh staf dan karyawan Universitas Teknologi Yogyakarta
6. Teman-Teman Arsitektur UTY
Penulis menyadari bahwa Laporan ini disadari masih jauh dari kata sempurna
oleh karena itu
Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi tercapainya
hasil terbaik dari penulisan laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT meridhoi apa yang kita
lakukan mendapatkan hasil terbaik dan bermanfaat bagi semua pihak

Yogyakarta, 29 September 2021

Sri Rahayu Ningsih


5180911248

4
ABSTRAK

5
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................ 3
1. LATAR BELAKANG..................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang Judul ............................................................................... 7


1.2 Latar Belakang Lokasi............................................................................. 6
2. PERMASALAHAN ........................................................................................ 11
3. TUJUAN DAN MANFAAT ........................................................................... 11
3.1 Tujuan ...................................................................................................... 11
3.1.1 Tujuan Umum ............................................................................... 11
3.1.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 11
3.2 Manfaat .................................................................................................... 11
4. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 11
4.1 Tinjauan Arsitektur Neo-Vernakular.............................................................. 11
5. METODE PERANCANGAN......................................................................... 12
25.1 Cakupan Masalah .................................................................................... 12
5.1.1 Permasalahan Umum .................................................................... 12
5.1.2 Permasalahan Khusus ................................................................... 12
5.1.3 Lingkup Pembahasan .................................................................... 12
5.2 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 12
6. SISTEMATIKA PENULISAN ..................................................................... 13

6
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 JUDUL PROYEK


“ P e r a n c a n g a n Mini Stadion Olympic di Teluk Bayur Kabupaten Berau
Kalimantan Timur dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular ”.

1.2 PENGERTIAN JUDUL


“ Pengertian Mini Stadion Olympic di Teluk Bayur Kabupaten Berau Kalimantan
Utara dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular berdasar tiap kata yang
membentuknya:
Perancangan : Didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan
pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang
terpisah dari satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. ( sumber :

Jogiyanto, 2005)

Mini

Stadion

Olympic Stadion adalah bangunan untuk menyelenggarakan kegiatan


sepak bola, atletik dan juga terdapat beberapa fasilitas untuk pe-
nonton . (sumber : Neufert, 1996 : 149)

Teluk Bayur Teluk Bayur adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Berau,
Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Kabupaten

Berau Kabupaten Berau adalah salah satu Kabupaten di Provinsi


Kalimantan Timur. Ibu kota Kabupaten ini terletak di Tanjung
Redeb, Berau. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 34.127,47.
km² terdiri dari daratan seluas 22.030,81 km² dan luas laut
12.299,88 km² ( Sumber : https://beraukab.go.id/ )
7
Kalimantan

timur Kalimantan Timur (disingkat Kaltim) adalah salah satu provinsi


di Pulau Kalimantan. Luas total Kaltim adalah 127.346,92km²
dan populasi sebesar 3.721.389 jiwa (2019). ( Sumber :
https://www.bi.go.id/id/tentangbi/profil/)
Neo
-Vernakular Arsitektur vernakular sering disamakan dengan arsitektur tradi-
sional. Secara konotatif dapat diartikan sebagai pawarisan adat isti-
adat dan kebudayaan (sumber : joseph prijotomo 2004)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan Pengertian Mini Stadion olym-
pic di Teluk Bayur Kabupaten Berau Kalimantan Timur dengan Pendekatan Arsi-
tektur Neo-Vernakular adalah perancangan Stadion yang akan menjadi sarana
olahraga masyarakat di kabupaten Berau dan dibangun dalam rangka menyambut
gelaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Timur di Kabupaten
Berau pada 2022 mendatang dengan mengambil bentuk dari kebudayaan daerah
tersebut.

1.3 LATAR BELAKANG


1.3.1 Latar Belakang Lokasi

Kabupaten Berau merupakan salah satu daerah Pintu Gerbang


Pembangunan di wilayah Propinsi Kalimantan Timur Bagian Utara, yang terletak
disebelah utara dari Ibukota Propinsi Kalimantan Timur dan sekaligus merupakan
Wilayah Daratan dan Pesisir Pantai yang memiliki Sumber Daya Alam, dimana
wilayah daratan terdiri dari gugusan bukit yang terdapat hampir disemua
kecamatan terutama Kecamatan Kelay yang mempunyai perbukitan Batu Kapur
yang luasnya hampir 100 Km2. Sementara didaerah Kecamatan Tubaan terdapat
perbukitan yang dikenal dengan Bukit Padai.
Daerah pesisir Kabupaten Berau terletak di kecamatan Biduk-Biduk, Tali-
sayan, Pulau Derawan dan Maratua yang secara geografis berbatasan langsung
dengan lautan. Kecamatan Pulau Derawan terkenal sebagai daerah tujuan wisata
yang memiliki pantai dan panorama yang sangat indah serta mempunyai beberapa
gugusan pulau seperti Pulau Sangalaki, dengan batas wilayah sebagai berikut :
8
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Kutai Kertanegara, Kab. Malinau dan
Kab. Kutai Barat

Lokasi mini stadion olympic yang berada di berau sangat strategis dimana
lokasi site berada di jalan raya utama tengah kota berau sehingga lebih memu-
dahkan akses ke fasilitas olahraga terlebih belum adanya fasilitas stadion di kabu-
paten berau. Kepala Bidang Pengembangan Pemukiman, Penataan Bangunan dan
Jasa Konstruksi, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau,
Ismiyanto, mengatakan, dipilihnya Lapangan Teluk Bayur berdasarkan berbagai
pertimbangan salah satunya adalah arus lalu lintas yang diperkirakan akan
menimbulkan kemacetan jika stadion dibangun di area Kakaban Aquatic, yang
sudah memiliki fasilitas kolam renang bertaraf internasional.
lokasi mini stadion olympic akan di bangun di JL.Stasiun 1,Gang
Keluarga,Kecamatan Teluk Bayur.

Gambar 1.3. Peta Kabupaten Berau


Sumber : https://peta-hd.com/peta-kabupaten-berau/ download tanggal 30/09/2021
9
Gambar 1.4. Site Lokasi
Sumber : Googel earth, diakses 2021

1.3.2 Latar Belakang Judul


Perkembangan olahraga di Indonesia seiring perkembangan zaman semakin
meningkat dan berkembang. Dengan banyak nya jenis olahraga yang diseleng-
garakan di indonesia tepatnya membuktikan bahwa olahraga di indonesia berkem-
bang maju setiap tahun nya . seperti kegiatan asian games pada 2018 indonesia
berhasil berada di posisi 4 terbaik dari 45 negara itu merupakan pencapaian yang
sangat baik dengan membawa nama indonesia di kanca dunia. Hal tersebut tidak
lepas dari kerja keras Komite Nasional Indonesia (KONI) yang satu-satunya
organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab mengelola,membina,
mengembangkan & mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan olahraga
prestasi setiap anggota di Indonesia.

10
Gambar 1.1. Logo KONI
Sumber : https://koni.or.id/profil/( download tanggal 29 September 2021)

Pelaksanaan kegiatan olahraga merupakan ajang yang selalu di selenggarakan


di dunia khususnya indonesia lewat pesta olahraga nasional terbesar di Indonesia
yang diselenggarakan empat tahun sekali dan diikuti oleh seluruh provinsi di
Tanah Air yaitu pekan olahraga nasional (PON ).
Pekan olahraga nasional (PON) merupakan acara olahraga 4 tahunan
sekali yang berada di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI). Pekan Olahraga Nasional pertama kalinya dilaksanakan pada tahun 1948
di Kota Solo. Seiring berjalan nya waktu PON juga di gelar di tingkat provinsi
dengan nama Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV). Seluruh provinsi di indone-
sia juga menggelar porprov 4 tahun sekali tak terkecuali kalimantan timur tepat
nya di teluk bayur kabupaten berau yang akan menggelar ajang olahraga tingkat
provinsi di akhir tahun 2022 mendatang.
Dalam rangka menyambut gelaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov)
Kalimantan Timur di Kabupaten Berau pada 2022 mendatang, sebagai tempat
penyelenggaraan kegiatan multi ajang empat tahunan tersebut penyelenggara
(Porprov), Kabupaten Berau terus mempersiapkan fasilitas sebaik mungkin guna
menggelar kegiatan Porprov Kaltim tahun 2022 mendatang. Salah satu yang akan
dikebut pembangunannya adalah stadion. Stadion menjadi fokus utama lantaran
venue ini akan digunakan sebagai wahana utama dalam penyelenggaraan Porprov
Kaltim mendatang.
Stadion merupakan fasilitas yang mempunyai peran penting di kabupaten berau
untuk dapat meningkatkan sarana olahraga di daerah dan juga sebagai wadah
mengembangkan potensi atlet yang berada di berau ,Sehingga pemerinta kabu-
paten berau mempersiapkan semaksimal mungkin fasilitas yang akan di gunakan
pada acara pekan olahraga provinsi tersebut. namun di kabupaten berau belum
11
terpenuhinya ketersedian pembangunan stadion yang memadai sesuai standar un-
tuk digunakan pada pagelaran acara olahraga yang akan di laksanakan akhir tahun
2022 tersebut, sehingga pemerintah menanggapi permasalahan tersebut dengan
menyediakan fasilitas mini stadion olympic yang nanti akan digunakan sebagai
sarana kegiatan porprov dan juga agar bisa digunakan oleh masyarakat berau
kedepanya untuk meningkatkan prestasi atlet olahraga di kabupaten berau. maka
dari itu untuk memenuhi standar sarana olahraga di daerah berau kalimantan timur
di bangunnya Mini Stadion olympic dimana ketersediaan sarana yang sesuai
standar stadion pada umumnya tersebut belum ada di kabupaten berau kalimantan
timur.
Kepala Bidang Pengembangan Pemukiman, Penataan Bangunan dan Jasa
Konstruksi, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Ismiyanto
menjelaskan jika persiapan pembangunan min stadion Olympic di lahan seluas 4 hektar
itu di 2019 ini start poinnya adalah perencanaan pembangunannya dulu.
“Khusus yang dibangun di Teluk Bayur, di lokasi yang sudah ada yakni lapangan
sepak bola yang dibuat oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Berau adalah stadion
olympic mini. Kenapa stadion olympic? Karena selain ada lapangan sepak bolanya, juga
ada area untuk perlombaan cabang olahraga atletik seperti lari, lempar lembing, loncat
indah, tolak peluru dan lainnya,”
1.3.3 Latar Belakang Pendekatan

Perancangan Mini stadion olimpic di teluk bayur kalimantan timur menggunakan


pendekatan arsitektur Neo-vernakular. Penggunaan pendekatan arsitektur Neo-
Vernakular di era yang semakin moderan saat ini dapat memajukan kembali nilai-
nilai budaya yang semakin lama semakin tenggelam, dalam pesta pagelaran
olahraga tersebut. dan dengan menerapkan elemen elemen fisik dalam bentuk
modern di padukan dengan elemen non fisik seperti kebudayaan,kepercayaan,
daerah setempat.

1.4 RUMUSAN MASALAH


1.4.1 Permasalahan Umum
Bagaimana merancang Mini Stadion Olimpic di teluk bayur kalimantan timur
1.4.2 Permasalahan Khusus
Bagaimana menciptakan Neo-vernakular pada rancangan mini stadion
olimpic di teluk bayur kalimantan timur

12
1.5 TUJUAN DAN SASARAN
1.5.1 Tujuan
Merancang mini stadion olimpic di teluk bayur kabupaten berau kalimantan
timur
1.5.2 Sasaran
Menciptakan Neo-vernakular pada rancangan mini stadion olimpic di teluk
bayur kalimantan timur

1.6 LINGKUP PEMBAHASAN


1.6.1 Pembahasan Non Arsitektural
a. Pengumpulan preseden
b. Pengumpulan data dan analisis
1.6.2 Pembahasan Arsitektural
a. Neo-vernakular
b. Menganalisis dan merespon tapak
c. Programing
d. Design Requirement sesuai standar stadion
e. Konsep desain
f. Penggunaan struktur

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan membahas hal hal mendasar Pembagian bab-bab terse-
but antara lain sebagai berikut :
BAB 1. PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar
belakang judul, latar belakang lokasi, latar belakang pendekatan, rumusan masa-
lah tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, sistematika penulisan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Bab tinjauan pustaka membahas teori yang di beberapa sumber-sumber
ilmiah yang berisi pengertian dan definisi. Bab ini juga menjelaskan pengertian
judul, dan konsep secara umum.
BAB 3. METODE PERANCANGAN

13
Bab metode perancangan menjelaskan analisis perancangan yang di-
usulkan dan cara memperoleh data.
BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab analisis dan pembahasan menjelaskan spesifikasi desain antara lain
lokasi tapak,analisis fasilitas,analisis ruang dalam,analisis ruang luar,dan pen-
dekatan.
BAB 5. KESIMPULAN
Bab ini menjelaskan tentang konsep dan perancangan desain
1.8 KEASLIAN PENULISAN
Keaslian ini menjelaskan salah satu untuk menghindari plagiasi, berikut di
Cantumkan karya tulis:
a. Nama : Aditya Aji Purbopratomo
Nim : H73215014
Tahun : 2019
Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Judul TA : Perancangan Siduarjo International Stadium
Dengan Pendekatan Neo-Vernakular
Pendekatan : Neo-Vernakular
Deskripsi : Menerapkan pendekatan Neo-Vernakular pada
desain rancangan di Kabupaten Siduarjo
Perbedaan : Perancangan lokasi berada di Kabupaten
Sidoarjo

b. Nama : M. Mak’rup
Nim : 14660053
Tahun : 2018
Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang
Judul TA : Perancangan Stadion Internasional Bali Mandara
Dengan Pendekatan Bioklimatik
Pendekatan : Bioklimatik
Deskripsi : Menerapkan pendekatan Bioklimatik pada desain
rancangan di Kabupaten Badung Bali
Perbedaan : Perancangan lokasi berada di Kabupaten
14
Badung Bali

c. Nama : Yustinus Winar Prasetyo


Nim : 10298109
Tahun : 2005
Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret
Judul TA : Stadion Olahraga di Depok dengan pendekatan
Arsitektur High-Tech
Pendekatan : High-Tech
Deskripsi : Menerapkan pendekatan Arsitektur High-Tech
pada desain rancangan di Depok
Perbedaan : Perancangan lokasi berada di Depok

15
16
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN UMUM STADION


2.1.1 Stadion
1. Pengertian Stadion
Stadion merupakan bangunan yang digunakan sebagai sarana untuk menunjang
kegiatan olahraga dan kegiatan besar lainnya. Beberapa definis stadion menurut para
ahli yaitu;
Pertama menurut Cambridge Dictionary, stadion adalah lahan tertutup yang luas
dengan deretan kursi di sekeliling sisinya dan seringkali tanpa atap, digunakan untuk
acara olahraga dan pertunjukan musik.(sumber)
Kedua menurut Collins Dictionary, stadion adalah bangunan lapangan olahraga
besar dengan deretan kursi di sekelilingnya.
Ketiga menurut Merriam-Webster, stadion adalah sebuah bangunan besar yang
biasanya tidak beratap dengan tingkatan kursi untuk penonton di acara olahraga.
2. Klasifikasi Stadion Bedasarkan Sifatnya (sumber)
a) Stadion Tertutup
Bangunan olahraga yang menampung kegiatan olahraga yang dilangsungkan
secara tertutup, baik permanen ataupun temporer karena perubahan iklim.
b) Stadion terbuka
Bangunan olahraga yang menampung kegiatan olahraga yang dapat dilang-
sungkan di dalam gedung.
c) Stadion Bergerak
Stadion yang merupakan hasil kombinasi dari stadion terbuka dan tertutup.
Stadion bergerak memadukan teknologi tinggi, sehingga atap stadion dapat
dibuka ataupun ditutup sesuai kebutuhan.
3. Tipe stadion

17
Tabel 2.1 Tipe Stadion berdasarkan kapasitas tempat duduk
TIPE STADION
A B C
Penggunaan Penggunaany Penggunaany
ya melayani a hanya mela- a melayani
wilayah yani wilayah wilayah keca-
Kapasitas penonton provinsi kabupaten matan dengan
dan wilayah dengan ka- dengan kapa- kapasitas
pelayanan pasitas tem- sitas tempat 'tempat duduk
pat duduk duduk men- mencapai
mencapai capai 10.000 5.000-10.000
30.000 kursi
Jumlah 100
lintasan Meter
lari 8 8 8

400
Meter
8 6 6

Sumber : Tata Cara Perancangan Teknik Bangunan Stadion, 1991

4. Fungsi Stadion
Stadion berfungsi untuk menunjang kegiatan olahraga dan kegiatan besar lainnya.
Kegiatan utama yang dapat dilakukan di stadion bisa dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan sifatnya (Geraint John et al (2007), yaitu:
1. Kegiatan olahraga, yaitu kegiatan yang mencakup latihan dan pertandingan
olahraga yang biasanya dilakukan oleh para atlit olahraga seperti olahraga sepak-
bola dan atletik.
2. Kegiatan menonton olahraga, yaitu kegiatan menonton atau menyaksikan
jalannya latihan dan pertandingan olahraga.
3. Kegiatan Servis, yaitu kegiatan yang berupa pelayanan operasional bangunan
stadion, ketika kegiatan olahraga sedang berlangsung atau tidak. Kegiatan terse-
but mencakup keamanan, perawatan bangunan stadion beserta semua fasili-
tasnya, dan mehanical electrical engineering (MEE).
4. Kegiatan manajerial, yaitu kegiatan pengeloaan manajemen stadion, yang bi-
asanya dilakukan oleh pengelola stadion.
5. Kegiatan bisnis, yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan cara me-
nyewakan ruang-ruang untuk perdagangan dan aktifitas pendukung lainnya.

18
6. Kegiatan rekreasi, yaitu kegiatan santai yang tidak terjadwal. Ini dilakukan
misalnya dengan memanfaatkan lokasi dan fasilitas pendukung yang ada di sta-
dion, seperti menjadi wedding venue atau tempat konser.

5. Pelaku dan pengguna stadion


Pelaku atau pengguna stadion berdasarkan kegiatan yang dilakukan dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Pelaku Utama Pertandingan
Atlet yang bertanding beserta pelatih
b. Penonton
Fasilitas utama yang diperlukan untuk aktivitas penonton adalah tribun untuk
menonton beserta fasilitas pendukungnya seperti seperti lavatory. Fasilitas penun-
jang lain seperti superstore, souvenir shop, restoran dan lain-lain berada di luar
tribun dan arena pertandingan. Penonton dibedakan menjadi 4 macam :
a. Penonton biasa
b. Penonton VIP
c. Tamu undangan khusus
d. Penyandang disabilitas
c. Petugas pertandingan
Petugas yaitu wasit dan asisten wasit yang bertugas untuk mengatur jalannya per-
tandingan dan memiliki akses langsung ke lapangan. Memerlukan ruang untuk
berkoordinasi maupun berganti pakaian.
d. Panitia Pelaksana
Panitia adalah kelompok yang bertugas sebagai penyelenggaraan pertandingan
yang aktivitasnya koordinasi untuk penyelenggaraan pertandingan beserta
pelaksanaannya di lapangan.
e. Management / Pengelola
Aktivitas utama pengelola adalah mengelola secara teknis bangunan stadion
sepakbola, termasuk dalam hal maintenance building.
f. Pers / Wartawan / Media Massa
Tugas wartawan adalah meliput jalannya pertandingan, baik dari media cetak
maupun elektronik. Meliputi wawancara,live streaming dan pengambilan foto.

19
g. Pengunjung umum
Pengunjung ini datang bukan untuk menonton pertandingan atau bukan pada
waktu ada pertandingan.
h. Pengelola stand-stand (fasilitas pelengkap)
Mengelola stand-stand yang ada di dalam stadion, seperti souvenir store, kantin
pertokoan, dan sebagainya.

6. Fasilitas Penunjang
a. Ruang Ganti Atlet
b. Ruang Pelatih
c. Ruang Ganti Wasit
d. Toilet
e. Ruang Pijat
f. Medical center
g. Ruang Penyimpanan
h. Media Center
i. Ruang maintenance building
j. souvenir store
k. Kantin
l. Parkir
2.2 standar bangunan stadion(koni///)

2.3 TINJAUAN UMUM ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR


2.2.1 Arsitektur
Definisi arsitektur menurut Amos Rappoport (1981) Arsitektur adalah ruang
tempat hidup manusia, yang lebih dari sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-
pranata budaya dasar. Pranata ini meliputi: tata atur kehidupan sosial dan budaya
masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus memperngaruhi arsitektur.
Definisi arsitektur menurut Francis DK Ching (1979) Arsitektur membentuk suatu
tautan yang mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi.

2.2.2 Arsitektur Neo-Vernakular


1. Pengertian Arsitektur Neo-Vernakular

20
Arsitektur Neo Vernakular adalah suatu penerapan elemen arsitektur yang telah
ada, baik fisik (bentuk, kontruksi) maupun non fisik (konsep, filosofi, tata ruang) dengan
tujuan melestarikan unsur-unsur daerah yang telah terbentuk oleh sebuah culture yang
kemudian mengalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa
mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat.(sumber : Tjok Pradnya Putra tahun)

2. Ciri-Ciri Arsitektur Neo-Vernakular


Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya “language of Post-Modern
Architecture (1990)” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernakular sebagai
berikut.
a. Selalu menggunakan atap bumbungan.
Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah sehingga
lebih banyak atap yang diibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut dari pada
tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan permusuhan.
b. Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal).
Bangunan didominasi penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang merupakan bu-
daya dari arsitektur barat.
c. Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi
yang lebih vertikal.
d. Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang ter-
buka di luar bangunan.
e. Warna-warna yang kuat dan kontras.
Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernakular tidak ditujukan
pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lebih pada keduanya. Hubungan
antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan jelas dan tepat oleh Neo-Ver-
nacular melalui trend akan rehabilitasi dan pemakaian kembali atap miring,batu bata se-
bagai elemen local, susunan masa yang indah.
Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur
setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat,
dengan ciri-ciri sebagai berikut (sumber):
a. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat
diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan
ornamen).

21
b. Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen
non-fisik yaitu budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro
kosmos, religi dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
c. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan ver-
nakular melainkan karya baru (mangutamakan penampilan visualnya).

3. Prinsip – Prinsip Desain Arsitektur Neo-Vernakular


Adapun beberapa prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terper-
inci adalah sebagai berikut.(sumber)
a. Hubungan Langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif ter-
hadap arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan
sekarang.
b. Hubungan Abstrak, meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang
dapat dipakai melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.
c. Hubungan Lansekap, mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan
seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim.
d. Hubungan Kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk
ide yang relevan dengan program konsep arsitektur.
e. Hubungan Masa Depan, merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi
yang akan datang.
4. Perbandingan Arsitektur Neo-vernakular
Tabel 2.2 Perbandingan Arsitektur Tradisional, Vernakular dan Neo Vernakular.
Perbandingan Tradisional Vernakular Neo-Vernakular
Ideology Terbentuk oleh Terbentuk Penerapan ele-
tradisi yang di- oleh tradisi men arsitektur
wariskan secara turun yang sudah ada
turun temurun, temurun dan kemudian
berdasarkan kultur tetapi ter- sedikit atau ban-
dan kondisi lokal. dapat yaknya men-
pengaruh galami pemba-
dari luar baik ruan menuju
fisik maupun suatu karya yang
non fisik, modern.
bentuk
perkem-
bangan arsi-
tektur tradi-
sional
22
Prinsip Tertutup dari pe- Berkembang Arsitektur yang
rubahan zaman, setiap waktu bertujuan
terpaut pada satu untuk melestarikan unsur-
kultur kedaerahan merefleksikan unsur lokal yang
dan mempunyai lingkungan, telah terbentuk secara
peraturan dan budaya dan empiris oleh tradisi
norma-norma sejarah dari dan mengembang-
keagamaan yang daerah dimana kannya menjadi suatu
kental arsitektur langgam yang
tersebut berada. modern. Kelanjutan
Transformasi dari arsitektur
dari situasi kultur vernakular
homogen ke
situasi yang lebih
heterogen.
Ide desain Lebih mementingkan Ornamen sebagai Bentuk desain lebih
fasat atau bentuk, pelengkap, tidak
modern.
ornamen sebagai suatu meninggalkan
keharusan. nilai- nilai
setempat tetapi
dapat melayani
aktifitas
masyarakat
didalam.

Sumber : Sonny Susanto, Joko Triyono, Yulianto Sumalyo


Diakses 2021(tanggal)
2.3.3 landasan teori

2.4 STUDI KASUS

23
24

Anda mungkin juga menyukai